Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186672 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dody Nugroho
"Pelayanan program Jaminan Kesehatan Nasional(JKN) yang dilaksanakan di Rumah Sakit, Petugas pendaftaran melakukan duplikasi input data pelayanan yaitu pendaftaran pada pada Sistem Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) dan pendaftaran pada aplikasi Surat Eligibilitas Pasien (RSSEP) untuk melakukan pendaftaran peserta JKN dengan sistem online kepada BPJS. Dikarenakan database server yang dimiliki SIMRS di Rumah sakit berbeda dan terpisah dengan web database server yang dimiliki BPJS menyebabkan data registrasi pelayanan pasien yang dimasukan pada SIMRS dapat berbeda dengan data pasien yang dimiliki peserta JKN di database BPJS. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan pengembangan sistem informasi menggunakan System Development Life Cycle (SDLC). Sebagai salah satu alternatif untuk mengintegrasikan data antara pemakaian sistem pada SIMRS dan RSSEP untuk pelayanan pasien peserta JKN maka dibutuhkan adanya Bridging System untuk menyatukan dua sistem sehingga menghasilkan informasi pasien yang baik.

National health assurance program (JKN) carried out at the hospital, officers registration of duplicating data input services namely registration on Hospital Management System (SIMRS) and registration on the application letter of Eligibilitas patients (RSSEP) to register participants online system JKN BPJS. Because the database server is owned by the SIMRS in hospitals different with separate web server database BPJS cause data registration service patients placed on SIMRS can be different from data patients belonging to the participant database BPJS JKN. The qualitative approach is done with the development of information systems using Systems Development Life Cycle (SDLC). As an alternative to integrating data between system usage on SIMRS and RSSEP for service of patient participants JKN then required the existence of a Bridging System to unify the two systems so as to produce a good patient information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinando Pratama
"Derajat kesehatan yang optimal merupakan modal dasar bagi pembangunan sumber daya manusia agar mampu melaksanakan tugasnya dalam menghasilkan karya-karya yang bermanfaat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat tersebut, salah satunya adalah dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Berkat pengembangan ilmu dan teknologi serta kehidupan masyarakat, maka tumbuhlah bermacam bentuk dan jenis pelayanan kesehatan yang dapat diselenggarakan. Pengorganisasian pelayanan kesehatan yang baik seharusnya disusun berdasarkan rencana strategi yang baik agar tercapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu RS Bhayangkara Brimob harus memiliki perencanaan strategi yang tepat dalam mengantisipasi terjadinya tuntutan perubahan lingkungan eksternal dan internal sehingga dimasa mendatang dapat beradaptasi dan mampu mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki serta mampu bersaing dalam memberikan jasa pelayanan kesehatan yang bermutu. Untuk keperluan melihat kelayakan pengembangan RS Bhayangkara Brimob, dilakukan penulisan dengan tujuan menganalisa kelayakan pengembangan RS Bhayangkara Brimob berdasarkan analisa faktor-faktor yang berpengaruh baik internal maupun eksternal, sehingga diperoleh strategi alternatif dalam mengantisipasi terjadinya perubahan lingkungan eksternal dan internal pada tahun 2008 - 2012.
Penulisan ini merupakan penulisan operasional dengan analisis data kualitatif dan data kuantitatif. Ruang lingkup penulisan dilakukan di RS Bhayangkara Brimob. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, consensus dessision making group, kajian dokumen dan observasi.
Hasil penulisan mengungkapkan bahwa faktor eksternal yang merupakan unsur peluang adalah letak strategis, jumlah total penduduk, penerapan kebijakan pemerintah, status keluarga, jumlah kunjungan rawat jalan dan jumlah mitra kerja / pemasok. Faktor eksternal yang merupakan unsur ancaman adalah jumlah penduduk dengan pendidikan rendah dan menengah, dan jumlah sarana pelayanan kesehatan. Faktor internal yang merupakan unsur kekuatan adalah perkembangan jenis layanan. Faktor internal yang merupakan unsur kelemahan adalah target jangka waktu visi dan misi, adanya prosedur tetap, pengembangan SDM, penanggung jawab unit keuangan, kondisi bangunan, penanggung jawab sistem informasi dan keberadaan unit pemasaran.
Kesimpulan pada penulisan ini adalah posisi RS Bhayangkara Brimob yang dianalisis sesuai Matriks TOWS berada pada kuadran Internal Fix-it. Pada analisis dengan Matriks IE, berada pada sel V yaitu Hold and maintain. Sedangkan pada matriks SPACE berada pada kuadran Konservatif. Pada tahap pencocokan dihasilkan strategi product development dengan penentuan prioritas kegiatan berdasarkan analisis QSPM adalah pengadaan produk medical check up massal bagi perusahaan, peningkatan kemampuan UGD dengan menambah alat canggih dan dokter jaga bedah 24 jam, pembuatan sarana rawat inap anak dan pengembangan laboratorium serta peralatannya. Adapun layanan unggulan RS Bhayangkara Brimob pada analisis dengan matriks BCG didapatkan instalasi UGD memiliki pangsa pasar dan pertumbuhan pasar lebih besar dari instalasi pelayanan lain di RS Bhayangkara Brimob.

The degree of optimal health is the basic need for development of human resources in order to be able to do his tasks in producing useful works. In order to be able to implement the healthy condition, one of the efforts is by holding health service. Because of the development of science and technology as well as environment's life, it leads to the variety of forms of health services which can be conducted the organizing of good health service should be arranged based on good strategic plan in order to be able to reach the aim of the goal. Therefore, Bhayangkara Brimob's hospital should have got right strategic plan in anticipating the demand of environment change whether it is external or internal, so in the future the changes can adapt and able to optimize the provided human resources and able to compete in giving qualified health service.
This research is aimed to obtain or get the feasible Bhayangkara Brimob's hospital, so it is hoped to get the alternative strategy in anticipating the changes of internal and external environment in 2008 ? 2012. This research is operational research by using qualitative and quantitative data. The field of the research is done at Bhayangkara Brimob?s hospital. The data collection is done by deep interview, concensus decision making group, document analysis and observation.
The result of this research indicates that external factors that is opportunities element are strategic place, the total number of population, family status, the number of outpatient and the number of suppliers. The external factors which become the threats factors are the number of population with low and middle education, the number of equipments and the application of government of policy. The internal factors that become the strength factors are the development of various services. The internal factors that become the weakness factors are the target of duration vision and mission, fixed procedures, the condition of building, the one who takes responsibility for information system and the existence of marketing unit.
The conclusion of this research is position of Bhayangkara Brimob?s hospital which is analysed is suitable with TOWS Matrix located on Internal Fix-it Quadrant. To the analysis by using IE Matrix, it is located on Cell V (Hold and Maintain). Which SPACE Matrix, it is located on Conservative Quadrant. In the step of adjustment is resulted strategy of Product Development by determining the priority of activities based on QSPM analysis are enhance the ability of emergency equipment and add the surgery doctor for 24 hours, providing mass medical check up to the companies, construct the children treatment room, and develop the laboratory and also it?s equipment. The superior product of Bhayangkara Brimob's hospital which is analysed by BCG matrix show the emergency room has greater relative market share and market growth rate than others that Bhayangkara Brimob?s hospital produce.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41285
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Zainal Hakim
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui segmen, pembidikan pasar dan posisi pasar Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin Tahun 2009. Penelitian ini merupakan survey dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan penyebaran kuesioner sebagai instrumen terhadap 110 responden yang menggunakan fasilitas rumah sakit di rawat inap serta wawancara mendalam terhadap stakeholder di rumah sakit sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari hasil penelusuran terhadap dokumen dan data laporan bulanan rumah sakit. Berdasarkan segmentasi yang diperoleh dari hasil penelitian dan di dukung oleh data sekunder ( Rekam Medik) maka pengembangan bisnis yang potensial untuk RS Bhayangkara Banjarmasin kurang dimasa yang akan datang difokuskan pada layanan unggulan kebidanan serta Medical Checkup tanpa mengesampingkan peningkatan layanan lainnya. Sebagai penetapan posisi RS Bhayangkara Banjarmasin adalah : sebagai market follower, sehingga strategi pemasaran yang dapat diambil adalah cloner, atau adaptor. Penetapan posisi tersebut dibarengi dengan keyakinan dan kesiapan untuk suatu kali berubah posisi menjadi market challenger. tentang pernyataan positioning "Memberi pelayanan Prima yang terbaik dengan hati nurani sesuai standar Profesional secara cepat, tepat dan terjangkau".

This Research bent on to know segment, market goals and position of Hospital market Bhayangkara Banjarmasin Tahun 2009. This Research is survey by using quantitative approach and qualitative. Primary Data collecting is conducted with spreading kuesioner as instrument to 110 responders that use hospital facility take care of lodge and circumstantial interview to stakeholder in hospital whereas for second data is obtained/got from result serching to document and data of hospital monthly report. Base segmentation that obtained/got from research result and supported by second data ( Record Medik) then potential business development for RS Bhayangkara Banjarmasin less in time the coming focused at service majority midwifery and Medical Checkup without overrule other service improvement. The position stipulating RS Bhayangkara Banjarmasin is : as market follower, so marketing strategy that can be taken is cloner, or adaptor. Position Stipulating is referred with confidence and readiness of for an multiplies change position becomes market challenger. about statement positioning "Of service to the best with conscience according to standard Profesional quickly,precisely and reached".
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T41289
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana
"Standar pelayanan kefarmasian merupakan tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Pengaturan standar pelayanan kefarmasian di apotek bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian, dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien. Mengingat pentingnya pelayanan kefarmasian yang harus diberikan oleh tenaga farmasi di apotek, maka tugas khusus ini dilakukan yang untuk mengamati pelaksanaan kegiatan pelayanan kefarmasian oleh petugas apotek di Aotek Kimia Farma 382 dan Pusat Pelayanan Obat RS Bhayangkara Brimob Depok kepada pasien. Data dalam tugas khusus ini dikumpulkan secara deskriptif berupa standar operasional prosedur (SOP) sistem penerimaan resep umum dan kredit. Dari hasil analisis mengenai sistem pelayanan kefarmasian pada Apotek Kimia Farma 382 dan Pusat Pelayanan Obat RS Bhayangkara Depok telah melakukan kegiatan pelayanan kefarmasian sesuai dengan Permenkes no. 73 Tahun 2016 tentang Sandar Pelayanan Kefarmasian dengan baik. Sistem pelayanan kefarmasian yang dilakukan yaitu pengkajian resep, dispensing, pelayanan informasi obat, dan pelayanan kefarmasian di rumah.

Pharmaceutical service standards are benchmarks used as guidelines for pharmaceutical personnel in administering pharmaceutical services. Setting pharmaceutical service standards in pharmacies aims to improve the quality of pharmaceutical services, guarantee legal certainty for pharmaceutical staff, and protect patients and the public from irrational drug use in the framework of patient safety. Given the importance of pharmaceutical services that must be provided by pharmacists in pharmacies, this special task was carried out to observe the implementation of pharmaceutical service activities by pharmacists at Kimia Farma 382 Pharmacy and Drug Service Center at Bhayangkara Brimob Hospital, Depok, to patients. Data in this special assignment were collected descriptively in the form of standard operational procedures (SOP) for general prescription and credit acceptance systems. From the results of an analysis of the pharmaceutical service system at the Kimia Farma 382 Pharmacy and the Drug Service Center at the Bhayangkara Hospital, Depok, pharmaceutical service activities have been carried out in accordance with Permenkes no. 73 Tahun 2016 about Good Pharmaceutical Service Standards. The pharmaceutical service system that is carried out is prescription review, dispensing, drug information services, and home pharmacy services."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Puspasari
"Infeksi HIV bukan hanya mempengaruhi kesehatan fisik tetapi juga dapat mengakibatkan kecemasan atau depresi berkaitan dengan mortalitas, terapi, dan stigma, yang kemudian berdampak pada kualitas hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kualitas hidup Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu. Penelitian ini menggunakan rancangan studi deskriptif dan mengumpulkan sebanyak 121 responden.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kualitas hidup kurang baik (63,6%), mayoritas responden memiliki dimensi kesehatan fisik yang kurang baik yaitu (60,3%). Pada dimensi psikologis responden memiliki nilai yang kurang baik (75,2 %). Dalam dimensi interaksi sosial, mayoritas responden juga memiliki nilai yang kurang baik (57,9%). Dalam dimensi lingkungan (62,8%) nilainya kurang baik. Dari dimensi tingkat kemandirian, mayoritas responden (70,2%) nilainya kurang baik. Sedangkan dimensi spiritual, sebanyak 68 orang (56,2%) nilainya kurang baik.

HIV Infection not only affects physical health but also causes anxiety or depression related to mortality, therapy, and stigma, and then influence quality of life. The purpose of this study was to determine the picture quality of life of people living with HIV / AIDS (PLWHA) in Bhayangkara Hospitals Indramayu. This study used a descriptive study design and collect as much as 121 respondents.
The results showed that most of respondents have a poor quality of life (63.6%), more specically, all dimention the of qualiti of life majority respondents showed less than expected. Dimention of physical health, (60.3%), (75.2%), social interaction (57.9%), environmental (62.8%), level of independence (70.2%), and spiritual dimension (56.2%).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Ronggo Dwi Wibowo
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran stres kerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada perawat di rumah sakit Bhayangkara Tk. III Anton Soedjarwo Pontianak Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini adalah perawat di rumah sakit Bhayangkara Tk. III Anton Soedjarwo Pontianak. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner online dan wawancara. Analisis data dilakukan secara statistik deskriptif dan inferensial dengan menggunakan uji analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 24,4% perawat mengalami stres kerja dan terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja, ambiguitas peran, hubungan interpersonal, usia, jenis kelamin, masa kerja dengan stres kerja. Pihak rumah sakit Bhayangkara Tk. III Anton Soedjarwo Pontianak diharapkan agar memperhatikan tingkat stres kerja yang dialami perawatnya dan membuat strategi serta tindakan untuk mengendalikan faktor-faktor yang dapat berhubungan stres kerja.

This study aims to analyze the description of work stress and the factors of work-related stress on nurses at Bhayangkara Tk. III Anton Soedjarwo Pontianak in 2022 Hospital. This research uses quantitative research methods with a cross sectional study design approach. The sample of this study were nurses at Bhayangkara Tk. III Anton Soedjarwo Pontianak Hospital. Data were collected by filling out online questionnaires and interviews. Data analysis was carried out by descriptive and inferential statistics using logistic regression analysis. The results showed that as many as 24.4% of nurses experienced work stress and there was a significant relationship between workload, role ambiguity, interpersonal relationships, age, gender, years of employment with work stress. The Bhayangkara Tk. III Anton Soedjarwo Pontianak Hospital is expected to pay attention to the level of work stress experienced by nurses and make strategies and actions to control factors that can relate to work stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindia Nurwidia Permatasari
"Penelitian ini membahas mengenai analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan asuhan keperawatan dalam upaya keselamatan pasien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara TK. I R. Said Sukanto Kramat Jati pada tahun 2011. Analisis pelayanan keperawatan diteliti berdasar pada komponen kualifikasi perawat, waktu kerja perawat, dan lingkungan organisasi rumah sakit dengan menggunakan perawat pelaksana sebagai subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif desain cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat 22% perawat pelaksana yang menilai bahwa tindakan asuhan keperawatan yang tidak aman. Penilaian berdasarkan tindakan asuhan keperawatan berdasar pada solusi praktik keselamatan pasien. Hasil penelitian uji bivariat dengan menggunakan chi-square menunjukkan variabel masa kerja perawat dan kondisi kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan tindakan asuhan keperawatan dalam upaya keselamatan pasien.

This research attempts to analyze the factors that correlates to nurse care practices based on patient safety in inpatient ward at Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto Hospital in the Year 2011. Furthermore to analyze the nurse delivery services that includes component of nurse qualification, working time, organizational environment with nurse staff as the research subject. This research is conducted with quantitative method and cross sectional design.
Result shows that there are still 22% nurse staff with unsafe nurse care practices. The assesment of the nurse care practices is based on the solutions of patient safety practices. Resulting the research of bivariat test using chi-square shows in the period of employment and work conditions have significant corelation to nurse care practices based on patient safety.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Kepatuhan terhadap Standar Prosedur Operasional (SPO) merupakan komponen penting dalam menajemen keselamatan pasien dan merupakan indikator kinerja rumah sakit. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat IGD dalam pelaksanaan SPO pemasangan infus yang dihubungkan dengan kejadian flebitis di IGD RS Bhayangkara TK I R Said Sukannto Jakarta. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui kepatuhan perawat pada SPO pemasangan infus dan faktor yang mempengaruhi (umur, lama kerja, jenis kelamin, Pendidikan, kepemilikan STR, SIPP, tingkat pengetahuan , motivasi , Pelatihan BTCLS, Sosilaisasi SPO, Pelatihan Terapy Intra Vena, Persepsi Imbalan dan Sumber Daya). Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, lembar observasi dan wawancara. Analisa data menggunakan univariat, Bivariat , Multivarit dan uji T-Test untuk variabel dependen dengan kejadian flebitis). Hasil uji analisis diperoleh gambaran bahwa kepemilikan STR, SIPP, motivasi, umur, lama kerja, jenis kelamin, pendidikan, sosilaisasi SPO, pelatihan terapy intra vena, persepsi Imbalan dan sumber daya tidak berpengaruh terhadap kepatuhan perawat. Hasil penelitian menunjukan 50% perawat tidak memiliki STR, 75% perawat tidak memiliki SIPP, rata-rata kepatuhan perawat pada SPO pemasangan infus pada CI95% adalah 59,57% s/d 62,13%, faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat IGD adalah pelatihan BTCLS dan tingkat pengetahuan. Dalam penelitian ini diketahui bahwa infus yang di pasang perawat yang tidak patuh pada SPO beresiko 4,37 kali dibandingkan dengan infus yang dipasang sesuai SPO."
Universitas Indonesia, 2016
T44792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Wira Cahyaningtyas
"Penelitian ini membahas tentang kelancaran penagihan klaim rawat inap pasien JPK Gakin dan SKTM DKI Jakarta di Rumah Sakit Bahyangkara Tk. I R. Said Sukanto yang dilihat dari beberapa aspek yaitu kebijakan, sumber daya manusia, sarana, SOP dan proses yang dimulai dari tahap penerimaan, pelayanan rawat inap, verifikasi, rekapitulasi, dan penagihan. Metode penelitian yang digunakan adalah adalah studi kualitatif. Seluruh data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan penelaahan dokumen. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan gambaran pada input, proses dan output pada pelayanan administrasi pasien JPK Gakin dan SKTM, yang menjadi potensi terhadap kelancaran penagihan klaim ke Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan informasi mengenai aspek yang menyebabkan klaim tidak dibayar dan lama hari penagihan klaim JPK Gakin dan SKTM DKI Jakarta di Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto tahun 2012. Saran yang diberikan adalah untuk memperbaiki manajemen pelayanan administrasi pasien JPK Gakin dan SKTM dalam aspek input dan proses.

This study is discuss about the continuity of inpatient billing claims and patient JPK Gakin and SKTM DKI Jakarta in First Level Bahyangkara Hospital R. Said Sukanto viewed from the aspects of policies, human resources, facilities, Standard Operating Procedures (SOP) and process starting from the stage of admission, inpatient services, verification, recapitulation, and billing activities. The research method has been used is a qualitative study. All of the data in this study were obtained from in-depth interviews and document review. The purpose in this study to get an overview from the aspects of input, process and output of JPK Gakin patient care administration and SKTM, which is the potential things for billing claims continuity to the Health Official of DKI Jakarta. The results of this study shows information about the aspects that causes unpaid claims and long days billing JPK Gakin and SKTM of DKI Jakarta at First Level Bhayangkara Hospital R. Said Sukanto at the year 2012. The recommendation has been given is to improve the management of JPK Gakin patient care administration and SKTM in input and process aspects."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Erysha Minarni
"Skripsi ini membahas mengenai bentuk kebijakan Zero Complaint serta implementasinya di Rumah Sakit Bhayangkara Tk I R Said Sukanto yang ditinjau dari kondisi lingkungan rumah sakit, hubungan antar unit rumah sakit, sumber daya rumah sakit, serta karakteristik dan kapabilitas Unit Humsar Dumas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Hasil penelitian mengatakan bahwa dalam implementasi kebijakan Zero Complaint masih ada faktor yang belum mendukung terlaksananya implementasi kebijakan Zero Complaint. Faktor yang belum mendukung yaitu dari kondisi lingkungan rumah sakit, terdiri dari kendala sumber daya, sosio kultural, keterlibatan penerima program, dan infrastruktur, dari faktor sumber daya rumah sakit yaitu komitmen birokrasi, dan dari faktor karakteristik dan kapabilitas Unit Humsar Dumas yaitu keterampilan petugas, komunikasi dalam unit, kepemimpinan kepala unit, dan komitmen pelaksana. Meskipun demikian hasil implementasi kebijakan Zero Complaint sudah mencapai tujuan yang sudah ditetapkan dan berhasil menciptakan perubahan yang lebih baik bagi rumah sakit baik secara internal dan eksternal.

This study is focusing on the Zero Complaint policy and its implementation in Bhayangkara Tk I R Said Sukanto Hospital. The study reviewed hospital environmental conditions, the relationships between unit in hospital, hospital resources, and characteristics and capabilities of Humsar Dumas Unit. This study is a descriptive qualitative research. The study revealed that there are several factors which are not supporting the implementation of Zero Complaint policy, which include human resources constraints, socio-cultural, the involvement of program beneficiaries from environmental condition factor, commitment of bureaucracy, personnel skills, communication within the unit, unit leadership, and executive commitment from characteristic and capabilities of Humsar Dumas Unit. Nevertheless the results of policy implementation Zero Complaint has reached a predefined goal and managed to create a better change for the hospital, both internally and externally."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>