Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129322 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ita Purnama Bulan
"Penelitian ini menganalisis waktu tunggu pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Awal Bros Bekasi. Penelitian ini merupakan kualitatif dan kuantitatif, dengan sampel sebanyak 172 lembar resep baik racikan maupun non racikan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa rata-rata waktu tunggu pelayanan resep sebesar 22 menit untuk resep non racikan sedangkan untuk resep racikan sebesar 41 menit. Faktor penghambat yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Awal Bros Bekasi adalah SDM yang belum memadai, ketersediaan obat yang masih kurang, sistem komputerisasi yang belum memadai, masa kerja/ pengalaman petugas dan sarana ruang racik yang kurang luas.

This study analyzes the waiting time of prescription services in Installation of Pharmacy Awal Bros Hospital, Bekasi. It is a qualitative and quantitative research, with sampel of 172 prescriptions, both concoction and non concontion drugs. This study found that the average waiting time of conconction drugs is 41 minutes, while the non concoction drugs is 22 minutes. The factors affecting those waitng time is insufficient of human resources, lack of drugs provision, inadequate correction of IT system lack of work experience, improper working space for doing concoction drugs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S59486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Palupi Muchtar
"Tujuan penelitian menganalisis perbedaan waktu tunggu pelayanan kefarmasian (yanfar) di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Jaminan dan Tunai RSUP Persahabatan Jakarta Tahun 2015. Desain penelitian mix method. Besar sampel 150 pasien (@75 pasien di Jaminan dan Tunai).
Hasil penelitian:
1. Waktu tunggu yanfar di Jaminan tidak sesuai SPM, sedangkan di Tunai sudah sesuai.
2. Ada hubungan jenis resep dengan waktu tunggu yanfar di Jaminan dan Tunai.
3. Ada hubungan jumlah item resep dengan waktu tunggu yanfar di Jaminan.
4. Ada perbedaan signifikan antara waktu tunggu yanfar di Jaminan dengan Tunai.
5. Perbedaan waktu tunggu yanfar di Jaminan dan Tunai dipengaruhi oleh SOP, SDM Kefarmasian (jumlah tenaga, beban kerja, lama kerja, dan keterampilan) dan SIM RS.

This research aims to analyse waiting time comparasion of pharmacy service at RSUP Persahabatan Jakarta Pharmacy Installation of Guaranteed Outpatient and Cash Outpatient in 2015. This research applies mixed methods design. There are 150 patients as samples for this research (75 patients in Guaranteed and Cash).
The results of the research:
1. Waiting time at pharmacy service at Cash Outpatient Pharmacy Installation is in line with SPM for Pharmacy, and it isn?t in Guaranteed Outpatient Pharmacy Installation.
2. There is correlation between types of prescription with waiting time at pharmacy service in Cash and Guaranteed Outpatient Pharmacy Installation.
3. There is correlation between amount of items in the prescriptions with waiting time at pharmacy service in Guaranteed Outpatient Pharmacy Installation.
4. There is a significant difference between waiting time at the two places.
5. Differences of waiting time in Cash and Guaranteed Outpatient influenced by SOP in Pharmacy Service, Number of Staff, Work Load, Working Hours, Skills, and Hospital Management of Information System.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T42940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Kurnia Oktaviani
"Instalasi Farmasi adalah salah satu unit di rumah sakit yang memberikan layanan produk dan jasa dalam bentuk pelayanan resep. Mutu pelayanan resep farmasi yang baik dikaitkan dengan kecepatan dalam memberikan pelayanan.
Pada pengamatan pelayanan resep pasien rawat jalan JKN yang dilakukan selama 12 belas hari di Instalasi Farmasi di RSUD Pasar Rebo pada 211 sampel resep, ditemukan bahwa waktu tunggu pasien untuk memperoleh obat racikan 4 jam 14 menit dan non racikan 3 jam 29 menit. Dan hasil penelitian didapatkan bahwa rata-rata proses waktu pengerjaan obat non racik per resepnya yaitu 5 menit 13 detik dan obat racikan 15 menit 21 detik.
Penelitian ini menganalisis faktor yang mempengaruhi waktu tunggu pelayanan resep obat pasien rawat jalan JKN di Instalasi Farmasi RSUD Pasar Rebo Berdasarkan hasil penelitian ini, keterlambatan pelayanan disebabkan kurangnya jumlah petugas, beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah sumber daya manusia yang ada dan belum memiliki standar waktu pelayanan, serta tata letak ruangan. Diharapkan meningkatkan komitmen dalam bekerja dengan tidak menunda atau menumpuk pekerjaan dengan memiliki standar waktu pelayanan bagi petugas farmasi dalam bekerja.

Pharmacy is one of the units in hospitals that provide services of products and services in the form of prescription services. Quality of service good pharmacy prescriptions associated with speed in providing services.
In observation of outpatient prescription services JKN conducted over 12 twelve days in Pharmacy at Pasar Rebo Hospital on 211 samples of prescription, it was found that the waiting time of patients to obtain the drug concoction of 4 hours 14 minutes and non concoction 3 hours 29 minutes. And the result showed that the average processing time process non concotion per prescription medicine that is 5 minutes 13 seconds and drug concoction of 15 minutes 21 seconds.
This study analyzes the factors that influence the waiting time of service prescription outpatient JKN in Pharmacy Pasar Rebo Hospital Based on these results, delays in service due to insufficient numbers of personnel, work load that does not correspond to the amount of human resources there and not have a standard time services, as well as the layout of the room. The expected increase in the commitment to work with no delay or accumulate work with service time standards for pharmaceutical officers at work.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Febrianti
"Waktu tunggu pelayanan obat racikan ≤ 30 menit dan non racikan ≤ 60 menit merupakan salah satu indikator yang terdapat didalam standar pelayanan minimal rumah sakit. Hal tersebut sangat penting untuk mengukur kinerja pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Indikator tersebut untuk mempengaruhi ekspetasi pasien terhadap pelayanan rumah sakit dan mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan rumah sakit. Penyusunan tugas khusus ini adalah untuk menganalisis waktu tunggu pelayanan resep racikan di instalasi rawat jalan rumah sakit universitas indonesia menggunakan 30 sampel, dengan menggunakan metode observasional dan membandingkan dengan standar pelayanan minimal farmasi menurut Permenkes 129/Menkes/SK/II/2008. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa Dari 30 sampel waktu tunggu pelayanan resep racikan terdapat 15 sampel racikan atau (50%) yang tidak sesuai dan 15 sampel racikan atau (50%) yang sudah sesuai. Dari 30 sampel waktu tunggu pasien terdapat 20 sampel atau (67%) yang tidak sesuai dan 10 sampel atau (13%) yang sudah sesuai.

Waiting time for concocted drug service ≤ 30 minutes and non-concocted ≤ 60 minutes is one of the indicators contained in the minimum hospital service standards. This is very important to measure the performance of pharmaceutical services in hospitals. These indicators affect patient expectations of hospital services and affect patient satisfaction with hospital services. The preparation of this special task is to analyze the waiting time for concoction prescription services at the outpatient installation at the University of Indonesia Hospital using 30 samples, using the observational method and comparing them with the minimum standard of pharmaceutical services according to Permenkes 129/Menkes/SK/II/2008. So it can be concluded that of the 30 samples of waiting time for concoction prescription services, there were 15 concoction samples or (50%) that were inappropriate and 15 concoction samples or (50%) that were appropriate. Of the 30 patient waiting time samples, there were 20 samples or (67%) that were inappropriate and 10 samples or (13%) that were appropriate."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Annisa Firdaus
"Indikator Standar Pelayanan Minimal waktu tunggu pelayanan obat pada di depo farmasi rawat jalan RSUD Koja belum mencapai standar. Selisih terbesar antara pencapaian dengan standar terjadi pada pelayanan obat jadi pasien BPJS. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis waktu tunggu pelayanan obat jadi di depo farmasi rawat jalan dengan pendekatan Lean Six Sigma. Jenis penelitian ini adalah operational research dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menyatakan rata-rata waktu tunggu adalah 1 jam 21 menit 48 detik dengan kegiatan value-added sebesar 7,40% dan non- value-added sebesar 92,60%. Kategori waste terbesar ada pada kategori waiting, dan disusul oleh kategori lainnya yaitu motion, defects, overprocessing, human potential, dan inventory. Proses yang menjadi bottleneck adalah proses persiapan obat. Akar penyebab utama pada bottleneck yang dianalisis dengan fishbone adalah kategori man.
Usulan perbaikan terdiri dari realisasi perhitungan beban kerja, 5S, standarisasi pekerjaan, visual management, kaizen, perbaikan sistem, counter nomor antrian obat, perluasan ruangan, serta poli cepat dan perubahan layout. Dari usulan perbaikan, didapatkan hasil future state map yang menunjukkan waktu tunggu mengalami penurunan menjadi 49 menit 8 detik dengan value-added sebesar 12,38% dan non-value-added sebesar 87,62%.

The waiting time for medicine services in outpatient pharmacy RSUD Koja has not reached the standard. The biggest difference between achievement and standard occurs in the service of noncompounding medicine for BPJS patients. This study was conducted to analyze the waiting time of outpatient medicine services using Lean Six Sigma approach. This research is operational research with qualitative and quantitative approaches.
The results of this research that the average of waiting time is 1 hour 21 minutes 48 seconds with 7.40% of value-added and 92.49% of non-value-added. The biggest waste category is waiting, followed by other categories, such as motion, defects, overprocessing, human potential, and inventory. The bottleneck of medicine service is the process of medicine preparation with the root cause of problem using fishbone diagram is man category.
The suggestion for process improvements consist of realization of workload calculations, 5S, standardization of work, visual management, kaizen, software repairs, machine for queue number, room expansion, poli cepat and layout changes. Based on that suggestions, future state map results show that waiting time decreased to 49 minutes 8 seconds with 12.38% of value-added and 87.62% of non-value- added.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriah
"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi waktu pelayananinstalasi farmasi rawat jalan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan rumahsakit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian gabungan mixed method dengan melakukan wawancara mendalam serta observasi waktutunggu pelayanan obat yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisisunivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan obatracik dan paten di rumah sakit ini melebih standar waktu yang ditetapkan,ditemukan beberapa penghambat seperti ketersediaan sumber daya manusia, saranaprasarana dan fasilitas kerja yang merupakan hambatan terbesar dalam pelayananini.
Disarankan kepada rumah sakit untuk dapat redisain layout farmasi,menghitung ulang pola ketenagaan serta pengaturan tugas sesuai dengankompetensinya.

This study aims to improve the efficiency of service time of outpatientpharmacy installation in order to improve the quality of hospital services. Theresearch method used is the method of combined research mixed method byconducting in depth interviews and observation of drug service waiting time whichthen analyzed by using univariate analysis.
The result of the research shows that the waiting time for the service of racikand patent medication in this hospital exceeds the standard time set, found someobstacles such as availability of human resources, infrastructure and work facilitieswhich is the biggest obstacle in this service.
It is advisable to the hospital to be ableto redesign the pharmacy layout, recalculate the pattern of the workforce as well asthe arrangement of tasks in accordance with its competence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Muliana
"ABSTRAK
Di Rumah Sakit Awal Bros Batam selama bulan Oktober 2015 sampai bulan
September 2016 ditemukan ada kejadian penundaan resep pasien yang berdampak
pada kualitas pelayanan rumah sakit dan terjadi back order yang berdampak pada
keuangan rumah sakit. Penulis ingin meneliti permasalahan yang terjadi untuk
melakukan perbaikan dalam hal pengendalian persediaan farmasi di rumah Sakit
Awal Bros Batam untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas pelayanan dan
meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Peneltian ini merupakan penelitian riset operasional untuk menyusun model
pengendalian persediaan farmasi. Model pertama, dalam penelitian ini akan
dilakukan analisis ABC pemakaian, analisi ABC investasi, dan ABC Indeks kritis,
untuk mengetahui persediaan farmasi yang menjadi kelompok A, B dan C.
Selanjutnya akan dihitung EOQ dan ROP, serta efisiensi TIC. Dilakukan
wawancara mendalam dengan informan. Model kedua, metode Periodic Review
System, Order up to level, didalam penelitian ini juga melakukan analisis 10
persediaan tertinggi berdasarkan ABC Investasi dan ABC pemakaian melalui
penilaian average inventory, ITOR dan PNP pada rumah sakit Awal Bros Batam
selama periode 12 bulan. Pada metode kedua ini diharapkan dapat menghindari
terjadinya kelebihan stok farmasi dengan investasi tinggi yang dapat
mempengaruhi cash flow rumah sakit.
Pengendalian persediaan farmasi di Rumah Sakit Awal Bros Batam masih
belum dilakukan dengan optimal, meskipun setiap bulan telah dilakukan analisa
ABC Investasi dan menerapkan metode maksimal dan minimal stok yang
sederhana. Penelitian ini, menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk Rumah Sakit
Awal Bros Batam untuk dapat membantu pihak managemen dalam melakukan
perbaikan pengendalian persediaan farmasi dan mengatasi permasalahan stock out
di farmasi.

ABSTRACT
Prescription delays at Pharmacy Department services Awal Bros Batam
Hospital during the month of October 2015 until September 2016 influences the
impact on the quality of hospital services and going on back order ending with
financial problems to Awal Bros Batam hospitals. The author wants to identify
problems that occur for improving efficiency and effectiveness of services
pharmacy inventory control at Awal Bros Batam Hospital and overall improving
the quality of hospital services.
This study is an operational research study to develop a pharmaceutical
inventory control models. The first model, in this study will be made use of ABC
analysis, investment analysis ABC, and ABC critical index, to determine
pharmaceutical supplies into groups A, B and C. Furthermore, will be calculated
EOQ and ROP, as well as the efficiency of TIC. Conducted in-depth interviews
with informants. The second model, the method Periodic Review System, Order up
to the level, in this study also conducted an analysis 10 largest inventory investment
by ABC and ABC average user through the assessment of inventory, ITOR and
PNP on Awal Bros Batam hospital over a period of 12 months. In the second
method is expected to avoid overstocking pharmaceuticals with high investments
that may affect the cash flow of the hospital.
Pharmacy inventory control at Awal Bros Batam Hospital has not
performed optimally, although every month have made the ABC analysis
Investments and apply maximum and minimum stock method is simple. This
research, produce policy recommendations for the Awal Bros Batam Hospital to
help the management to improve ppharmacy inventory control and solve the
problems in the pharmaceutical stock out."
2017
T47754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Syalia
"Telah dilakukan penelitian operasional, kualitatif dengan permasalahan tingginya angka pasien hilang, dimana pasien terebut tidak mendapatkan pelayanan, dan tidak bayar di RS.Ananda, pasien tersebut akan menyebabkan kerugian yang sangat besar untuk rumah sakit. Penelitian ini bertujuan menggambarkan cetak biru pelayanan pasien dalam mendapatkan pelayanan poli rawat jalan, dan juga untuk mengetahui faktor yang menyebabkan pasien hilang.Hasil penelitian ini adalah perbaikan desain cetak biru pasien rawat jalan yang diharapkan sebagai masukan kepada pihak manajemen dalam penyusunan perbaikan guna meningkatkan mutu pelayanan.

Has been done operational, qualitative research the problems of the high number of patient lost, which is the patient is not get the services, and not paid the services, so the patient can make huge losses for hospital. This research is purpose to describe blueprint design outpatient services to get the service in outpatient instalation, and to know the causes factor lost patient. The result of this reaserch is suggestion to improvement the blueprints outpatient service design for management preparation of improvement quality service."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62390
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Gustianur Putri
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melakukan segmentasi berdasarkan karakteristik pelanggan yaitu faktor demografis, geografis, psikografis, dan perilaku sebagai dasar dari penetapan target pasar di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Ananda Bekasi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif melalui survey dengan kuesioner terhadap 106 responden. Hasil penelitian menunjukkan pelanggan Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Ananda berusia 31-40 tahun, perempuan, berstatus menikah, pendidikan SMA/Sederajat, pendapatan 2,5-5 juta perbulan, pengeluaran biaya kesehatan kurang dari 500 ribu perbulan, cara tempuh menggunakan kendaraan pribadi, bertempat tinggal di Kecamatan Cakung, mengetahui informasi RS karena kedekatan lokasi, pembiayaan bersumber jaminan, kelas sosial ekonomi menengah ke bawah. Analisis perilaku dan psikografis terbentuk bahwa alasan berobat karena lokasi dan pelayanan. Oleh karena itu, pelayanan yang baik serta fasilitas yang memadai merupakan hal terpenting yang harus ditingkatkan oleh rumah sakit.

This study was to segment based on customer characteristics of demographic, geographical, psychographic, and behavioral factors as the basis for determining the target market of outpatient care at Ananda Hospital Bekasi. This quantitative research using analitical description through a questionnaire survey to 106 respondents. Results showed customers outpatient Ananda Hospital Bekasi age 31-40 years, female, married, education senior high schools, 2,5-5 millions/month income, health expenditure less than 500 hundred thousand/month, originated from Cakung district, hospital information obtained from location proximity, third party payer, middle socioeconomic class and below. Analysis of behavioral and psychographic formed because of the location of medical reason and services. Therefore, a good service and adequate facilities are very important things those must be increased by the hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswin Junivia Aisyah
"Pelayanan resep obat merupakan serangkaian aktivitas mulai dari penerimaan penerimaan resep, pengkajian resep, pemberian harga obat, penyiapan obat, pengemasan, dan pemberian etiket, pemeriksaan kembali, penyerahan obat kepada pasien. Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi belum dapat memenuhi standar yang ditetapkan oleh Rumah Sakit (≤10 menit) dan standar yang ditetapkan Pemerintah dalam Kepmenkes RI Nomor 129 Tahun 2008 (≤30 menit). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memberikan rekomendasi perbaikan pada waktu tunggu proses pelayanan resep obat jadi menggunakan pendekatan Lean Six Sigma meliputi tahap Define, Measure, Analyze, dan Improve. Desain penelitian berupa kualitatif dan kuantitatif dengan jenis penelitian operational research. Hasil pengmatan pada waktu tunggu pelayanan obat jadi digambarkan dengan Value Stream Mapping (VSM) yang memperlihatkan rata-rata waktu keseluruhan proses pelayanan resep obat jadi selama 35,94 menit dengan kegiatan bernilai tambah (value-added activi) 11,2 menit (31,26%), kegiatan tidak memberi nilai tambahan (non-value-added activities) 24,74 menit (68,83%). Pemborosan (waste) paling banyak terjadi adalah menunggu (waiting) dari seluruh pemborosan (waste) yang ditemukan. Berdasarkan hasil analisis pada setiap aktivitas pemborosan (waste) dalam proses pelayanan resep obat jadi maka dihasilkan usulan perbaikan berupa visual management, 5S, membuat jadwal pemeliharaan peralatan, melakukan pengadaan peralatan penunjang, menambah fitur dalam sistem e-press, membuat gudang khusus, menghitung beban kerja petugas, dan mengadakan layar tampilan status resep, dan melakukan perbaikan berkelanjutan. Dihasilkan Future VSM dengan leadtime proses pelayanan resep obat jadi menjadi 20,42 menit.

Prescription drug service is a series of activities from receipt prescription, review of prescription, administration of drug prices, preparation, packaging, checking, and delivery of drugs to patients. The waiting time for prescription drug services has not been able to meet the standards set by the Hospital (≤10 minutes) and the standards set by the Government in Kepmenkes RI Nomor 129 Tahun 2008 (≤30 minutes). The aim of this research is to provide recommendations for improvements of the prescription service waiting time using Lean Six Sigma approach which consists of Define, Measure, Analyze and Improve phase. The research design is qualitative and quantitative with the type of operational research. The results of this research were described with the the value stream mapping that shows the average time for entire process is 35.94 minutes, with value-added activities 11.2 minutes (31.26%) and non-value-added activities 24.74 minutes (68.83%). The most waste occur is waiting. Based on that analysis, the researcher provide recommendations for improvement that is visual management, 5S, schedule maintenance of equipment, procuring supporting equipment, adding features in the e-presscription system, create a warehouse, calculate the workload of pharmacy staff, and implement continuous improvement. Resulting in future VSM with leadtime of the process of prescribing service time is 20.42 minutes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>