Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124397 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Waluyo
"Pemerintah telah mengimplementasikan serangkaian kebijakan untuk menangani pendidikan, akan tetapi masih terdapat siswa yang putus sekolah. Putus sekolah ini terjadi karena beberapa faktor seperti ekonomi, prestasi, dan sarana prasarana. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi angka putus sekolah di sekolah dasar dengan menggunakan data panel dari tahun 2008 - 2012. Variabel penelitian ini meliputi bantuan siswa miskin (BSM), bantuan operasional sekolah (BOS), APBD urusan pendidikan, angka mengulang, pendapatan perkapita dan rasio siswa per sekolah. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap angka putus sekolah adalah BOS, APBD urusan pendidikan, dan angka mengulang. Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh adalah BSM, pendapatan perkapita dan rasio siswa per sekolah.

Government has implemented many policies to manage the primary school education, unfortunately we still find students who dropout from school. The dropout is caused by several factors such as economy, low academic achievment, and infrastructures. The study aims at analyzing the the factors influencing dropout in primary schools. Variables of the study consist of poor student scholarship (BSM), school operational assistance (BOS), regional budget (APBD) for education affairs, repeatition rate, income per capita and student ratio.This study applies quantitative method using panel data from 2008 to 2012. The finding shows that the factors influencing are BOS, APBD for education affairs, and repeatition rate. Meanwhile, the factors not influencing are BSM, income per capita and student ratio per school."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43378
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Ning Fitri
"Makanan jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat dikenal dan umum dikonsumsi oleh masyarakat, tidak terkecuali anak sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi makanan jajanan pada siswa SDN Rawamangun 01 Pagi Jakarta Timur. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan total sampel adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 (n=150).
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan gizi dan makanan jajanan, besar uang jajan, kebiasaan membawa bekal, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh orangtua dengan kebiasaan konsumsi makanan jajanan. Perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan terkait gizi dan makanan jajanan pada siswa dan orangtua melalui kegitan penyuluhan yang hendaknya rutin dilakukan oleh SDN Rawamangun 01 Pagi.

Street/snack food is one type of food is very well-known and commonly consumed by all ages, including school children. The purpose of this study was to determine the factors associated with snack food consumption behavior in students of SDN 01 Rawamangun Pagi, Jakarta Timur. Research design used in this study is a cross sectional and total sample was all students grades 4 and 5 (n=150).
Result in this study showed that there was a relationship between knowledge of nutrition and food snacks, pocket money, a packed for lunch habits, peer influence and parental influence with street/snack food consumption behavior. The researcher suggest that school should improve knowledge about nutrition and street/snack food to their student and parents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Suryani
"Karies merupakan penyakit gigi yang banyak dijumpai pada anak-anak usia sekolah dasar di Indonesia. Walaupun tidak menimbulkan kematian, sebagai akibat dari kerusakan gigi dan jaringan pendukung gigi, dapat mennurunkan tingkat produktivitas seseorang, karena dari aspek biologis akan dirasakan sakit, sehingga aktivitas belajar, makan dan tidur terganggu.
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri kelas 1 yang ada di Wilayah Kerja puskesmas Walantaka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fakor prilaku yang mempengaruhi status karies gigi pada siswa sekolah dasar dengan desain cross sectional dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa kuesioner.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 238 (69,4%) dari 343 anak yang menderita karies gigi, jenis kelamin terbanyak adalah perempuan 114 (74%). Dari penelitian ini faktor yang paling beresiko terhadap status karies gigi siswa adalah Cara anak menyikat gigi (PR = 2,557), Frekuensi sering mengkonsumsi jajanan manis (PR = 2,197), Pekerjaan ibu (PR = 2,051) dan Frekuensi sikat gigi (PR = 1,782).
Usaha untuk menurunkan angka karies gigi pada anak yaitu dengan meningkatkan kegiatan program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, melalui promotif dan preventif tentang kesehatan gigi dan mulut, melalui pemeriksaan gigi dan mulut secara rutin ke sekolah-sekolah sehingga dapat diambil tindakan untuk mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah.

Dental caries is a disease that is common in children of primary school age in Indonesia. Although no cause of death, as a result of tooth decay and tooth supporting tissues, may lower a person's level of productivity, because of the biological aspects will be felt sick, so the learning activities, eat and sleep undisturbed.
The research was conducted at the State Primary School Grade 1st in the Work Area Walantaka clinic. This study aims to determine the behavior factor affect the status of dental caries in primary school students with the cross- sectional design and the tools used to collect data in the form of a questionnaire.
Research results showed that 238 (69.4%) of 343 children who suffer from dental caries, is the most sex women 114 (74%). From this study the risk factors for dental caries status of students is the way children brushing their teeth (PR = 2.557), frequency often consume sugary snacks (PR = 2.197), maternal work (PR = 2.051) and frequency toothbrush (PR = 1.782).
Efforts to reduce the number of dental caries in children by increasing activity UKGS program, through promotion and prevention of oral health through oral examination regularly to schools so that they can take action to prevent and addressthe problem of oral health on school children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Adzania Nufaisah
"Putus sekolah merupakan permasalahan yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia pada seluruh jenjang pendidikan, termasuk jenjang pendidikan SMA. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah yang mengalami masalah putus sekolah jenjang pendidikan SMA. Pada tahun ajaran 2019/2020 hingga 2021/2022, Provinsi NTT selalu menduduki peringkat 9 besar untuk angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA tertinggi di Indonesia. Selain itu, pada tahun ajaran 2019/2020 dan 2021/2022 angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA di Provinsi NTT berada di atas angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA se-Indonesia. Hal ini terjadi, meskipun Provinsi NTT memiliki fasilitas pendidikan dan tenaga pendidik SMA yang memadai. Putus sekolah merupakan permasalahan yang dapat dipengaruhi oleh unsur wilayah (spasial) dan tidak terjadi pada satu waktu saja, sehingga dibutuhkan penelitian yang dapat mengakomodir pengaruh spasial dalam beberapa waktu yaitu dengan penggunaan data spasial berstruktur panel. Penggunaan data tersebut memungkinkan adanya pengaruh spasial berupa heterogenitas spasial. Analisis regresi merupakan metode untuk menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Geographically Weighted Panel Regression (GWPR) merupakan metode analisis regresi bersifat lokal yang memperhatikan adanya pengaruh heterogenitas spasial pada data spasial berstruktur panel. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang menjelaskan angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA di Provinsi NTT pada tahun 2019-2021 menggunakan GWPR. Berdasarkan pengujian heterogenitas spasial didapatkan bahwa terdapat heterogenitas spasial, sehingga dilakukan analisis lebih lanjut menggunakan GWPR. Model GWPR dibentuk dengan fungsi pembobot kernel Fixed Boxcar, Fixed Bisquare, Fixed Gaussian, Fixed Tricube, Fixed Exponential, Adaptive Boxcar, Adaptive Bisquare, Adaptive Gaussian, Adaptive Tricube dan Adaptive Exponential. Hasil penelitian menunjukkan model GWPR dengan fungsi pembobot kernel Fixed Exponential merupakan model terbaik dalam memodelkan data putus sekolah di Provinsi NTT pada tahun 2019-2021 dengan sebesar 0,9999852 dan AIC sebesar -585,1535. Kepadatan penduduk, rasio murid dan guru, upah minimum regional, tingkat pengangguran terbuka, rasio murid terhadap sekolah, rata-rata lama sekolah, dan anggaran Program Indonesia Pintar berpengaruh signifikan dalam menjelaskan angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA pada minimal 21 kabupaten/kota di Provinsi NTT. Pengelompokkan kabupaten/kota berdasarkan variabel yang berpengaruh signifikan terhadap angka putus sekolah jenjang pendidikan SMA menggunakan k-modes clustering menghasilkan 4 kelompok di mana pada kelompok pertama, kedua, dan ketiga terdiri dari 1 anggota, dan kelompok keempat terdiri dari 19 anggota kabupaten/kota.

Dropping out of school is a problem that occurs in various regions of Indonesia at all levels of education, including high school education. The province of East Nusa Tenggara (NTT) is one of the areas experiencing the problem of dropping out of high school education. In the academic year 2019/2020 to 2021/2022, the Province of NTT has always been ranked in the top 9 for the highest high school dropout rate in Indonesia. In addition, in the 2019/2020 and 2021/2022 school years the high school dropout rate in NTT Province is greater than the high school dropout rate throughout Indonesia. This happened, even though the Province of NTT had adequate educational facilities and high school teaching staff. Dropping out of school is a problem that can be influenced by regional (spatial) elements and does not occur at one time, so research is needed that can accommodate spatial influences over time, namely by using panel-structured spatial data. The use of these data allows for spatial influences in the form of spatial heterogeneity. Regression analysis is a method for explaining the effect of the independent variables on the dependent variable. Geographically Weighted Panel Regression (GWPR) is a local regression analysis method that considers the effect of spatial heterogeneity on panel-structured spatial data. Therefore, this study aims to analyze the factors that explain the high school dropout rate in NTT Province in 2019-2021 using the GWPR. Based on the spatial heterogeneity test, it was found that there was spatial heterogeneity, so further analysis was carried out using the GWPR. The GWPR model is formed with the Fixed Boxcar, Fixed Bisquare, Fixed Gaussian, Fixed Tricube, Fixed Exponential, Adaptive Boxcar, Adaptive Bisquare, Adaptive Gaussian, Adaptive Tricube and Adaptive Exponential kernel weighting functions. The results showed that the GWPR model with the Fixed Exponential kernel weighting function was the best model for modeling dropout data in the Province of NTT in 2019-2021 with an of 0.9999852 and an AIC of -585.1535. Population density, student-teacher ratio, regional minimum wage, open unemployment rate, student-to-school ratio, average length of schooling, and Indonesia Pintar Program budget have a significant effect on explaining the high school dropout rate in at least 21 districts/cities in the province NTT. District/city grouping based on variables that have a significant effect on high school dropout rates using k-modes clustering produces 4 groups where the first, second, and third groups consist of 1 member, and the fourth group consists of 19 district/city members."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sundari Budiani
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi putus sekolah pada anak di Sulawesi dengan menggunakan data Susenas 2012 dan data lain yang menunjukkan fasilitas sekolah. Berdasarkan analisis deskriptif dan inferensial (regresi Cox) diketahui bahwa jumlah anggota rumah tangga, jenis kelamin, umur, status bekerja KRT, pendidikan ibu, status ekonomi, klasifikasi daerah tempat tinggal, keberadaaan sekolah dan ketersediaan sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap risiko anak untuk putus sekolah di Sulawesi. Akan tetapi, pada analisis regresi logistik biner faktor status bekerja KRT tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Faktor terkuat yang mempengaruhi putus sekolah anak dalam penelitian ini adalah pendidikan ibu, jenis kelamin, umur dan status ekonomi. Temuan lain dari penelitian ini adalah anak laki-laki memiliki risiko putus sekolah yang lebih besar dibandingkan anak perempuan.

The aim of this research is to study the factors that influence dropout children in Sulawesi using Susenas 2012 and the other data sources that describes school facilities. Based on descriptive and inferential analysis (Cox regression) showed that the number of household members, sex, children?s age, parent's employment status, mother?s level of education, economic status, region, school facility, and school capacity has a significant effect on a child?s risk for dropping out of school in Sulawesi. Neverthless, based on binary logistic regression, parent?s employment status has no significant effect on a child?s risk for dropping out of school in Sulawesi. The strongest factors that affecting dropout children are mother's level of education, sex, age, and economic status. Another finding is that the boys have a higher risk of dropping out of school than girls.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufida Sekardhani
"Penelitian ini menganalisis tentang faktor ? faktor spesifik bank, industri, dan makroekonomi yang mempengaruhi risiko bank di Indonesia. Peneliti menggunakan data penelitian dari periode 2003 sampai dengan 2012, yang dalam periode tersebut terdapat krisis global 2008. Peneliti menemukan fakta bahwa struktur aset, tingkat kapitalisasi, pendanaan non-deposito, pasar yang terkonsentrasi, dan inflasi secara signifikan mempengaruhi risiko bank secara searah sedangkan tingkat profitabilitas di tahun sebelumnya, efisiensi, ukuran bank, pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat suku bunga, indeks nilai tukar mata uang Rupiah terhadap mata uang asing, dan indeks harga saham gabungan perusahaan non-keuangan secara signifikan berpengaruh terhadap risiko bank dengan arah yang berlawanan. Kemudian, peneliti juga menemukan bahwa pertumbuhan kredit bank hanya signifikan berpengaruh negatif pada periode 2008-2012. Selain itu, ditemukan bahwa tingkat profitabilitas di tahun lalu menjadi variabel yang semakin signifikan saat terjadi krisis global 2008.

This study analyzes the bank-specific, industry, and macroeconomic factors affecting bank risk in Indonesia. Researcher used a study period from year 2003 to 2012, which in that period there is a global crisis of 2008. Resercher found that asset structure, capitalization, non-deposit funding, a concentrated market, and inflation significantly affect the bank risk in positive direction, while level of profitability in the previous year, efficiency, bank size, economic growth, unemployment rate, interest rates, exchange rate index, and stock market index of non-financial firms inversely significant in influencing bank risk. Then, the researcher also found that loan growth was only significant during the research period of 2008-2012. In addition, it was found that profitability level in year before is the only factor which is getting more significant in affectingbank risk in Indonesia in period of 2008 global crisis."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S62994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nurhadyana
"ASBTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor (karakteristik,
pengetahuan,sikap, keterpaparan oleh media, ketersedian saran, dukungan orang
tua, dukugan guru dan peraturan di sekolah) yang berhubungan dengan perilaku
membuang sampah pada siswa di beberapa SDN se-Kecamatan Bantar Gebang.
Desain penelitian yangdigunakan pada penelitian ini adalah desain cross-sectional
dengan total sampel berjumlah 400 orang siswa. Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik multistage random sampling dan kuesioner digunakan sebagai alat
ukur penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 44,6% siswa yang
berperilaku buruk terhadap sampah 49,7% diantaranya adalah para siswa laki-laki
dan 39,3% siswa perempuan. Selain itu sebesar 46,3% siswa yang berperilaku
buruk merupakan siswa yang berusia diatas rata-rata, sedangkan 42,2% berusia
dibawah rata-rata. Berdasarkan uji khai kuadrat diperoleh 4 variabel yang
memiliki hubungaN bermakna dengan perilaku membuang sampah pada siswa di
beberapa SDN se-Kecamatan Bantar Gebang, yakni sikap (Pvalue= 0,046),
dukungan guru (Pvalue= 0,040), keterpaparan oleh media (Pvalue= 0,017) dan
ketersediaan sarana (Pvalue= 0,000). Lebih lanjut berdasarkan uji regresi logistik
didapatkan bahwa ketersedian sarana (Pvalue= 0,000) merupakan faktor yang
paling berpengaruh terhadap perilaku membuang sampah pada siswa di beberapa
SDN se-Kecamatan Bantar Gebang.

ABSTRACT
The aim of this study was to analyze factors (characteristic, knowledge,
attitude, media exposure, availability of facilities, parents? support, teacher?s
support, and school regulation) related to garbage disposing behavior among 4th
and 5th grade students in some elementary schools in Kecamatan Bantar Gebang.
This study used cross sectional design with 400 students as the samples.
Multistage random sampling was used as sampling technique, and questionnaire
was used to collect the data. The result of this study showed that 44,6% students
had inappropriate garbage disposing behavior, 49,7% of them were males, and
39,3% were females. 46,3% students with inappropriate behavior were students
whose age above the average. Chi square analysis showed variable that had
significant correlation with garbage disposing behavior are attitude (p=0,046),
teacher?s support (p=0,040), media exposure (p=0,017) and availability of
facilities (p=0,000). Linier regression was used for multivariate analysis and the
result shows that the availability of facilities has biggest influence toward the
garbage disposing behavior among students.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunissa Permata Hati
"Dehidrasi adalah berkurangnya cairan tubuh secara cepat tanpa diimbangi asupan cairan yang cukup Anak sekolah dasar rentan mengalami dehidrasi yang dapat menimbulkan gejala kelemahan fisik dan penurunan fungsi kognitif Mereka cenderung mengabaikan gejala dehidrasi dan tidak mengonsumsi cairan dalam jumlah cukup serta belum memiliki pengetahuan tentang cara menjaga status hidrasi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan sikap perilaku mengenai asupan cairan harian dan faktor faktor yang berhubungan pada anak SD dengan menggunakan desain cross sectional Data diambil Januari 2012 dengan memberikan kuesioner kepada 107 anak SD di Pejaten Barat Jakarta Selatan Hasil penelitian menunjukkan subyek terbanyak berusia 10 12 tahun 53 1 laki laki 62 2 duduk di kelas 4 6 SD 64 3 dan mendapat informasi dari 3 sumber informasi atau kurang 82 7 Diperoleh hasil yakni subyek terbanyak memiliki pengetahuan cukup 45 9 sikap cukup 51 dan perilaku baik 74 5 Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap uji chi square p 0 01 namun tidak ada hubungan antara pengetahuan dan perilaku serta antara sikap dan perilaku Terdapat hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan uji chi sqare p 0 042 namun pendidikan tidak berhubungan dengan sikap maupun dengan perilaku Karakteristik demografi lainnya seperti usia jenis kelamin dan jumlah sumber informasi tidak memiliki hubungan dengan pengetahuan sikap dan perilaku.

Dehydration is the rapid excessive loss of body fluids without adequate fluid intake replenishment School children are susceptible to dehydration It causes them to physical weakness and cognitive function decline They tend to ignore the symptoms of dehydration and do not consume adequate amount of fluids Children do not have the knowledge on how to maintain hydration status This study aimed to determine the knowledge attitudes behaviors regarding daily fluid intake and associated factors in school children by using cross sectional design Data were taken in January 2012 by giving questionnaires to 107 school children in Pejaten Barat South Jakarta The result shows that most subjects aged 10 12 years 53 1 males 62 2 fourth to sixth primary school students 64 3 and received information from 3 or less media resources 82 7 Most subjects had sufficient knowledge 45 9 sufficient attitude 51 and good behavior 74 5 There is correlation between knowledge and attitude chi square test p 0 01 but there is no correlation between knowledge and behavior as well as between attitudes and behavior There is correlation between education and knowledge chi square test p 0 042 but education is not correlated with attitudes and behavior Other demographic characteristics such as age gender and number of resources are not correlated to knowledge attitudes and behaviors
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Zakiyah Fahiroh
"Skripsi ini meneliti tingkat literasi gizi fungsional, interaktif dan kritikal yang dapat menggambarkan tingkatan kemampuan individu untuk memperoleh, menerima dan membuat keputusan gizi yang sesuai pada ibu siswa sekolah dasar. Faktor-faktor yang duji beda proporsinya adalah usia ibu, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, dan paritas. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Data diambil menggunakan kuesioner dengan metode self administered pada 108 responden yang bersedia berpartisipasi dan tidak mengalami kesulitan membaca dan menulis. Variabel yang memiliki perbedaan proporsi yang signifikan adalah tingkat literasi gizi fungsional dengan usia p value = 0,012 dan tingkat pendapatan keluarga p value = 0,02, literasi gizi interaktif dengan usia p value = 0,024 dan pendidikan p value = 0,035.

This thesis examines the level of functional, interactive and crticical nutrition literacy that can describe the level of individual ability to obtain, receive, anda make appropriate nutritional decisions on tthe mother of elementary school students. Factors analyzed for different proportions were mother's age, education level, family income and parity. This research is a quantitative research with cross sectional study design. Data were colected using quetionnaires with self administered method on 108 respondents who were willing to participate and had no troubling reading and writing. The variables that have significant difference of the proportion are the functional literacy with age p value 0,012, and family income p value 0,02, the interactive nutritional literacy with age p value 0,024 and education p value 0,035. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Widarti
"Pornografi di Indonesia telah tumbuh pesat seiring dengan kemajuan teknologi. Sosok yang rentan terkena bahaya pornografi salah satunya adalah remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya efek paparan pornografi remaja SMPN. Rancangan penelitian ini adalah studi potong lintang(cross sectional). Populasi penelitian ini adalah remaja SMPN di Kota Depok dengan jumlah sampel 275 orang. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November 2008 dengan menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 275 responden, remaja SMPN yang terpapar pornografi sebanyak 244 orang (88,7%), dari 244 orang yang terpapar pornografi sebanyak 132 orang (54,1%) telah mengalami efek paparan pornografi. Dari 132 orang yang mengalami efek paparan pornografi, sebanyak 24 orang (18,2%) mengalami efek adiksi, dari 24 orang yang mengalami adiksi sebanyak 17 orang (70,8%) berada dalam efek eskalasi, dari 17 orang yang eskalasi sebanyak 15 orang (88,2%) berada dalam efek desensitisasi dan dari 15 orang yang mengalami efek desensitisasi sebanyak 12 orang (80%) berada dalam tahap act out. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, kelas, waktu keterpaparan pornografi, jenis media pornografi, frekuensi paparan pornografi dan pengaruh teman sebaya. Dari hasil penelitian ini disarankan kepada pihak yang terkait dengan remaja SMPN yaitu pihak sekolah agar dapat meningkatkan diskusi baik di dalam kelas maupun diluar sekolah mengenai dampak dan bahaya pornografi, bekerjasama baik dengan orang tua, guru Bimbingan Konseling (BK) maupun pihak terkait lainnya dalam melakukan pencegahan terhadap meluasnya peredaran pornografi serta efek yang diakibatkannya."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>