Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171668 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irani Tejaning Laras
"Munculnya fenomena pengadaptasian dari novel ke film bukanlah hal yang baru, inilah yang dimaksud dengan ekranisasi. Film The Flowers of War (2011) yang disutradarai oleh Zhāng Yìmóu (张艺谋) merupakan sebuah film yang diadaptasi dari novel 13 Flowers of Nanjing (2006) yang dalam bahasa Cina Jīnlíng Shísān Chāi (金陵十三钗) karya Yán Gēlíng (严歌苓). Novel dan film ini berkisah tentang Nánjīng (南京) pada tahun 1937, sekelompok siswi berlindung di dalam gereja, kemudian datang sekelompok wanita tuna susila yang juga ingin berlindung di dalam gereja. Namun, gereja tidak selamanya adalah tempat yang suci, ketenangan sementara akhirnya dirusak oleh tentara Jepang yang menyerbu masuk. Dua kelompok yang berlatar belakang berbeda akhirnya saling membantu satu sama lain. Tokoh yang akan dianalisis dalam makalah ini adalah Yùmò (玉墨), karena tokoh Yumo adalah tokoh utama dalam novel dan film ini. Yumo menjadi sorotan dalam kisahan, dan terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang membangun cerita. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan tokoh Yumo yang timbul akibat ekranisasi. Metode penelitian yang digunakan antara lain adalah metode kepustakaan dan metode analisis deskriptif.

Nowadays, the adoption story from novel into film is common phenomena which called ekranasi. Film the Flowers of War (2011) directed by Zhāng Yìmóu (张艺谋) is adapted from novel 13 Flowers of Nanjing (2006) /Jīnlíng Shísān Chāi (金陵十三钗) written by Yán Gēlíng (严歌苓). The story is about Nánjīng (南京) in 1937, a group of girl and a group of prostitute ensconce in church, in the same time to seek a peace. But suddenly, the church is disrupted by the Japanese soldier. Those two groups from difference background end up helping each other. The Figure that the authors take is Yùmò (玉墨). She is the main character in this story. Yumo is highlited in the narrative and involved in the events that build the story. This research is intended to look at the changes of Yùmò (玉墨) from ekranasi. The methods that use for this research are literature and descriptive analyst."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Feliza Farhana Hamidi
"Aftershock (唐山大地震) adalah sebuah film karya Feng Xiaogang (冯小刚). Film ini bercerita tentang perjalanan Fang Deng, yang merupakan korban dari gempa Tangshan pada tahun 1976. Fang Deng yang diduga telah meninggal dunia oleh ibu dan saudara kembarnya, diadopsi oleh sepasang suami istri relawan gempa dan menghabiskan sebagian besar hidupnya diluar kota Tangshan dan menolak untuk kembali ataupun mencari tahu tentang keberadaan keluarganya yang sebenarnya. Melalui analisis tokoh dan penokohan, makalah ini akan menjabarkan analisis penokohan tokoh Fang Deng dan memaparkan penyebab tokoh Fang Deng mencoba melupakan masa lalunya.

Aftershock (唐山大 地震) is a film by Feng Xiaogang (刚小刚). The film tells the story of Fang Deng's life journey, she was a victim of the Tangshan earthquake in 1976. Fang Deng, who was mistaken to be dead by her mother and her twin brother, was adopted by a couple of earthquake volunteers and spent most of her life outside Tangshan city and refused to return or finding out about her real family. Through character analysis and characterizations, this paper will describe the characterization analysis of Fang Deng and explain the cause of why Fang Deng tries to forget her past."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Lutfia Paundra Adhi Satyarini
"Xīn Shàolínsì 新少林寺 (Shaolin) merupakan sebuah film karya Benny Chan (2011). Film ini mengambil latar
belakang tempat di wilayah Deng Feng, provinsi Henan, saat Cina sedang berada pada era warlord (1919-1928).
Jurnal ini menganalisis tentang perubahan karakter tokoh Hou Jie dalam film Shaolin, di mana Hou Jie adalah
tokoh utama dengan dua karakter berbeda dan saling bertolak belakang. Karakter yang dimaksudkan adalah
karakter warlord dan biksu. Analisis perubahan karakter Hou Jie dari seorang warlord atau tuan tanah menjadi
biksu, dilakukan dengan analisis penokohan yang terbagi menjadi karakter dan karakterisasi.

ABSTRACT
Xīn Shàolínsì 新少林寺 (Shaolin) is a film produced by Benny Chan (2011). The movie took place in Henan
Province, Deng Feng, when China is mainly ruled by warlords (1919-1928). This journal analysed the change
in Hou Jie's character in the movie. Hou Jie is the main character in Shaolin, he represents two opposites of the
characters he played. The characters that are meant are the warlord and the monk characters. The analysis of
character changes of Hou Jie from a warlord or landlord to a monk, is through characterization analysis which
is divided into character and characterization."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rebecca Christiani Putri
"Hero (英雄Yīngxióng) adalah film yang disutradarai oleh Zhang Yimou. Film Hero yang dirilis pada tahun 2002 mengambil latar waktu pada era Tujuh Negara Berperang. Film ini menceritakan tentang perjuangan dan pengorbanan tokoh Wuming dalam menyampaikan sebuah visi persatuan yang terdapat dalam konsep Tianxia (天下Tiānxià) kepada Kaisar Qin. Tokoh Wuming harus mengorbankan tujuan awalnya menemui Kaisar dan memilih untuk tetap tunduk pada satu konsep yaitu Tianxia yang menjadi titik persimpangan penting dari seluruh kisah dalam film ini dan terutama sebagai konsep penting yang dipegang oleh Kaisar dalam menjalankan pemerintahannya. Tulisan ini membahas tentang usaha yang dilakukan tokoh Wuming untuk bertemu dengan Kaisar, pergeseran niat Wuming saat menemui Kaisar, serta relasi antara istilah 英雄dan konsep Tianxia. Peneliti mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian, menyortir dan menganalisis data-data tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna istilah英雄dalam film Hero merupakan sebuah harapan kepada Kaisar Qin untuk mewujudkan visi persatuan yang terkandung dalam konsep Tianxia dan pengorbanan yang diberikan oleh Wuming dalam menyampaikan visi tersebut kepada Kaisar.

Hero (英雄Yīngxióng) is a film directed by Zhang Yimou. Hero film released in 2002, which takes place in the Seven War Countries era. The movie tells about Wuming’s struggle and sacrifice in conveying a vision of unity contained in the concept of Tianxia (天下Tiānxià) to Emperor Qin. Wuming must sacrifice his original goal of meeting the Emperor and choose to remain subject to one concept, Tianxia, which becomes an important crossing point of the entire story in the movie and especially as an important concept held by the Emperor in the running of his reign. This paper discusses the effort made by Wuming to the meet with the Emperor, the shift in Wuming’s intentions when meeting the Emperor, as well as the relation between the 英雄and the concept of Tianxia. The Researcher collected the data related to research, sorting and analyzing the data. The results showed that the meaning of 英雄in the film Hero was an expectation to Emperor Qin to realize the vision of unity contained in the concept of Tianxia and the sacrifices given by Wuming in conveying the vision to the Emperor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Adilah
"ABSTRAK
Jurnal ini menganalisis makna bunga krisan dalam film Curse of The Golden Flower karya Zhang Yimou. Berdasarkan kebudayaan Cina, bunga krisan merupakan salah satu bunga yang memiliki makna positif. Hal tersebut membuat pemunculan bunga krisan dalam berbagai adegan film Curse of The Golden Flower menjadi menarik. Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk menganalisis makna simbol bunga krisan dan keterkaitannya dengan jalan cerita film. Dalam analisis, makna simbolik dari bunga krisan dalam kebudayaan Cina akan dihubungkan dengan adegan-adegan yang menampilkan bunga krisan dalam film dan melihat kesesuaiannya.

ABSTRACT
This journal analyzes the significance of the chrysanthemum flower in Zhang Yimou rsquo s Curse of the Golden Flower. According to Chinese culture, the chrysanthemum is a flower that possesses positive meanings. The appearance of chrysanthemum within several scenes of Curse of the Golden Flower makes it intriguing. The purpose of this journal is to analyze the significance of the flower and how it is connected to the storyline of the movie. The correlation between the symbolic meaning of chrysanthemum in Chinese culture and the scenes played out within the film is presented within the analysis. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nasiha Bella Safira
"Dalam komunikasi ada tiga jenis tindak bahasa yang terjadi, yaitu tindak lokusi, tindak ilokusi dan tindak perlokusi. Salah satu jenis tindak ilokusi yang sering ditemui sehari-hari adalah tindak tutur ilokusi direktif. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur direktif serta hubungan antara tindak tutur direktif dengan tindak tutur perlokusinya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dialog antara Sun Wukong dan Jiang Liuer, 2 tokoh utama dalam film Monkey King : Hero is Back. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, ada 4 jenis tindak tutur direktif dalam dialog antara Sun Wukong dan Jiang Liuer yang terbagi dalam 11 tindak tutur direktif memerintah, 5 tindak tutur direktif meminta, 4 tindak tutur direktif memperingatkan dan 1 tindak tutur direktif menyarankan. Tindak tutur direktif meminta terjadi ketika penutur memiliki status yang lebih tinggi daripada mitra tutur. Tindak tutur direktif meminta umumnya digunakan oleh penutur yang memiliki status lebih rendah daripada mitra tutur. Tindak tutur memperingatkan terjadi ketika penutur peduli dengan keselamatan mitra tutur. Tindak tutur menyarankan terjadi ketika penutur memberikan pendapat yang bermanfaat bagi mitra tutur. Dalam tindak tutur direktif, situasi, status dan hubungan antara penutur dan mitra tutur mempengaruhi keberhasilan komunikasi.

There are three types of speech acts that occur In communication, locution, illocution and perlocution. One type of illocution acts that is often encountered in everyday life is the act of directive speech acts. This study aims to describe the types of directive speech acts as well as the relationship between directive speech acts and their perlocution acts. The data used in this study are dialogue between Sun Wukong and Jiang Liuer, the two main characters in the film Monkey King: Hero is Back. The method used is descriptive-qualitative. The results showed, there were 4 types of directive speech acts in the dialogue between Sun Wukong and Jiang Liuer which were divided into 11 command, 5 request, 4 warning and 1 suggestion. Command occur when the speaker has a higher status than the speech partner. Request generally used by speakers who have lower status than speech partners. Warning occurs when the speaker cares about the safety of the speech partner. Suggestion occur when a speaker gives an opinion that is beneficial to the speech partner. In directive speech acts, the situation, status and relationship between the speaker and the speech partner affect the success of communication."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yourinda Prasadanti
"Film Curse of the Golden Flower adalah film karya Zhang Yimou yang merupakan salah satu sutradara dari Generasi Kelima. Film ini dirilis pada tahun 2007 dan mengambil latar waktu pada era Dinasti Tang. Film Curse of the Golden Flower menceritakan tentang usaha Kaisar dalam mempertahankan kestabilan sistem pemerintahan di dalam istana karena dampak dari konflik yang muncul, seperti rencana pemberontakan Permaisuri, ketidakpatuhan Permaisuri pada Kaisar dan hubungan terlarang antara Permaisuri dengan anak tirinya. Kaisar menggunakan “obat” untuk menyembuhkan segala permasalahan yang terjadi di dalam Istana agar sistem pemerintahan tetap stabil. Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna “obat” di dalam film Curse of the Golden Flower melalui deskripsi adegan dan dialog percakapan antara Kaisar dengan Permaisuri, tabib kerajaan dan putra-putranya. Peneliti menggunakan metode kualitatif, mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penelitian dan menganalisis data tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa “obat” yang seharusnya dapat menyembuhkan, justru di sisi lain juga menjadi racun untuk menghancurkan permasalahan rumit yang mengganggu stabilitas istana.

The film Curse of the Golden Flower is a film by Zhang Yimou who is one of the directors from Fifth Generation. This film was released in 2007 and set in the Tang Dynasty era. The film Curse of the Golden Flower tells the story of the Emperor's efforts to maintain the stability of the government system in the palace due to the impact of the conflict that across, such as the plan for the Empress's rebellion, the Empress's disobedience to the Emperor and the forbidden relationship between the Empress and her stepson. The Emperor use "medicine" to cure all the problems that occurre in the palace so the government system still stable. This research aims to understand the meaning of "medicine" in the film Curse of the Golden Flower through scene descriptions and dialogues between the Emperors and the Empress, traditional healers and their sons. Qualitative research through collected data that related to this research and analyzed the data methods is used in this research. The research result showed the "medicine" that was supposed to heal, on the other side, also became poison to destroy complex problems that disrupt the stability of the palace."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Grandy Marchellino Guswandi
"Film The Flowers of War adalah sebuah film bergenre perang karya sutradara Zhang Yimou, seorang sutradara ternama Tiongkok. Film yang dirilis pada tahun 2011 ini merupakan adaptasi dari novel 13 Flowers of Nanjing (Jinling Shisan Chai) karya Yan Geling. Perilisan film ini diwarnai juga dengan meningkatnya tensi antara Tiongkok, Jepang, dan Amerika tentang kepulauan Senkaku. Film yang berlatar belakang pada peristiwa Pembantaian Nanjing pada era Perang Tiongkok-Jepang tahun 1937 ini, menampilkan kerumitan karakter perempuan bernama Yu Mo yang diperankan oleh Ni Ni. Artikel ini membahas karakter Yu Mo sebagai metafora bunga Plum (Meihua) salah satu bunga khas dalam budaya Tiongkok yang memiliki makna ketahanan, pengorbanan, dan keindahan, juga sekaligus menyoroti perannya sebagai sosok patriotik dalam film. Menggunakan metode kualitatif dengan pengumpulan data berupa studi pustaka, artikel ini berhasil mengungkap karakterisasi protagonis perempuan meresonansi simbol bunga Plum dalam menyampaikan pesan patriotik dan ketahanan Tiongkok.

The Flowers of War is a war film by renowned Chinese director Zhang Yimou. The movie, released in 2011, is an adaptation of the novel 13 Flowers of Nanjing (Jinling Shisan Chai) by Yan Geling. The film's release was also marked by rising tensions between China, Japan, and the United States over the Senkaku islands. The movie, set during the Nanjing Massacre during the 1937 Sino-Japanese War, features a complex female character named Yu Mo, played by Ni Ni. This article discusses Yu Mo's character as a metaphor of the plum blossom (Meihua), a typical flower in Chinese culture with meanings of resilience, sacrifice, and beauty, while also highlighting her role as a patriotic figure in the film. Using a qualitative method with data collection in the form of a literature study, this article successfully reveals the characterization of the female protagonist resonating the symbol of the Plum flower in conveying China's patriotic and resilience message."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Anindra Pascasiswi
"Jurnal ini menganalisis penokohan Yu Mo dalam film The Flowers of War. Yu Mo berperan penting dalam membangun cerita di dalam film. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan analisis penokohan tokoh Yu Mo serta memaparkan perubahan karakter yang terlihat pada Yu Mo dalam film The Flowers of War. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan intrinsik yang pada dasarnya memusatkan pada unsur-unsur yang ada dalam karya sastra itu sendiri. Analisis unsur instrinsik penokohan pada film ini merupakan landasan penulis untuk menganalisis penokohan Yu Mo dalam film. Penelitian ini menganalisis karakter Yu Mo untuk mengetahui pengaruhnya terhadap alur film The Flowers of War.

This journal analyzes the characterizations of Yu Mo in The Flowers of War. Yu Mo plays an important role in building the story in the film. The purpose of this research is to reveal character analysis of Yu Mo as well as describe the character changes seen on Yu Mo in The Flowers of War. Research is done by using an intrinsic approach that basically focuses on the elements that exist in the literary work itself. Analysis of the intrinsic elements of characterization in this film is the foundation of the author to analyze the characterization of Yu Mo in the film. This research was conducted to analyze the character of Yu Mo to know its influence on the plot of The Flowers of War."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Kencana Dharma Pertiwi
"Skripsi ini membahas tentang perbandingan alur dalam novel dan film yang berjudul To live, penulisan ini bertujuan untuk menganalisa hasil yang muncul akibat proses alih wahana film yang berdasarkan pada novel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengarang dan sutradaranya memiliki perbedaan pesan yang ingin disampaikan.

This thesis discusses the comparative groove in the novel and film entitled To live, this paper aims to analyze the results arising from the transfer of a vehicle for a movie based on the novel. These results indicate that the author and the director has a different message to be conveyed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>