Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157223 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Adinda Rizki Rakhmansyah
"Penelitian ini membahas tentang diversifikasi ekonomi di Qatar sebagai upaya mempertahankan kekuasaan kerajaan Al Thani. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana negara menggunakan diversifikasi ekonomi sebagai instrumen untuk mempertahankan kekuasaan melalui alat kapitalisme negara. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Rentier state Theory,teori elite dan konsep diversifikasi ekonomi serta kapitalisme negara oleh Ian Bremmer digunakan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini adalah diversifikasi ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah Qatar berhasil mengurangi ketergantungan negara atas pemasukan dari minyak dan gas serta meningkatkan PDB Qatar dan melalui kapitalisme negara. Qatar berhasil menjaga pengaruhnya dalam politik dalam negeri Qatar. Penelitian ini juga menunjukkan adanya peran yang saling melengkapi antara keluarga kerajaan Al Thani dan keluarga pedagang di Qatar. Dari peran yang dilakukan, keberadaan keluarga Al Thani di berbagai perusahaan terkemuka dan juga jabatan pemerintahan di Qatar selain menjadi aktor utama ekonomi Qatar juga sebagai distribusi kekuasaan dan kekayaan. Sedangkan keluarga pedagang di Qatar berfungsi sebagai partner bisnis dengan pemerintah. Penelitian ini berkesimpulan bahwa diversifikasi ekonomi berhasil menjaga dan mempertahankan kekuasaan pemerintah Hamad Khalifa Al Thani.

This research examines the economic diversification in Qatar as an effort to defend the power of the Qatari kingdom Al Thani. The problem in this research is how the state using the economic diversification as an instrument to defend the power through state capitalism tools. This research is an explanatory research with qualitative approach. Rentier state theory, elite theory and also state capitalism concept from Ian Bremmer are used in this research. The result of this research is the economic diversification that Qatari government do has succeed in reducing state dependency on oil and gas income, and also increasing Qatar GDP. Besides that, Qatar also succeed in conserving it's influence on Qatar domestic politics. This research also shows that there's a mutual complementary role between the royal family of Al Thani and merchants family in Qatar. Based on its role, the existence of Al Thani on several Qatar's top company and position in Qatar's government, besides becoming lead actor of Qatar's economy, but also to distribute power and wealth to distribute wealth and power. On the other side, merchants family in Qatar functioned as business partner with the government. This research concluded that economic diversification is succeed in protecting and defending the power of Hamad Khalifa Al Thani government.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhli Ilhami
"Qatar mengalami perkembangan yang pesat di bawah kepemimpinan Hamad bin Khalifa Al-Thani. Hal ini dikarenakan ia mempunyai jiwa kepemimpinan dan berkarakter visioner serta memiliki pandangan yang berbeda dari emir-emir sebelumnya, sehingga kebijakan-kebijakan yang ia buat menjadikan Qatar lebih maju. Penelitian ini membahas tentang kebijakan Hamad bin Khalifa Al-Thani dalam modernisasi Qatar yang menjelaskan tentang sosok Hamad bin Khalifa dan kebijakan-kebijakan yang ia buat dalam memodernisasi Qatar serta hasil dari kebijakan tersebut. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori Rasional Choice yang dikemukakan oleh James S Coleman dan teori modernisai oleh Amitai Etzioni. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analisis dan teknik pengumpulan data kepustakaan. Hasil dari penelitian ini adalah Hamad bin Khalifa merupakan seorang emir Qatar pada tahun 1995 hingga tahun 2013 setelah menggulingkan kekuasaan ayahnya melalui kudeta tak berdarah pada tahun 1995. Ia berhasil membuat kebijakan dalam memodernisasi Qatar seperti mendirikan media Al Jazeera, Qatar Foundation, dan World Tourism Authority. Kebijakan tersebut juga memberi hasil yang sangat baik bagi Qatar seperti meningkatnya kualitas pendidikan, meningkatnya wisatawan di Qatar dan berhasil membuat warga Qatar semakin sejahtera seperti pendidikan gratis. Selain itu, Qatar berhasil menjadi salah satu negara dengan PDB tertinggi di dunia di bawah kepemimpinannya.

Qatar experienced rapid development under the leadership of Hamad bin Khalifa Al-Thani. Due to his leadership spirit and visionary character, he brings different views from previous emirs, resulting in policies that contribute to Qatar’s advancement. This study discusses the policies of Hamad bin Khalifa Al-Thani in the modernization of Qatar which explains the figure of Hamad bin Khalifa and the policies he made in modernizing Qatar along with the results of these policies. The theory used in this study is the Rational Choice theory proposed by James S. Coleman and the modernization theory by Amitai Etzioni. This study uses a qualitative method with a descriptive analysis approach and library data collection techniques. The results of this study shows that Hamad bin Khalifa was an emir of Qatar from 1995 to 2013 after overthrowing his father's power through a coup d’etat in 1995. He succeeded in making policies in modernizing Qatar such as establishing the Al Jazeera media, the Qatar Foundation, and the World Tourism Authority. The policies also gave excellent results for Qatar such as increasing the quality of education, increasing tourism in Qatar, and making Qatari citizens more prosperous through free education. In addition, Qatar managed to become one of the countries with the highest GDP in the world under his leadership.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzi
"ABSTRACT
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pidato Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad AlTsani pada 21 Juli 2017 yang tetap menggunakan bahasa yang santun dalam penyampaianya, meskipun Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan mengembargonya pada 5 Juni 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tindak tutur dan kesantunan bahasa dalam pidato Emir Qatar tersebut. Adapun teori yang digunakan ialah teori tindak tutur Searle 1979 dan teori kesantunan bahasa Brown dan Levinson 1987. Tindak tutur menurut Searle 1979 terbagi menjadi lima jenis, yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Adapun kesantunan menurut Brown dan Levinson 1987 terbagi menjadi lima jenis, yaitu kesantunan bertutur langsung, kesantunan positif, kesantunan negatif, kesantunan bertutur samar-samar, dan diam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskriptif. Data yang dianalisis berupa teks pidato Emir Qatar tertanggal 21 Juli 2017 yang bersumber dari situs resmi pemerintah Qatar. Penulis berhasil mengidentifikasi 35 yang mengandung tindak tutur dengan rincian 19 asertif, 7 direktif, 8 ekspresif, dan 1 komisif. Sedangkan tuturan kesantunan ditemukan sebanyak 26 tuturan, dengan rincian 4 penggunaan strategi bertutur langsung, 5 strategi kesantunan positif, 14 strategi kesantunan negatif, dan 3 strategi kesantunan berututur samar-samar. Identifikasi tersebut menunjukkan bahwa Emir Qatar menekankan pidatonya pada realita yang sesungguhnya terjadi dalam hubungan antara Qatar dengan empat negara tetangganya. Selain itu, ia juga mengkritik dan menyindir mereka di samping menolak tuduhan terorisme dan ikut campur dalam urusan dalam negeri mereka. Meskipun demikian, Emir Qatar tetap berupaya menjaga hubungannya dengan empat negara tetangga dengan mengungkapkan keakrabannya untuk memperbaiki dan mengevaluasi kedekatan hubungan demi mengakhiri perselisihan yang terjadi

ABSTRACT
This research was based on Qatari Emirs speech, Sheikh Tamim bin Hamad AlThani on July 21, 2017, that still preferred to use polite language, although Saudi Arabia, the United Arab Emirates, Bahrain, and Egypt discontinued their diplomatic relations with Qatar and executed embargo it on June 5, 2017. This research aimed to analyze the speech act and politeness in Qatari Emirs speech and reveal the intention of its use. The theory used in this research was Searles speech act theory 1979 and Brown and Levinsons politeness theory 1987. The speech acts according to Searle 1979 are divided into five types, namely assertive, directive, commissive, expressive, and declarative. Brown and Levinson classify politeness into five types, namely on record without redressive action-baldly, on record with positive politeness, on record with negative politeness, off record, and silent (do not do face threatening act). The method used in this research was qualitative-descriptive. The data analyzed in this research was Qatari Emirs speech text on July 21, 2017 which officially sourced from the government of Qatar. The author successfully identified 35 speech acts with details of 19 assertive, 7 directives, 8 expressive, and 1 commissive and 26 politeness speech with 4 on record without redressive action-baldly strategy, 5 positive politeness strategy, 14 negative politeness strategy, and 3 off-record strategy. Based on the results of the identification, it shows that the Qatari Emir stressed his speech on the reality of the relationship between Qatar and its four neighboring countries. In addition, he also criticized and quipped them in addition to rejecting terrorism charges and interfering in their internal affairs. Nevertheless, the Emir of Qatar is still working to maintain his relationship with the four neighboring countries by expressing his intimacy to improve and evaluate the closeness of the relationship to end the disputes."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefany Sandra Zagita
"Skripsi ini membahas analisis morfosemantik kosakata rambu-rambu di bandara internasional Hamad, Qatar dalam bahasa Arab, yakni kosakata yang merupakan istilah-istilah khusus dan digunakan di area bandara internasional, khususnya di Bandara Hamad, Qatar. Analisis ini dilakukan menggunakan teori Pembentukan Kata dalam Bahasa Arab yang dikemukakan oleh Reima Al-Jarf. Dalam teori ini, digunakan beberapa metode untuk menunjukkan bagaimana pembentukan kata dapat terjadi dalam bahasa Arab, yaitu neologisme, penerjemahan kata pinjaman, serapan, dan derivasi. Dari hasil yang ditemukan, terlihat bahwa kosakata ramburambu di Bandara Internasional Hamad, Qatar terbentuk melalui metode-metode di atas, serta melalui metode lainnya seperti hibrida dan relasi antara serapan dan derivasi. Dilihat dari bentuknya, kosakata tersebut tidak hanya berbentuk tunggal, tetapi juga berupa jamak dan frasa.

This thesis discusses the morpho-semantics analysis of vocabularies of signs at Hamad International Airport, Qatar in Arabic, of which are particular terms and are used in the airport area. The analysis was performed using the theory of Word Formation in Arabic expressed by Reima Al-Jarf. Within this theory, some methods are used to show how word-formation process is done in Arabic, such as neologisms, loan-word translation, borrowing, and derivation. The result of this analysis shows that vocabularies of signs at Hamad International Airport, Qatar in Arabic are formed using the methods above and also other methods such as hybrid and relation between borrowing and derivation. Based on their forms, the vocabularies are not only in the singular form, but are also in form of plural and phrase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasta Dwi Pradana
"Desentralisasi fiskal yang dilaksanakan sejak tahun 2001 telah membawa perubahan yang besar bagi tata kelola keuangan publik di Indonesia. Penelitian ini mencoba melihat pengaruh pelaksanaan desentralisasi fiskal di Indonesia terhadap ukuran pemerintah daerah provinsi [rasio antara pengeluaran pemerintah daerah provinsi (konsolidasi provinsi dan kabupaten kota) terhadap PDRB provinsi]. Hal tersebut sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan oleh Brennan dan Buchanan (1980) dan Wallis dan Oates (1988) mengenai pengaruh desentralisasi fiskal terhadap ukuran pemerintah daerah.
Selain melihat pengaruh desentralisasi fiskal terhadap ukuran pemerintah daerah provinsi, penelitian ini juga mencoba melihat pengaruh ukuran pemerintah daerah provinsi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah provinsi. Hal tersebut mengacu pada hipotesis yang dikemukakan oleh Armey (1995), bahwa ukuran pemerintah juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model ekonometrika data panel untuk data dari 26 provinsi di Indonesia pada tahun 1995-2013.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa desentralisasi fiskal di Indonesia berpengaruh positif terhadap ukuran pemerintah daerah provinsi. Ukuran pemerintah daerah provinsi juga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah provinsi. Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa ukuran optimal dari pemerintah daerah provinsi yang memaksimumkan pertumbuhan ekonomi daerah provinsi belum/tidak terjadi di Indonesia berdasarkan data yang digunakan.

Fiscal decentralization which has been doing since 2001 brought massive transformation for the governance of the public finance in Indonesia. This research aimed to observe the effect of fiscal decentralization in Indonesia on provincial government size [ratio between provincial government expenditure (consolidation between province and district, city) on GDRP of province]. It was based on hypothesis by Brennan & Buchanan (1980) and Wallis & Oates (1988) about the effect of fiscal decentralization on subnational government size.
In addition to observing the effect of fiscal decentralization on provincial government size, this research also aimed to observe the effect of provincial government size on the regional economic growth. It based on hypothesis stated by Armey (1995) that government size is related to economic growth. Method of the research was econometric panel data modelling for data of 26 provinces in Indonesia from 1995 to 2013.
Result showed that fiscal decentralization in Indonesia had positive effect on provincial government size. Provincial government size also positively affected regional economic growth. However, this study showed that optimal size of provincial government in order to maximize regional economic growth had not or did not occur in Indonesia based on data used.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edria Nadilla Althoofani
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana hasil analisis semiotika pada kedua iklan pariwisata di Youtube “Visit Qatar” dan representasi kebudayaan Qatar dalam kedua iklan tersebut. - Kedua iklan tersebut berjudul berjudul “ قطر عيش عالم استثنائي ” dan “هنا قطر.. أغنية اليوم الوطني ”. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes dan teori kebudayaan Koentjaraningrat. Penelitian ini menunjukkan adanya makna denotasi, makna konotasi, dan mitos dalam dua iklan tersebut. Makna denotasinya adalah realitas kebudayaan Qatar yang terdiri dari berbagai macam wujud kebudayaan. Makna konotasinya adalah setiap kebudayaan memiliki maknanya masing-masing dan menjadi refleksi di kehidupan yang akan datang. Mitosnya adalah wujud kebudayaan Qatar menjadi sesuatu yang merepresentasikan kebudayaan Qatar yang dapat dilihat sebagai kebiasaaan masyarakat Qatar dan sebagai bagian dari warisan budaya Qatar.

This study aims to explain the results of a semiotic analysis of the two tourism advertisements on the Youtube Channel "Visit Qatar," and the representation of Qatari culture in the two advertisements. The two ads are titled “ قطر عيش عالم استثنائي - ” and “ هنا قطر.. أغنية اليوم الوطني ”. This research is conducted qualitatively descriptively using Roland Barthes' semiotic theory and Koentjaraningrat's cultural theory. The finding of this research shows the two advertisements' denotative meanings, connotative meanings, and myths. The denotative meaning is the reality of Qatari culture, which consists of various forms of culture. The connotative meaning is that every culture has its meaning and becomes a reflection in the life to come. The myth is that Qatari culture represents Qatari culture which can be seen as a habit of Qatari people and as part of Qatar's cultural heritage."
Depok: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyidah Az-Zahra
"Sebagai negara dengan kekuatan media yang besar, Qatar dinilai kerap memanfaatkan media Al-Jazeera dalam mendukung kebijakan luar negerinya, termasuk pada krisis politik yang terjadi di Libya tahun 2011. Tesis ini berusaha untuk menganalisis bagaimana propaganda Qatar melalui agenda setting AL-Jazeera tentang revolusi Libya 2011. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori propaganda dan agenda setting dalam pisau analisisnya. selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dengan sumber yang didapatkan dari studi dokumentasi. Hasil studi menunjukkan bahwa meskipun Al-Jazeera mengklaim medianya adalah independen dan terbebas dari intervensi Qatar, namun tidak bisa dipungkiri jika ada relasi erat antara pemerintah Qatar dengan media berita ini. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya keterlibatan pemerintah Qatar dalam pembentukan dan pendanaan media Al-Jazeera, serta pemberitaan yang bias di mana Al-Jazeera dinilai lebih memihak pada oposisi rezim Gaddafi yang sejalan dengan kebijakan Qatar. Propaganda melalui agenda setting Al-Jazeera dilakukan dengan menggunakan metode name-calling, testimonials, the use of glittering generalities, dan badwagon technique. Al-Jazeera juga terbukti menjalanan perannya sebagai agenda setting-agent dengan melakukan framing terhadap pemberitaannya serta proses priming, yakni menonjolkan isu krisis politik Libya melalui intensitas pemberitaan yang tinggi untuk memengaruhi opini publik.

As a country with a large media power, Qatar is considered to have often used Al-Jazeera media in supporting its foreign policy, including the political crisis that occurred in Libya in 2011. This thesis seeks to analyze how Qatar's propaganda through Al-Jazeera's agenda setting about the Libyan revolution 2011. This research uses a propaganda theory approach and agenda setting in its analytical knife. In addition, this study also uses qualitative methods with sources obtained from documentation studies. The results of the study show that although Al-Jazeera claims its media is independent and free from Qatari intervention, it cannot be denied that there is a close relationship between the Qatari government and this news media. This is evidenced by the involvement of the Qatari government in the formation and funding of Al-Jazeera media, as well as biased reporting in which Al-Jazeera is considered more in favor of the opposition to the Gaddafi regime which is in line with Qatar's policies. Propaganda through Al-Jazeera's agenda setting is carried out using the name-calling method, testimonials, the use of glittering generalities, and the badwagon technique. Al-Jazeera has also been proven to carry out its role as an agenda-setting agent by framing its news coverage and the priming process, namely highlighting the issue of the Libyan political crisis through high-intensity reporting to influence public opinion."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Notodewo
"Kebijakan Qatar dalam mendukung Ikhwanul Muslimin menimbulkan krisis di kawasan Teluk. Sebelumnya, Arab Saudi dan anggota GCC (Gulf Cooperation Council) lainnya sepakat dalam Riyadh agreement untuk menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi terlarang. Namun, pada 2017 Qatar kembali untuk tidak mengindahkan kesepakatan yang telah disepakati bersama. Akibatnya, anggota-anggota GCC seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Bahrain menarik duta besarnya dari Qatar serta memblokade jalur baik darat, laut, dan udara. Blokade tersebut tentunya memiliki dampak pada Qatar terutama pada ekspor-impor, penerbangan, dan perbankan. Tesis ini menjawab mengenai mengapa Qatar mendukung Ikhwanul Muslimin dan menjelaskan jaringan Ikhwanul Muslimin dalam geopolitik Timur Tengah. Dalam menjawab penelitian, tesis ini menggunakan Analisis kebijakan luar negeri sebagai pisau analisis. Teori ini menjelaskan alasan dibalik kebijakan Qatar yang lebih memilih Ikhwanul Muslimin dibandingkan Arab Saudi dan aliansinya. Terdapat faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi kebijakan Qatar dalam mendukung pergerakan Ikhwanul Muslimin.

Qatar’s foreign policy of supporting the Muslim Brotherhood Organization resulted in a crisis in Gulf Region. Previously, Saudi Arabia and members of the GCC (Gulf Cooperation Council) had agreed in Riyadh Agreement to set the Muslim Brotherhood organization as forbidden. Nevertheless, in 2017 Qatar disobey the agreement have been signed together. As a result, GCC members like Saudi Arabia, Uni Arab Emirate, and Bahrain called their ambassadors from Qatar and blocked Qatar from land, sea, and airspace. This blockade has an impact on Qatar, especially in the export-imports sector, aviation sector, and banking sector. This Thesis will answer the questions about Qatar’s motive for supporting the Muslim Brotherhood organization and Muslim Brotherhood networks in the Middle East. This Thesis uses foreign policy analysis as a theoretical tool. Foreign policy analysis will explain Qatar’s foreign policy which chooses Muslim Brotherhood over Saudi Arabia and its gulf alliance. There are external factors and internal factors that influence Qatar’s foreign policy for supporting the Muslim Brotherhood organization."
Jakarta : Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalili Pranowo
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S5953
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Trianjani Hakim
"ABSTRAK
Dalam jurnal ini membahas tentang salah satu bangunan mewah yang juga merupakan menara tertinggi di dunia yaitu Burj Khalifa yang berada di kota Dubai, Uni Emirat Arab. Metode yang digunakan berupa kualitatif seperti studi pustaka dari buku-buku, jurnal, dan observasi melalui video di internet. Burj Khalifa yang berasal dari Bahasa Arab berarti ldquo;Menara Khalifa rdquo; yang sebelumnya bernama Burj Dubai ini tingginya mencapai 828 meter. Bangunan tertinggi di dunia ini merupakan hasil rancangan dari arsitek terkenal di dunia yaitu Adrian Smith. Konsep desain Burj Khalifa terinspirasi dari bunga Hymenocallis yang mempunyai puncak bunga yang tinggi dan dikelilingi oleh kelopak yang indah. Selain menjadi bangunan tertinggi di dunia, menara ini juga mendapat rekor lainnya berupa bangunan yang mempunyai lantai terbanyak yaitu 160 lantai dan lift tercepat dengan kecepatan 60 km/jam. Burj Khalifa tidak hanya menjadi gedung perkantoran, di dalam menara ini juga terdapat hotel dan apartemen serta fasilitas-fasilitas yang bertaraf internasional. Peresmian menara ini dilakukan oleh penguasa Dubai yaitu Syeikh Mohammed bin Rashid Al Makhtoum pada tanggal 4 Januari 2010 yang dihadiri oleh 6.000 tamu undangan dan ditandai dengan pesta kembang api yang dramatis dan spektakuler. Menara ini tentu saja mendapat respon yang baik dari seluruh masyarakat di dunia, hal ini membuat banyak sekali pengunjung yang datang dari berbagai kalangan didunia.

ABSTRACT
In this paper discusses about one of the luxury building that is the highesht tower or skyscraper in the world, the named was called Burj Khalifa in Dubai, United Arab Emirates . The methodology used in the form of qualitative methods such as literature on the books, journals,and observations of the video on the internet. Burj Khalifa is derived from the Arabic that is ldquo Khalifa Tower rdquo the previously named is ldquo Burj Dubai rdquo , its height reaches 828 meters. This highest tower in the world is designed by renowned architect in the world, he is Adrian Smith. Burj Khalifa rsquo s concept design is inspired from Hymenocallis Flower, this flower have a peak high interest and surrounded by beautiful flower petals. This tower also got another records in the form of buildings that have the highest floors, there are 160 floors and the fastest elevators at speeds 60 km s. At Burj Khalifa not only office buildings, but there are also hotels and apartments as well as international standard facilities. Inauguration of this tower was carried out by the authorities of Dubai is Syeikh Mohammed bin Rashid Al Makhtoum on 4th January 2010 which was attended by 6.000 guests and is characterized by a dramatic and spectacular fireworks. This tower has received a good response from all the people in the world, it makes a lot of visitors who come from all walks of life in the world."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>