Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 247907 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rara Estu Retwari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah perkembangan masyarakat di suatu negara dan sharia governance berpengaruh positif terhadap pengungkapan ISR pada bank syariah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 34 bank syariah dari negara Indoensia, Malaysia, dan negara-negara Gulf Cooperation Council (GCC) pada tahun 2011 hingga 2013. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil tingkat pengungkapan ISR yang masih rendah. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perkembangan masyarakat dan islamic governance score terbukti berhubungan positif dan signifikan mempengaruhi bank syariah untuk pengungkapan ISR.

The objective of this study is to determine whether the human development in a country and sharia governance positively and significantly related to the disclosure of ISR in Islamic banks. The research uses 34 Islamic banks from countries of Indonesia, Malaysia, and the countries of the Gulf Cooperation Council (GCC) in 2011 to 2013. The results of this study show ISR disclosure level is still low. In addition, the results also indicate that the human development and islamic governance scores show to be associated positively and significantly affect Islamic banks to disclosure of ISR."
Depok: Program Sarjana Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyesta Rizkiningsih
"Sebagai lembaga yang membawa nama dan semangat Islam, bank syariah diharapkan tidak hanya untuk melakukan bisnis mereka sesuai dengan prinsipprinsip Islam, tetapi juga untuk melakukan tanggung jawab sosial dan mengungkapkannya secara sistematis dalam laporan tahunan mereka. Sekitar dua pertiga dari bank-bank Islam di dunia berada di negara-negara GCC dan mayoritas sisanya berada di wilayah Asia Tenggara. Oleh sebab itu, menarik untuk mengetahui lebih jauh bagaimana pengungkapan ISR pada bank-bank Islam di dua wilayah ini.
Dalam studi ini, peneliti menganalisis laporan tahunan dari 22 bank syariah pada tahun 2008-2010 di Indonesia, Malaysia dan negara-negara GCC untuk mengetahui indeks ISR masing-masing bank. Selain itu, untuk mencari tahu faktor-faktor apa yang mempengaruhi ISR maka digunakan penelitian kausal dan pengujian hipotesis. Faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tekanan politik dan pemerintah di negara dimana bank syariah beroperasi, rasio populasi Muslim di negara tersebut, Islamic governace score, leverage, dan profitabilitas bank syariah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat faktor: tekanan politik dan pemerintah, jumlah penduduk muslim, leverage dan profitabilitas secara signifikan mempengaruhi bank-bank syariah untuk mengungkapkan ISR. Hasil studi ini dapat menguntungkan industri perbankan syariah tidak hanya di Indonesia, Malaysia dan negara-negara GCC tetapi juga di negara lainnya untuk menerapkan prinsip pengungkapan penuh dengan cara yang lebih komprehensif.

As institutions which bring the name and spirit of Islam, Islamic banks are expected not only to conduct their business in accordance to the Islamic principles, but also to perform a set of noble social responsibilities and disclose them systematically in their annual reports. Since about two-third of the world's Islamic banks are located in the GCC countries and majority of the rest are established in the South-East Asian region, it is interesting to find out how Islamic banks in the two regions present their Islamic social reporting (ISR).
In this study, the researchers analyzed annual reports of 2008-2010 presented by 22 Islamic banks in the two regions by using content analysis to come with the ISR index. Moreover, to find out what factors influencing the index, this study used causal research and hypothesis testing. Factors which were used in this study include political and civil repression of the country where the Islamic bank is operating in, number of Muslim population in the country, Islamic governance score, leverage, and profitability of the Islamic banks.
The results show that four factors: political and civil repression, number of Muslim population, leverage and profitability significantly influence the Islamic banks to present the ISR. Result of this study may benefit the Islamic banking industry not only in GCC and ASEAN countries but also in other part of the world to implement full-disclosure principle in more comprehensive manner.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Hasan Alifuddin
"BSI merupakan produk merger bank Syariah pertama di Indonesia yang diresmikan pada 2021 lalu. Penggabungan 3 bank Syariah tersebut telah menghasilkan satu bank syariah besar yang digadangkan pemerintah akan mampu mendorong pertumbuhan pangsa pasar bank Syariah di Indonesia, dengan harapan mampu berdaya saing global. Kini, telah dua tahun berlalu pasca lahirnya BSI, perlu kiranya untuk meninjau perkembangan, khususnya dampak pasca kebijakan merger tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, yang bertujuan menganalisis dampak merger pasca diresmikannya BSI, dengan focus pada aspek Pangsa Pasar, Kinerja Bank, Jumlah Nasabah dan SDM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa merger secara umum telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan bank yang ditunjukkan dengan meningkatnya pangsa pasar, kinerja bank, dan jumlah nasabah, tanpa membuat kebijakan PHK bagi SDM mereka. Meskipun begitu, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari keempat aspek yang menunjukkan bahwa BSI saat ini, baik secara internal maupun eksternal masih dalam masa transisi pasca merger menuju kondisi optimal yang diharapkan.

BSI is the first Sharia bank merger product in Indonesia which was inaugurated in 2021. The merger of those 3 Islamic banks has resulted in a large Islamic bank which the government predicts will be able to encourage the growth of the market share of Islamic banks in Indonesia, with the hope of being able to compete globally. Now, two years have passed after the birth of BSI, it is necessary to review developments, especially the impact of the post-merger policy. This research is a descriptive qualitative research, which aims to analyze the impact of the merger after the inauguration of BSI, with a focus on aspects of Market Share, Bank Performance, Number of Customers and Human Resources. The results of the study show that mergers in general have had a positive impact on bank growth as indicated by increasing market share, bank performance and number of customers, without making layoff policies for their human resources. Even so, there are several things that need to be considered from the four aspects which indicate that BSI is currently, both internally and externally, still in a post-merger transition period towards the expected optimal conditions"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istutik
"ABSTRAK
Pembentukan Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan langkah tepat bagi
pemenuhan kebutuhan segmen masyarakat menengah kebawah, yang mayoritas
adalah umat Islam, akan keberadaan lembaga keuangan yang dapat menjangkau
mereka.
Untuk penyaluran dana, BMI menyediakan fasilitas pembiayaan yang meli
puti pembiayaan Murabahah, Ba?i bithaman ajil, Al qardhul hasan dan Mudharabali,
yang mempunyai sasaran untuk Pembiayaan Usaha Kecil (PUK) dan non-PUK.
Pembiayaan Mudharabah relatif berbeda dari sistem pembiayaan lainnya
karena menggunakan sistem bagi-hasil. BMI sebagaimana bank Islam lainnya,
menggunakan pembiayaan Mudharabah sebagai produk unggulan (competitive advan
tage) dalam rangka bersaing dengan bank konvensional. Oleh karena itu penetapan
nisbah bagi-hasil sangat menentukan besarnya return yang akan diperoleh. Pene-
tapan bagi hasil yang digunakan BMI saat ini adalah bagi-hasil kotor (revenue sha
ring). Sedangkan untuk mengantisipasi risiko tidak tercapainya proyeksi pendapatan.
BMI memberikan insentif atau sangsi kepada nasabah. Namun demikian dalam
kondisi bagaimanapun BMI tetap berada di pihak yang diuntungkan yang menun
jukkan sikap BMI tidak bersedia menanggung resiko. Hal ini belum sejalan dengan
prinsip-prinsip dasar dan jiwa bank Islam.
Setelah menganalisis sistem yang digunakan BMI. ternyata terdapat kelemah
an yang seharusnya bisa diperbaiki. Oleh karena itu BMI perlu mengubah sìstem
revenue sharing menjadi bagi-hasil bersìh (profit sharing) agar lebìh mencerminkan
pembagian hasil yang adil sesual dengan syariah Islam.
Kunci keberhasilan pembiayaan mudharabah terletak pada kemampuan BMI
dalam mengakses Informasi tentang karakteristik jenis-jenis usaha dan pengusaha
menengah ke bawah, sehingga perlu kerja sama dengan lembaga pendìdìkan dan
penelitian. Sedangkan untuk penyaluran dananya BMI perlu kerja sama dengan BPR
BPR Syari?ah mengingat cabang BMI masih sangat terbatas pada wilayah Jakarta.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utari Dwinda Awdiya
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), beserta faktor determinannya, pada bank umum syariah di Indonesia dan Turki pada periode tahun 2014-2019. Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan saham oleh pemerintah, proporsi komisaris wanita, dan nation-level institutions sebagai faktor determinan pengungkapan ISR. Sampel penelitian ini adalah 103 laporan tahunan dari 14 bank umum syariah di Indonesia dan lima bank umum syariah di Turki. Indeks ISR diperoleh dengan menggunakan metode content analysis, sementara pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi data panel. Hasil penelitian ini menemukan bahwa tren pengungkapan ISR pada bank umum syariah di Indonesia dan Turki relatif meningkat selama periode pengamatan. Secara rata-rata, skor indeks ISR pada bank umum syariah di Indonesia berada di kisaran 56. Di sisi lain, skor indeks ISR bank umum syariah di Turki berada di kisaran 30. Berdasarkan model fixed effect, hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap pengungkapan ISR, sementara profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap pengungkapan ISR. Di sisi lain, kepemilikan saham oleh pemerintah, proporsi komisaris wanita dan nation-level institutions tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan ISR bank umum syariah di Indonesia dan Turki.

This study aims to analyze the level of Islamic Social Reporting (ISR) disclosure and its determinant factors for Islamic Commercial Banks in Indonesia and Turkey for period of 2014-2019. This study used firm size, profitability, government ownership, women board of commissioner, and nation-level institutions as determinant factors of ISR. The sample of this study was 103 annual reports from 14 Islamic commercial banks in Indonesia and five Islamic commercial banks in Turkey. The data of ISR index are collected using content analysis method, while the hypothesis testing in this study employs panel data regression. The results found that the trend of ISR disclosure in Islamic commercial banks in Indonesia and Turkey has relatively increased during the observation periods. On average, the score of ISR index in Islamic commercial banks in Indonesia is around 56. Meanwhile, the score of ISR index in Islamic commercial banks in Turkey is around 30. Based on fixed effect model, the results of this study indicated that firm size positively affects ISR disclosure, while profitability negatively affects ISR disclosure. On the other hand, government ownership, women board of commissioner, and nation-level institutions do not have significant effect on ISR disclosure for Islamic commercial banks in Indonesia and Turkey."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Annisa
"ABSTRAK
Indonesia merupakan Negara yang mayoritas berpenduduk Islam, namun tidak memiliki Bank Syariah yang besar. Skripsi ini membahas mengenai pengaturan mengenai Merger Bank menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku, serta membahas mengenai apakah dengan melakukan Merger Bank BUMN Syariah dapat bersaing dalam dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Bahwa Merger ini dilakukan untuk memperkuat struktur Perbankan Syariah dengan mengacu pada analisis kelebihan dan kelemahan dengan dilakukannya Opsi Merger, serta perbandingannya dengan beberapa Negara di kawasan Asia Tenggara. Metode penelitian ini adalah metode penelitian yang bersifat yuridis normatif. Hasil penelitian ini menyarankan pemerintah untuk melakukan Merger terhadap Bank BUMN Syariah sehingga dapat bersaing dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN, dimana Negara-negara ASEAN akan dijadikan sebagai wilayah kesatuan pasar dan basis produksi yang akan membuat arus terhadap barang, jasa, investasi, modal, dan tenaga kerja tidak ada hambatan.

ABSTRACT
Indonesia is a largest Muslim country, but they don?t have a big Bank Sharia. This thesis explains about Merger regulation in accordance with provisions of laws and regulations that valid, and also explains whether with Merger of Bank BUMN Sharia may compete in facing the ASEAN Economy Community. That the purpose of this Merger is to strengthen the structure of Bank Sharia referring to the benefit and weaknesses of Merger, and also the comparison between several Middle East Country. In arranging this thesis, the writer uses typology of normative legal research. Writer suggests that in facing the ASEAN Economy Community, where the economy of a country is fully integrated into the global economy to prepare for the free market in the field of capital, goods and services, investment and labor, the Government should merge the Bank BUMN Sharia, therefore Indonesia can compete in facing the ASEAN Economy Community.
"
Universitas Indonesia, 2016
S62307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Hapsari Dewi
"ABSTRAK
Bank Muamalat Indonesia sebagai bank Syariah pertama yang menerapkan konsep bagi
hasil yang sangat berbeda dengan konsep piranti bunga perbank konvensional, sangat
wajar bila dalam Operasiorìalnya mendapat tekanan-tekanan persaingan dari bank-bank
konvensional dalam industri perbankan di Indonesia.
Tekanan persaingan dan bank konvensional dapat berupa pemberian pendapatan
yang lebih tinggi, sebagai akibat perang tingkat suku bunga perbankan, dan/atau beberapa jenis layanan perbankan yang lebih baik dari BMI.
Sebagai bank Syariah pertama di tanah air, BMI berhasil memanfaatkan emosional umat Islam yang mendambakan kehadiran bank yang mampu menyeimbangkan
kepentingan bank dengan nasabah yang merupakan prinsip bank Islam. Selama ini
posisi nasabah, khususnya penerima pembiayaan relatif tidak menguntungkan dengan
mekanisme perbankan konvensional.
Sebagal bank yang relatif masih baru, BMI berhasil rnengungguli bank-bank
konvensional yang telah ada di industri dalam menghmpun kekuatan finansial dan
emosional umat Islam yang cukup besar. Bertolak dari pertimbangan faktor inilah, BMI
memandang pesaingnya adalah seluruh bank yang ada dalam industri. Dari pandangan
inilah dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif posisi BMI dalam industri.
Dari analisis kuantitatif, posisi BMT relatif kurang menguntungkan dan rata-rata
industri, walaupun kinerja BMI menunjukkan pertumbuhan cukup balk untuk beberapa
indikator usaha perbankan. Posisi yang kurang menguntungkan ini lebih disebabkan
bank-bank konvensional yang telah ada dalam industri telah mencapai skala ekonomi
sehingga mampu menekan biaya overhead perusahaan.
Danri analisis kualitatif, posisi EMI relatif mampu bersaing dalam indusntri. Hal
ini disebabkan personal value pengelola BMI yang memiliki ekspektasi terhadap keber
hasilan BMI berkat dukungan umat Islam.
Dihadapkan pada posisi yang kurang menguntungkan ini, strategi bersaing EMI
diarahkan pada strategi focus, yang mana BMI hanya berhadapan dengan bank-bank
yang merupakan pesaing utamanya, serta memfokuskan pada kegiatan pembiayaan
usaha kecil yang merupakan potensial market segment bagi BMI.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dzaky Archard
"Perbankan sebagai lembaga imtermediasi memiliki kecenderungan untuk melakukan maturity transformation dengan mengambil funding dalam jangka pendek dan melakukan financing dalam jangka panjang dan menimbulkan risiko likuiditas. Hal ini membuat otoritas melakukan tindakan pencegahan agar hal tersebut tidak berubah menjadi krisis yang dapat membahayakan perekonomian. Akan tetapi, terutama perbankan di Indonesia, menjadi terlalu nyaman dalam menaruh dana mereka pada aset berisiko rendah sehingga fungsi intermediasi mereka belum berjalan secara optimal. Kebijakan Makroprudensial atau dalam hal ini Placement Composition Ratio (PCR) diusulkan untuk membatasi penempatan pada aset berisiko rendah bagi perbankan, di sisi lain, perbankan didorong agar lebih disiplin dalam menyelaraskan funding dan financing nya sehingga risiko likuiditas mereka dapat tetap terjaga. Penelitian ini kemudian mencoba untuk melihat potensi dampak dari Kebijakan PCR terhadap CFG di bank syariah dan konvensional melalui data historis secara kuartal dari tahun 2014 – 2023. Hasil dari penelitian tersebut adalah kebijakan ini merupakan kebijakan yang baik, tetapi apabila diterapkan sementara perbankan belum siap justru akan menjadi boomerang. Selain itu, bank syariah dengan segala keunikan produknya seperti SRIA dan CWLD berpotensi untuk meningkatkan fungsi intermediasi sekaligus menurunkan risiko likuiditas atau dengan kata lain dapat comply dengan Kebijakan PCR.

Banks as financial intermediaries institutions intend to do maturity transformation, which gains short-term funding and lends it for a long-term financing project. Hence, they will be exposed to the liquidity risk. This issue made the authority to take some preventive actions, so this issue would not spread and create another crisis in the economy. But, especially for the banks in Indonesia, they become too much joy to put their money into the less risky assets, hence their intermediation function becomes sub-optimum. Macroprudential Policy or in this case the Placement Composition Ratio (PCR), is being introduced to limit the placement to the less risky assets. On the other hand, it will push the banks to become more disciplined to synchronize their funding and financing maturities. So, the risk can be still manageable. This research tries to see the potential impact of the PCR Policy on the CFG in the Sharia and conventional banks quarterly from 2014 to 2023. This research suggests that this policy is good, but if the banks are not ready yet to implement this policy, it can be a boomerang. Other than that, Sharia banks with all of their product uniqueness such as SRIA and CWLD have the potential to enhance the intermediation function while lowering the liquidity risk of the banks. In short, that will help the Sharia banks to comply with the PCR Policy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adril Hakim
"ABSTRAK
Bank Muamalat Indonesia adalah bank pertama yang menjalankan prinsip
syariah dalam operasionalnya. Karakteristik prinsip syariah yang paling mudah
dikenali adalah prinsip bagi hasil profit/loss sharing, ditambah dengan etika
etika bisnis Iainnya yang telah ditentukan oleh syariah Islam.
Empat tahun pertama (1992 -- 1997) perkembangan BMI relatif tidak terlalu
pesat, apabila dititik polensi pasarnya. Mayoritas dari sekitar 205 juta penduduk
Indonesia beragama Islam, sementara dalam Islam sendiri melarang keras praktek
pengambilan riba dalam berbagai bentuk bisnis umat Islam. Selama selang waktu
tersebut, secara rata-rata pertahun BMI memberikan keuntungan lebih kecil di-
banding bank-bank konvensional. Namun pada tiga tahun masa krisis ini, BMI
menunjukkan resistansi cukup baik terbadap terpaan krisis dibandingkan bank-
bank konvensional.
Di samping itu pengetahuan masyarakat sendiri terhadap bank syariah masih belum komprehensif sehingga mempengaruhi pilihan masyarakat dalam
menggunakan jasa-jasa perbankan.
Sebagian faktor keberhasilan yang perlu dipenuhi BMI untuk meningkatkan
kinerjanya adalah keberhasilan mengkomunikasikan strategi yang dìambil secara
akurat, jelas dan komprehensif kepada seluruh elemen organisasinya serta keter
sediaan suatu sistem pengukuran kinerja agar progres pencapaian visi-misi BMI
dapat dipantau secara ketat.
Salah satu pendekatan yang dapat diambil BMI untuk mewujudkan hal-hal
tersebut adalah pendekatan Balanced Scorecard. Pendekatan ini akan menampil
kan strategi perusahaan dalam bentuk yang lebih komprehensif berdasarkan em-
pat perspektif utama yang berkaitan dengan operasi perusahaan. Keempat per
spektif tersebut adalah perspektif keuangan yang berkenaan dengan pemegang
saham, perspektif pelanggan yang berkenaan dengan visi pelanggan terhadap
perusahaan, perspektif proses internal yang berkenaan dengan operasi BMI se
hari-hari, dan yang terakhr perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang ber
kenaan dengan proses perkembangan perusahaan.
Dengan pendekatan ini, dimungkinkan terjadinya persarnaan persepsi dise
luruh elernen organisasi dalam memahami strategi perusahaan sehingga tindakan
tindakan yang diambil oleh masingmasiflg demen perusahaan dapat sejalan de
ngan strategi perusahaan- Disamping itu progres pencapaian visi-misi BMI dapat
pula dipantau melalul índikator-ifldikator yang terdapat Balanced Scorecard yang
terbentuk.
"
2001
T2369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Breliastiti
"ABSTRAK
Krisis ekonomi Indonesia yang dimulal sejak pertengahan tahun 1997 berakibat sangat signifikan bagi industri perbankan. Bank-bank konvensional yang sistem operasinya bertumpu pada sistem bunga mengalami negative spread dan menghadapi kondisi meningkatnya pinjaman bermasalah (non-performing loan).
Dalam kondisi krisis, perbankan syariah telah membuktikan bahwa bank ini terbebas dari negative spread. Hal ini disebabkan karena perbankan syariah tidak berdasarkan pada bunga, dan uang hanyalah sebagai alat pertukaran. Berbeda dengan konsep bank konvensional yang memandang uang memiliki time value yang selalu diukur berdasarkan lingkat bunga yang ditentukan oleh bank sentral.
Sementara itu, PT. Bank X (Persero) Tbk juga terkena darnpak dan krisis yang terjadi di Indonesia. Laporan Tahunan Bank X tahun 1998 dan 1999 menunjukkan bahwa Bank X mengaiami negative spread dan tingkat non-performing loan mengalami kenaikan.
Berdasarkan pengalaman di masa krisis, Bank X yang sejak berdirinya bergerak di segmen korporasi melakukan penyesuaian vlsi dengan tidak hanya memfokuskan diri pada segmen korporasi tetapi juga pada segmen ritel. Perubahan ini kemudian diwujudkan daiam pernyataan vlsi yaitu menjadi universal bank Universal bank artinya menjadi bank yang menawarkan produk dan jasa perbankan yang lengkap, terpadu dan berkualitas, baik untuk nasabah individu, perusahaan maupun lembaga di dalam dan di luar negeri. Dalarn upaya untuk melayani semua segmen masyarakat termasuk masyarakat yang membutuhkan produk perbankan syaniah, pada bulan April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah Bank X yang menjadi kantor pusat dari Kantor Cabang Syariah Bank X.
UUS sebagai salah satu strategic business unit (SBU) dan Bank X mengemban vlsi dan misi Bank X. Untuk itu sangat penting dirurnuskan strategi bagi UUS Bank X, agar SBU ¡ni dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian vlsi dan misi Bank X.
UUS Bank X dijadikan area studi karya akhir ini karena IJUS merupakan SBU baru di Bank X yang harus bersaing dengan bank-bank syariah yang telah berdiri lebih dahulu. Pentingnya merumuskan strategi yang tepat akan membawa dampak bagi Bank X secara keseluruhan.
Karya akhir ini bertujuan untuk:
- Mengetahui latar belakang pembentukan UUS sebagai salah satu SBU Bank X.
- Menganalisa kondisi yang ada pada UUS Bank X.
- Memberikan alternatif strategi untuk pertumbuhan UUS Bank X.
Dari hasil analisa, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa hal yang menjadi latar belakang didirikannya UUS Bank X. antara lain karena adanya pasar potensial di Indonesia bagi produk perbankan syariah; adanya UU No. 10 tahun 1998 inengenai perbankan syariah; perbankan syariah terbukti lebih mampu bertahan dalam krisis; dan UUS diharapkan dapat mewujudkan vlsi Bank X.
Berdasarkan analisa SWOT dan TOWS Matrix, diperoleh fakta bahwa kekuatan yang digunakan oleh UUS berasal dan Bank X dan bukan dari dalarn UUS sendiri. Hal ¡ni memerlukan kajian lebih lanjut dari UUS agar dapat menemukan, membina dan kemudian mengeksploitasi sumberdayanya sendini sehingga dapat menjadi keungguían bersaing bagi Bank X Syariah dan menjadi dasar yang kuat bagi berdirinya UUS.
Strategi yang dapat diterapkan oleh UUS lebih ditekankan pada WO strategi yang berorientasi konsolidasi dibidang sumberdaya manusia, pemasaran dan pengembangan produk dan jasa. Strategi sumberdaya manusia dilakukan dengan merekrut tenaga ahli dibidang perbankan syariah. Tenaga ahli di bidang perbankan syariah ini bertugas untuk menyusun sistem dan prosedur operasional produk dan jasa perbankan syariah, serta merumuskan strategi pemasaran yang efektif dan efisien. Dengan demikian, diharapkan Bank X Syariah dapat lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan pasar dan dapat segera memanfaatkan peluang yang ada. Strategi pemasaran dilakukan dengan membentuk unit pemasaran di UUS yang bertanggung jawab mengenai perumusan strategi pemasaran dan memantau perkembangan pasar. Strategi pengembangan produk dan jasa dilakukan dengan mengembangkan produk pembiayaan, optimalisasi ATM, layanan otokredit dan otodebet, phone banking, layanan prima dan service excellent.
Sebagai implikasinya, saran selanjutnya yang dapat diberikan adalah agar manajemen Bank X dan UUS me-review kembali hal-hal yang melatarbelakangi dibentuknya UUS untuk memperkokoh landasan pendirian UUS."
2002
T943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>