Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129503 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tommy Novianto
"Stasiun MRT merupakan salah satu tempat umum yang memiliki jumlah pengguna yang banyak sehingga aspek mengenai keselamatan penumpang wajib untuk diperhatikan. Beberapa tahun kedepan pembangunan MRT di Jakarta akan selesai dimana 5-6 stasiun yang ada akan berada di bawah tanah. Manajemen keselamatan kebakaran di bawah tanah lebih rumit daripada stasiun yang ada di permukaan ataupun melayang sebab persebaran asap searah dengan jalur evakuasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dinamika asap yang terjadi pada kebakaran stasiun MRT ketika memanfaatkan tunnel sebagai tempat membuang asap tambahan.
Batasan dalam penelitian ini adalah sistem tunnel telah memiliki sistem ventilasi yang baik sehingga saat ada asap di tunnel segera bisa di buang ke permukaan dengan sistem ventilasi yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi dengan menggunakan FDS v.5 dan ekperimen menggunakan model stasiun dengan skala 1 :25. Variasi dilakukan pada penggunaan ventilasi blower dan jumlah fan samping yang digunakan. Diharapkan dengan adanya pembuangan asap kedalam tunnel membuat kondisi didalam stasiun bisa lebih baik.

MRT station is one of the public facility that has a lot of users, therefore aspects of passenger safety are required to be considered. In the next few years, Jakarta’s MRT construction will be finished. There will be 5-6 stations located underground. Fire safety management in the underground station is more complicated than the existing stations on the surface, because the spread of smoke drift in the same direction as the evacuation route. The purpose of this research is to learn about smoke dynamics that occur in fires at MRT station when utilizing the tunnel as a place to dispose smoke.
Limitation in this study is the tunnel system already has a good ventilation system so that when there is smoke in the tunnel, it can be disposed to the surface with the existing ventilation system immediately. The method used in this research is simulated using FDS v.5 and experimented using the model of the station with a scale of 1: 25. Variations are performed by using blower ventilation and the amount of side fan that is used. Hopefully, disposing smoke into the tunnel make the conditions inside the station better.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Agung Santoso
"Kebakaran pada struktur bawah tanah, khususnya stasiun bawah tanah, merupakan kondisi yang membahayakan bagi keselamatan. Hal ini relevan dengan pergerakan asap yang searah dengan jalur evakuasi. Beberapa kebakaran pada stasiun bawah tanah telah menimbulkan banyak korban jiwa, contohnya pada Stasiun Jungangno-Korea (198 korban jiwa) dan Baku-Azerbaijan (289 korban jiwa). Mengingat banyaknya korban jiwa yang disebabkan oleh kebakaran pada stasiun bawah tanah, maka peninjauan terhadap pergerakan asap pada stasiun bawah tanah jika kebakaran terjadi perlu untuk dilakukan. Prioritas peninjauan ini akan semakin meningkat dengan semakin pesatnya pembangunan jalur transportasi massal bawah tanah pada negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Sebagai salah satu usaha dalam pembangunan infrastruktur, jalur transportasi massal bawah tanah diperlukan untuk mengatasi permasalahan kemacetan dan transportasi massal yang sering ditemui di kota-kota besar seperti Jakarta - Indonesia. Dengan diimplementasikannya sistem transportasi yang berada pada beberapa bidang, maka persinggungan jalur transportasi pada satu bidang dapat dihindari. Prediksi dan pergerakan asap pada kondisi kebakaran stasiun bawah tanah diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak Fire Dynamic Simultor V5(FDS V05). Bahaya yang disebabkan oleh pergerakan asap, jika kebakaran terjadi, dapat ditekan seminimal mungkin dengan menghisap asap tersebut atau dengan meninggikan langit-langit ruangan tempat kebakaran terjadi.
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa besarnya kapasitas pembuangan asap berpengaruh besar terhadap cepatnya visibilitas kembali normal dengan hanya sedikit berpengaruh terhadap minimum visibilitas yang terdapat pada saat kebakaran terjadi. Sedangkan peninggian langit-langit ruangan tempat kebakaran terjadi mempunyai andil yang besar terhadap minimum visibilitas yang terjadi pada saat kebakaran terjadi. Pada penelitian ini, kapasitas pembuangan asap divariasikan dengan besar 3000 m3/jam, 4000 m3/jam, 5000 m3/jam, 6000 m3/jam, dan 7000 m3/jam. Dengan variasi terhadap tinggi peron stasiun bawah tanah yang berperan sebagai ruangan tempat terjadinya kebakaran adalah 3 m dan 4 m.
Kesimpulan lain yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa pendekatan terhadap luas lantai tempat kebakaran terjadi untuk menentukan kapasitas pembuangan asap juga diperlukan dengan tidak melupakan peninjauan terhadap tinggi ruangan untuk menyediakan kondisi kondusif evakuasi jika kebakaran terjadi. Kemudian, peletakan fan pembuangan asap perlu mendapat peninjauan khusus untuk menekan penyebaran asap guna menyediakan kondisi kondusif evakuasi.

Fire in underground structures (e.g. Metro Subway Station), is a dangerous condition for safety. This is relevant to the movement direction of the smoke which is unidirectional with the evacuation routes. Several fires in underground stations has caused many casualties, for example is Jungangno Station's Fire - Korea (198 fatalities) and Baku's Fire - Azerbaijan (289 fatalities). Given the number of fatalities caused by fires on the subway, then a review of the movement of smoke in the subway station when a fire broke out need to be done. Predictions and the movement of smoke in the subway fire in this work obtained by using Fire Dynamic Simulator V5 (FDS V05). Harm caused by the movement of smoke, if a fire occurs, kept to a minimum by sucking the smoke out or by elevating the ceiling height of the room where the fire occurred.
The results of this study prove that the magnitude of smoke exhaust capacity affect the required time for a visibility to return to a normal condition with only a slight effect on the minimum visibility's value. While the elevation of the ceiling's height of the room have contributed greatly to the minimum visibility's value when the fire occurred. In this study, the capacity of the exhaust smoke varied within 3000 m3/hr, 4000 m3/hr, 5000 m3/hr, 6000 m3/hr, and 7000 m3/hr. While the variation of the underground station platform's height that acts as a room where the fire broke out is 3 m and 4 m.
Another conclusion that can be obtained from this study is that the approach to the floor's area to determine the capacity of smoke exhaust is necessary with also considering the height of the room to provide tenable condition to evacuate if a fire occurs. Then, the location of the smoke exhaust's ducting needs to get a special consideration to suppress the smoke's spread in order to provide a tenable condition for evacuation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43266
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zilvan Bey
"Semakin terbatasnya lahan di perkotaan dan terus meningkatnya kebutuhan ruang aktivitas masyarakat telah mendorong pembangunan bangunan gedung ke arah vertical. baik di atas permukaan tanah (gedung tinggi), maupun ke dalam tanah (bismen). Besmen merupakan bangunan berlapis yang dibangun secara vertikal kebawah tanah. Besmen umumnya digunakan untuk aktifitas yang menunjang penggunaaan bangunan seperti untuk fungsi parkir, instalasi alat-alat mekanikal dan banyak digunakan sebagai tempat pertokoan, hiburan, kantor dan lain-lain. Fokus penelitian ini adalah pemodelan tingkat visibilitas dan konsentrasi asap ketika sebuah lantai besmen mengalami kebakaran. Untuk menekan tingkat bahaya akumulasi asap, maka basement tersebut dilengkapi dengan jetfan untuk membantu dalam upaya pengaliran dan ekstraksi asap.

With the lack of space in urban areas and the increasing needs of space for activity, society has encouraged the development of buildings vertically, both above or underground (Basement). Basement is a layered building which built vertically down the ground. It is generally used for activities that support the use of the building for functions such as parking, installation of mechanical equipment and is widely used as a shopping, entertainment, office and others. The focus of this study is to model the level of visibility and smoke concentration when a basement is on fire. The researcher made some options in order to push the danger level of accumulation smoke by using a jetfan system in order to help the flow and the extraction of the smoke."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44484
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfi Indra Azhary
"Kebakaran pada kapal ferry Ro-Ro, merupakan kondisi yang membahayakan bagi keselamatan. Hal ini relevan dengan pergerakan asap yang searah dengan jalur evakuasi. Beberapa kebakaran pada Kapal ferry Ro-Ro telah menimbulkan banyak korban jiwa, contohnya seperti pada peristiwa kebakaran yang terjadi pada tahun 2011 kemarin , KMP Laut Teduh II (13 orang meninggal), KMP Reni II ( tidak ada korban jiwa), KM Marina Nusantara (5 orang meninggal), KM Kirana XI ( 8 orang meninggal ). Mengingat banyaknya korban jiwa yang disebabkan oleh kebakaran pada Kapal Ferry Ro-Ro, maka peninjauan terhadap pergerakan asap pada Kapal Ferry Ro-Ro jika kebakaran terjadi perlu untuk dilakukan.
Prioritas peninjauan sangat penting,mengingat banyak sekali penumpang yang menggunakan jasa kapal Ferry Ro-Ro, ini berdasarkan data yang dikeluarkan oleh PT. ASDP Cabang Pelabuhan Merak, tercatat pada tahun 2010 sebanyak 1.400.986 penumpang pejalan kaki bertiket menggunakan jasa penyeberangan di lintasan Merak Bakauheni dengan produktivitas angkutan sebanyak 26.291 trip. Sedangkan jumlah kendaraan yang menggunakan jasa penyeberangan pada lintasan ini pada tahun 2010 adalah sebanyak 1.773.672 unit kendaraan yang terbagi menjadi beberapa unit kendaraan berdasarkan kelasnya.
Dengan diimplementasikannya sistem transportasi yang berada pada beberapa bidang, maka persinggungan jalur transportasi pada satu bidang dapat dihindari. Prediksi pergerakan asap pada kondisi kebakaran pada Kapal Ferry Ro-Ro diperoleh dengan menggunakan perangkat lunak Fire Dynamic Simulator V5(FDS V05). Bahaya yang disebabkan oleh pergerakan asap dan distribusi temperatur dapat ditekan seminimal mungkin dengan menghisap asap atau aktivasi sprinkler dari ruangan tempat kebakaran terjadi.
Hasil dari peninjauan ini membuktikan bahwa kontribusi sprinkler dalam mencegah kebakaran membesar sehingga distribusi temperatur dapat terjaga serta efektifitas dari fan suplai udara dan fan pembuangan asap yang berpengaruh besar dalam menjaga visibilitas dan dengan hanya sedikit berpengaruh terhadap minimum visibilitas yang terdapat pada saat kebakaran terjadi. Pada peninjauan ini, spesifikasi sprinkler sebagai berikut : Spray angles: 90° and 120° standard Flow rates: 3.0 to 534 gpm (9.67 to 1720 L/min) dan kapasitas fan suplai udara dan fan pembuangan asap sebesar 2.7 m/s.

Fire on Passenger Ro-Ro ship is a dangerous condition for safety. This is relevant to the movement direction of the smoke which is unidirectional with the evacuation routes. Several fires on Passenger Ro-Ro ship has caused many casualties, for example is, KMP Laut Teduh II (13 fatalities), KMP Reni II (no casualties), KM Marina Nusantara (5 fatalities), KM Kirana XI (8 fatalities). Given the number of fatalities caused by fires on the subway, then a review of the movement of smoke in the subway station when a fire broke out need to be done.
The review is very important because there are many passengers using Passenger Ro-Ro ship according to the data logged from PT. ASDP Merak Port branch, on 2010, 1.400.986 people used carry service on Merak-Bakauheni track with carrying productivity 27.291 trips and the amount of vehicles using this service were 1.773.672 units classified to several class based on the class of vehicles.
With the implementation of transportation system which work on several major, the tansportation line intersection on one major can be avoided. Prediction of the movement of smoke on Passenger Ro-Ro obtained by using software called Fire Dynamic Simulator V5(FDS V05). The danger caused by the movement of smoke and temperature distribution can be minimalized by sucking the smoke out or activating the sprnkler from the room where the fire occured.
The result from this study prove that the contribution of sprinkler in preventing the fire grows and the effectivity from the suply fresh air and smoke exhaust greatly influence in keeping the visibility and temperature distribution with only a slight effect on the minimum visibility’s value when the fire occured. On this review,specification of sprinkler are Spray angles: 90° and 120° standard Flow rates: 3.0 to 534 gpm (9.67 to 1720 L/min) the supply fresh air capacity and smoke exhaust are 2.7 m/s.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naila Adinda Achmad
"Stasiun Transit Manggarai merupakan stasiun paling aktif yang menghubungkan tujuh persimpangan jalur kereta api. Sebelum pandemi, tercatat bahwa Stasiun Manggarai merupakan stasiun tersibuk yang melayani lebih dari 20.000 pengguna setiap harinya (Ditjen Perkeretaapian, 2022). Dan pada Januari 2023, terkonfirmasi bahwa Stasiun Manggarai memiliki 150.000 pengguna transit dan 14.000 pengguna stasiun per harinya (Fransisca, 2023). Jumlah pengguna yang banyak tentunya dapat meningkatkan kepadatan sehingga dapat meningkatkan potensi bahaya dan risiko yang ada, termasuk bahaya dan risiko kebakaran. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran sistem proteksi kebakaran dan keselamatan kebakaran di Stasiun Transit Manggarai Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek dengan menggunakan metode deskriptif observasional dengan pendekatan komparasi. Penulis membandingkan hasil penerapan sistem proteksi kebakaran dan keselamatan kebakaran di Stasiun Manggarai dengan standar NFPA 130 dan Code of Practice for Fire Precautions in Rapid Transit Systems 2022. Hasil dari penelitian ini didapatkan dengan wawancara online, telaah dokumen, dan observasi langsung pada stasiun. Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa persentase pemenuhan sistem proteksi kebakaran dan keselamatan kebakaran pada Stasiun Transit Manggarai Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek adalah sebesar 84,34% dengan pemenuhan tertinggi pada aspek Fungsi, Reliabilitas, dan Ketersediaan Sistem Komunikasi dan Kontrol dan Persyaratan Kawat dan Kabel sebesar 100% dan pemenuhan terendah pada aspek Sistem Komunikasi Keadaan Darurat sebesar 50%.

Stasiun Transit Manggarai is the most active station that connects seven railroad crossings. Before the pandemic, it was recorded that Manggarai Station was the busiest station serving more than 20,000 users every day (Ditjen Perkeretaapian, 2022). In January 2023, it was confirmed that Manggarai Station has 150,000 transit users and 14,000 station users per day (Fransisca, 2023). A large number of users can certainly increase the density, and according to research density can increase the existing potential hazards and risks, including fire hazards and risks. Therefore, this research was conducted to find out the implementation of the fire protection system and fire safety at Stasiun Transit Manggarai Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek using a descriptive observational method with a comparative approach. The author compares the results of implementing fire protection and fire safety systems at Manggarai Station with NFPA 130 and Code of Practice for Fire Precautions in Rapid Transit Systems 2022. The results of this study were obtained through interviews, document review, and direct observation at the station. Based on the research, it was found that the proportion of implementation of fire protection and fire safety systems at the Stasiun Transit Manggarai Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek is 84.34% with the highest fulfillment at the percentage of 100% on two aspects – Function, Reliability, and Availability of Communication and Control Systems and Wire and Cable Requirements. The lowest compliance is in the Emergency Communication System aspect with the percentage of 50%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Novianty
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemen dan sistem proteksi kebakaran di PT. Bridgestone Tire Indonesia. Penelitian deskriptif analitik ini dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara, dan telaah dokumen. Metode yang digunakan adalah evaluasi sesuai dengan Permen PU No. 26/PRT/M/2008, Permen PU No. 20/PRT/M/2009, dan Standar Nasional Indonesia (SNI), serta standar internasional yaitu NFPA.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar elemen manajemen dan sistem proteksi kebakaran di PT. Bridgestone Tire Indonesia telah memenuhi standar. Manajemen proteksi kebakaran yang belum semua persyaratannya terpenuhi adalah tata laksana operasional. Sistem proteksi kebakaran yang belum seluruh persyaratannya terpenuhi yaitu pencahayaan darurat, tanda petunjuk arah evakuasi, pintu darurat, detektor kebakaran, sistem pipa tegak dan alat pemadam api ringan. Untuk itu diperlukan pengadaan dan perbaikan bagi manajemen dan sistem proteksi kebakaran yang belum memenuhi persyaratan, serta pemeliharaan bagi yang sudah terpenuhi.

The aim of this study is to analyze the management and fire protection system at PT. Bridgestone Tire Indonesia. This descriptive analytical study was conducted with field observations, interviews, and document review The method used is the evaluation in accordance with Permen PU No. 26/PRT/M/2008, Permen PU No. 20/PRT/M/2009and the Indonesia National Standard (SNI), as well as the NFPA international standards.
The results of this study indicate that most of the elements of management and fire protection system at PT. Bridgestone Tire Indonesia has met the standard. Management of fire protection which not yet fulfilled all the requirements is the operational governance. Fire protection systems which not yet fulfilled all the requirements are emergency lighting, evacuation directions signs, emergency doors, fire detectors, pipe systems and portable fire extinguisher. It is necessary for the provision and improvement of management and fire protection systems that do not meet the requirements, as well as maintenance for those who already met.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Pamungkas
"Kapal crew boat merupakan kapal yang digunakan untuk membawa para tenaga ahli yang bekerja di anjungan lepas pantai. Kapal ini mengutamakan kenyamanan dan keselamatan penumpang, terutama dari ancaman kebakaran. Sampai saat ini belum ditemukan kejadian kebakaran di kapal crew boat. Sistem di kapal ini sendiri diadopsi dari ketentuan IMO yang diamandemen, FSS Code, ISM dan SOLAS. Sedangkan di Indonesia belum ada peraturan khusus mengenai sistem keamanan kebakaran di kapal crew boat.
Oleh karena itu, penulis menganalisis sistem fire control plan pada kapal crew boat dengan mengambil contoh desain LOA 50 m kapasitas 200 penumpang yang mengacu pada desain LOA 35 m kapasitas 75 penumpang. Desain kapal menggunakan program Autocad dan Maxsurf sedangkan simulasi dilakukan dengan program Pyrosim.
Dari hasil simulasi didapatkan bahwa identifikasi bahaya kebakaran di ruang penumpang dan ruang mesin dapat diketahui dari heat detector dan smoke detector yang terpasang. Pemadaman kebakaran yang efektif di ruang penumpang menggunakan alat pemadaman portabel, sedangkan pemadaman yang efektif di ruang mesin menggunakan CO2. Selain itu, jalur evakuasi yang berada di tiap deck mempermudah evakuasi saat terjadi kebakaran di ruang penumpang dan ruang mesin.

Crew boat is the vessel that is used to bring the experts who worked on offshore platforms. This ship prioritizes comfort and safety of passengers, mainly from the threat of fire. Until now there has not been found fires in this ship. The system on the ship itself is adopted from the provisions of the amended IMO, FSS Code, ISM and SOLAS. Meanwhile, in Indonesia there are no specific regulations regarding fire safety system on the crew boat.
Therefore, the authors analyze the system of fire control plan on the crew boat with LOA 50 m sample design capacity of 200 passengers which refers to 35 m LOA design capacity of 75 passengers. Ship design using Autocad and Maxsurf while simulations done with the Pyrosim.
From the simulation obtained that the identification of fire hazards in the passenger room and the engine room can be seen from the heat detector and smoke detector. Effective fire suppression in the passenger room using portable extinguishing equipment, while the effective extinction in the engine room using CO2. In addition, evacuation routes those are in each deck makes evacuation during a fire in the passenger room and the engine room.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Kriswidianto Saputra
"Skripsi ini membahas tentang gap analisis sistem proteksi kebakaran yang ada di Gedung Pusat Administrasi Universitas Indonesia pada tahun 2017. Penelitian ini merupakan penelitan deskriptif analitik dengan variable yang diteliti adalah sistem proteksi kebakaran pasif konstruksi bangunan, kompartemen, sarana jalan keluar, tangga darurat, pintu darurat, dan petunjuk jalan keluar dan sistem proteksi kebakaran aktif sprinkler, alarm, detektor, APAR, dan hidran.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata 83 kondisi aktual sesuai dengan peraturan dan masih ada 17 gap dengan peraturan. Standar yang diguakan adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26/PRT/M/2008, Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.4 tahun 1980, NFPA 13, dan NFPA 72. Dan juga dilakukan perhitungan waktu evakuasi disetiap lantai gedung.

This study discussed about gap analysis of fire protection system in Administration Center Building of University of Indonesia in 2017. This research is analytic descriptive research. The variables studies were passive fire protection system building construction, compartment, means of egress, emergency stairs, emergency doors, and exit sign and active fire protection system sprinklers, fire alarms, detectors, fire extinguisher, and hydrants.
Results showed that an average of 83 is in accordance with the regulation and there were still 17 gap with regulation. The standard used is Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.26 PRT M 2008, Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor 10 KPTS 2000, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.4 tahun 1980, NFPA 13, and NFPA 72. And also calculated of evacuation time in every floor of building.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narwoko
"ABSTRAK
Kejadian kebakaran sering terjadi di wilayah perkotaan termasuk di Kota Depok, dimana untuk mencegah dan menanggulanginya Pemda Depok membentuk Dinas Pemadam Kebakaran (damkar) sesuai konsep Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK). Banyak tantangan yang dihadapi organisasi damkar dalam mencapai tujuannya antara lain kemacetan, keterbatasan sumber air, sarana dan prasarana, tata kota serta kurangnya kesadaran masyarakat. Organisasi merupakan sistem sosioteknikal yang harus memenuhi prinsip-prinsip sosioteknikal agar berfungsi dengan baik. Penelitian ini membahas struktur sistem kerja organisasi damkar dari perspektif makroergonomi dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian mengindikasikan adanya ketidaksesuaian struktur organisasi dengan prinsip-prinsip sosioteknikalnya yaitu pada dimensi formalisasi, kompleksitas, sentralisasi serta elemen profesionalismenya

ABSTRACT
Fire incident is still occurred in city area including City of Depok, to prevent such incidents, Government of Depok has established fire department with area of fire management concepts (Wilayah Manajemen Kebakaran-WMK). There are challenges to fire department organization including traffic congestion, limited water sources and facilities, city planning and low community awareness. Organization is sociotechnical system that needs to meet sociotechnical principles to ensure good functioning. The study analyze work system structure of fire department organization from macroergonomic perspective utilizing descriptive qualitative approach. Result of study reveals some nonconformity against its sociotechnical principles on formalization, complexity, and centralization dimension as well as its professionalism element"
2016
T46753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Jamaliah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran di RSCM Kencana dengan menggunakan standar JCI yang didukung dengan Permen PU No.20/PRT/M/2009, Permen PU No. 26/PRT/M/2008 dan NFPA 72, 10, 20, 80, 101, 110, dan 1221. Variabel yang dianalisis adalah tenaga, sistem anggaran, proteksi kebakaran pasif dan aktif, kebijakan, perencanaan kegiatan, pelaksanaan, pemeriksaan, dan tindak lanjut kegiatan sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif analitik dengan wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua petugas di rumah sakit mengikuti pelatihan tanggap darurat dasar (penggunaan APAR), pelatihan khusus bagi tim penanggulangan kebakaran belum dilakukan, besaran dana yang dianggarkan untuk kegiatan pencegahan dan penanggulangan belum tersosialisasi secara menyeluruh, kondisi proteksi kebakaran pasif sebesar 89.06% dan proteksi aktif sebesar 87.86% sesuai persyaratan tetapi masih diperlukan adanya perbaikan, serta pengendalian dokumen yang belum optimal mengenai SPO, IK, dan pelaporan kegiatan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran di RSCM Kencana masih perlu ditingkatkan.

This study aims to analyze the system of fire prevention and control at RSCM Kencana using JCI standards which is supported by ministry regulation on PU No.20/PRT/M/2009, PU No. 26/PRT/M/2008 dan NFPA 72, 10, 20, 80, 101, 110, dan 1221. Variables analyzed were human resources, budget systems, passive and active fire protection, policy, planning activities, implementing, controlling and follow-up the activities about prevention system and fire control. This research using qualitative method with analytic decriptive design with in-depth interview, observation and document review.
The result of this study showed that not all the hospital staff have been trained about basic emergency awareness (using an APAR), specialized training for fire fighting team has not been done, the amount of funds budgeted for the prevention and control activities have not been socialized as a whole, conditions of passive fire protection of 89.06% and 87.86% for active protection as required but still needed improvement, and document control is not optimal on the SPO, IK, and activity report. From the result it can be concluded that the system of fire prevention and control at RSCM Kencana still needs to be improved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>