Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 59363 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Secara singkat tulisan ini akan membahas pendekatan pemodelan yang bisa digunakan dalam collection activity. Untuk lebih mengerti tulisan ini, diharapkan pembaca sudah memahami baik secara praktis atau teoritis mengenai intelligence cycle di dalam intelligent activity. Pemodelan yang dibahas di dalam tulisan ini adalah theater model, communication model dan anti-logic model. Sebelum pemodelan dibahas akan diterangkan juga mengenai alasan-alasan mengapa pemodelan diperlukan di dalam collection activity. ...."
IKI 2:11 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Centre for the Study of Intelligence and Counterintelligence (CSICI),
340 IKI
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Nyi Raden Rania Shalyssa Andira
"Intelijen adalah entitas yang telah eksis sejak awal peradaban manusia. Sejak zaman Nabi Musa hingga saat ini, intelijen telah memengaruhi jalannya hubungan internasional dengan fungsi dan perannya yang esensial bagi keberadaan negara. Akan tetapi, pada kenyataannya, kajian intelijen dalam studi Hubungan Internasional masih terbilang minim. Oleh sebab itu, tulisan ini berusaha untuk memetakan perkembangan literatur mengenai intelijen dalam bahasan HI. Tinjauan literatur ini menghimpun dan meninjau 40 literatur akademik yang kemudian dikategorisasikan berdasarkan metode taksonomi ke dalam tiga tema utama, yakni: (1) karakteristik umum intelijen; (2) peran intelijen dalam Hubungan Internasional; dan (3) kegagalan intelijen dan pecahnya perang. Tinjauan literatur ini berupaya untuk menyajikan konsensus, perdebatan, dan refleksi mengenai kesenjangan literatur yang muncul dalam topik ini. Selain itu, tulisan ini turut menunjukkan sejumlah tren dalam literatur pengkajian intelijen dalam HI seperti persebaran tren historis, persebaran asal penulis, tren perspektif, serta juga menyajikan peta sitasi. Tinjauan literatur ini menemukan bahwa perkembangan literatur HI mengenai intelijen tidak mencerminkan signifikansi yang dipegangnya di dalam dunia politik internasional. Tulisan ini menggarisbawahi bagaimana literatur HI belum banyak mengkaji intelijen dengan menggunakan kerangka pemikiran HI.

Intelligence is an entity that has existed as early as the human civilization. Since the era of Moses until today, intelligence has influenced international relations with its essential function and role for the nation states. However, it is found that the study of intelligence in international relations is still lacking at best. This paper aims to map the literature development of intelligence in IR. It collects and reviews 40 literatures and divides them into three themed-based categories based on the taxonomy method which then consist of: (1) basic characteristics of intelligence; (2) the role of intelligence in IR; (3) intelligence failures and the outbreak of war. This literature review seeks to present the conventional wisdoms, the debates, and the gap of this topic. Furthermore, it also seeks to show some trends in the writings of intelligence in IR such as the distribution of the historic trends, the distribution of its authors’ affiliation, the distribution of the perspective trend, and a citation map is included. The literature review found that the development of intelligence study in IR literatures does not reflect the significance of intelligence in international politics. This study emphasizes how the IR literature has not study intelligence with proper IR analytical frameworks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Agus Yogiswara
"Tesis ini menganalisis proses sekuritisasi terhadap ancaman terorisme bermotif religi dan kerja sama intelijen sebagai mekanisme penanggulangan terorisme di kawasan Nordik. Peneliti menggunakan teori sekuritisasi untuk mengabstrasi ancaman, pelaku dan proses sekuritisasi. Hasil analisis sekuritisasi ditelaah lebih lanjut dengan teori Regional Security Complex Theory (RSCT) untuk mengolah indikator kesamaan sistem ekonomi, politik dan sosial budaya serta kerja sama negara Nordik di berbagai tingkatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam terstruktur dan tinjauan pustaka sebagai teknik pengumpulan data, serta teknik tematik analisis untuk mengklasifikasikan setiap temuan. Dalam periodisasi sepuluh tahun, penulis menemukan bahwa Swedia, Norwegia, Denmark dan Finlandia mampu meminimalisir serangan teror bermotif religi dan berhasil melaksanakan sekuritisasi terhadap isu tersebut, walaupun proses sekuritisasi di setiap negara berada pada tingkatan yang berbeda. Selain itu, menemukan bahwa Nordik menjadikan kerja sama intelijen sebagai mekanisme penting untuk menghadapi ancaman terorisme bermotif religi, walaupun tidak ada organisasi formal yang menaunginya.

This thesis analyzes the securitization process against the threat of terrorism with religious motives and intelligence cooperation as a coping mechanism in the Nordic region. Researchers use securitization theory to abstract threats, actors, and the securitization process. The results of the securitization analysis were further analyzed using the Regional Security Complex Theory (RSCT) theory to take advantage of indicators of the similarity of the economic, political, and socio-cultural systems as well as the cooperation of the Nordic countries at various levels. This study uses qualitative methods with in-depth interviews and in-depth literature as data collection and thematic analysis techniques to classify each finding. During the separation period, the authors found that Sweden, Norway, Denmark, and Finland could minimize terror attacks with religious motives and successfully securitized the issue. However, the securitization process in each country was at a different level. In addition, it was found that the Nordics used intelligence cooperation as an essential mechanism to deal with the threat of religiously motivated terrorism, even though there was no formal organization that sheltered it."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini membahas perkembangan reformasi intelijen di Indonesia pada periode Reformasi (1998-sekarang). Apa saja perubahan yang berlangsung dalam komunitas telik sandi pada era pasca Orde Baru? Bagaimanakah dinamika politik memengaruhi proses reformasi intelijen? Mengapa praktik penyalahgunaan kekuasaan dan politisasi terus berlangsung dalam badan intelijen meski demokratisasi telah berlangsung selama dua dekade lebih? Buku ini berupaya menjawab pelbagai pertanyaan penting tersebut dengan membahas tiga aspek strategis reformasi intelijen, yaitu: relasi presiden dan kepala badan intelijen negara; politisasi serta depolitisasi intelijen, dan; operasi intelijen Indonesia di luar negeri. Karya ini penting untuk dibaca oleh kalangan akademisi, peneliti, pengambil kebijakan, mahasiswa, dan masyarakat umum yang memiliki perhatian terhadap masa depan demokrasi di Indonesia."
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2022
355.34 MEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masitah Handayani
"Kemampuan knowledge creation untuk menghasilkan produk intelijen yang berkualitas merupakan kunci keberhasilan organisasi intelijen keamanan. Organisasi intelijen keamanan Polri (Polisi Republik Indonesia) menarik untuk dikaji, karena kemampuan knowledge creation-nya selama ini. Untuk memahami bagaimana knowledge creation terjadi di organisasi, penelitian ini mengangkat tiga masalah, yaitu: 1) bagaimana pola knowledge creation yang terjadi di dalam organisasi intelijen keamanan Polri; 2) bagaimana karakteristik knowledge creation di dalam organisasi intelijen keamanan Polri; dan 3) bagaimana dari knowledge creation di organisasi intelijen keamanan Polri.
Menggunakan model knowledge creation SECI (Socialization, tempat terjadinya kreasi pengetahuan, penelitian ini memberikan manfaat: 1) pemahaman teoritis tentang karakteristik dan pola-pola proses knowledge creation di organisasi intelijen; dan 2) pengetahuan praktis bagaimana mengelola knowledge creation di dalam organisasi intelijen bagi anggota organisasi dalam pelaksanaan tugas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode systems thinking-system dynamics untuk memahami fenomena kompleksitas dinamik melalui analisis struktur reinforcing & balancing loop.
Penelitian ini menyimpulkan: pertama, pola knowledge creation yang terjadi di dalam organisasi intelijen keamanan Polri memiliki kekhasan tersendiri, dimana proses SECI terjadi dalam pola umpan balik dan tidak membentuk pola spiral; kedua, knowledge creation organisasi ini memiliki karakteristik yang dominan pada tacit knoweldge, struktur dominan reinforcing loops, dan peran teknologi yang relatif signifikan; ketiga, karakteristik Ba pada proses knowledge creation, terutama tahap sosialisasi dan internalisasi, efektif dilakukan pada saat pelaksanaan tugas di lapangan atau justru di luar kantor.

Knowledge creation capability to produce quality intelligence is the key for successful security organization. Police security intelligence organization (Indonesian Police) is interesting to be studied, because of its knowledge creation capability so far. To understand how knowledge creation occurs in the organization, this study raised three issues, namely: 1) how the patterns of knowledge creation that occurs in the organization of the Polri security intelligence; 2) how the characteristics of knowledge creation in the Polri security intelligence organization; and 3) how the 'Ba' characteristics of the knowledge creation in Polri security intelligence organization.
Using a model of SECI knowledge creation (Socialization, Externalization, Combination, Internalization) and the concept of 'Ba' or place of the knowledge creation, this study provides the benefits: 1) a theoretical understanding of the characteristics and patterns of knowledge creation process in intelligence organization, and 2) practical knowledge of how to manage knowledge creation in the security intelligence organization for the organization members in the performance of duties by utilizing optimal support of 'Ba' organization. This study used a qualitative approach and systems thinking-system dynamics method for understanding the phenomenon of dynamics complexity by analysing the structure of reinforcing and balancing loops.
The study concluded: first, the pattern of knowledge creation that occurs in Polri security intelligence organization has its own exclusiveness, which SECI process occurs in a pattern of feedback and does not form a spiral pattern; second, knowledge creation in this organization has a dominant characteristic of the tacit knoweldge, dominant structure in reinforcing loops, and a relatively significant role of technology; third, characteristics of Ba in the process of knowledge creation, especially the socialization and internalization, effectively carried out during the implementation of tasks in the field or just outside the office.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
D1911
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rabialco Argana
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1998
658 Arg i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kurniawati
"ABSTRAK
Bom yang meledak di Bali pada 12 Oktober 2002 terjadi satu tahun pasca
tragedi 11 September yang menewaskan hampir 3000 orang. Bom yang
menewaskan 202 orang tersebut tidak hanya meluluhlantakkan Bali, namun juga
Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Banyak orang kemudian bertanya-tanya,
kemana intelijen? Mengapa intelijen tidak dapat melakukan pencegahan?
Bukankah tugas intelijen untuk diantaranya melakukan pengawasan dan deteksi
dini?
Banyak pertanyaan seputar intelijen yang belum terjawab dalam kasus
tersebut; tentang apa peran mereka, bagaimana mereka bekerja, kepada siapa
mereka bertanggung jawab, dan bahkan bagaimana negara melalui otoritas politik
menentukan penggunaan intelijen untuk keamanan nasional, termasuk bagaimana
otoritas sipil dapat menentukan sukses atau gagalnya intelijen dalam menjalankan
tugasnya mengamankan kepentingan nasional.
Bom Bali 12 Oktober juga menunjukkan sebuah hasil kerja jejaring
kelompok teror Al Jamaah Al Islamiyah yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Mereka bergerak secara lintas batas di kawasan Asia Tenggara dengan tujuan
untuk mendirikan Pan Islamic State. Adalah menjadi kepentingan bersama
negara-negara yang tergabung di dalam organisasi kawasan Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN) untuk melakukan usaha kolektif
mengamankan kawasan dalam sebuah kerjasama keamanan regional, termasuk
diantaranya kerjasama intelijen.
Tesis ini berusaha menjawab dua pertanyaan tersebut: mengapa intelijen
gagal melakukan antisipasi bom Bali 12 Oktober 2002, serta kemungkinan
kerjasama intelijen yang dapat dibentuk di wilayah ASEAN.

Abstract
This thesis discusses not only on the subject of intelligent failure in the
case of the first Bali bombing occurred in October 12, 2002, because after all,
intelligent failures are inevitable and natural. More importantly, the thesis throws
a discussion on the necessity of regional intelligent cooperation in the framework
of Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), where a terror network
called Jamaah Islamiyah (JI) operates through its borders.
Intelligent services worldwide are widely known for its crucial role in
preventing terrorist attacks by providing security through its early warning
system. However, when facing an enemy with specific characteristics such as a
global terror networks, no single state can work alone. As such, intelligent sharing
and cooperation are needed not just on a global scale, but also on the regional
basis.
The thesis offers an idea to establish a form of ASEAN intelligent center
as a way to prevent future attacks in the region through a counterfactual reasoning
method."
2012
T30465
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Akbar Taufiek
"Perkembangan lingkungan strategis baik dalam konteks global maupun nasional telah menempatkan intelijen pada posisi yang sulit dan situasinya pada saat ini sangat kontras apabila dibandingkan dengan situasi pada masa Orde Baru. Intelijen dapat digunakan sebagai alat untuk mengurangi kekhawatiran terhadap ancaman bangsa dan negara. Intelijen merupakan bagian dari sistem keamanan nasional yang berfungsi baik untuk memberikan deteksi dini, peringatan dini, maupun pencegahan dini melalui pengumpulan informasi, analisis strategis, dan/atau kegiatan-kegiatan kontra-intelijen melalui cara-cara cerdas termasuk operasi tertutup. Dengan fokus utama untuk mencegah pendadakan stratejik dan taktis, intelijen dimaksudkan demi terpeliharanya keutuhan wilayah, kedaulatan negara, dan keselamatan segenap bangsa. Faktor kegagalan yang paling dominan pada kasus-kasus ini terjadi karena adanya kegagalan Intelijen yang diakibatkan oleh kegagalan kepemimpinan dan kebijakan dalam mengambil keputusan. Hal ini membuktikan bahwa peran badan intelijen sebagai penyedia informasi dengan pengambil kebijakan dalam hal ini presiden, Panglima TNI, Kapolri dan pejabat serupa sangat penting dan harus bersinergi.

.Development of the strategic environment in the context of both global and national levels has put the military including intelligence units in a difficult position at the moment and the situation is in stark contrast when compared with the situation in the New Order. Intelligence can be used as a tool to reduce concerns about the threat of the nation and the state. Intelligence is part of a national security system that serves both to provide early detection, early warning, and early prevention through information gathering, strategic analysis, and or the activities of counter intelligence through clever ways including covert operations. With the main focus to prevent strategic and tactical element of surprise, intelligence intended for the maintenance of the territorial integrity, sovereignty, and the safety of the entire nation. The most dominant factor in the failure of these cases occur because of the failure of intelligence due to the failure of leadership and policy decision making. This proves that the role of intelligence agencies as providers of information to policy makers in this case the president, the commander of the TNI, the chief of Police and officials alike are very important and should be synergize."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Cipta Manunggal, 1999
355.343 2 INT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>