Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159012 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qurotul Aini
"Pelayanan pendaftaran rawat inap pasien yang paling terlihat adalah pada saat menunggu proses pelayanannya yang memakan waktu lama. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya pada saat magang pada 15 orang pasien adalah didapatkan bahwa waktu penyelesaian pendaftaran pasien masuk ruang perawatan cukup lama yaitu 20-25 menit dari mulai datangnya pasien ke bagian pendaftaran rawat inap sampai pasien menempati ruangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi lamanya proses pendaftaran rawat inap di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun 2014. Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam kepada informan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pelayanan pendaftaran rawat inap dengan SOP pegawai yang banyak dengan komponen petugas mencari berkas rekam medis pasien lama yang dianggap lama dan pada kategori pasien baru tetap menunggu ruang perawatan yang masih penuh. Serta kemampuan petugas dalam membaca diagnosa pasien yang agak sulit sehingga proses pendaftaran rawat inap menjadi lama yaitu lebih dari 15 menit.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah SOP pelayanan pendaftaran rawat inap dilaksanakan oleh semua petugas. Pasien lama berhubungan dengan lamanya proses pendaftaran rawat inap dalam hal pencarian berkas rekam medis. Metode pembayaran dan fasilitas pendaftaran rawat inap tidak berhubungan dengan lamanya proses pendaftaran rawat inap.

Registration services inpatient most visible is the time waiting for the ministry that takes a long time. In observations that have been made previously during the internship in 15 patients wa found that the time of completion of patient enrollment enter the treatment room long enough that is 20-25 minutes form strat to arrival of the patient to the registration of In observations that have been made previously during the internship in 15 patients was found that the time of completion of patient enrollment enter the treatment room long enough that is 20-25 minutes from start to arrival of the patient to the registration inpatient until the patient occupying the room.
This study aims to determine the factors influencing the length of the registration processing time for in-patient in Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. The method adopted in this study is descriptive by qualitative approach. A qualitative approach to the indepth interviews conducted with informants related to this research.
The results showed that the variable inpatient service registration with a lot of employees SOP with components officers seek medical record file old patients who are considered old and the new category patients still waiting for treatment space is still full. And the ability of officers to read a rather difficult patient diagnosis that the registration process inpatinet becomes a long of more than 15 minutes.
The conclusion of the study is SOP registration inpatient services be implemented by all officers. Older patient associated with the length of the registration process in terms of inpatient medical record file search. Method of payment and regristration of inpatient facilities not related to the length of the registration process of inpatient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S58018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Netty Suryanti
"Salah satu aspek di Rumah Sakit yang paling mendatangkan keluhan pasien adalah menunggu. Departemen Penerimaan Pasien (Admission Department) mempunyai peranan penting bagi Rumah Sakit, karena departemen ini merupakan tempat pertama kali pasien datang ke Rumah Sakit.
Pada Departemen Penerimaan Pasien Rawat Inap di RSPI, tempat tersebut merupakan tempat pendaftaran pasien rawat inap, rawat jalan dan informasi. Departemen ini dikeluhkan karena waktu proses pendaftaran rawat inapnya lama. Penghitungan awal waktu proses penyelesaian administrasi pendaftaran rawat inap yang dilakukan pada tanggal 6 - 11 Agustus 2001 pada 20 pasien di dapat waktu rata-ratanya adalah 30 menit (pasien belum diantar ke ruangan).
Waktu proses pendaftaran pasien rawat inap ini, kalau menurut hasil studi yang dilakukan bulan Mei 1993 dl oleh NAHAM (National Association of Health care Access Management) adalah 10,57 menit/pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran lamanya proses pendaftaran pasien masuk rawat inap di RSPI, serta faktor-faktor apa yang ada hubungannya dengan lamanya waktu proses tersebut. Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dilakukan dengan cara pengamatan (observasi), yaitu melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu, serta mencatat jumlah waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian setiap tahapan proses pendaftaran pasien rawat inap.
Penelitian dilakukan selama 22 hari, dengan jumlah sampel 131 pasien yang mendaftar rawat inap di RSPI (yang bukan dari emergency). Pengambilan sampel dengan metoda proposional random sampling berdasarkan jenis pembayaran yang berlaku di RSPI, yaitu Cash (69%), Asuransi (16%) dan Kerjasama Perusahaan (15%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk pendaftaran rawat inap mempunyai alur proses yang berbeda antara pasien yang melakukan pembayaran rawat inapnya dengan cash, asuransi atau kerjasama perusahaan. Rata-rata lamanya waktu proses pendaftaran pasien masuk rawat inap di RSPI adalah 32 menit 7 detik.
Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, maka dilakukan uji Chi-Square, maka hasil didapat dari 8 variabel bebas yang diteliti ada 4 variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan lamanya waktu penyelesaian proses pendaftaran pasien rawat inap (variabel terikat), yaitu kesiapan ruang rawat dalam menerima pasien, kesiapan pasien untuk diantar ke ruang rawat, mencari bed (alokasi bed) dan pemberian tanda kunjungan dan tanda parkir.
Dengan teridentifikasinya rata-rata lama waktu proses pendaftaran pasien rawat inap dan faktor-faktor penghambatnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki prosedur penyelesaian pendaftaran pasien rawat inap agar lebih singkat lagi.

Factors Influencing the Administration Processing Time for In-Patients Admitted at Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) (2002)One of the common aspects in hospital that complained by patients is "waiting time?. The admission department in hospital plays an important role as the initial point for patient to obtain various hospital services.
The admission department in Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) is the location where patients make inquiries and do their admission to be treated as in-patient out-patient. The department has been complained due to its long administration processing time, particularly for in-patients.
A survey conducted on 6 - 11 august 2001 to 20 samplers showed the average administration processing time for in-patients admitted in RSPI was 30 minutes/patient, prior to their admission.
Meanwhile, according to study carded out by NAHAM (National Association of Healthcare Access Management) in May 1993, the ideal time of administration process for in-patients are 10.57 minutes/patient.
The objective of this thesis is to find out the length of administration processing time for in-patients in RSPI; and to identify factors influencing the processing time. The method adopted on this study is descriptive by qualitative and quantitative approach through in-depth observation to the activities involved in the admission process.
The field study was performed in RSPI for 22 days to 131 samples, excluding the emergency-unit patients. The sampling method carried out is a proportional random sampling based on the type of payment in RSPI, which covers cash (69%), insurance (16%) and company cooperation (15%). The study indicates that different types of payment have different admission process, with the average processing time of 32.07 minutes/patient
To find out the correlation between `dependent variables' and 'independent variables', Chi-Square method is applied. The study reveals that 3 out of 8 independent variables observed have direct correlation to the length of administration processing time (as the dependent variable). These three in depended variables are: room/bed preparation, room/bed allocation, patient preparation and issuing the visitor badge & parking ticket.
By identifying the average length of administration processing time for inpatients and the impediment factors, it is expected that the processing time can be reduced in order to increase patient's satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junike Nucivera,author
"Krisis global yang berkepanjangan membuat banyak perubahan dimana pada akhirnya masyarakat mulai mempertimbangkan nilai-nilai spiritual yang diyakininya untuk dapat diterapkan dalam setiap kegiatan yang dilakukannya. Keinginan akan hal religius, beretika, realistis dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dalam bisnis membuat timbunya alternatif baru dalam pemasaran yaitu pemasaran berbasis syariah dimana adanya upaya dalam memasarkan produk dan produk yang dipasarkan berbasis syariah mengacu kepada Al-qur?an dan Hadist dimana islam sebagai rahmatan lil alamin dan dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam kehidupannya. Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih berusaha menyempurnakan pemasaran menjadi syariah dan setahap demi setahap menuju layanan bebasis syariah atau layanan islami yang sempurna.
Tujuan penelitian adalah mengetahui karakteristik pemasaran berbasis syariah pada pasien rawat inap Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun 2010. Penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dimana kuantitatif dengan cross sectional yang mengikutsertakan 144 pasien rawat inap dan cara ukurnya adalah pengisian kuesioner sendiri dan kualitatif dengan 5 informan (direktur SDM dan Binroh, Manajer Pemasaran, Manajer Rawat Inap, Manajer Binroh, Perawat Pelaksana Rawat inap) dan cara ukurnya adalah wawancra mendalam, observasi dan telaah dokumen.
Varibel yang dilihat berdasarkan teori yang dikembangkan Kartajaya dan Sula, 2008 menyatakan bahwa pemasaran berbasis syariah memiliki 4 karakteristik yaitu teistis(religius), etis(etika), realistis(penampilan), humanistis(kemanusiaan) yang saling mempengaruhi. Uji asumsi klasik (normalitas, multikolinearitas, dan heterokedastisitas) digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas indikator yang ada. Kemudian uji model hipotesis dan akhirnya didapat hasil yang fit (F: 9,359 signifikansi 0,000, R: 0,466, Adjusted R Square : 0,194).
Dari hasil penelitian didapat teistis mempengaruhi karakteristik pemasaran berbasis syariah (0,244) dan etis mempengaruhi karakteristik pemasarn berbasis syariah (0,281) tetapi realistis dan humanistis tidak mempengaruhi karakteristik pemasaran berbasis syariah serta etis merupakan paling dominan dalam mempengaruhi karakteristik pemasaran berbasis syariah.
Kesimpulan penelitian adalah secara simultan teistis, etis, relistis, humanistis mempengaruhi dan membawa perubahan terhadap karakteristik pemasaran berbasis syariah tetapi secara parsial hanya teistis dan etis yang mempunyai pengaruh dimana etis paling dominan sehingga tidak semua memberi pengaruh terhadap karakteristik pemasaran berbasis syariah. Dibutuhkan strategi kedalam oleh penentu kebijakan Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih dengan sistim tata kelola islami sehingga terciptanya koordinasi dan integrasi seluruh pemberi layanan kesehatan dirumah sakit ini dalam memberikan layanan pada pasien kususnya rawat inap melalui code of conduct yang dapat memperbaiki terutama budaya prilaku dan pelayanan religius rawat inap agar tercipta kepuasan intrinsik atau sumber daya nilai yang diharapkan pada seluruh pemberi layanan kesehatan dirumah sakit ini sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada pengguna jasa. Dan diharapkan bahwa penampilan dan sikap melayani juga menjadi perhatian sehingga tetap menjadi satu kesatuan utuh untuk mencapai layanan kesehatan islami yang sempurna.

A long global crises provides a great number of changes and in turn people begin to consider about spiritual values to be applied in any activities. The needs for religious values, ethics and reality, and humanity is a new alternative in marketing called marketing-based syariah where marketer offer products should be based on Al-QUR?AN and Hadits and Islam is a blessing for all which has been examplified by Prophet Muhammad.
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih is trying to implement a perfect marketing-based syariah and gradually any services provided is based on syariah or perfect Islamic services.
The objective of this research is to find out characteristics of marketing-based syariah on In-patients at Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih In 2010. This research is done qualitatively and quantitatively based on cross-sectional method with 144 in-patients as respondents. Measurement method used in this research is by filling in questionnaires with 5 main information resources (human resources director and spiritual guidance, marketing manager, In-Patient Manager, spiritual guidance manager, managing nurse for In-Patients). In addition, in detail interview, observation, and references analysis are also performed. Variables in this research is based on theory developed by Hermawan Kartajaya Syakir Sula, 2008 explained that marketing-based syariah has 4 mutually influenced characteristics: divinity (religion), ethics, reality (performance), and humanity.
This research uses classic tests (normality test, multiple linear, and hetroskedastisitas) to test indicators validity and reliability. Then, hypothesis model is used and finds that Fit ( F = 9.359 with significant values 0.000, R = 0.466, Adjusted R square = 0.194). This research results indicates that divinity influences marketing ? based syariah (0.244) and ethics effect (0.281) but reality and humanity do not affect marketing ? based syariah and ethics is the most dominant effect to marketing-based syariah.
This research concludes that simultaneously divinity, ethics, and reality and humanity have influence and produce changes to marketing ? based syariah, but partially only divinity and ethics have effects to marketing-based syariah, and ethics is the most dominant effects. It is needed a comprehensive strategy to be taken by decision making at Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih in implementing integrated health service based on Islamic governance, especially for In-Patients. This can be performed by changing code of conduct, particularly cultural behavior and religious service for In-patients to produce intrinsic satisfaction for all patients. In addition, performance and attitude of servants should be paid attention by management to pursue a perfect Islamic service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T28452
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pristy Septa
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26585
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retnany Litarini
"Tesis ini menganalisis faktor SDM, faktor teknis (hardware, software, dan koneksi jaringan), faktor saluran komunikasi (proses sosialisasi-pelatihan dan pendampingan), dan faktor manajemen yang berperan dalam keberhasilan sistem informasi manajemen rumah sakit di bagian keuangan RSIJ Cempaka Putih. Tesis ini merupakan penelitian kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan kendala dari keberhasilan sistem informasi manajemen rumah sakit adalah faktor SDM tipe Laggard, faktor teknis berupa rumah sakit tidak memiliki source dari software yang digunakan dan saat awal implementasi tidak dilakukan cut-off sehingga informasi yang dihasilkan tidak valid, dan tidak adanya kebijakan manajemen dalam penghargaan dan sanksi.
Disarankan agar dilakukan evaluasi terhadap user dan rotasi SDM, menempatkan SDM dengan pendidikan S1, mengerti keuangan akutansi, menguasai Microsoft Office, dan memilki tipe early majority, dilakukan cut-off, membuat kebijakan berupa pemberian penghargaan dan sanksi, serta untuk pengembangan dengan vendor supporting system agar dilakukan pembelian source software.

This thesis analyzes the human resource factors, technical factors (hardware, software, and network connections), the factor of communication channels (the process of socialization- training and mentoring), and management factors that play a role in the success of hospital information systems management in the financial section of RSIJ Cempaka Putih. This method used is qualitative research.
The results showed the constraints for a successful hospital management information system are human resource factor with Laggard type, technical factors in the form of hospitals do not have the source of the software used and the cut-off is not done when initial implementation so that the resulting information is invalid, and the absence management policies in the rewards and punishments.
It is recommended that an evaluation of the user and the rotation of human resources is done, placing human resource with undergraduate degree, understands financial accounting, masters Microsoft Office, and has an early majority type, made the cut-off, make policy in the form of rewards and punishments, and for development in order to contract with the vendor, including the purchase source software.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29984
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Yunita
"Penelitian ini menganalisis piutang pasien rawat jalan dalam hal nominal, lama pembayaran dan lama pelunasan, menggunakan metode deskriptif analitik. Subyek penelitian adalah seluruh dokumen kontrak kerjasama dan 3.587 nota transaksi yang terdapat pada kartu piutang tahun 2010.
Hasil penelitian, bahwa nominal piutang rawat jalan tahun 2010 sebesar Rp11.012.911.833 dengan saldo piutang yang belum tertagih hingga akhir Desember 2010 sebesar 7,3%. Rata-rata lama pembayaran 55 hari , dan lama pelunasan 76 hari. Uji statistik membuktikan adanya hubungan antara: jenis instansi dengan nominal piutang, kepemilikan modal dengan lama pembayaran, jenis instansi dengan lama pelunasan, serta ada hubungan antara kepemilikan modal dan jenis usaha terhadap lama pelunasan.
Sebagai saran, diperlukan evaluasi kebijakan kredit, evaluasi kinerja instansi perusahaan penjamin, perbaikan manajemen piutang serta melanjutkan penelitian analisis faktor eksternal dan internal terkait keterlambatan pelunasan piutang di RSIJ Cempaka Putih.

This study analyzes the outpatients accounts receivables in nominal terms, the length of payments and the length of repayment using the analytical descriptive method. The subjects are all contract documents and the 3.587 memorandum containing card transaction receivables in 2010.
The results, outpatient account receivables for 2010 are Rp11.012.911.833 with the balance of account receivable that have not collectible until the end of December 2010 by 7.3%. The average length of payment is 55 days, and the length of repayment is 76 days. The statistical test proves the relationship between: the types of institutions with a nominal accounts, the ownership of capital with the length of payment,the type of institution with the length of repayment, and there is also a relationship between the ownership of capital and the type of business to the length of repayment.
It is suggested that credit policy evaluation, corporate guarantee agencies' performance evaluation, improve account receivable management, and continuing research of the internal and external factors related to the management of account receivable in RSIJ CempakaPutih are needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30046
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achdi Kurnia
"Pendahuluan : Penyakit tuberkulosis resisten obat (TB-RO) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Kanamisin, salah satu obat suntik lini ke dua dalam regimen terapi TB RO berpotensi menimbulkan efek samping ototoksik. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kejadian ototoksisitas kanamisin pada pasien TB RO dan pengaruh diabetes melitus, usia, jenis kelamin, riwayat streptomisin, dosis kanamisin terhadap kejadian tersebut.
Metode : Penelitian ini dilakukan secara kohort retrospektif menggunakan rekam medis pasien TB RO di Poliklinik TB RO RS Islam Cempaka Putih Jakarta, yang ikut dalam manajemen terpadu pengendalian TB resistan obat periode Mei 2016 - November 2018. Kriteria inklusi adalah pasien terdiagnosis TB RO dan mendapat kanamisin injeksi sebagai bagian dari regimen terapi TB. Kriteria eksklusi usia pasien kurang dari 18 tahun, rekam medis tidak lengkap atau sulit dibaca, menderita HIV, atau sudah menderita gangguan pendengaran tipe sensory neural hearing loss sebelum terapi kanamisin. Sampel adalah semua pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki kriteria eksklusi. Dilakukan kajian hubungan kejadian ototoksisitas dengan komorbid DM, usia, jenis kelamin, dosis kanamisin, riwayat penggunaan streptomisin, dan onset efek samping kanamisin.
Hasil : Dari 164 penderita TB RO, 72 orang (43,9%) di antaranya mendapat kanamisin injeksi dan 23 pasien (32%) mengalami ototoksik. Pada uji regresi logistik ganda,  jenis kelamin pria lebih sedikit mengalami ototoksisitas (OR 0,323,  95%CI 0,111-0,939, p= 0,38). Dari total 23 pasien yang mengalami ototoksisitas, 21 di antaranya (91,3%) terjadi dalam 6 bulan pertama pemberian kanamisin.
Kesimpulan : Kejadian ototoksik pasien TB RO karena kanamisin tidak dipengaruhi oleh komorbid DM, usia, dosis kanamisin dan riwayat penggunaan streptomisin sebelumnya. Pada pasien TB RO yang mendapat kanamisin injeksi dengan variabel penyakit penyerta DM  dan usia yang sama, kejadian ototoksik pada perempuan  tiga kali lebih besar dibandingkan laki-laki, dan sebagian besar terjadi dalam enam bulan pertama penggunaan kanamisin.

Introduction: Drug resistant tuberculosis (DR-TB) is a noteworthy health problem throughout the world, including Indonesia. Kanamycin, one of the second line drugs in the DR-TB therapy regimen can cause ototoxicity, may lead to irreversible hearing loss. This study aimed to evaluate the incidence of kanamycin ototoxicity in DR-TB patients and the effect of diabetes mellitus (DM), age, sex, streptomycin history, and  dose of kanamycin on this event.
Methods: This is a retrospective cohort study, using medical records of DR-TB patients at Cempaka Putih Islamic Hospital, Jakarta, who participated in the integrated management of DR- TB control in the period May 2016 - November 2018. Inclusion criteria were patients diagnosed with DR-TB and kanamycin injection as part of the DR-TB therapy. Exclusion criteria are patients with age less than 18 years, had incomplete or difficult to read medical records, suffer from HIV, or from sensory neural hearing loss at base line were excluded. All patients who met the inclusion criteria and did not met the exclusion criteria. The association ototoxicity between DM, age, sex, kanamycin dose and history of streptomycin use with ototoxicity were evaluated using multiple logistic regression analysis, and the onset of kanamycin side effects were recorded.
Results: Of 164 DR-TB patients, 72 people (43.9%) received kanamycin injection and 23 patients (32%) had ototoxic. The multiple logistic regression analysis show that men were associated with ototoxicity compared to women (OR 0.323, 95% CI 0.111-0.939, p: 0.038). There were no significant association between DM comorbidity, age, previous use of streptomycin, and kanamycin dose with ototoxicity. Of the total 23 ototoxicity events, 21 of them (91.3%) occurred within the first 6 months of kanamycin therapy.
Conclusion: Ototoxic event in  DR-TB patients who received kanamycin were not affected by DM comorbidity, age, dose of kanamycin and  previous use streptomycin.  Ototoxic events in women were three times greater than men compared to men, and mostly occur during  in the first six months of use of kanamycin.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T55525
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dina Rusdi
"Keputusan berobat kembali merupakan bentuk penerimaan pasien terhadap pelayanan yang ditawarkan oleh Klinik Spesialis Anak Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Namun, selama tahun 2008 hingga tahun 2011, jumlah kunjungan pasien pada klinik tersebut secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 21,8 %. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan pasien berobat kembali di Klinik Spesialis Anak Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pengalaman konsumen, komunikasi pemasaran ulang, dan hambatan pindah terhadap keputusan pasien berobat kembali di Klinik Spesialis Anak Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.

Medical patient's decision to revisit Pediatric clinic at Jakarta Cempaka Putih Islam Hospital (RSIJCP) shows patient's satisfaction toward service offered. However, there is 21.8% decline in overall number of patient visits during years 2008-2011. This research's aim understands factors that influence patient's decision to revisit pediatric clinic for using medical treatment offered at RSIJCP year 2012. Research uses quantitative as method with cross sectional as study design.
Result shows there are several factors that influence patient in making decision to reuse treatment offered by RSIJCP year 2012. These factors are patient's impression, hospital marketing communication in promoting their service, and obstacles that may occur in switching hospital in order to get benefit from certain treatment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Rini Puji Lestari
"Penyalahgunaan hak terhadap pasien selaku konsumen dapat terjadi tanpa dirasakan oleh pihak rumah sakit, apalagi bila konsumen tidak mengungkapkan keluhan atau kekecewaan secara formal. Meskipun tidak dipermasalahkan, penyalahgunaan hak ini secara hakikatnya adalah masalah. Kita tidak dapat membiarkan suatu penyimpangan terjadi terus menerus, karena sekali terjadi ia akan merusak kebaikan-kebaikan yang sudah diupayakan (mempengaruhi image positif di masyarakat).
Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan hak dan kewajiban pasien serta faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat pemenuhan hak dan kewajiban pasien di ruang rawat Inap. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) pada bulan Mei - Juni tahun 2004. Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi kuantitatif, cross sectional, pada 160 pasien rawat Inap. Sampel penelitiannya adalah pasien yang telah menjalani perawatan minimal 3 hari, berusia minimal 15 tahun, dalam keadaan sadar, kooperatif, dan tidak dalam keadaan gawat darurat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 87,5 % responden menyatakan terpenuhi hak dan kewajibannya di ruang rawat inap RSIJ. Sedangkan dari responden yang tidak terpenuhi haknya paling banyak berkaitan dengan tidak diberikan kebebasan untuk memilih (menerima/menolak) tindakan pengobatan yang akan diberikan oleh perawat dan dokter dan tidak mendapat penjelasan dari perawat dan dokter tentang peraturan rumah sakit pada hari pertama masuk rumah sakit. Sedangkan kewajiban yang tidak terpenuhi responden paling banyak mencakup pencarian informasi terbanyak selain informasi dari petugas dan pencarian second opinion.
Hasi analisis bivariat didapat hubungan yang bermakna antara persepsi terhadap sikap perawat dan dokter dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya dengan pemenuhan hak dan kewajiban pasien serta persepsi pasien terhadap pemanfaatan sarana yang berkaitan dengan upaya pemenuhan hak dan kewajibannya dengan pemenuhan hak dan kewajiban pasien.
Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik ganda, didapat dua variabel yang berhubungan dengan pemenuhan hak dan kewajiban pasien, yaitu variabel pengetahuan dan variabel persepsi terhadap sikap perawat dan dokter dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya, namun tidak ada interaksi. Dari kedua variabel tersebut didapat variabel pengetahuan yang paling dominan berhubungan dengan pemenuhan hak dan kewajiban pasien.
Bila dilihat lebih mendalam ternyata kurangnya pengetahuan responden paling banyak dalam hal informasi tentang kebolehan untuk memilih dokter selama proses pengobatan. Sedangkan dari responden yang berpersepsi negatif terhadap sikap perawat dan dokter, ternyata paling banyak menyatakan bahwa mereka tidak diberi kesempatan untuk mengetahui isi catatan medik (status) tentang penyakit yang sedang dideritanya.
Penelitian ini menyarankan untuk lebih meningkatkan layanan yang berorientasi kepada kebutuhan pasien terutama layanan dokter dan perawat. Terutama untuk tim manajemen perlu melakukan pembinaan tentang public relation, sosialisasi tentang SOPITupoksi dalam rangka pemenuhan hak dan kewajiban pasien. Untuk petugas kesehatan perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan diri serta profesionalisme guna memberikan pelayanan prima pada pasien. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan gambaran pemenuhan hak dan kewajiban pasien yang lebih luas.

Factors Related to Rights Fulfillment and Patients Obligations in Confinement of Rumah Sakit Islam Jakarta in 2004Patient rights violation as consumer could happen without any knowledge from the hospital, especially when the consumer has no formal complaint or disappointment. Although it is not an issue, this violation shows that there is a problem. We cannot tolerate this mistreatment to continue, since once it happened, it will damage the previous quality serve (destroy the positive image within society).
This study wants to get the description of rights fulfillment and patients' obligations along with factors related to the level of rights fulfillment and patients' obligations in confinement. The research was done at Jakarta Islamic Hospital (Rumah Sakit Islam Jakarta - RSIJ) on May - June, 2004. The Research design used was quantitative study, cross sectional, to 160 confinement patients. The samples were patients with 3 days confinement at the minimum, and with 15 years of age also at the minimum, conscious, cooperative, and not in critical condition.
The research shows that 87.5 % of respondents stated that their rights and obligations were fulfilled during their stays in confinement of RSIJ. Meanwhile, the respondents that the rights are not fulfilled are mostly related to the freedom to choose (accepting/rejecting) the medication treatment given by nurses and doctors and there are not any explanations from them about the regulations of the hospital in the day they enter. While the obligations that are not fulfilled by respondents are mostly related to the searching of information?s beside those that are got from the officers and the second opinion searched.
Bi-variant analysis shows that there are significant relations between perception toward nurses and doctors in their efforts to fulfill their rights and obligations with patients' rights and obligations fulfillment and patients' perception in using any means related to the fulfillment of their rights and obligations for the purpose of rights and obligations fulfillment.
Multi-variant analysis with double logistic regression shows that there are two variables related to the fulfillment of patients rights and obligations, they are the knowledge variable and perception toward nurses and doctors in fulfilling their rights and obligations variable. From those two variables, the knowledge variable is more dominant related to the fulfillment of patients rights and obligations.
If it is seen in more circumstantial way, the respondents' lack of knowledge are mostly in the information that are got about the allowance to choose doctor during the medication process. While the respondents who have negative perceptions on the attitudes of nurses and doctors, most of them said that they do not give the opportunity to know the content of their medical note (pandemic status) of what they suffered of.
This research suggests that there should be an improvement on the patients' services, especially the services of doctors and nurses. For managerial team, there should be a further improvement of public relation functions, publication of SOPI Tupoksi for patients' rights and obligations fulfillment. For health personnel, there should be a knowledge and skill development and professionalism enhancement for the services quality of patients. There should be further research to identify broader fulfillment of patients' rights and obligations.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sartika
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
TA6017
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>