Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201868 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meuthia Rana Amira Primaputri
"ABSTRAK
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia,
dengan prevalensi 20-35% diantaranya disebabkan oleh hipertensi. Prevalensi hipertensi
meningkat tiap tahunnya. Meningkatnya prevalensi hipertensi dapat dikarenakan
pertambahan populasi, degeneratif, gaya hidup, dan kurangnya aktivitas fisik. Berdasarkan
WHO, ketidaaktifan secara fisik menjadi empat faktor risiko utama yang menyebabkan
mortalitas di dunia, hingga menyebabkan 3,2 juta kematian. Maka itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan aktivitas fisik antara karyawan dengan
hipertensi dan tanpa hipertensi pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penelitian
ini dilakukan dengan desain cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari
hasil medical check-up karyawan dan data primer mengenai aktivitas fisik yang didapatkan
dari pengisian kuesioner Bouchard selama dua hari hari kerja dan satu hari libur. Data
dianalisis dengan Uji Kolmogrov-Smirnov. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan bermakna tingkat aktivitas fisik antara karyawan dengan hipertensi dan
tanpa hipertensi (p=1,00). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kejadian hipertensi
tidak hanya dipengaruhi oleh kurangnya aktivitas fisik, terdapat banyak faktor lainnya.

ABSTRACT
Cardiovascular disease is one of leading causes of death in Indonesia, with a prevalence of
20-35% of which are caused by hypertension. The prevalence of hypertension increases each
year. The increasing prevalence of hypertension can be due to population growth,
degenerative, lifestyle, and lack of physical activity. According to the WHO, physically
inactive is one of four major risk factors that cause mortality in the world, causing 3.2 million
deaths. Thus, this study aims to determine whether there are differences in physical activity
among employees with hypertension and without hypertension at the Faculty of Medicine,
University of Indonesia. This study was conducted using cross-sectional. This study use
secondary data from the results of medical check-ups of employees and primary data on
physical activity from Bouchard questionnaires for two days working day and one day off.
Data were analyzed using the Kolmogorov-Smirnov test. The result showed that there were
no significant differences in levels of physical activity among employees with hypertension
and without hypertension (p = 1,00). From this study it can be concluded that the incidence of
hypertension is not only influenced by the lack of physical activity, but there are many other
factors that contribute to cause hypertension."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Puspita Sari
"ABSTRAK
Prevalensi kejadian hipertensi terus meningkat dengan berbagai faktor resiko. Salah satunya yaitu dengan kebiasaan merokok yang banyak dilakukan oleh pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah rokok yang dikonsumsi perhari dan intensitas merokok terhadap kejadian hipertensi pada pekerja. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional pada 81 pekerja yang mengunjungi poliklinik di PT. PG Kota Cirebon, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini Convenience sampling. Hasil uji analistik Chi-square menyatakan terdapat hubungan antara jumlah rokok yang dikonsumsi perhari dengan kejadian hipertensi pada pekerja di PT. PG (p= 0.026 : α = 0.05). Hasil uji analistik pada intensitas merokok juga menyatakan terdapat hubungan antara intensitas merokok dengan kejadian hipertensi pada pekerja di PT. PG (p = 0.001 : α = 0.05). Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan upaya promotif dan preventif terhadap penyakit hipertensi, diantaranya dengan pendidikan kesehatan komplikasi hipertensi dan pencegahan faktor resiko penyebab hipertensi yaitu salah satunya konsumsi rokok.

ABSTRACT
The prevalence of hypertension increasing with multiple risk factors. One of them is the habit of smoking which mostly done by workers. This study aims to determine the number of cigarettes smoked in daily and the intensity of smoking on the incidence of hypertension among workers. The research method using cross sectional design to the 81 workers who visited the clinic at PT. PG in Cirebon City, the sampling technique used in this study is Convenience sampling. The results of the analytical test Chi-square states that there is a relationship between the number of cigarettes consumed in daily with hypertension to the workers at PT. PG (p = 0.026: α = 0.05). Test results on the intensity of smoking analytics also states there is a relationship between intensity of smoking with hypertension to the workers at PT. PG (p = 0.001: α = 0.05). The results of this study are expected to be able increasing promotive and perventive efforts against hypertension diseases, including health education and prevention of complications of hypertension risk factors, which one of the factor is the consumption of cigarettes."
2016
S65482
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Nanda Kharin
"Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular dan tergolong ke dalam penyakit kronis, dimana jika tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan komplikasi penyakit yang berujung pada kematian. Penanganan penyakit kronis perlu melibatkan peran aktif dari pasien yang dapat dilakukan melalui penerapan self-management. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, self-management dapat difasilitasi melalui penggunaan mHealth. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas mHealth dalam self-management hipertensi. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Pencarian studi dilakukan dengan menggunakan online database yaitu PubMed, ScienceDirect, dan ProQuest. Terdapat 16 studi yang termasuk ke dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 9 studi menghasilkan penurunan tekanan darah yang dinilai signifikan dan terdapat sebanyak 8 studi yang menunjukkan adanya perubahan positif pada pola hidup pasien. Sehingga, dapat dikatakan bahwa penggunaan mHealth efektif dalam penerapan self-management hipertensi.

Hypertension is one of the risk factors for cardiovascular disease and is classified as a chronic disease, which if not managed properly will cause complications of the disease that lead to death. The management of chronic diseases have to involve an active role from the patient which can be done through the application of self-management. Self-management can be facilitated by the use of mHealth which utilizes development in information and communication technology. Therefore, this study aims to determine the effectiveness of mHealth in hypertension self-management. This study uses a literature review method. The study search was conducted using online databases, namely PubMed, ScienceDirect, and ProQuest. There are 16 studies included in this study. The results of this study indicate that 9 studies resulted in a decrease in blood pressure which was considered significant and there were as many as 8 studies that showed positive changes in the patient's lifestyle. Thus, it can be inferred that the use of mHealth is effective in the application of hypertension self-management."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Aswal Liambo
"ABSTRAK
Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian dini pada masyarakat, WHO melaporkan hampir satu milyar orang di dunia menderita hipertensi dan diprediksi meningkat menjadi 1,5 milyar pada tahun 2025 nanti. Kurang aktivitas fisik merupakan salah satu faktor risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi dengan usaha dan biaya yang tidak terlalu besar. Pada tahun 2013, prevalensi hipertensi pada penduduk dewasa di Indonesia sebesar 25,8 dan proporsi kurang aktivitas fisik sebesar 26,1 . Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prevalensi hipertensi, proporsi kurang aktivitas fisik dan hubungan aktivitas fisik dengan hipertensi pada penduduk dewasa di Indonesia berdasarkan data IFLS 5 tahun 2014. Desain yang digunakan adalah cross sectional, populasi penelitian yakni seluruh penduduk dewasa ge;18 tahun yang menjadi responden IFLS 5 tahun 2014 dengan sampel sebanyak 26.043 responden. Kriteria hipertensi menggunakan pedoman JNC-7 140/90 mmHg , penilaian aktivitas fisik berdasarkan kebiasaan melakukan kegiatan fisik minimal selama 10 menit dalam seminggu, terdiri dari aktif dan kurang aktif. Uji statistik pada analisis bivariat dan multivariat menggunakan cox regression. Hasil analisis menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar 24,09 , proporsi kurang aktivitas fisik sebesar 35,68 , serta terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan hipertensi P value 0,000 . Penduduk yang kurang aktivitas fisik berisiko 1,15 kali mengalami hipertensi dibandingkan penduduk yang memiliki aktivitas fisik aktif PR: 1,15; 95 CI: 1,09-1,21 . Disarankan kepada masyarakat untuk melakukan kegiatan fisik ringan berupa jalan kaki minimal selama 30 menit setiap harinya dan kepada Dinas Kesehatan untuk berinovasi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya aktivitas fisik dengan menggunakan sosial media Facebook, Twitter, Instagram dan lainnya .

ABSTRACT
Hypertension is the leading causes for prematur death worldwide. Globally, WHO reported about nearly one billion people living with hypertension and it is estimated that this number will escalate to more than 1,5 billion by the year 2025. Insufficient physical activity is one of the modifiable risk factors for hypertension, which is not required great effort and cost. In 2013, the prevalence of hypertension among Indonesian adults was 25,8 and the proportion of insufficient physical activity was 26,1 . This study aims to know the prevalence of hypertension, the proportion of insufficient physical activity and also its relationship among the Indonesian adults based on IFLS 5 data in 2014. A cross sectional study was conducted among 26.043 respondents in IFLS 5 aged 18 years and above. The JNC 7 guidelines used to defined hypertension if systolic blood pressure ge 140 mmHg and or diastolic ge 90 mmHg , whereas physical activity measured by the habit of performing physical activity for at least 10 minutes a week. Statistical test on bivariate and multivariate analysis using cox regression. The prevalence of hypertension was 24,09 and the proportion of insufficient physical activity was 35,68 . Statistical test shown there was a significant relationship between physical activity and hypertension P value 0,000 , people with insufficient physical activity at risk 1,15 times having hypertension than those with active physical activity PR 1,15 95 CI 1,09 1,21 . Adults should do at least 30 minutes walking everyday, province district health office needs to use social media such as Facebook, Instagram, Twitter, etc, in order to promoting the benefit of physical activity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rabiatul Adawiyah
"Hipertensi merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi. Penelitian ini juga melibatkan 83 responden yang merupakan karyawan kependidikan FKM UI dan dilakukan pada bulan April sampai Juni 2017. Variabel dependen pada penelitian ini adalah hipertensi, sedangkan variabel independennya adalah umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, indeks masa tubuh IMT, konsumsi makanan tinggi natrium, konsumsi makanan tinggi lemak, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, dan stres. Hipertensi diukur dengan melihat nilai tekanan darah menggunakan tensimeter, indeks masa tubuh IMT diukur dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan yang kemudian dihitung menggunakan rumus, konsumsi makanan tinggi natrium dan lemak menggunakan wawancara 24-hours food recall, aktifitas fisik menggunakan Global Physical Activity Questionnaire GPAQ , dan stres diukur menggunakan Self Reporting Questionnaire SRQ , sedangkan variabel lain seperti umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga dan kebiasaan merokok diukur menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Sebanyak 26,5 karyawan mengalami hipertensi ge;140/90 mmHg .Dari beberapa variabel yang diuji, terdapat hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, konsumsi tinggi natrium, dan konsumsi tinggi lemak, dengan kejadian hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian, karyawan disarankan untuk menjaga asupan dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi natrium dan lemak.

Hypertension is an independent risk factor for cardiovascular disease. The purpose of this study is to identify factors related with hypertension. A total of 83 employees education of FKM UI were included in this study, and also conducted in April to June 2017. Dependen variable in this study is hypertension, and the independent variables is age, gender, family history of hypertension, body mass index BMI , high sodium intake, high fat intake, physical activity, smoking habits, and stress. Hypertension measured by looking at blood pressure value using a tensimeter, body mass indeks BMI was measured by measurement of body weight and height than calculated using the formula, high sodium and high fat intake was measured using 24 hours food recall, physical activity measured using Global Physical Activity Questionnaire GPAQ , and stress measured using Self Reporting Questionnaire SRQ . The other variables such as age, sex, family history of hypertension, and smoking habits were measured using questionnaire self written by responden. The design of this study used a cross sectional study. The prevalence of hypertension was 26,5 ge 140 90 mmHg .From the tested variables, there were significant related of age, gender, high sodium intake, and high fat intake with hypertension. The results suggest that employees education servants to reduce high sodium and fat foods consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penyakit hipertensi mendapat perhatiabn dari semua kalangan masyarakat mengingat dampak yang ditimbulkannya menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi"
610 JKKI 6:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tesa Irwana
"Peningkatan tekanan darah diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8 dari total seluruh kematian secara global. Modifikasi gaya hidup seperti melakukan aktivitas fisik merupakan salah satu rekomendasi utama dalam penurunan tekanan darah. Dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat berkontribusi dalam penurunan tekanan darah. Namun demikian, di Indonesia proporsi aktivitas fisik kurang masih tinggi yaitu sebesar 26,1.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah dan hipertensi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan data Riskesdas 2013. Analisis regresi linier dan regresi logistik dilakukan pada sampel 717.014 responden yang diperiksa tekanan darah sistolik dan diastolik pada pengukuran pertama, kedua dan ketiga Pertanyaan Riskesdas K05a, K06a dan K07a.
Hasil penelitian multivariabel didapatkan bahwa terdapat asosiasi antara aktivitas fisik dengan tekanan darah dan hipertensi, dengan perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik pada responden yang melakukan aktivitas fisik lebih rendah dibandingkan dengan responden yang tidak melakukan aktivitas fisik. Semakin lama intensitas waktu aktivitas fisik, maka akan semakin besar penurunan tekanan darah sehingga risiko untuk mengalami hipertensi juga lebih kecil.

An increase of blood pressure is estimated to cause 7.5 million deaths or about 12.8 of the total global deaths. Lifestyle modifications such as physical activity is one of the main recommendations in decreasing blood pressure. By doing regular physical activity can contribute to the decrease of blood pressure. However, in Indonesia the proportion of less physical activity is still high at 26.1.
This study aims to see the relationship between physical activity with blood pressure and hypertension. This study is a quantitative study using secondary data of Riskesdas 2013. Linear regression and logistic regression analysis was performed on a sample of 717,014 respondents who examined systolic blood pressure and diastolic blood pressure at first, second and third measurements Question of Riskesdas K05a, K06a and K07a.
The result of multivariable research shows there is an association between physical activity with blood pressure and hypertension, the average difference of systolic blood pressure in respondents who do physical activity is lower than respondents who do not do physical activity. The longer of time intensity of physical activity, the greater decrease in blood pressure so the risk of hypertension is also smaller.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Huwaida
"Aktivitas fisik dapat mencegah berbagai macam penyakit menular dan meningkatkan kesehatan seseorang, baik pada usia muda, maupun tua. Proporsi aktivitas fisik di Kota Depok memasuki peringkat 10 besar dengan aktivits fisik terendah di Jawa Barat, dengan angka 60,55%. Di Universitas Indonesia (UI) sendiri sebagai salah satu universitas di Kota Depok, angka aktivitas fisik pada mahasiswa masih menjadi masalah dilihat dari adanya peningkatan proporsi aktivitas fisik rendah dari tahun 2018 (28,2%) ke tahun 2022 (47,4%) serta masih tingginya angka PTM (obesitas dan hipertensi) pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku aktivitas fisik pada mahasiswa UI tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data penelitian dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara daring oleh 237 mahasiswa UI. Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk melihat hubungan antara variabel independen dan dependen. Hasil penelitian menunjukkan 142 mahasiswa (59,9%) aktif secara fisik. Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan signifikan antara status tempat tinggal (p=0,028; OR=2,145; 95% CI 1,124 – 4,090), sikap (p=0,042; OR=1,789; 95% CI 1,056 – 3,029), dan dukungan teman (p=0,021; OR=1,923; 95% CI 1,134 – 3,261) dengan perilaku aktivitas fisik mahasiswa. Status tempat tinggal dan dukungan teman merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan aktivitas fisik, mahasiswa yang tidak tinggal bersama keluarga inti atau tinggal sendiri serta memiliki dukungan teman yang baik berpeluang 2 kali lebih besar untuk aktif secara fisik. Maka dari itu, peningkatan fasilitas olahraga, pengembangan program intervensi promosi kesehatan terkait aktivitas fisik, dan anjuran untuk beraktivitas fisik perlu dilakukan sebagai upaya mendorong mahasiswa untuk menjadi lebih aktif.

Physical activity can prevent various infectious diseases and improve one's health, both in young and old age. The proportion of physical activity in Depok City ranks among the top 10 with the lowest physical activity rates in West Java, which reach 60.55%. At the University of Indonesia (UI), which is one of the universities in Depok, the level of physical activity among students is still a concern, as evidenced by the increasing proportion of low physical activity from 28.2% in 2018 to 47.4% in 2022, as well as the high prevalence of non-communicable diseases (obesity and hypertension) among students. This research aims to identify the factors associated with physical activity behavior among UI students in 2023. The study adopts a cross-sectional design, which the data were collected through online questionnaires completed by 237 students. The data were analyzed using chi-square test and independent t-test to examine the relationship between independent and dependent variables. The results of the study indicate that 142 students (59.9%) are physically active. The research also shows a significant relationship between residential status (p=0.028; OR=2.145; 95% CI 1.124 – 4.090), attitude (p=0.042; OR=1.789; 95% CI 1.056 – 3.029), and friends’ support (p=0.021; OR=1.923; 95% CI 1.134 – 3.261) with students' physical activity behavior. Residential status and friends’ support are the dominant factors associated with physical activity. Students who do not live with their nuclear family or live alone and have good social support from friends are twice as likely to be physically active. Therefore, improving sports facilities, develop health promotion intervention programs related to physical activity, and encourage students to engage in physical activities should be made as efforts for the students to be more active."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Yuneva
"Saat ini, banyak pekerjaan yang dapat dilakukan dengan aktivitas fisik yang minimal dalam durasi yang cukup lama. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab munculnya sindroma metabolik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan aktivitas fisik antara karyawan FKUI dengan dan tanpa sindroma metabolik. Penelitian dilakukan dengan metode potong lintang. Data penelitian diambil dari medical check-up tahun 2012 dan pengisian kuesioner Bouchard pada April-Mei 2015. Hasil analisis menunjukan tidak adanya perbedaan bermakna aktivitas fisik antara kedua kelompok (p>0,050). Dapat disimpulkan bahwa sindroma metabolik merupakan penyakit multifaktorial yang dapat disebabkan kurangnya aktivitas fisik dan faktor-faktor metabolik lainnya.

These days, there are plenty jobs that involve mild physical activity for long periods of time. It can be one of the causes of metabolic syndrome. This research was done to find out whether the physical activity between employees of FMUI with and without metabolic syndrome were different using cross-sectional method. The data were collected from medical check-up results in 2012 and filled-out questionnaire in April-May 2015. The analysis results showed that the physical activity between the two groups (p>0.050). It was concluded that metabolic syndrome is a multifactorial illness caused by the lack of physical activity, as well as another metabolic factors."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betsy Kurniawati Witarsa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya bukti empiris bahwa perceived behavioral control, perceived benefits, perceived barriers, dan perceived susceptibility mampu memprediksi aktivitas fisik pada orang dewasa yang dalam riwayat keluarganya terdapat sejarah penyakit kardiovaskular. Tipe penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan desain korelasional. Data terkumpul dari 101 partisipan dengan rentang usia 20-60 tahun (dewasa muda dan madya). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat aktivitas fisik berdasarkan usia, jenis kelamin, dan rutinitas melakukan aktivitas fisik. Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa model yang terdiri dari keempat prediktor mampu memperkirakan 14% varians aktivitas fisik, dengan perceived behavioral control dan perceived susceptibility sebagai prediktor terbaik. Temuan ini mengkonfirmasi bahwa perceived behavioral control juga mampu memperkirakan aktivitas fisik pada populasi ini, serupa dengan berbagai populasi lain yang telah diteliti sebelumnya. Selain itu, individu yang memiliki keluarga dengan PKV memiliki pengalaman-pengalaman yang tampaknya membuat mereka mampu menaksir tingkat risiko terkena PKV dengan lebih akurat, yang pada gilirannya juga memberikan kontribusi pada tingkat aktivitas fisik. Dengan demikian, intervensi aktivitas fisik pada orang dewasa dengan riwayat keluarga PKV dapat mempertimbangkan kedua faktor ini.

This study aims to find empirical evidence that perceived behavioral control, perceived benefits, perceived barriers, and perceived susceptibility are significant predictors of physical activity in adults with a family history of cardiovascular disease. The type of research used is quantitative, with a correlational design. Data were collected from 101 participants with an age range of 20-60 years (young and middle adults). The results showed that there was no difference in the level of physical activity based on age, gender and physical activity routines. Multiple regression analysis showed that the model consisting of the four predictors was able to explain 14% variance of physical activity, with perceived behavioral control and perceived susceptibility as the best predictors. These findings confirm that perceived behavioral control can also estimate physical activity in this population, similar to other populations that have been studied previously. In addition, individuals who have families with PKV have experiences that seem to enable them to assess their risk level for developing CVD more accurately, which in turn contributes to their level of physical activity. Thus, physical activity interventions in adults with a family history of CVD should consider both of these factors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>