Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8769 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Barofsky, Ivan
"Integrating concepts from psychology, philosophy, neurocognition, and linguistics, this book attempts to answer these complex questions. It also breaks down the cognitive-linguistic components that comprise the judgment of quality, including description, evaluation, and valuations, and applies them to issues specific to individuals with chronic medical illness.
In this context, quality/QoL assessment becomes an essential contributor to ethical practice, a critical step towards improving the nature of social interactions. The author considers linear, non-linear, and complexity-based models in analyzing key methodology and content issues in health-related QoL assessment."
New York: [Springer-Science, ], 2012
e20410664
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Nur Aqmarini
"ABSTRAK
Penting bagi perawat untuk melakukan penilaian dan mengevaluasi kondisi pasien kanker, salah satunya dengan mengukur kualitas hidup mereka. Tujuan dari telaah literatur ini adalah untuk mengidentifikasi perbandingan hasil pengukuran kualitas hidup pada pasien kanker dengan menggunakan EORTC QLQ-C30 dan WHOQOL-BREF. Metode: Menggunakan prinsip PRISMA dengan mencari jurnal melalui basis data CINAHL, Google Scholar, ProQuest, dan PubMed yang dilakukan dari bulan Juni-Juli 2020. Pencarian artikel dibatasi dari tahun 2010-2020. Penilaian kualitas artikel jurnal menggunakan Joanna Briggs Institute (JBI) checklist untuk mengurangi risiko bias. Hasil: Dari 955 jurnal yang ditemukan, terdapat 14 jurnal yang sesuai dengan kriteria penelitian. Skor kualitas hidup yang diukur dengan EORTC QLQ-C30 lebih tinggi daripada yang diukur dengan WHOQOL-BREF. EORTC QLQ-C30 dan WHOQOL-BREF memiliki aspek pengukuran yang berbeda. Peneliti merekomendasikan untuk menggunakan EORTC QLQ-C30 dalam mengukur kualitas hidup pada pasien kanker.

ABSTRACT
Nurses need to carry out assessments and evaluate the condition of cancer patients, one of them by measuring their quality of life. The aim of this literature review is to identify the comparison of the results of measurements of quality of life in cancer patients using EORTC QLQ-C30 and WHOQOL-BREF. Method: Using the PRISMA principle by searching journals through databases from ProQuest, CINAHL, Google Scholar, ProQuest, and PubMed conducted from June-July 2020. Article search is limited from 2010-2020. Assessment of journal article quality using the Joanna Briggs Institute (JBI) checklist to reduce the risk of bias. Results: Of 955 journals found, 14 journals fit the research criteria. The quality of life score measured by EORTC QLQ-C30 is higher than that measured by WHOQOL-BREF. EORTC QLQ-C30 and WHOQOL-BREF have different measurement aspects. It is recommended using the EORTC QLQ-C30 to measure the quality of life in cancer patients."
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Tri Wardhani
"Kanker merupakan penyakit yang dapat memberikan efek negatif pada fungsi tubuh sehingga mempengaruhi kualitas hidup. Kualitas hidup dapat diukur dengan berbagai macam instrumen. Tujuan: menelaah hasil penelitian mengenai perbandingan skoring kualitas hidup pasien kanker menggunakan EORTC QLQ-C30 dengan FACT-G. Metode : literature review dengan PRISMA checklist sebagai protokol. Analisis bias menggunakan Joanna Briggs Institute (JBI) Critical Appraisal. Pencarian artikel dilakukan Mei-Juli 2020, menggunakan database ClinicalKey, EBSCOhost, Google Scholar, ProQuest, dan PubMed. Dari 1.194 artikel ditemukan, sebanyak 17 artikel sesuai kriteria inklusi. Hasil : skor QoL FACT-G lebih tinggi dibandingkan EORTC QLQ-C30. Selain itu, pada dimensi kualitas hidup dan fisik menunjukkan hubungan yang kuat (r= 0.54-0.76), namun lemah pada dimensi sosial (r=0.00-0.130). Penelitian ini merekomendasikan FACT-G sebagai instrumen yang mengukur QoL secara holistik serta berfokus pada psikososial.

Cancer is a disease that can hurt bodily functions that affect the quality of life. Quality of life can be measured by a variety of instruments. Objective: To examine the results of research on the comparison of quality of life scoring in cancer patients using EORTC QLQ-C30 with FACT-G. Methods: A literature review with the PRISMA checklist as a protocol. Biased analysis using the Joanna Briggs Institute (JBI) Critical Appraisal. Search for articles was conducted from May to July 2020, using the ClinicalKey, EBSCOhost, Google Scholar, ProQuest, and PubMed databases. From 1,194 articles found, 17 articles were, according to the inclusion criteria. Result: QoL FACT-G score was higher than the EORTC QLQ-C30. Besides, the quality of life and physical dimensions showed a strong relationship (r = 0.54-0.76), but weak in the social dimension (r = 0.00-0.130). This study recommends FACT-G as an instrument that measures QoL holistically and focuses on psychosocial.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destiawan Eko Utomo
"Penyakit kusta merupakan salah satu dari delapan penyakit terabaikan atau Neglected Tropical Disease (NTD) yang masih ada di Indonesia Beban akibat penyakit kusta bukan hanya karena masih tingginya jumlah kasus yang ditemukan tetapi juga kecacatan dan kualitas hidup yang diakibatkannya. Bertujuan untuk mengidentifikasi tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pada pasien kusta yang mengalami kecacatan di Rumah Sakit Kusta Dr. Sitanala Kota Tangerang. Penelitian kuantitatif non eksperimen menggunakan desain crossectional. Dengan besar sampel yang digunakan adalah 96 responden.
Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan secara signifikan antara umur (p 0,253), jenis kelamin (p 1,000), pendidikan (1,000), penghasilan (p 1,000), tingkat kecacatan (p 0,397), proses penyakit (1,000), Pengetahuan (0,626), stigma (p 0,955) dengan kualitas hidup. Ada hubungan yang signifikan antara keterbatasan aktivitas fungsional (p 0,002), koping (p 0,006) dan dukungan sosial (0,002) terhadap kualitas hidup. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup adalah keterbatasan aktivitas fungsional. Penyusunan standar asuhan keperawatan pasien kusta yang mengalami kecacatan diharapkan mempertimbangkan keterbatasan fungsional, koping individu dan dukungan sosial.

Leprosy is one of the eight neglected tropical diseases (NTD) that still exist in Indonesia. Although the disability rate declines but the impact on quality of life remains. The purpose of this study was to explain the factors related to quality of life in leprosy patients with disabilities in Leprosy Hospital Dr Sitanala Kota Tangerang. The method of this research is non-experimental quantitative method and crossectional study design. The sample was 96 respondents of leprosy patients with disability.
The results showed no significant relation age (p 0.253), sex (p 1,000), education (1,000), income (p 1,000), disability rate (p 0.397), disease process (1,000), knowledge (p 0.626) , stigma (p 0.955) on quality of life. There are significant relationship among functional activity limitations (p 0.002), coping (p 0.006) and social support (0.002) on quality of life. Conclusion: There are relationship between the limitations of functional activity, individual coping and social support with quality of life. Implication standard care should involved disability, limited functional, coping and social support.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalid Mohammad Shidiq
"Latar belakang HIV / AIDS adalah penyakit kronis dengan spektrum klinis luas yang membutuhkan perawatan seumur hidup, dan dapat menurunkan kualitas hidup. Belum ada alat sederhana untuk mengevaluasi gejala infeksi HIV dan efek samping pengobatan yang dapat digunakan dalam pengaturan rawat jalan. Pengukuran gejala objektif penting karena berkorelasi dengan kepatuhan pengobatan dan progresifitas penyakit.
Objektif. Untuk menilai keandalan Indeks Gejala HIV versi Indonesia untuk mengukur gejala pasien HIV / AIDS, dan mengetahui profil gejala / pola pasien HIV / AIDS di Indonesia menggunakan Indeks Gejala HIV.
Metode. Ini adalah studi cross sectional pada subyek HIV / AIDS rawat jalan. Subjek direkrut secara acak di klinik HIV Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dari September hingga November 2018. Penilaian reliabilitas onaire Questi dilakukan pada 20 subjek, dan evaluasi gejala dilakukan pada 87 subjek. Adaptasi bahasa dari versi bahasa Inggris asli ke bahasa Indonesia dilakukan dengan metode Beaton dan Guillemin. Realibility dari versi Indonesia Indeks Gejala HIV diuji dengan alpha cronbach adalah analisis koefisien, dan validitas internal itu diuji dengan multitrait analisis skala. Indeks Gejala HIV versi Indonesia yang valid dan andal kemudian digunakan untuk membuat profil pola gejala pasien HIV / AIDS di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo .
Hasil. Indeks Gejala HIV versi Indonesia dapat diandalkan ( cronbach alpha 0,76) dan valid ( korelasi multitrait > 0,4) untuk mengukur gejala pasien HIV / AIDS. Gejala yang paling umum adalah kelelahan (55,7%), diikuti oleh insomnia (43,3%), pusing dan pusing (42,3%), masalah kulit (42,3%), dan nyeri, mati rasa, atau kesemutan di tangan atau kaki (39,2%). Keluhan paling jarang adalah demam (15,5%), batuk (20,6%), mual atau muntah (20,6%), diare (21,6%), dan kehilangan nafsu makan (23,7%).
Kesimpulan. Indeks gejala HIV versi Indonesia dapat diandalkan dan valid untuk mengukur gejala pasien HIV / AIDS secara objektif. Gejala yang paling sering adalah kelelahan atau kelemahan, pusing atau sakit kepala ringan, susah tidur, masalah kulit, dan nyeri, mati rasa, atau kesemutan di tangan atau kaki.

Backgrounds. HIV/AIDS is a chronic disease with a wide clinical spectrum which needs a long life treatment, and could decrease quality of life. There is yet a simple tool to evaluate symptoms of HIV infection and treatment s side effect that can be used in outpatient setting. Objective symptoms measurement is important because it is correlated to treatment adherence and progressivity of the disease.
Objective. To assess reliability of Indonesian version of HIV Symptom Index for measuring symptoms of HIV/AIDS patients, and knowing the symptom profile/pattern of HIV/AIDS patients in Indonesia using HIV Symptom Index.
Method. It is a cross sectional study in outpatient HIV/AIDS subjects. Subjects are recruited randomly in Cipto Mangunkusumo Hospital s HIV clinic from September until November 2018. Questionaire reliability assessment was done on 20 subjects, and symptom evaluation is done on 87 subjects. Language adaptation from the original english version into Indonesian was done with Beaton and Guillemin method. Realibility of Indonesian version of HIV Symptom Index was tested by alpha cronbach s a coefficient analysis, and the internal validity was tested with multitrait scaling analysis. The Valid and reliable Indonesian version of HIV Symptom Index is then used to profile the symptom pattern of HIV/AIDS patients in Cipto Mangunkusumo Hospital.
Result. Indonesian version of HIV Symptom Index is reliable (cronbach alpha 0,76) and valid (multitrait correlation >0,4) to measure symptoms of HIV/AIDS patients. The most common symptom is fatigue (55,7%), followed by insomnia (43,3%), dizziness and lightheaded (42.3%), skin problems (42,3%), and pain, numbness, or tingling in the hands or feet (39,2%). The rarest symptoms are fever (15,5%), cough (20,6%), nausea or vomiting (20,6%), diarrhea (21,6%), and lost of appetite (23,7%).
Conclusion. Indonesian version of HIV symptom Index is reliable and valid to measure symptoms of HIV/AIDS patiens objectively. Most frequent symotoms are fatigue or weakness, dizzines or lightheaded, insomnia, skin problems, and pain, numbness, or tingling in the hands or feet.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Romansyah
"Ultrafiltration Rate (UFR) melebihi 13 mL/kgBB/jam dapat berdampak negatif pada kualitas hidup pasien hemodialisis seperti hipotensi intradialisis, kram otot, gangguan kardiovaskular, dan peningkatan risiko mortalitas. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara UFR dengan kualitas hidup pasien menggunakan desain cross-sectional pada 74 responden (usia 20–82 tahun). Sampel didapatkan dengan teknik simple random sampling. Penelitian menggunakan kuesioner Kidney Disease Quality of Life (KDQOL-36TM). Analisis menggunakan Fisher-Freeman-Halton Exact Test (nilai p 0,043) menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara UFR dengan kualitas hidup. Rekomendasi penelitian ini menekankan pentingnya pengelolaan UFR yang cermat dibawah batas nilai peringatan untuk mengurangi komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup. Perawat berperan penting dalam pengelolaan UFR, mengidentifikasi komplikasi dini, dan memberikan edukasi. Dampak klinis yang diharapkan meliputi pengurangan komplikasi akut, peningkatan euvolemia, serta penurunan risiko kardiovaskular, yang pada akhirnya memperbaiki kualitas hidup pasien hemodialisis secara berkelanjutan.

Ultrafiltration Rate (UFR) exceeding 13 mL/kgBB/hour can negatively affect the quality of life of hemodialysis patients such as intradialysis hypotension, muscle cramps, cardiovascular disorders, and increased risk of mortality. This study aims to analyze the relationship between UFR and patient quality of life using a cross- sectional design on 74 respondents (aged 20-82 years). The sample was obtained using simple random sampling technique. The study used the Kidney Disease Quality of Life (KDQOL-36TM) questionnaire. Analysis using Fisher-Freeman- Halton Exact Test (p value 0.043) showed a significant relationship between UFR and quality of life. The recommendations of this study emphasize the importance of careful management of UFR below the warning value to reduce complications and improve quality of life. Nurses play an important role in managing UFR, identifying early complications, and providing education. The expected clinical impact includes reduction of acute complications, improvement of euvolemia, and reduction of cardiovascular risk, ultimately improving the quality of life of hemodialysis patients in a sustainable manner."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Adhi Keswara
"ABSTRAK
Latar belakang: Tumor periampula merupakan jenis kanker dengan tingkat mortalitas yang tinggi dan sebagian besar dating dengan stadium lanjut. Terdapat terapi operasi paliatif double-bypass untuk pasien tumor periampula unresectable untuk memperbaiki kualitas hidup.
Metode: Studi kohort retrospektif dengan data diambil melalui rekam medis pada pasien periampula yang dilakukan tindakan double-bypass dari periode Januari 2010 – Agustus 2015. Tingkat kesintasan dinilai menggunakan metode Kaplan-Meier dan kualitas hidup pada pasien yang masih hidup dinilai menggunakan kuisioner EORTC QLQ-C30.
Hasil: 31 pasien tumor periampuladan diketahui 25 kasus (80%) diantaranya unresectable sehingga dilakukan operasi paliatif double-bypass, jenis tumor periampula pada subjek penelitian yaitu tumor kaput pancreas 68%, ampula vater 16%, duodenum 12%, dan kolangiokarsinoma 4%. Median waktu kesintasan sebesar 3 bulan (95%CI 2,13 – 3,87). Kualitas hidup subjek secara keseluruhan baik, dengan skor status kesehatan umum 60, rerata skor skala fungsional 82,36 (SB 4,9), dan rerata skor gejala yang mempengaruhi kualitas hidup 18,36 (SB 7,48).

ABSTRACT
Background: Periampullary tumor is a type of cancer with high mortality rate and most patients present in advanced stage. There is palliative double bypass surgery for patients with unresectable periampullary tumors to improve the quality of life.
Method: This study aims to determine the survival rate of patients with unresectable periampullary tumors who underwent palliative double bypass surgery. The survival rate is assessed using Kaplan- Meier method and quality of live in patients whom survive were assessed using EORTC QLQ-C30 questionnaire.
Results: In January 2010 - August 2015, we retrospectively analyzed 31 patients with tumors known periampullary and 25 cases (80%) of whom are unresectable so palliative double bypass surgery. Types of periampullary tumors on the subject of this study are pancreatic head tumors (68%), papilla Vater (12%), duodenum (12%), ampulla Vater (4%), and cholangiocarcinoma (4%). Median survival time was 3 months (95% CI 2.13 to 3.87). Quality of life of the subjects are good, with general health status scores’ are 60, mean functional scale scores are 82.36 (SB 4.90), and mean scores of symptoms that affect quality of life are 18,36 (SB 7.48).
Conclusion: Palliative double bypass surgery may be an option to improve quality of life of patients with unresectable periampullary tumors.;;"
2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Romansyah
"Ultrafiltration Rate (UFR) melebihi 13 mL/kgBB/jam dapat berdampak negatif pada kualitas hidup pasien hemodialisis seperti hipotensi intradialisis, kram otot, gangguan kardiovaskular, dan peningkatan risiko mortalitas. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara UFR dengan kualitas hidup pasien menggunakan desain cross-sectional pada 74 responden (usia 20–82 tahun). Sampel didapatkan dengan teknik simple random sampling. Penelitian menggunakan kuesioner Kidney Disease Quality of Life (KDQOL-36TM). Analisis menggunakan Fisher-Freeman-Halton Exact Test (nilai p 0,043) menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara UFR dengan kualitas hidup. Rekomendasi penelitian ini menekankan pentingnya pengelolaan UFR yang cermat dibawah batas nilai peringatan untuk mengurangi komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup. Perawat berperan penting dalam pengelolaan UFR, mengidentifikasi komplikasi dini, dan memberikan edukasi. Dampak klinis yang diharapkan meliputi pengurangan komplikasi akut, peningkatan euvolemia, serta penurunan risiko kardiovaskular, yang pada akhirnya memperbaiki kualitas hidup pasien hemodialisis secara berkelanjutan.

Ultrafiltration Rate (UFR) exceeding 13 mL/kgBB/hour can negatively affect the quality of life of hemodialysis patients such as intradialysis hypotension, muscle cramps, cardiovascular disorders, and increased risk of mortality. This study aims to analyze the relationship between UFR and patient quality of life using a cross- sectional design on 74 respondents (aged 20-82 years). The sample was obtained using simple random sampling technique. The study used the Kidney Disease Quality of Life (KDQOL-36TM) questionnaire. Analysis using Fisher-Freeman- Halton Exact Test (p value 0.043) showed a significant relationship between UFR and quality of life. The recommendations of this study emphasize the importance of careful management of UFR below the warning value to reduce complications and improve quality of life. Nurses play an important role in managing UFR, identifying early complications, and providing education. The expected clinical impact includes reduction of acute complications, improvement of euvolemia, and reduction of cardiovascular risk, ultimately improving the quality of life of hemodialysis patients in a sustainable manner."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robiyatul Adawiyah
"Kualitas hidup merupakan salah satu parameter keberhasilan intervensi keperawatan pada penyakit kronik, terutama stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan empat dimensi kualitas hidup pasien pasca stroke menggunakan metode survei analitik pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 49 pasien pasca stroke. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Responden mengisi kuesioner berupa data demografi, 26 pertanyaan WHOQOL- Bref, 10 pertanyaan Index Barthel Scale (IBS), 19 pertanyaan Back Hopelessness Scale (BHS), dan 5 pertanyaan APGAR. Penelitian ini dianalisis menggunakan uji kai kuadrat.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara tingkat pendidikan dengan domain lingkungan (p=0.004), kategori klinik dengan domain psikologis (p=0.038), status kecacatan dengan domain fisik (p=0.039) dan domain lingkungan (p=0.009). Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menambah besar sampel atau mespesifikasikan topik penelitian seperti faktor determinan yang mempengaruhi kualitas hidup pasien pasca stroke. Bagi pelayanan keperawatan dapat memberikan dan memodifikasi intervensi keperawatan untuk meningkatkan status kemampuan fungsional pasien.

The Quality of life is one of the success parameters of nursing interventions on chronic diseases, especially on stroke. The research aimed to identify the factors that related with four dimensions of quality of life in post-stroke patients used a survey analitic cross sectional design study. The research involved 40 post-stroke patients with using consecutive sampling. Respondents answered 26 questions of WHOQOL- Bref, 19 statements of BHS,5 statements of APGAR, they were tested by 10 questions of IBS.
The research shown a significant association between education level with environmental domain (p=0.004), clinical categorization with psychological domain (p=0.038), disability status with physical domain (p=0.039), environmental domain (p=0.009). Researcher recommends to perform further research with larger sampel size and specific research topics like the determinant factor that influences quality of life in post-stroke patients.While, the nursing services need to administer and modifiy nursing intervention for increasing the functional capability status of patient.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kholilah Alawiyah A.S.
"Manajemen terapi dialisis yang terdiri dari program hemodialisis, regimen pengobatan, pengontrolan cairan dan diet merupakan masalah yang masih terjadi pada pasien hemodialisis. Ketidakpatuhan pada manajemen tersebut dapat meningkatkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara kepatuhan manajemen terapi dialisis dengan kualitas hidup pasien hemodialisis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah desain penelitian cross sectional dengan sampel 57 pasien hemodialysis dengan teknik sampling purposive sampling. Hasil penelitian menggunakan uji chi square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara kepatuhan manajemen terapi dialisis dengan kualitas hidup pasien hemodialisis dengan P value 0,047.

Dialysis therapy management consists of hemodialysis attendance, prescribed medications, fluid restrictions, and dietary intake. Non adherence to these management can increase the morbidity and mortality rate that will indirectly affect quality of life. The purpose of this study was to identify the relation between adherence to dialysis therapy management and quality of life in patients on hemodialysis. This study used cross sectional study design, involved 57 hemodialysis patients by technique purposive sampling. The result showed that there is relationship between adherence to regiment treatment and quality of life in patiens on hemodialysis with P value 0,047."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>