Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89543 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ifannin Dewi
"Makalah ini akan membahas konformitas pada pengguna tanda pagar #vscocam di Instagram. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pembentukan norma dan tekanan kelompok yang yang akhirnya melahirkan konformitas pada pengguna tagar #vscocam di Instagram. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan studi kualitatif dengan menggunakan teknik wawancara dan observasi terhadap sejumlah akun Instagram. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat beberapa penyesuaian terhadap pembentukan norma pada mayoritas pengguna tagar #vscocam, antara lain memberikan like pada konten foto yang dianggap menarik, serta tidak mengunggah foto dan memberikan komentar yang dapat menyinggung pihak tertentu. Sementara itu, tekanan dalam kelompok terjadi ketika ada informan (pemilik akun Instagram) menyajikan foto yang tidak kalah menarik dengan foto pengguna tagar #vscocam lainnya.

This paper will discuss the conformity to #vscocam hashtag user on Instagram. The purpose of this study is to determine the norm formation and group pressure that eventually led to conformity on #vscocam hashtag users on Instagram. In this study, the researcher used a qualitative study with interviews and observation techniques to several Instagram account. The results of this study indicate if there are some conformity to the the norm formation in the majority of #vscocam hashtag users, such as giving like to the photo that is considered attractive, and not uploading photo or leaving comment comments that may offend certain people. While the group pressure occurs when the informant wanted to present a picture that is more interesting than other #vscocam hashtag users photo.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maramis, Abigail Felicia
"Fitur tombol "Like" di Facebook merupakan sebuah cara untuk menunjukan respon positif atau kesukaan seseorang akan sebuah konten yang diunggah di linimasa, seperti status update. Salah satu motif yang memotivasi seseorang untuk memberikan like di SNS adalah adanya like yang sudah ada pada konten tersebut. Mengacu pada teori konformitas dari psikologi sosial, peneliti berhipotesis bahwa seseorang cenderung untuk mengikuti perilaku atau respon orang lain dalam SNS. Penelitian ini mencoba untuk melihat apakah kehadiran "Like", status pertemanan pengguna yang memberikan "Like", dan popularitas pemberi "Like"; dapat memengaruhi pengguna dalam memberikan "Like", pada sebuah status update yang mereka baca di Facebook. Sebuah penelitian natural field experiment dengan desain penelitian 2 ada vs. tidak adanya like x 2 pemberian like dari teman vs. bukan teman x 2 pemberian like dari individu yang populer vs. tidak populer dilakukan di Facebook dengan melibatkan anggota dari Komunitas Stand Up Comedy Indonesia sebagai partisipannya. Mixed factorial ANOVA sebagai uji statistik membuktikan bahwa kehadiran like sebelumnya, status pertemanan pemberi like, dan popularitas pemberi like sebagai main effect tidak memiliki pengaruh terhadap meberian like pada sebuah konten di Facebook. Walaupun begitu, ditemukan interaksi dua arah antara ada atau tidak adanya like dengan status pertemanan. Hal ini menyimpulkan bahwa pengguna memiliki kemungkinan lebih besar untuk memberikan like pada konten yang telah diberikan like oleh seseorang yang mereka kenal. Sebagai tambahan, analisis pada penelitian ini juga menunjukan interaksi tiga arah antara ada atau tidak adanya like, status pertemanan, dan popularitas pemberi like, yang mana memiliki arti bahwa pengguna cenderung untuk memberikan like pada konten yang diberikan like oleh orang yang mereka kenal dan dipersepsikan sebagai individu yang populer dalam kelompoknya.

Facebook "Like" button, is a way to show that someone favors a shared content, such as status or updates. A reason that might motivate someone to give Likes on SNS is the presence of previous likes on the content. Drawing from the theory conformity of social psychology, we hypothesized that people tend to conform to the behavior or response of other SNS users. The present study investigates the influence of existing "Like", the peer status of person who gave ldquo like, and the liker's popularity on whether Facebook users would hit the "Like" button upon reading Facebook statuses. A 2 whether an existing like is present vs. not present x 2 whether existing like comes from peer vs. non peer x 2 whether existing like comes from popular individual vs. less popular individual natural field experiment was conducted on Facebook, involving the Indonesian Stand Up Comedy Community members Komunitas Stand Up Indonesia as the participants. Mixed factorial ANOVA revealed no main effect of the presence of existing "Likes", the peer status of the liker, and the popularity of the liker on whether Facebook users would give thumbs up on a status. A two way interaction between the presence of existing like and peer status was found. That is, users were more likely to like a status when they saw that it has received "Like" from another person that they were familiar with. Additionally, the analysis also showed a 3 way interaction among existing "Like", peer status, and popularity, which suggests that users tend to like statuses that have gained "Like" from a person they knew and was perceived as popular in the community. Conformity, Social Networking Sites SNS, Social Media, Facebook, Like Button."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalisto Falih Abyan
"Purchase Intention atau niatan pembelian merupakan salah satu tahapan dalam rangkaian teori purchase decision atau keputusan pembelian yang memiliki signifikansi penting baik bagi konsumen maupun manajemen brand. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen dalam mendorong terjadinya purchase intention adalah melalui periklanan. Periklanan sebagai bagian dari bidang pemasaran, saat ini sedang berkembang pesat pada platform media sosial. Hal ini mendorong perlunya dilakukan penelitian guna mengidentifikasi faktor-faktor yang penting bagi keberhasilan upaya pemasaran, khususnya pada bidang periklanan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana social media advertising atau periklanan media sosial mampu mempengaruhi purchase intention atau niatan pembelian dengan studi kasus konsumen Janji Jiwa pengguna Instagram yang berdomisili di daerah Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif melalui penyebaran kuesioner secara online terhadap 150 responden konsumen Janji Jiwa pengguna Instagram di Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa social media advertising terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention. Namun terkait faktor-faktor yang diwakili oleh dimensi-dimensi penelitian yang berpengaruh signifikan terhadap purchase intention konsumen Janji Jiwa, terbukti hanya ada dua dimensi yaitu perceived relevance dan habit. Adapun dimensi performance expectancy, hedonic motivation, interactivity, dan informativeness tidak dianggap signifikan karena terdapat perbedaan antara harapan konsumen dengan kenyataan di lapangan pada konteks Janji Jiwa. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian di masa depan terutama pada topik terkait. Implikasi manajerial dari penelitian ini ditujukan untuk manajemen Janji Jiwa guna menjadi saran dalam melalukan upaya periklanan media sosial di masa yang akan datang.

Purchase intention is one of the stages in purchase decision theories, which holds significant importance for both consumers and brand management. One way that management can encourage purchase intention is through advertising. Advertising, as part of the marketing field, is currently rapidly developing on social media platforms. This emphasize the need for research to identify factors that are important for the success of marketing efforts, particularly in the field of advertising. This study aims to examine how social media advertising can influence purchase intention, with a case study of Janji Jiwa consumers who use Instagram and reside in the Jabodetabek area. This research utilizes a quantitative research method by distributing online questionnaires to 150 Janji Jiwa consumers who use Instagram in Jabodetabek. The research results indicate that social media advertising has a positive and significant impact on purchase intention. However, regarding the factors representing social media advertising that significantly affect the purchase intention of Janji Jiwa consumers, only two dimensions are proven to be significant: perceived relevance and habit. On the other hand, dimensions such as performance expectancy, hedonic motivation, interactivity, and informativeness are not considered significant due to the discrepancy between consumer expectations and the reality in the field, specifically in the context of Janji Jiwa. This research is expected to contribute to future research, especially in related topics. The managerial implications of this research are intended for Janji Jiwa management as recommendations for future social media advertising efforts."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Nidya
"Jurnal ini membahas tentang sejauh mana impression management remaja dalam mengunggah foto budaya gaya hidup sehat di Instagram merupakan bentuk aktualisasi diri mereka yang sesungguhnya di dunia nyata. Penulis melakukan wawancara mendalam terhadap dua orang informan dan observasi terhadap akun Instagram pribadi milik keduanya. Analisis menghasilkan temuan: (1) Pengunggahan foto terkait budaya gaya hidup sehat ke Instagram oleh remaja dipengaruhi dan bertujuan untuk mempengaruhi social self, dan (2) Aktualisasi diri remaja yang mengunggah foto terkait budaya gaya hidup sehat ke Instagram dipengaruhi dan bertujuan untuk mempengaruhi social self. Secara lebih singkat, dapat disimpulkan bahwa impression management remaja dalam mengunggah foto terkait budaya gaya hidup sehat di Instagram tidak selalu merupakan bentuk aktualisasi diri mereka yang sesungguhnya di dunia nyata, namun tergantung social self yang mereka miliki dan yang akan mereka bentuk.

This journal discusses the extent of which impression management on uploading the healthy-lifestyle photos to Instagram by adolescents is a form of self-actualization in the real world. I conducted in-depth interviews of two informans and observations against their personal Instagram account. The analysis resulted in two findings: (1) The healthy-lifestyle photos uploaded by adolescents were affected by and aims to influence their social self, and (2) self-actualization of them who upload the healthy-lifestyle photos were affected by and aims to influence their social self. In shorter, it can be concluded that the impression management on uploading the healthy-lifestyle photos to Instagram by adolescents is not always a form of self-actualization in the real world, but depending on the social self they had and they are going to form.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Meranti
"Peneltian ini bertujuan membahas Pengaruh Konten Narasi dan Fitur Self Help Affordances pada Instagram Story terhadap Engagement: Studi Motivational Technology pada Sikap Pengguna. Metodologi yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan responden followers dari media sosial Instagram @Jouska yang berjumlah 307 orang. Teknik analisa data dilakukan dengan analisa statistik deskriptif dan analisis jalur (path analysis) untuk membuktikan hipotesa dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konten narasi dan Self Help Affordances tanpa melalui motivasi intrinsik memiliki pengaruh terbesar terhadap engagement. Meskipun sumbangsih yang diberikan oleh variabel konten narasi dan self help affordances tidaklah besar yakni 25%, namun hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang diberikan oleh faktor konten naratif terhadap munculnya rasa keterikatan bagi khalayak.
Hasil temuan ini menegasikan penelitian sebelumnya yakni teori motivational technology yang mengusung konsep self help affordances sebagai faktor utama dan satu-satunya variabel yang membentuk motivasi intrinsik dan engagement tidak cukup relevan untuk diaplikasikan dalam konteks Instagram story.

This research aims to discuss the Effect of Narrative Content and Self Help Affordances Features on Instagram Story of Engagement: Motivational Technology Study on User Attitudes. The methodology used is quantitative research with the respondents followers from @Jouska Instagram social media, amounting to 307 people. Data analysis techniques were carried out by descriptive statistical analysis and path analysis to prove the hypothesis in this study.
The results showed that narrative content and Self Help Affordances without going through intrinsic motivation had the greatest influence on engagement. Although the contribution given by the narrative content variable and self help affordances is not large at 25%, this result shows that there is an influence given by the narrative content factor to the emergence of a sense of attachment to the audience.
These findings negate previous research, namely the theory of motivational technology that carries the concept of self help affordances as the main factor and the only variable that forms intrinsic motivation and engagement is not relevant enough to be applied in the context of the Instagram story.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T53370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Natasya Berliana Putri
"Kebijakan pembatasan dalam melakukan interaksi sosial, menyebabkan penggunaan media sosial meningkat selama pandemi COVID-19. Mahasiswa merupakan pengguna media sosial terbanyak di Indonesia, dimana media sosial Instagram dan TikTok populer di kalangan mahasiswa. Adanya beragam fitur yang ada pada Instagram dan TikTok dapat menyebabkan mahasiswa melakukan social comparison, dimana hal tersebut dapat menimbulkan emosi negatif yang mengarah pada penurunan subjective well-being mahasiswa. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara social comparison dan subjective well-being pada mahasiswa pengguna Instagram dan TikTok. Terdapat dua alat ukur yang digunakan, yaitu The Iowa-Netherlands Comparison Orientation Scale untuk mengukur social comparison dan The Perma-Profiler untuk mengukur subjective well-being. Partisipan di dalam penelitian ini berjumlah 191 mahasiswa pengguna media sosial Instagram dan TikTok, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, dengan rentang usia 19-25 tahun (M = 21,37, SD = 1,028) dari berbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan uji korelasi yang dilakukan menggunakan teknik analisis Pearson Correlation, ditemukan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara social comparison dan subjective well-being pada mahasiswa pengguna Instagram dan TikTok (r (191) = -0,130, p < 0,05). Oleh karena itu, semakin tinggi social comparison yang dilakukan mahasiswa, semakin rendah pula subjective well-being mahasiswa, demikian pula dengan sebaliknya.

The policy of limiting social interactions caused the use of social media increases during the COVID-19 pandemic. College students are amongst the most active users on social media, also Instagram and TikTok are popular among them. The various features on Instagram and Tiktok can cause college students to do social comparison, which can elevate negative emotions that lead to decreased student’s subjective well-being. Thus, this study aims to find out whether social comparison has an effect on college student’s subjective well-being. There are two measurement instruments used, The Iowa-Netherlands Comparison Orientation Scale to measure social comparison and The Perma-Profiler to measure subjective well-being. Participants in this study were 191 college students using Instagram and TikTok, consisting of male and female, with an age range of 19-25 years (M = 21,37, SD = 1,028) from various areas in Indonesia. According to the correlation test that conducted using Pearson Correlation, there is a negative and significant correlation between social comparison and subjective well-being of college students using Instagram and TikTok (r (191) = -0,130, p < 0,05). Thus, the higher level of social comparison that students did, the lower the subjective well-being of college students using Instagram and TikTok as well, and vice versa."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joanna Jo
"ABSTRAK
Perkembangan pesat media sosial telah memunculkan tren pemasaran influencer marketing yang menitikberatkan pada peranan individu yang berpengaruh influencer dan word-of-mouth. Hal ini menimbulkan persepsi bahwa menjadi individu yang terkenal dan berpengaruh di media sosial sangat penting dan dapat dilakukan oleh siapapun. Setiap individu kini memosisikan diri mereka sebagai sebuah merek brand dan menjadi pemasar bagi dirinya sendiri dengan menyusun strategi pemasaran dan personal branding. Oleh karena itu, tulisan ini membahas strategi pemasaran dan personal branding pada influencer Instagram. Dalam studi ini, ditemukan bahwa influencer Instagram @awkarin menggunakan strategi pemasaran micro-celebrity dan authentic personal branding yang pada intinya berfokus pada khalayak, konten, dan jejaring network . Konsistensi dalam mengunggah konten-konten kontroversial dan pemanfaatan media sosial lain YouTube, Ask.fm, dan Snapchat inilah yang berperan penting dalam kesuksesan proses selebrifikasi akun Instagram @awkarin.

ABSTRACT
The rapid spread of social media has brought influencer marketing into trend which emphasize on the role of influencer and word of mouth. Thus, being hyped and influential in social media is perceived as an essential part and can be practiced by everyone. Individuals nowadays posit theirselves as a brand and their role is to be the marketer for their own self by planning their marketing and personal branding strategy. Therefore, this paper discusses the marketing and personal branding strategy on Instagram influencer. This study discovers that Instagram influencer awkarin use micro celebrity and authentic personal branding strategy which focused on audience, content, and network. Consistency in uploading controversial contents and the use of other social media YouTube, Ask.fm, and Snapchat play pivotal role in the success of celebrification process of awkarin Instagram account."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yunda Presti Ardilla
"ABSTRAK
Dengan maraknya media sosial, kini manusia cenderung berinteraksi dan berkomunikasi menggunakan media sosial. tidak terkecuali bagi perempuan muslim yang berprofesi sebagai influencer dari generasi milenial. Namun, ditengah aktifitas daringnya, ternyata mereka tidak dapat sebebas mungkin berekspresi dikarenakan adanya rasa takut kepada akun-akun pengikut media sosialnya. Hal ini merupakan tanda dari Panoptisisme dalam media digital. Penelitian ini berusaha menjawab bagaimana bentuk panoptisisme digital melalui wacana hijab pada influencer hijaber milenial. Peneliti menggunakan konsep panoptisisme dari Foucault, Media Digital, Hijab dan generasi Milenial dari Howe dan Strauss. Dengan menggunakan paradigma critical constructionism, pendekatan kualitatif dan wawancara mendalam, ditemukan bahwa panoptisisme digital merupakan strategi penguasa untuk mengendalikan influencer guna menyebarluaskan kekuatannya secara masif di media digital dengan tanpa disadari oleh subjek penelitian dan masyarakat luas. Strategi ini menggunakan ruang transparan partisipatif digital yang memungkinkan untuk dilakukan pengawasan terus-menerus oleh akun-akun media sosial yang mengikuti akun subjek penelitian dan siap memberikan hukuman apabila subjek penelitian dirasa tidak sesuai dengan wacana hijab. Subjek penelitian yang sadar akan adanya pengawasan dan hukuman merasan ketakutan dan was-was sehingga berusaha mendisiplinkan dirinya sendiri di media sosial meski tetap terdapat pemberontakan. Namun di sisi lain, generasi milenial ini juga mewajari adanya pengawasan tersebut tanpa mengetahui penguasa dibaliknya.

ABSTRACT
Nowadays, influencers moslem women of the millennial generation tend to communicate using social media. It turns out that they cannot be as free as possible due to the fear of their social media followers' accounts. This is a sign of Panoptism in digital media. This study tried to found the form of digital panoptismism through hijab discourse on millennial hijaber influencers. Researcher used the panopticism concept of Foucault, Digital Media, the Hijab concept and the Millennial generation of Howe and Strauss. By using the critical constructionism paradigm, qualitative approaches and in-depth interviews, it was found that digital Panoptisism is a strategy used by certain powers to control influencers to massively disseminate their power in digital media with such subtle and unnoticed by the subjects of research and society at large. This strategy uses a participatory transparent space that allows continuous monitoring by social media accounts that follow research subject accounts and is ready to give penalties if the subject of research is deemed not in accordance with the hijab discourse delivered in one direction. Research subjects who are aware of the existence of watchmens and punishment are feeling frightened and anxious so they try to discipline themselves on social media even though there is a rebellion. However, this millennial generation also taught about the watchmen without knowing the authority behind it.

"
2019
T53359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Pratama Afrianto
"Kegiatan donasi yang dilakukan di ruang-ruang publik mulai bergeser sejak kemunculan internet. Seperti halnya Kitabisa.com yang bergerak dalam bidang sosial dan fokus pada kegiatan penggalangan dana atau donasi. Dari berbagai bentuk kegiatan donasi yang dikampanyekan oleh Kitabisa.com, yang menarik adalah konten #bantulansia. Konten dikemas dengan menampilkan kondisi kemiskinan lansia sehingga mampu menarik para pengguna Instagram untuk memberikan like, komentar, bahkan donasi. Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika yang berfokus pada kajian tentang tanda-tanda, fungsi tanda, sistem tanda dan produksi makna ditarik dari tanda-tanda tersebut dengan model semiotika Ferdinand De Saussure. Terdapat dua komponen yang berkaitan dalam semiotik, yaitu penanda (signifier) adalah sebuah bunyi, gambar, atau tulisan yang bermakna artinya petanda adalah aspek material dari apa yang dilihat, dibaca, ditulis atau didengar. Kedua adalah petanda (signified) yang merupakan konsep atau gambaran mental atau pikiran, artinya penanda adalah aspek mentalnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kitabisa.com cenderung menampilkan kondisi lansia yang rentan, kekurangan ekonomi dan harapan yang tidak tercapai karena ekonomi terbatas sehingga membangkitkan rasa iba, prihatin yang menjadi trigger dalam konten Kitabisa.com. Konten yang diproduksi terpola, te-rutinisasi serta mengikuti kerangka standar dan prosedur Kitabisa.com dengan syarat 5% dari donasi terkumpul akan diklaim oleh Kitabisa.com. Semakin banyak donasi yang terkumpul maka semakin tinggi nilai 5% yang diklaim oleh Kitabisa.com artinya ideologi komersial pun tidak luput dari tubuh Kitabisa.com.

Donation activities carried out in public spaces began to shift since the emergence of the internet. Like Kitabisa.com, which is engaged in social activities and focuses on fundraising or donation activities. From the vast variety of donation campaign by Kitabisa.com, the interesting one is the content of #bantulansia. The content is packaged by displaying the poverty conditions of the elderly to attract Instagram users to give likes, comments, and even donations. This study uses a semiotic analysis method that focuses on the study of signs, sign functions, sign systems and the production of meaning drawn from these signs with Ferdinand De Saussures' semiotic model. There are two components in semiotics, the first one is signifier which could consist from sound, image, or writing created from the material aspect of what is seen, read, written or heard. The second is the signified which is a concept or mental picture or thought as the mental aspect. The results of this study indicate that Kitabisa.com tends to display the elderly in a vulnerable condition, economic difficulties and unachieved life expectancy caused by the economical limitations to trigger compassion and concern in Kitabisa.com content. The content produced is patterned, routinized and follows the standard framework and procedures of Kitabisa.com on the condition that 5% of the collected donations will be claimed by Kitabisa.com. The more donations collected, the higher the 5% value claimed by Kitabisa.com, meaning that commercial ideology does not escape Kitabisa.com's body.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Putri Adrilia Gultom
"Penelitian ini berusaha menganalisis konstruksi keluarga sakinah oleh selebritas Muslimah yang tergabung dalam kelompok digital Kajian Musawarah dengan menggunakan metode analisis multimodalitas. Meningkatnya selebritas yang menggunakan jilbab di Indonesia kemudian mengunggah foto keluarga yang harmonis dan bahagia bersama pasangan berdasarkan syariat Islam menjadi satu hal yang menarik untuk dianalisis. Selebritas Muslimah menjadi faktor penting dalam konstruksi keluarga sakinah karena memiliki banyak pengikut di media sosial, melalui proses hijrah, menggunakan jilbab dan mode pakaian syar’i, serta menjalani pernikahan yang saleh. Penelitian ini bertujuan untuk memahami konstruksi keluarga Sakinah dan harmonis yang di dalamnya terdapat istri yang baik dan sholehah yang dibangun oleh selebritas Muslimah di Indonesia. Metode yang digunakan yaitu analisis multimodalitas terhadap Instagram Shireen Sungkar dan Zaskia Sungkar dalam unggahan yang berkaitan dengan keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki argumen bahwa selebritas Muslimah mengonstruksi keluarga Sakinah melalui media sosial Instagram menyebabkan transformasi nilai agama dan memberikan standar kebahagiaan muslim yaitu menjadi keluarga Sakinah.

This study uses the multimodality analysis method to examine the construction of the Sakinah family by Muslim female celebrities who are members of the Musawarah Study digital group. The increase in celebrities who use the headscarf in Indonesia and then upload harmonious and happy family photos with their partners based on Islamic law is an exciting thing to analyze. Muslim celebrities are an important factor in constructing a Sakinah family because they have many followers on social media, go through the hijrah process, use the headscarf and shar'i clothing, and live a pious marriage. This study seeks to understand the construction of a Sakinah and harmonious family in which there is a good and shalihah wife built by Muslim female celebrities in Indonesia. The method used is a multimodality analysis of Shireen Sungkar and Zaskia Sungkar's Instagram in family-related uploads. Therefore, this study has the argument that Muslim female celebrities construct a Sakinah family through Instagram social media, causing a transformation of religious values and providing a standard of Muslim happiness, namely becoming a Sakinah family."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>