Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131120 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Aplisai fumigant aluminium phosphida untuk fumigasi telah banyak dilakukan oleh berbagai perpustakaan dikarenakan cara kerja dan penanganannya yang sudah dilakukan. Sebuah ruang perpustakaan tidak dirancang untuk fumigasi frontal, begitu pula dengan karakter hama yang berbeda dengan hama pertanian. Aluminium phosphida akan mengalami sublimasi apabila bereaksi dengan molekul air yang ada di udara menghasilkan gas phosphine. Kandungan jumlah molekul air yang ada di udara dipengaruhi oleh faktor kelembaban dan suhu udara pada suatu ruangan. Kelembaban yang ada pada ruang koleksi mempunyai hubungan terbalik dengan suhu. Uji lamanya kematian yang terjadi pada hama perpustakaan menunjukkan pengaruh ukuran atau kemampuan respirasi terhadap daya serap gas kedalam tubuh mereka sehingga menyebabkan kematian. Dengan gas phosphin 31gr/m3 pada akuarium hanya membutuhkan waktu fumigasi selama 2 jam hingga kematian pada tikus, sedangkan pada silverfish dibutuhkan waktu 7 jam 30 menit. Dengan melihat waktu kematian hama perpustakaan maka ditentukan bahwa waktu efektif untuk fumigasi ruang koleksi adalah 4 hari pada suhu 25 derajat C dan kelembaban (rh) 75%. "
MPMKAP 22:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Benget
"Pelaksanaan fumigasi kapal dilaksanakan dalam rangka mencegah penyakit pes melalui vektomya tikus dan pinjal di wilayah pelabuhan, kegiatan ini dilaksanakan oleh badan usaha swasta dan dibawah pengawasan Kantor Kesehatan Pelabuhan. Mengingat pelaksanaan fumigasi kapal ini memiliki risiko yang Linggi` karena menggunakan pestisida jenis fumigan yang sangat bemcun sehingga dapat terjadi keracunan pada waktu pelaksanaan fumigasi, Pengaruh pemajanan pcstisida jcnis filmigan terhadap pemgas fumigator dapat diketahui secara dini dengan cara mengukur kolinesterase darah pemakai pestisida tersebut. Penurunan aktivasi kolinesterase daral1 seseorang berkurang karena adanya pestisida/fumigan dalam darah yang membentuk senyawa kolinesterase fosfor schingga enzim tersebut tidak berfungsi lagi, yang mengakibatkan aktivasinya akan berkurang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan darah (aktivitas enzim kolinesterase) tenaga kerja perusahaan pengendalian hama di DKI Jakana oleh Balai Laboratorium Kesehatan DKI Jakarta selama dua tahun berturut-tumt (2006-2007) diperoleh data sebagai berikut : tahun 2006, dan 345 orang yang diperiksa, 29 orang (8,4%) dinyatakan kadar kolinesterase di bawah normal dan pada tahun 2007, dari 623 orang yang diperiksa, 5] orang {8,2%) dinyatakan kadar kolinesterase di bawah normal. Masalah yang diteliti dibatasi hanya pada faktor-faktor ya.ng berhubungan dengan aktivasi kolinesterase pada tcnaga kezja fumigasi kapal di wilayah kerja KKP Kelas I Tanjung Priok dan KKP Kclas H Banten.
Penelitian bertujuan untuk mengetahuii ada tidaknya hubungan antara karakteristik individu dan karakteristik pckerjaan pada pekelja fumigasi dengan risiko teljadinya keracunan iinmigan, serta mengetahui faktor manakah yang paling dominan memprmyai hubungan bermakna dengan aktivasi kolinesterase. Penelitian menggunakan metode Cross sectional study, analisis data menggunakan Chi-Square dan Regresi Logistik. Penelitian dilakukan di 12 badan usaha swasta iiunigasi kapal dengan 66 orang. Data diperoleh melalui wawancara, peninjauan lapangan, dan pemeriksaan kadar kolincstcrase darah pekelja fumigasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 66 responden sebanyak 17 orang (25,76%) yang menunjukkan aktivasi kolinesterase rendah dari variabel bebas karalcteristik individu tidak ada hubungan yang bermakna dengan aktivasi kolinesterase sedangkan dari karakteristik pekexjaan yang mempnnyai hubungan bermakna dengan aktivasi kolinesterase adalah penggunaan alat pelindung diri tidak lengkap dan lamanya bekeqia sebagai hlmigasi. Faktor paling dominan di antara dua yang rnempunyai hubungan bermakna dengan aktivasi kolinesterase adalah penggunaan alat pelindung diri yang tidak lengkap dan Lama kerja lcbih 10 tahun sebagai fumigator.
Simpulan penelitian ini adalah :
(1) Jumlah tenaga fumigator yang keracunan fumigan karena menggunakan alat pelindung diri (APD) tidak Iengkap 44,8 % lebih besar daripada tenaga ihmigasi yang menggunakan APD secara lcngkap (10,8%), dengan odds rasio 9,06 (2) Jumlah tenaga fumigasi yang keracunan fumigan lama k?1j3 lebih dari 10 tahun (4l,7 %) lebih besar daripada tenaga fumigasi yang mempunyai Iama kerja kurang dari 10 tahun.
Saran yang diajukan : (1) Perlu dilakukan penyuluhan dan pelatihan kepada para zenaga filmigasi ,khususnya mengenai penggunaan alat pelindung did, baik oleh pihak Badan Usaha Swasta maupmm Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Tanjung Priok & Kantor Kesehatan Kelas II Banten ; (2) Bagi Badan Usaha Swasta yang mempekerjakan tenaga fumigator lebih dari 5 tahun dcngan frekuensi 2 kali serninggu melakukan fumigasi, disarankan agar di alihkan ke pekerjaan lain dan mematuhi peraturan keuja yang berlaku; (3) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang aktivasi kolinesterase untuk penetapan standar keracunan fumigan dalam suatu pcratm-an perundang-undangan
Ship fumigation is conducted in order to prevent plaque disease which is transmitted through rat vector in pon area, this activity was conducted by private business entities and under supervision of Port Health Office in using the type of pesticide which can he very toxic and cause poison in human. The influence of pesticides exposure on titmigator can be detected early by measuring the blood cholinesterase ofthe fumigator. Decrease in activation of blood cholinesterase is caused by the existence of pesticide in blood that form the cholinesterase phosphorus compound so that the enzyme is not working anymore, which will lead to decreased activation.
Based on the results of blood examination (enzyme cholinesterase activity ) pest control company in Jakarta by Central Health Laboratory DKI Jakarta for two consecutive years (2006-2007) obtained the following data: in 2006, from 345 people examined, 29 persons (8,4%) stated cholinesterase degree below normal, and in 2007, out of 623 people examined, 51 persons (8,2%) stated cholinesterase degree below normal. The examined issues are limited only on the factors associated with the activation of cholinesterase on the ship tiimigator in working area of Port Health Oftice Class I Tanjung Priok and Port Health Office Class II Banten.
The research aims are to assess the relationship between individual characteristics and job characteristics on fumigation worker with the risk of a poisoned iiimigant, and find out which factors have the most significant relationship with the cholinesterase activation. The research method is a cross sectional study, data analysis using the Chi-Square and Logistic regression. The research conducted in 12 private sector business entities in ship fumigation consist of 66 people. Data were obtained through interviews, field observation, and examination of blood cholinesterase content of fumigation workers.
The results of research shows that among 66 respondents, of 17 people (25,76%) indicates that the activation of low cholinesterase, individual characteristics do not have a meaniniul relationship with the activation while the characteristics of work that had meaningful relationships with cholinesterase activation is the use of not complete self-protective equipment and duration of working as fumigator. The most dominant factor that have a meaningful relationship with the cholinesterase activation is the use of protective equipment that is not self-complete and work duration more than 10 years as a fumigator.
The conclusion are : (1) the amount of liimigator poisoned for using not complete self- protective equipment is 44,8% greater than the furnigator using complete self-protective equipment (l0,8%), with odds ratio of 9,06. (2) the amount of fumigator poisoned who working more than I0 years is 41,7% greater than the fumigator who have long working less than 10 years (22,2%), with odds ratio of 5,4l.
The suggestions are: (I) need to undertake counselling and training to the fumigation worker, especially regarding the use of self protective equipment, either by the Private Business and Port Health Office Class I Tanjung Priok Class I and Port Health Office Class Il Banteri, (2) For the Private businesses that employ liimigator more than 5 years with a frequency of 2 times a week doing fumigation, it is suggested to switch to another job and working in comply with the applicable regulations; (3) need to be further research on cholinesterase activation standard for the determination of virulence in a himigant regulation.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yazmin Chairunnisa Putri
"Fumigasi merupakan salah satu kegiatan pelestarian koleksi yang berupaya melestarikan koleksi buku yang terserang hama dan jamur. Kegiatan fumigasi umumnya menggunakan fumigan dari bahan kimia, namun terdapat alternatif pelaksanaan fumigasi yang lebih aman yaitu fumigasi anoksia. Museum Nasional adalah lembaga yang menerapkan fumigasi anoksia untuk objek museum dan buku di perpustakaan yang sebagian besar berupa buku kuno. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pelestarian di Perpustakaan Museum Nasional yang menggunakan fumigasi anoksia. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan kualitatif melalui observasi, wawancara, dan kajian dokumen. Analisis data dilakukan melalui reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Fokus penelitian meliputi kegiatan pelestarian, identifikasi kriteria seleksi koleksi pelestarian, dan tahapan pelaksanaan fumigasi anoksia. Hasil penelitian menunjukan bahwa Perpustakaan Museum Nasional telah melakukan pelestarian melalui kegiatan pemeliharaan dan perawatan. Kemudian, untuk menentukan jenis koleksi yang di fumigasi, Museum Nasional telah memenuhi enam kriteria seleksi koleksi untuk pelestarian menggunakan panduan dari Mirjam Foot (2006). Pelaksanaan fumigasi anoksia di Perpustakaan Museum Nasional telah dilaksanakan namun belum dilaksanaian secara periodik karena terkendala masalah prioritas anggaran dan kurangnya tenaga ahli bidang tersebut di Perpustakaan Museum Nasional.

Fumigation is one of the preservation activities conducted for collections attacked by pests and fungi. In general, fumigation use chemical fumigants, but there is an alternative to a safer fumigation, namely anoxia fumigation. The National Museum is an institution that applies anoxia fumigation for museum objects and book collections in library. This study aims to determine the preservation strategyat National Museum Library using anoxia fumigation. Data collection is carried out using qualitative approach through observation, interviews, and document study. Data analysis was conducted through reduction, presentation, and conclusions to determine the research focusincludes preservation activities, identification of selection criteria for preservation, and stages of implementing anoxia fumigation. The result showed that National Museum Library has carried out preservation through maintenance and care activities. In order to determine the type of collection to be fumigated, National Museum has fulfilled six collection selection criteria for preservation using guidance by Mirjam Foot (2006). The implementation of anoxia fumigation at National Museum Library already been carried out but the implementation has not yet been conductedwell periodically. This is because the implementation of anoxia fumigation is still constrained by budget priority issues and a lack of library staff specializing in this field."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengasapan adalah salah satu cara pengolahan dan pengawetan ikan. Beberapa jenis produk ikan yang telah dihasilkan melalui proses pengasapan salah satunya adalah ikan Roa Asap. Lama waktu pengasapan yang diperlukan untuk menghasilkan produk ini adalah lebih dari 18 jam dengan keadaan tekstur (nilai konsistensi) yang keras. Tekstur ytang keras menandakan bahwa suatu produk memiliki kandungan air yang rendah. Dari kondisi inilah maka diperkenalkan ikan Roa Asap yang mudah dikunyah dan dinikmati oleh konsumen. Cara yang dilakukan untuk memenuhi tujuan tersebut adalah waktu pengasapan yang dikurangi dengan lama 6 jam, 12 jam dan 18 jam. Sebelum pengasapan, dilakukan pula perebusan dengan waktu 4 menit, 8 menit dan 12 menit. Perebusan dilakukan untuk mendapatkan daging yang padat dengan daya awet yang lebih panjang. Bukan hanya produk yang mudah dikunyah dan dinikmati, kandungan gizi juga harus dipertimbangkan. Salah satu kandungan gizi yang dipertimbangkan adalah protein miojibril. Protein miojibril adalah protein yang tidak larut dalam air, sehingga proses perebusan mempengaruhi kandungan protein miojibril. Dikatakan produk berarti menyatakan bahwa terdapat hubungan dengan penerimaan konsumen terhadap produk tersebut. Dari beberapa perlakuan yang diberikan, menyatakan lama perebusan 8 menit dengan lama pengasapan 12 jam adalah yang paling disukai. Diharapkan dalam penelitian lanjutan untuk mengamati kandungan fenol dan daya simpan dari produk ikan Roa Asap tersebut."
300 JIS 2:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jaka Martian Rusmin
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kondisi fisik antiquariat di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Bogor (PUSTAKA BOGOR). Koleksi antiquariat adalah koleksi yang memiliki umur lebih dari 50 tahun dan mempunyai nilai sejarah yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan perkembangan budaya bangsa. Oleh sebab itu koleksi antiquariat masih dipertahankan dan dijaga oleh PUSTAKA dari laju kerusakan yang mungkin akan terjadi pada koleksi tersebut. Kondisi lingkungan yang kurang baik dapat mengakibatkan kerusakan pada kondisi fisik koleksi antiquariat. Suhu ruangan dan kelembaban ideal bagi bahan pustaka adalah 20o - 24oC dan 45 - 60% RH. Oleh sebab itu keadaan ruang koleksi harus dijaga dalam keadaan yang ideal. Fluktuasi temperatur dan kelembaban suhu disebabkan oleh kadar intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruangan. Kondisi ruang koleksi selalu terang pada saat siang hari sedangkan redup pada saat pagi dan sore hari. Dalam upaya menjaga kondisi ruang yang ideal, PUSTAKA melakukan pengadaan dehumidifier, namun dalam pelaksanaannya mengalami banyak kendala. Kendala yang terjadi adalah belum adanya kebijakan penggunaan alat dehumidifier. Pada hakikatnya, penyusunan kebijakan adalah salah satu faktor utama dalam menjalankan aktifitas pelestarian. Penyusunan kebijakan masuk ke dalam proses preventive conservation yang wajib dimiliki oleh setiap perpustakaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan tentang keadaan kondisi fisik koleksi antiquariat yang disebabkan oleh kondisi lingkungan ruang koleksi. Korelasi antara kondisi lingkungan dan kondisi fisik koleksi antiquariat akan dijabarkan sehingga dapat dijadikan acuan dalam penyusunan kebijakan penggunaan dehumidifier di PUSTAKA.

ABSTRACT
This thesis aims to explain the effect of environmental conditions on the physical condition Antiquariat in Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Bogor (PUSTAKA Bogor). Antiquariat collection is a collection that has a lifespan of over 50 years and has a value associated with the history of science and the development of national culture. Therefore Antiquariat collection is maintained and preserved by PUSTAKA of the rate of damage that might occur in the collection. Unfavorable environmental conditions can result in damage to the physical condition Antiquariat collection. Indoor temperature and humidity ideal for library materials is 20o - 24oC and 45-60% RH. Therefore, the state of the collection chamber should be maintained in an ideal state. Fluctuations in temperature and humidity caused by the levels of intensity of light coming into the room. The condition of the collection chamber always bright during the daytime while the dim during the morning and afternoon. In order to maintain the ideal conditions of space, PUSTAKA buying some of dehumidifier, but in practice has many obstacles. Constraints that happens is not have the policy of to using a dehumidifier. In essence, the policy-making is one of the major factors in running preservation and conservation activities. the policy-making process is part of preventive conservation that must be owned by each library. This thesis is expected to provide a view of the state of the physical condition of the collection Antiquariat caused by environmental conditions the collection chamber. The correlation between environmental conditions and physical conditions Antiquariat collection will be explained so that it can be used as a reference in policy making use of a dehumidifier in PUSTAKA.
"
[, ], 2015
S61511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nurindah Sari
"Malaria merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan dari manusia ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Upaya pengendalian vektor nyamuk berskala besar terus dilakukan sebagai kontrol terhadap penyebaran malaria, sebagai contoh upaya fumigasi atau larvasida. Ancaman terbesar dalam upaya tersebut adalah munculnya resistensi terhadap insektisida dan perubahan perilaku pada nyamuk. Dalam menghadapi ancaman tersebut, penggunaan Ivermectin dikaji oleh WHO sejak 2016 sebagai salah satu metode alternatif baru dalam pengendalian vektor. Berdasarkan hal tersebut, pada skripsi ini dikaji potensi dari Ivermectin dan fumigasi dengan menggunakan pendekatan model matematika sebagai sistem persamaan diferensial biasa. Kajian analitik dilakukan untuk melihat kemungkinan kondisi akhir di lapangan terkait dengan intervensi Ivermectin dan fumigasi. Data yang digunakan dalam penelitian mengacu pada data akumulasi kasus baru yang terdeteksi di rumah sakit Papua setiap bulannya sejak bulan Januari 2017 hingga Desember 2020. Lebih lanjut, dari model matematika yang terbentuk, dilakukan kajian numerik untuk mengilustrasikan dinamik populasi manusia dan nyamuk terhadap perubahan waktu.

Malaria is an acute febrile disease caused by the Plasmodium parasites and transmitted from human to human through the bite of an infected female Anopheles mosquito. Large-scale vector control continues to be carried out to prevent the spread of malaria, for instance, through fumigation or larvicide. The biggest threat in this effort is the emergence of resistance to insecticides and behavioral changes in mosquitoes. In dealing with this threat, Ivermectin has been studied by WHO since 2016 as one of the new alternative methods in vector control. Based on this, this thesis examines the potential of Ivermectin and fumigation using a mathematical model approach as a system of ordinary differential equations. Analytical studies were conducted to determine the possible final conditions in the field related to the Ivermectin and fumigation interventions. The data used in the study refers to data on the accumulation of new cases detected in Papua hospitals every month from January 2017 to December 2020. Furthermore, from the mathematical model formed, a numerical study was conducted to illustrate the dynamics of human and mosquito populations with respect to time changes."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evllyn Tamalia
"

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina terinfeksi. Pada umumnya, terdapat lima spesies Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria. Dari kelima spesies tersebut, Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax adalah dua spesies Plasmodium yang dapat menyebabkan terjadinya superinfeksi malaria dalam tubuh manusia. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengendalikan malaria, di antaranya dengan menggunakan obat Artemisinin-based Combination Therapies (ACT) serta fumigasi untuk membasmi nyamuk. Pada penelitian ini, dikonstruksi model penyebaran superinfeksi malaria dengan intervensi pengobatan dan fumigasi. Lebih lanjut, kajian analitis dan numerik mengenai titik keseimbangan bebas penyakit, titik keseimbangan endemik, dan basic reproduction number (R0) dilakukan untuk memahami dinamika jangka pendek dari model yang telah dikonstruksi. (R0) merupakan ekspektasi banyaknya infeksi sekunder dalam suatu poopulasi. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa laju kematian nyamuk akibat fumigasi merupakan parameter yang paling memengaruhi nilai R0. Kemudian, hasil simulasi autonomous menunjukkan bahwa pengobatan bagi manusia yang terinfeksi, baik terinfeksi Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax, dapat menghilangkan superinfeksi malaria dari populasi.


Malaria is a disease caused by the parasite Plasmodium and transmitted by the bite of an infected female Anopheles. In general, there are five species of Plasmodium that can cause malaria. Of the five species, Plasmodium falciparum and Plasmodium vivax are two species of Plasmodium that can allow malaria superinfection in the human body. Various attempts were made by the government to control malaria, such as with the Artemisininbased Combination Therapies (ACT) and fumigation to eradicate the mosquitoes. In this study, a malaria superinfection spread model was constructed with treatment and fumigation interventions. Furthermore, analytical and numerical studies of disease-free equilibrium points, endemic equilibrium points, and basic reproduction number (R0) are carried out to understand the short-term dynamics of the constructed model. (R0) is an expectation number for the second infection in population. The results of sensitivity analysis show that fumigation is the most influence parameter respect to the value of R0. Then, autonomous simulation show that treatment for infected humans, both infected with Plasmodium falciparum and Plasmodium vivax, can eliminate malaria superinfection from the population.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riva Delviatma
"[Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses preservasi pengetahuan di perpustakaan komunitas, mengidentifikasi pengetahuan penting yang harus dipelihara di perpustakaan komunitas, mengidentifikasi masalah penyebab ancaman kehilangan pengetahuan, serta menganalisis nilai potensial yang ada di perpustakaan komunitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang berfokus pada intepretasi pengetahuan yang dimiliki
pengelola serta pengalaman relawan dan masyarakat sekitar dalam memaknai keberadaan perpustakaan komunitas di wilayah tersebut. Penelitian ini dilakukan berdasarkan enam tahap proses preservasi pengetahuan dari World Bank (1998). Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan tacit yang dimiliki pengelola merupakan pengetahuan yang penting dalam pengelolaan perpustakaan komunitas
dan sebagian kecil preservasi pengetahuan telah dilakukan secara tidak sadar oleh pengelola, khususnya tahap diseminasi pengetahuan. Akan tetapi, pengelola belum menyadari bahwa pengetahuan yang dimilikinya dan pengetahuan relawan yang terlibat merupakan aset penting dalam pengelolaan Rumah Baca Zikri. Selain itu, melalui preservasi pengetahuan ini dapat ditangkap beberapa makna
keberadaan Rumah Baca Zikri yaitu seperti nilai kekeluargaan, kebersamaan, kerja sama, keikhlasan, pengorbanan, tanggung jawab, kemandirian, kemanusiaan serta terdapat juga unsur kepercayaan;This research aims to understand the knowledge preservation in community
library, to indentify the important knowledge that have to be preserved in a community library, to identify the core problem of knowledge loss and to analyze the values which are embedded in community library. The research was conducted by using qualitative method with case study approach that mainly focused on the interpretation of owner/manager’s knowledge and the experiences of volunteers, users and surrounding neighbors. This research is based on the six
steps of knowledge preservation from World Bank (1998). The result shows that owner’s tacit knowledge is an essential knowledge to maintain the library and also reveals that few of the six steps have already been done, especially the knowledge dissemination phase. Unfortunately, the owner has not yet realized that his knowledge is an important asset to manage his library. Aside from that, by doing
this research, some values that are embedded in community library such as, kinship, togetherness, team work, sincerity, sacrifice, independency, humanity, and also personal trust can also be gathered, This research aims to understand the knowledge preservation in community
library, to indentify the important knowledge that have to be preserved in a
community library, to identify the core problem of knowledge loss and to analyze
the values which are embedded in community library. The research was
conducted by using qualitative method with case study approach that mainly
focused on the interpretation of owner/manager’s knowledge and the experiences
of volunteers, users and surrounding neighbors. This research is based on the six
steps of knowledge preservation from World Bank (1998). The result shows that
owner’s tacit knowledge is an essential knowledge to maintain the library and also
reveals that few of the six steps have already been done, especially the knowledge
dissemination phase. Unfortunately, the owner has not yet realized that his
knowledge is an important asset to manage his library. Aside from that, by doing
this research, some values that are embedded in community library such as,
kinship, togetherness, team work, sincerity, sacrifice, independency, humanity,
and also personal trust can also be gathered]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T44317
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metta Azkia Yufara
"Penelitian ini membahas tentang pemeliharaan khususnya koleksi buku di Perpustakaan Erasmus Huis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemeliharaan buku di Perpustakaan Erasmus Huis dan Kendala yang menghambat pelaksanaan pelestarian buku. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Informan dalam penelitian adalah kepala Perpustakaan Erasmus Huis.
Hasil dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis kerusakan dan cara untuk mempertahankan kondisi fisik buku dengan kesimpulan Perpustakaan Erasmus Huis telah menjalankan pemeliharaan buku berdasarkan pengetahuan pribadi pustakawan. Namun, terdapat kendala dalam pelaksanaan pemeliharaan tersebut yaitu keamanan, pengetahuan pustakawan mengenai pemeliharaan dan belum tersedianya rambu cara penggunaan buku di perpustakaan.

This thesis describes about caring particularly book collections in Erasmus Huis Library. The purpose of this research is to knowing the book caring in Erasmus Huis Library. This research is uses qualitative approach with study case method. Sample in this research is a head of Erasmus Huis Library.
The result of this research is to identifying type of damage and how to caring the physical condition of a book, with conclusion: The Erasmus Huis Library has run caring book based on personal knowledge of librarian. However, there are constraints in the implementation of the caring security on book, knowledge of librarian, about the sign using books in the library.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Aulia
"Beberapa buku terbitan Balai Pustaka merupakan karya intelektual anak bangsa sejak pendudukan Belanda (1917), Jepang (1942) hingga pasca kemerdekaan Indonesia. Koleksi tersebut masih dapat ditemui di Perpustakaan Heritage Balai Pustaka. Mengingat kondisi fisik yang menua, perlu penanganan khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh Perpustakaan Heritage Balai Pustaka dalam merawat dan memelihara koleksi buku langka, baik fisik maupun isinya. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi dan analisis dokumen. Pemilihan informan penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan teori Piramida Preservasi, Perpustakaan Heritage Balai Pustaka belum melakukan kegiatan pelestarian fisik koleksi buku langka melalui kegiatan konservasi aktif dan restorasi. Akan tetapi, perpustakaan melakukan upaya penting untuk melestarikan nilai yang terkandung dalam koleksi buku langka dengan digitalisasi. Kebijakan preservasi, anggaran, dan sumber daya manusia menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan pelestarian.

Books published by Balai Pustaka are intellectual works of the nation's children since the Dutch occupation (1917), Japan (1942) until post-independent era. It can still be found in the Balai Pustaka Heritage Library. Considering the physical condition that are aging, special treatment is needed. This study aims to determine the activities carried out by the Balai Pustaka Heritage Library in caring and maintaining a collection of rare books, both physically and the contents. The research method used is qualitative with a case study approach. Data collection techniques include interviews, observation and document analysis. Research informants were selected by purposive sampling technique. The results showed that based on the Preservation Pyramid theory, Balai Pustaka Heritage Library has not carried out physical preservation activities for rare book collection through active conservation and restoration activities. However, the library has made an effort to preserve the values contained in the collection of rare books by digitizing them. Preservation policies, budgets, and human resources are obstacles to the implementation of preservation activities."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>