Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54839 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nata Tri Wardani
"Klub malam merupakan suatu ruang pelarian yang menghadirkan atmosfir unik untuk aktivitas mengobrol, berdansa dan minum. Pada perancangan sebuah desain klub malam, hal ini menjadi penting untuk mengetahui elemen apakah yang paling berperan dan memiliki potensi dalam mempengaruhi individu di dalam klub malam. Atmosfir atau suasana ruang yang ada dibentuk oleh desain ruang. Pencahayaan dan Musik merupakan elemen yang paling utama dalam menciptakan keunikan suasana yang ada di klub malam. Skripsi ini membahas dua jenis klub yang berbeda yaitu jenis klub malam pada umumnya dan klub malam dengan jenis semi klub. Analisis menunjukkan bahwa dalam klub malam, faktor cahaya dan musik mengakibatkan tiga respon individu yaitu Pleasant, Arousal dan Dominance.

The night club was an escape space that presents a unique atmosphere for socializing, dancing and drinking activities. In designing a nightclub, it becomes important to know what is the most influential elements and how these elements affect individuals. Atmosphere or ambience in nightclub was influenced by the design of the space. Lighting and Music was the most important element that creating a unique atmosphere in the nightclubs. This study investigated two different types of nightclub, general nightclub and semi- nightclub. The analysis showed that in nightclub, lighting and music was the main factor that occured three responses namely Pleasant, Arousal and Dominance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cesario Dwi Yoniarto
"Klub malam adalah salah satu ruang yang dapat menghasilkan faktor unik ketika berada di dalamnya. Skripsi ini akan menganalisa ruang klub malam, serta faktorfaktor yang dapat mempengaruhi perilaku orang-orang di dalam ruang tersebut; yang akan menguntungkan bagi pendalaman dan pemahaman ruang dalam arsitektur. Penemuan yang menarik, dimana perilaku orang-orang tercermin ke dalam bentuk timeline, di mana faktor-faktor yang beragam menentukan hasil perilaku mereka. Penulis ingin memperluas pengetahuan tentang studi arsitektur dan bagaimana hal itu mempengaruhi perilaku orang dalam klub malam. Hasil analisis dari skripsi ini dapat digunakan dan dikembangkan pada analisis di masa depan, dari sisi arsitektur, dan bidang lainnya.

Nightclubs are one of the spaces that creates a unique feeling to be inside of. Beneficial to understanding space in architecture, the thesis will analyze nightclub spaces, and the behavior that it influences towards the people inside it. An interesting find, that the behavior of the people are reflected into a form of timeline, where diverse factors determine those outcomes of behavior. The author wishes to widen the knowledge of architectural studies and how it affects the behavior of people in a nightclub setting. The uniqueness of nightclub spaces benefits in future analysis in architectural studies, and environmental psychology."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Imanda
"Skripsi ini berisi tentang penelitian mengenai efek bukaan terhadap kualitas akustik ruang di Masjid UI. Efek bukaan terhadap kualitas akustik umumnya adalah bising. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur tingkat kebisingan yang terdengar di dalam Masjid UI. Pengukuran dilakukan secara objektif maupun subjektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efek bukaan terhadap kualitas akustik ruang di masjid UI adalah bising, pembelokkan bunyi (refraksi dan difraksi) dan penerusan bunyi (transmisi) ke luar bangunan sehingga dapat mengurangi pantulan. Pengaruh terbesar dari bukaan pada masjid adalah bising.

This thesis describes about a research to the effects of exposure to the acoustic quality of a room in the University of Indonesia's mosque. The exposure effect is noisy. The research was done by measuring the level of noise that heard in the mosque of UI. The measurements conducted objectively and subjectively. The research found that the exposure effects is not only noisy, but also sound deflection (refraction and diffraction) and sound forwarding (transmission) to outside of the building so that reducing the reflection. But, the biggest influence of the mosque exposure is noisy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Nawafia
"Fenomena perpindahan rumah yang dialami oleh individu cukup menarik untuk dibahas. Dari fenomena tersebut, kita dapat mengetahui apa itu housing career dan bagaimana pola perpindahan rumah / mobilitas perumahan (residential mobility) yang dialami oleh individu. Dengan melengkapi pemahaman melalui studi kasus yang terdiri dari empat individu yang telah berusia lebih dari lima puluh tahun sebagai narasumber, maka kita akan lebih memahami topik ini. Hasil studi kasus ini kemudian akan menunjukkan bagaimana pola perpindahan rumah itu terjadi pada seorang individu dan rumah-rumah apa saja yang terlibat dalam perpindahan ini.

The mobility phenomenon experienced by an individual is quite interesting to discuss. From this phenomenon, we can find out what housing career is and how the patterns of residential mobility are experienced by the individual. With a complete understanding through case study of four individuals who aged more than fifty years old as a resource, then we will better understand this topic. The case study results will show how the pattern of mobility occurs in an individual and what houses involved in this mobility are."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Adytia Kristiliani Saiman
"Fenomena ruang komunal pada permukiman padat tidak terbentuk karena perencanaan formal. Terbentuknya ruang-ruang komunal lebih untuk menjawab kebutuhan spontan warganya. Berkaitan dengan kebutuhan akan interaksi, skripsi ini membahas tentang pengaruh kondisi spasial pada ruang komunal terhadap interaksi sosial warga di permukiman padat dengan mengambil studi kasus ruang-ruang komunal di permukiman Kampung Pulo, Jatinegara. Tujuan dari skripsi ini agar ke depannya dapat berguna dalam proses rancangan ruang komunal di permukiman padat dengan memperhatikan aspek komponen spasial berupa properties yang memadai. Berdasarkan hasil analisis studi kasus dan tinjauan teori, kondisi spasial seperti tata letak, orientasi, jalur sirkulasi, dan properties yang baik di dalam ruang komunal dapat memberikan persepsi yang mengarahkan dan mendorong warga untuk melakukan kegiatan interaksi sosial di dalamnya.

Most of communal spaces in dense settlements were unintentionally formed. It was existed regarding the spontaneous needs of citizen. Relating to the need of interaction, this paper examines the influence of spatial conditions in communal space for residents’ interaction in dense settlements. The study uses Kampung Pulo, Jatinegara as case study. It aims to create communal space, with spatial components such as adequate properties as main consideration. Based on the analysis of case studies and theoretical review, spatial conditions such as layout, orientation, circulation paths, and good properties in communal spaces indicate that human perception able to directs and encourages citizens to engage in social interaction."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramandhika Rizky Putranto
"Material kayu merupakan salah satu bahan yang biasa digunakan dalam elemen desain arsitektur maupun interior. Material kayu dimanfaatkan oleh para desainer karena mempunyai karakteristik khas berupa warna, serat/motif, ataupun tekstur. Dewasa ini, kayu asli semakin mahal serta mempunyai kelemahan dalam beberapa aspek teknis meliputi konstruksi dan perawatan yang menyebabkan penggunaan material kayu asli semakin berkurang. Sejalan dengan berkembangnya teknologi, diciptakan material imitasi untuk dapat menduplikasi material kayu (asli) terutama dalam tampilan visual. Material kayu imitasi diproduksi untuk dapat menghadirkan kualitas kayu asli pada desain arsitektur/interior dengan harga yang lebih murah dibandingkan kayu asli. Perbedaan diantara kedua jenis kayu tersebut memberikan kekurangan serta keunggulan ketika digunakan dalam desain arsitektur/interior. Penggunaan material kayu baik asli maupun imitasi tidak hanya bertujuan untuk mendukung kualitas ruang secara estetika saja, akan tetapi juga dalam rangka memenuhi fungsi dan kebutuhan.

Wood is one of the materials commonly used in architectural and interior design elements. wood is used because it has characteristics typical of color, fiber / motif, or texture. Today, the original wood has a high price and complicated in technical aspects include construction and maintenance, which led to the use of real wood material decreases. In line with the development of technology, imitation wood created to be able to duplicate the wood material (original), especially in visual appearance. Imitation wood materials are produced in order to bring the quality of the original wood in architectural design / interior at a cheaper price than the original timber. The difference between the two types of wood give the advantages and disadvantages when used to design a space architecture / interior. The use of wood materials not only aims to support the aesthetic quality of the space, but also in accordance with the functions and needs. It became a separate consideration in determining the types of wood materials, whether to promote the quality of the original timber or convenience experience in the technical aspects offered by the imitation wood."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Adianto
"Kebutuhan akan informasi telah menjadi kebutuhan manusia. Melalui informasi, manusia dapat mengetahui dan memprediksi kegiatan yang harus ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui ruang cyber, informasi yang dibutuhkan dapat sampai dengan cepat, akurat dan tak terbatas secara geografis selama terhubung dengan jaringan telekomunikasi. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan cara pandang manusia terhadap ruang dan tempat aktual serta lingkungan binaan dalam kaitannya dengan arsitektur.
Sesuai dengan pendapat Arendt, manusia memiliki tiga kondisi dasar yang menentukan kehidupannya. Dengan menggunakan teknologi ruang cyber, terjadi perubahan terhadap ketiga kondisi dasar tersebut. Perubahan kondisi dasar manusia menyebabkan terjadinya perubahan kegiatan manusia dan ruang arsitektural sebagai wadah kegiatan. Ruang dalam arsitektur terbentuk dari hasil hubungan sosial antar individu dalam sebuah lingkungan. Salah satu teori pembentukan ruang dengan adanya kesenjangan kondisi manusia adalah konsep pengetahuan kuasa-ruang. Manusia menggunakan teknologi ruang cyber untuk menjalin hubungan sosial berupa hubungan sosial antar anggota perusahaan. Hal ini menyebabkan berubahnya kondisi manusia setiap individu dan ruang kehidupan berkaitan dengan arsitektur sebagai hasil hubungan sosial tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik purposive sampling. Hal ini dikarenakan penelitian ini bertujuan ini untuk memahami, mengangkat dan menjelaskan pengaruh dan peran teknologi ruang cyber yang menciptakan perubahan bentuk ruang kegiatan yang dapat muncul dalam kaitannya dengan ruang arsitektural. Analisis yang saya gunakan bersifat eksploratif, di mana membutuhkan penjelajahan berdasarkan pada teori dan data yang terkumpul.
Dalam penelitian ini saya menemukan bahwa adanya hubungan berbanding lurus antara peningkatan penggunaan teknologi ruang cyber dengan pengurangan jumlah individu dan besar ruang aktual kantor. Selain itu, tampak bahwa praktek konsep pengetahuan-kuasa-ruang sebagai akibat adanya kesenjangan tingkat kondisi manusia, mampu membentuk perkembangan kondisi dan ruang kehidupan masing-masing individu dalam perusahaan. Praktek tersebut menyebabkan munculnya ketidakterikatan manusia dengan tempat berlokasi tetap dalam berkarya. Namun demikian, hal ini hanya berlaku pada individu berkondisi manusia tertingi dalam perusahaan.
Saya berkesimpulan bahwa ruang cyber merupakan katalis dalam proses pembentukan kondisi dan ruang kehidupan manusia. Ruang cyber tidaknya berperan sebagai kendali manusia dengan lingkungannya secara individual, namun juga secara sosial. Individu berkondisi manusia tertinggi dapat menentukan tingkatan kondisi dan ruang kehidupannya dan mengendalikan kondisi dan ruang kehidupan individu lain yang berkondisi lebih rendah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azrar Hadi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Arunee Sarasetsiri
"Dalam menyampaikan narasi, sebuah film membutuhkan ruang sebagai latar tempat terjadinya peristiwa. Skripsi ini membahas tentang pengaruh teknik pengambilan gambar terhadap penggambaran ruang di dalam film, yang kemudian berpengaruh terhadap pengalaman ruang yang dialami penonton. Penonton mengalami ruang melalui sudut pandang narator atau tokoh di dalam film. Pengalaman ruang dalam film dapat menyampaikan informasi seperti kualitas fisik, letak geografis, konteks sejarah dan sosial-budaya sebuah tempat, suasana, serta penjelasan mengenai karakter tokoh dalam film. Pada studi kasus film Hugo, dilakukan analisis formal dari teknik pengambilan gambar yang digunakan, gambaran ruang yang dihasilkan, hingga pengalaman ruang yang ditimbulkan dan kaitannya dengan narasi film. Penggambaran dan pengalaman ruang dapat menekankan narasi yang disampaikan sehingga membuat penonton lebih memahami dan terhubung dengan film tersebut.

In presenting a narrative, a film needs space as the background setting of events. This thesis discusses the effects of shooting techniques to the depiction of space in the film, which then affects the audience?s experience of that space. Audience experience space through the perspective of the narrator or character in the film. Spatial experience in the film may convey information such as its physical qualities, geographical, historical, sosial and cultural context of a place, mood or atmosphere, as well as description of characters. In the case study of the film Hugo, I do a formal analysis of the shooting techniques, the resulting space imagery, to the spatial experience and its relation to the narrative. Representations and experiences of space in film can emphasize the narrative."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inten Gumilang
"Pertanyaan besar mengenai ada tidaknya potensi ruang yang bersifat meditatif didalam ruang perjalanan user menjadi basis pengkajian skripsi ini. Pendalaman teori dibagi menjadi tiga bagian, pertama adalah aktivitas berjalan dan ruang seperti apa yang tergolong meditatif, lalu yang kedua adalah hubugan antara jenis karakter ruang meditatif yang sesuai dengan aktivitas berjalan meditatifnya, dilanjutkan dengan yang ketiga yakni mengkaji bagaimana proses mengalami ruang oleh user sewaktu aktivitas berjalan meditatif terjadi. Hasil pendalaman teori menjadi basis studi kasus yang melibatkan tiga user yang masing-masing berjalan di empat ruang perjalanan yang berbeda, tiap proses pengalaman perjalanannya digambarkan lewat diagram. Dari hasil studi kasus, ditemukan bahwa ada potensi ruang meditatif dalam ruang perjalanan user yang melakukan aktivitas berjalan meditatif, karena di dalamnya user dan ruang bisa saling berinteraksi dengan cara yang lebih intim dan personal. Membuktikan bahwa ruang mampu mempengaruhi manusia dititik yang tidak mereka sadari

"Is there any meditative potential space that could be found in a space of journey by user" ? will becoming a base foundation for research in this thesis. It started by the assessment of theories that divided in three section, first is walking activity and character of space that has meditative quality, second is relation between each character of meditative space with its meditative walking activity, and third is analysing the spatial experience process by user when the meditative walking activity is happening. The theory assessment will be the foudation of case studies which involves 3 partisipant. Each of them will be doing a walking journey in 4 different space characteristic, every experience in every journey will be depicted by diagram. The conclusion of the case studies are : meditative potential space could be found in a space of journey by user who do the meditative walking activity, because user and space could communicate in a very intimate and personal way. It proves that space could affect human in a way that sometime we are unconscious about it."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61085
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>