Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133805 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Obesitas telah menjadi masalah pandemik global di seluruh dunia, WHO mengatakan sebagai masalah kesehatan kronis terbesar pada orang dewasa. Data Riskedas 2007 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas nasional berdasarkan IMT pada kelompuk umur lebih kurang 15 tahun sebesar 10,3%. Tujuan: Penelitian ini untuk mengkaji faktor determinan PJK dengan yaitu faktor sosiodemografi, faktor risiko perilaku, dan hasil pemeriksaan darah. Metode: Cross sectional dengan melakukan analisis lanjut dari subses hasil evaluasi data penelitian “Studi Kohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular” di kelurahan Kebon Kelapa Kecamatan Bogor Tengah, Kota Sampel sebanyak 1079 responden Penderita PJK dengan obesitas. PJK ditentukan berdasarkan pemeriksaan EKG (tahun 2013) dan mengalami obesitas (IMT > 25 cm atau LP > 80 cm pada perempuan dan 90 cm pada laki-laki). Analisis uji Chi-square dan regresi logistik. Hasil: Penelitian menunjukkan hipertensi memberikan risiko 1,8 kali dibandingkan yang tidak hipertensi pada responden PJKyang obesitas dengan 95% CI 1,31-2,53; LDL akan memberikan risiko 1,6 kali dibandingkan responden dengan LDL tidak berisiko pada kelompok PJK yang obesitas dengan 95% CI 1,18-2,32; HDL akan memberikan risiko 1,66 kali pada responden dengan HDL berisiko pada kelompok PJK yang obesitas dengan 95% CI 1,07-2,22. Kesimpulan: Bahwa pada kelompok masyarakat yang berumur tua, berjenis kelamin perempuan, status perkawinan cerai, pekerjaan ibu rumah tangga, berpendidikan tinggi dan sosial ekonomi tinggi akan mempunyai risiko PJK. Saran: Diperlukan kajian lebih lanjut tentang PJK dengan obesitas dengan kualitas asupan makanan khususnya lemak pada minyak yang digunakan untuk menggoreng agar dapat diketahui lebih rinci jenis-jenis asam lemak jenuh yang dapat mempengaruhi memburuknya profil lipid darah."
BULHSR 17:4 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Henie Soesanto
"ABSTRAK
Tujuan : Untuk mengetahui nilai pembatas indikator kelebihan lemak tubuh pada lansia.
Tempat : Puskesmas Kecamatan Kotamadya Semarang yang mempunyai program lansia binaan.
Bahan dan cara : Studi cross-sectional pada lansia 60 tahun ke atas(69 pria dan 173 wanita), subyek penelitian dipilih secara acak sederhana pada tingkat Puskesmas. Data yang dikumpulkan meliputi : data non nutrisi, data nutrisi, antropometri, kadar lipid serum data gula darah puasa .Penetapan nilai pembatas indikator kelebihan lemak tubuh (IMT, Lpe, rasioLPe/Lpa ,ML) ditetapkan pada nilai median. Sedangkan nilai indikator metabolik sebagai faktor risiko PJK ditetapkan pada batas diwaspadai (berdasarkan Konsensus Nasional Dislipidemia Indonesia, 1993).
Hasil : Profil kol. total dan kol. HDL serum subyek wanita lebih tinggi daripada subyek pria (p = 0,001). Prevalensi faktor risiko PJK seperti dislipidemia pada subyek wanita lebih tinggi dibandingkan subyek pria (p < 0.05). Nilai-nilai pembatas indikator kelebihan lemak tubuh yang diperoleh pada penelitian ini yaitu IMT (pria 21 kg/m2; wanita 23 kg/m2 ), LPe (pria 79 cm; wanita> 80 cm), rasio LPe-LPa (pria) 0,91; wanita > 0,85), massa lemak tubuh (pria > 22 %; wanita > 35 %). Sensitifitasnya dikaitkan dengan profit lipid sebagai faktor risiko PJK yaitu 40 - 60 %, sedangkan spesifisitasnya 70 - 80 %. Terdapat perbedaan determinan komposisi tubuh terhadap gangguan metabolik pada subyek pria dan wanita. Pada subyek pria nilai pembatas indikator kelebihan lemak tubuh berkorelasi dengan TG dan GDP, sedangkan pada subyek wanita berkorelasi dengan kol. HDL, kol. total, kol. LDL dan TO.
Kesimpulan : Nilai-nilai pembatas indikator kelebihan lemak tubuh yang didapat pada penelitian ini cenderung memberi spesifisitas yang lebih tinggi dibanding dengan sensitifitasnya (dikaitkan dengan dislipidemia). Pada subyek pria indikator kelebihan lemak tubuh lebih terkait pada TG den GDP. Sedangkan pada subyek wanita indikator kelebihan lemak tubuh lebih terkait pada dislipidemia.

ABSTRACT
The Cut Off Point Determination Of Overfatness In Relation to Selected CHD Risks In Elderly In Semarang
Objective :
To determine cut off points of overfatness in the elderly using CHD risks factors as the end points.
Place :
Seven public health centers with elderly clubs in Semarang municipal.
Materials and Methods :
This cross-sectional study involved 242 elderly individuals (69 males & 173 females), aged 60 years and over. Simple random sampling was applied at the PHC level. Structured questionnaires were used to collect information on sosiodemography, life styles, food habits and practices Anthropometric assessments were done to estimate body compositional status. Serum lipids and fasting blood glucose were measured to identify metabolic disorders. High body mass index, high abdominal circumference, high abdominal hip ratio and high fat mass values were used as overfatness indicators. The Indonesian National Consensus on Dyslipidemia was used to identify dyslipidemic cut off values.
Results :
Mean serum total cholesterol and high density lipoprotein (HDL) cholesterol in females were higher than those in males (220.99 ± 46.66 vs 199.31 ± 35.71, p = 0.001 and 51.17 ± 11.58 vs 45.22 ± 12.52, p = 0.001, respectively). The prevalence of CHD risks (dyslipidemic profiles) in females were also higher than that in males (p < 0.05). With respect to CHD risks, cut-off points for overfatness using BM1 values were > 21 kglr2 and ) 23 kglm2 for males and females respectively. Cut off points for other overfatness indicators were AC) 79 cm and ) 80 cm; AHR > 0.91 and ) 0.85 and percent body fat 3 22% and ) 35% for males and females, respectively. Using these cut off values, the sensitivity ranged from 40 -- 60% and the specificity ranged from 70 -- 80%. There were gender differences in the determinants of metabolic disorders. In males, overfatness was more related to TG and fasting blood glucose values. On the other hand, in females, overfatness was more related to total cholesterol, HDL cholesterol, LDL cholesterol and TG.
Conclusion :
This study supports the findings reported by other investigators that cut off values for overfatness, in relation to metabolic disorders, are more specific than sensitive. Gender differences in the determinants of metabolic disorders indicate that interpretation on body compositional disorders in the elderly should be taken cautiously.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jamaludin
"Kardiomegali (pembesaran jantung) bukan suatu penyakit melainkan tanda dan gejala dari kondisi medis lainnya. Kardiomegali bisa berupa dilatasi, hipertrofi atau dilatasi ventrikel. Kardiomegali lebih sering bersifat patologis. Seringkali tidak menimbulkan keluhan pada tahap awal, keluhan akan dirasakan bila telah memasuki tahap lanjut dan berakhir pada gagal jantung. Kardiomegali ditegakkan berdasarkan pemeriksaan foto sinar-x dada, yang dinyatakan dengan CTR ≥50%.
Tujuan penelitian mengetahui hubungan obesitas terhadap kejadian kardiomegali. Menggunakan data sekunder dan disain cross sectional, hasilnya diperoleh hubungan obesitas terhadap kejadian kardiomegali, pada analisis multivariat dengan regresi Cox menunjukkan PR 3,5 (95% CI: 1,46-8,37) setelah dikontrol dengan umur, gender, riwayat hipertensi dan riwayat PJK. Terdapat interaksi obesitas dengan umur pada penelitian ini diuraikan dalam pembahasannya.
Kesimpulan meskipun obesitas bukan sebagai penyebab tunggal dalam penelitian ini, namun adanya kardiomegali dapat memperberat risiko gagal jantung dan risiko kematian yang perlu diwaspadai.

Cardiomegaly (enlarged heart/cardiac enlargement) is not a disease but a sign and symptom of other medical conditions. It can be dilatation, hypertrophy, or ventricular dilatation. It is more often pathological. It does not give rise to complaints, in early stage. The complaints will be felt when it has entered the advance stage and ended in heart failure. Cardiomegaly established by examination of chest x-rays, which is expressed by CTR ≥ 50%.
The purpose of the study determine the relationship of obesity on the incidence of cardiomegaly. Using secondary data and cross-sectional design.The results is presence of the relationship of obesity on the incidence of cardiomegaly. Multivariate Cox regression analysis showed PR 3.5 (95% CI: 1.46 to 8.37) after adjusted for age, gender, history of hypertension and history of CHD. There is interaction of obesity with age in this study are outlined in the discussion.
Conclusions obesity is not sole cause in this study, but the presence of cardiomegaly may aggravate the risk of heart failure and alert to risk of mortality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42088
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilina Faradila Cornain
"Obesitas didefinisikan sebagai kondisi meningkatnya berat badan individu akibat penumpukan jaringan lemak berlebih di dalam tubuh. Gaya hidup kurang gerak (sedentary) disertai dengan pola makan yang tidak sehat, turut meningkatkan kemungkinan terjadinya kelebihan gizi dan obesitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi obesitas serta faktor risiko obesitas terkait lainnya, seperti faktor demografik (umur, jenis kelamin, jenjang pendidikan, pekerjaan), dan gaya hidup (merokok, olahraga, konsumsi alkohol).
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dimulai dari bulan April 2011 dengan melakukan anamnesis dan pengukuran antropometri pada penduduk Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur. Kriteria obesitas yang digunakan adalah kriteria IMT yang dipakai oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Analisis hubungan antara faktor-faktor yang terkait dengan obesitas di studi ini dilakukan melalui uji Chi-square bila syarat terpenuhi. Didapatkanlah prevalensi obesitas di Kelurahan Kayu Putih sebanyak 35.2% dan ditemukanlah hubungan yang bermakna (p=0.043), antara prevalensi obesitas dan tingkat pendidikan responden sementara faktor-faktor yang lain tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan obesitas.

Obesity, a condition of excessive accumulation of body fat beyond physical requirements and skeletal limitation, has now become a public health concern. The condition of having a sedentary lifestyle where physical exercise is lacking and a healthy-balanced diet are neglected, increases the possibility of being overweight and obese. The aim of this study is to identify the prevalence of obesity and its related factors, such as demographical factors (age, gender, level of education, occupation) and lifestyle (smoking, physical activity, and alcohol consumption).
Starting from April 2011, this cross sectional research design was done by performing history taking and anthropometry measurements to the citizens. The criteria of obesity are based on the Body Mass Index (BMI) classification used by Indonesia's Ministry of Health. Analysis of the related risk factors with obesity is done using the Chi-square test, when the required conditions are met. The prevalence of obesity in Kelurahan Kayu Putih was 35.2%. Chi square analysis showed a significant relationship (p=0.043), between the prevalence of obesity and the respondents? level of education; whereas, other factors did not.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafid Sugiarto
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marsheila Arsy Fabian
"Latar belakang: Obesitas di dunia terus meningkat seiring perkembangan zaman. Pada tahun 2016, sebanyak 650 juta atau 13% penduduk usia ≥18 tahun di dunia mengalami obesitas. Pada tahun 2018, sebanyak 21,8% penduduk usia ≥18 tahun di Indonesia mengalami obesitas. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan obesitas terus meningkat dan menjadi permasalahan kesehatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan obesitas pada penduduk usia ≥18 tahun di perkotaan. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian adalah cross sectional dengan metode kuantitatif menggunakan data sekunder IFLS-5 dengan total sampel 16.973 responden. Uji Chi Square digunakan untuk melihat hubungan usia, jenis kelamin, perilaku merokok, konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik dan kualitas tidur dengan kejadian obesitas. Hasil: Prevalensi obesitas pada penduduk usia ≥ 18 tahun di perkotaan berdasarkan data IFLS-5 adalah sebanyak 36,9%. Terdapat hubungan usia, jenis kelamin, perilaku merokok, konsumsi buah dan sayur, dan kualitas tidur dengan kejadian obesitas. Kesimpulan: Terdapat hubungan faktor risiko terhadap kejadian obesitas diantaranya usia dengan OR 1,405 (P = 0,001; 95% CI 1,312 – 1,504), jenis kelamin dengan OR 1,961 (P = 0,001; 95% CI 1,839 – 2,090), perilaku merokok dengan OR 0,490 (P = 0,001; 95% CI 0,458 – 0,525), konsumsi buah dan sayur dengan OR 0,779 (P = 0,001; 95% CI 0,732 – 0,891), dan kualitas tidur dengan OR 0,893 (P = 0,015; 95% CI 0,815 – 0,930). Tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan obesitas dengan nilai p = 0,708. Adapun saran yang diberikan membuat program pencegahan dan penanggulangan obesitas khususnya untuk kelompok berisiko yaitu perempuan berusia lebih dari 45 tahun. Peneliti lain dapat menambahkan variabel yang tidak ada di penelitian ini seperti konsumsi gula, garam, lemak, pola makan, genetik, etnis, pendidikan, dan konsumsi alkohol.

Background: Obesity in the world continues to increase along with the times. In 2016, as many as 650 million or 13% of the population aged ≥18 years in the world were obese. In 2018, 21.8% of the population aged ≥18 years in Indonesia were obese. This shows that the problem of obesity continues to increase and become a health problem. Purpose: This study aims to determine the factors associated with obesity in residents aged ≥18 years in urban areas. Method: The method used in this study was cross sectional with quantitative methods using IFLS-5 secondary data with a total sample of 16,973 respondents. The Chi Square test was used to see the relationship between age, gender, smoking behavior, fruit and vegetable consumption, physical activity and sleep quality with the incidence of obesity. Results: The prevalence of obesity in residents aged ≥ 18 years in urban areas based on IFLS-5 data is 36.9%. There is a relationship between age, gender, smoking behavior, fruit and vegetable consumption, and sleep quality with the incidence of obesity. Conclusion: There is a relationship between risk factors for the incidence of obesity including age with a OR of 1.405 (P = 0.001; 95% CI 1.312 – 1.504), gender with a OR of 1.961 (P = 0.001; 95% CI 1.839 – 2.090), smoking behavior with a OR of 0.490 (P = 0.001; 95% CI 0.458 – 0.525), fruit and vegetable consumption with OR 0.779 (P = 0.001; 95% CI 0.732 – 0.891), and sleep quality with OR 0.893 (P = 0.015; 95% CI 0.815 – 0.930 ). No significant relationship was found between physical activity and obesity with a value of p = 0.708. The advice given is to make obesity prevention and control programs especially for risk groups, namely women aged over 45 years. Other researchers can add variables that are not in this study such as consumption of sugar, salt, fat, diet, genetics, ethnicity, education, and alcohol consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nimas Ayu Arce Roselly P.
"Obesitas merupakan keadaan penumpukan lemak tubuh yang erat kaitannya dengan penyakit sirkulasi. TNI merupakan golongan manusia yang berkualitas dan dipersiapkan dalam mempertahankan keamanan Negara, sehingga perlu diperhatikan keadaan status lemak tubuhnya yang dapat menghambat perannya dilapangan. Salah satu perubahan yang terjadi yakni gaya hidup yang konsumtif dan sedentaris. Hal tersebut menyebabkan energi yang diterima tidak seimbang dengan energi yang dikeluarkan. Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk mengetahui keadaan gizi seseorang dengan persen lemak tubuh.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan hubungan faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas berdasarkan persen lemak tubuh pada pria (40-55 tahun) anggota ABRI/TNI di Kantor Direktorat Jrnderal Zeni TNIAD Tahun 2008. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 105 orang dipilih sesuai dengan kriteria inklusi. Data dianalisis secara univariat dan bivariat.
Dari hasil analisis univariat menunjukkan sebagian besar anggota TNI Zeni yang mengalami obesitas sebesar 25,7%. Mayoritas berstatus normal dengan lemak tubuh 22,37%. Selain itu hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara golongan kerja, konsumsi lemak, konsumsi protein, RLPP, tingkat pengetahuan gizi (P < 0,05).
Berdasarkan hasil penelitian di atas, sebaiknya anggota TNI Zeni yang mengalami obesitas perlu adanya perbaikan menu dalam penyediaan makanan, penggunaan RLPP untuk mengukur gambaran lemak perut dan pemasangan poster mengenai menu seimbang dan dampak dari obesitas. Selain itu, perlu diadakannya penyuluhan oleh berbagai pihak agar dampak dikemudian hari dapat diminimalisir sejak sekarang."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Indriyati
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang prevalensinya cukup tinggi. Kenaikan prevalensi sejalan dengan bertambahnya usia khususnya pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Obesitas sering terjadi pada wanita usia pertengahan dibanding pria, hal ini menjadi penyebab mengapa berat badan sering mempengaruhi tekanan darah pada wanita.
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan kegemukan dengan hipertensi pada wanita postmenopause dengan melakukan analisis data sekunder: studi kohor faktor risiko penyakit tidak menular di kelurahan Kebon Kalapa, kec. Bogor Tengah, Kota Bogor tahun 2011. Penelitian dilakukan dengan disain Cross Sectional.
Hasil: Proporsi responden yang mengalami kegemukan 74,6% dan hipertensi 52,4%. Prevalens rasio (PR) hipertensi 1,51 kali lebih besar terjadi pada responden yang gemuk (95% CI: 1,12-2,04, p value = 0,003). Analisis multivariat dengan Cox Regression yaitu setelah dikendalikan dengan variabel confounding: umur, pendapatan keluarga dan riwayat penyakit kronis, maka PR hipertensi pada reponden yang gemuk sebesar 1,38 kali lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang berat badan normal (95% CI: 0,92?2,07).
Kesimpulan: kegemukan pada wanita postmenopause dapat meningkatkan risiko hipertensi dan dipengaruhi oleh faktorfaktor risiko lain seperti umur, riwayat penyakit kronis dan kondisi sosial ekonomi, sehingga perlu dilakukan antisipasi sejak dini dengan meningkatkan perilaku hidup sehat dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat khususnya wanita.

Hypertension is a public health problem that prevalence is quite high. The increase in prevalence with age , especially in women who have entered menopause. Obesity is common in middle-aged women than men, and this is also the reason why weight frequently affects blood pressure in women than men.
Objective:To determine the relationship of obesity with hypertension in postmenopausal women with secondary data analysis: the baseline cohort study of risk factors for non-communicable diseases in Kebon Kalapa, Central Bogor, Bogor City in 2011. Methods: Cross sectional study design.
Results: The proportion of overweight is 74.6 % and 52.4 % for hypertension . Prevalence ratios ( PR ) hypertension 1.51 times greater in obesity ( 95 % CI : 1.12 to 2.04 , p value = 0.003). Multivariate analysis using Cox Regression. Upon controlled potential confounding variable is the variable age , family income and a history of chronic disease , the prevalence rate of hypertension in obese respondents was 1.38 times higher compared with those who had normal weight (95 % CI is 0.92-2.07).
Conclusion: Obesity in postmenopausal women may increase the risk of increased blood pressure , and is also influenced by other risk factors such as age , history of chronic disease and socioeconomic conditions , so it needs to be done early anticipation by increasing healthy behavior and health education for the community , especially women."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Amalia Prayudita
"Indonesia termasuk salah satu negara yang menghadapi tiga permasalahan gizi sekaligus, yaitu stunting, wasting, dan overweight. Obesitas sentral atau yang disebut obesitas tipe apel merupakan disebabkan oleh penumpukkan lemak dalam tubuh dalam jumlah berlebih di bagian perut. Obesitas sentral diamati sebagai jenis obesitas yang merugikan dengan implikasi serius dan pemicu penyakit degeneratif. Provinsi Sulawesi Utara merupakan daerah dengan prevalensi obesitas sentral tertinggi berdasarkan data Riskesdas 2018 yaitu sebesar 42,5%. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia ≥45 Tahun di Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2019 dengan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian menggunakan analisis bivariat didapatkan pada laki-laki konsumsi alkohol (p-value = 0,015) memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian obesitas sentral. Sedangkan pada perempuan aktivitas fisik (p-value = 0,045), konsumsi minuman manis (p-value = 0,036), konsumsi makanan berlemak (p-value = 0,023), dan konsumsi bumbu penyedap (p-value = 0,020) memiliki hubungan secara statistik dengan kejadian obesitas sentral. Peneliti menyarankan untuk dinas kesehatan dapat bekerja sama dengan berbagai pihak seperti organisasi masyarakat dan institusi keagamaan dalam memberikan edukasi terkait bahaya obesitas sentrak, faktor-faktor yang mempengaruhi, dampak yang disebabkan dan bagaimana cara mengatasinya.

Indonesia is one of the countries that faces three nutritional problems at once, namely stunting, wasting and overweight. Central obesity or what is called apple-type obesity is caused by the accumulation of excess fat in the body in the abdomen. Central obesity is observed as a detrimental type of obesity with serious implications and triggers degenerative diseases. North Sulawesi Province is the area with the highest prevalence of central obesity based on the 2018 Riskesdas data, namely 42.5%. This study aims to determine the factors associated with the incidence of central obesity in people aged ≥45 years in Minahasa, North Sulawesi Province. This study uses secondary data from the 2019 Riskesdas with a cross-sectional research design. The results of the study using bivariate analysis found that male alcohol consumption (p-value = 0.015) had a statistical relationship with the incidence of central obesity. Whereas in women physical activity (p-value = 0.045), consumption of sweet drinks (p-value = 0.036), consumption of fatty foods (p-value = 0.023), and consumption of seasonings (p-value = 0.020) have a statistical relationship with central obesity. Researchers suggest that the health office can work together with various parties such as community organizations and religious institutions in providing education regarding the dangers of central obesity, the factors that influence it, the impact it causes and how to overcome it."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>