Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 232457 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Putri Ayu Djaya Wisnu Wardhani
"Pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia turut pula meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan, sehingga jika layanan kesehatan bertambah maka limbah medis juga meningkat. Dampak dari pengelolaan limbah medis yang tidak terkelola adalah timbulnya pencemaran air, darat dan udara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Pemilihan alternatif menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Riset dilakukan pada 4 unit Puskesmas dan 4 unit Posyandu yang disebut Layanan Kesehatan Pemerintah (LKP), 2 orang expert dari Dinas Kesehatan dan Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi, 2 orang expert dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan 1 orang praktisi di bidang pengelolaan limbah medis. Berdasarkan hasil riset, jumlah limbah medis masing-masing LKP adalah rata-rata 2 kg/hari, karakteristik limbah medis sebanyak 100% terdiri atas limbah benda tajam dan farmasi, serta komposisi limbah medis terdiri atas limbah jarum suntik, benda tajam, kapas, perban juga sebanyak 100%. Terkait penanganan limbah medis bahwa belum ada satupun puskesmas dan posyandu yang memiliki dokumen lingkungan hidup. Alternatif pengelolaan limbah medis yang diperoleh melalui AHP adalah pembangunan insinerator utama oleh Pemerintah Kota Bekasi sebagai prioritas utama dengan nilai bobot 0,430.

The growth of population in Indonesia was also the increasing needs of the community with respect to health services, increased health services so that if the medical waste is also increasing. The impact of medical waste management unmanaged is the incidence of pollution of water, land and air. This research used a qualitative approach and descriptive research method. Alternative selection using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. Research conducted on 4 Puskesmas, 4 Posyandu it called Health Services of Government (LKP 2 expert from the Department of Health and Environmental Management (BPLH) at Bekasi City, 2 expert from Ministry of Environment and Forestry, and1 person who related to waste management practitioners. Based on the results of research, the amount of medical waste each LKP is the average ± 2 kg/day, the characteristics of medical waste by as much as 100% consists of sharps waste and pharmaceuticals, as well as the composition of the medical waste consists of waste syringes, sharps, cotton, bandages also much as 100%. Relating to the medical waste management that there is no one puskesmas and posyandu have an Environment Document. Alternative waste management which was obtained through AHP are build an incinerator where of a main value weights priority in Bekasi as 0,430.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defi Darylianty Debora
"Menurut data Kementrian Kesehatan (2018), Puskesmas yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai dengan standar sangat minoritas yaitu sekitar 6,89%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengangalisis kondisi pengelolaan limbah B3 medis di Puskesmas Kota Bogor saat ini, mencari kendala yang dihadapi serta membangun perbaikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode campuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa potensi perbaikan meliputi prosedur/SOP, sarana prasarana, dan SDM. Terdapat 3 kelompok kendala yaitu keterbatasan lahan, kelemahan prosedural dan internalisasai biaya lain. Dengan menggunakan AHP didapatkan bahwa pencarian dan penunjukkan vendor LB3 paling disukai bagi puskesmas yang belum memiliki lemari pendingin limbah infeksius. Dengan SWOT analisis didapatkan bahwa strategi yang paling direkomendasikan berada pada kuadran III (WO), beberapa strategi yang dapat dipakai untuk melakukan perbaikan berkelanjutan terutama peningkatan kapasitas SDM, perbaikan prosedur maupun sarana prasarana. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pembinaan dan pembiayaan berkelanjutan diperlukan untuk mencapai kinerja operasional puskesmas secara baik dan optimal.

According to data from the Ministry of Health (2018), only 6.89% Puskesmas have proper management of their medical waste. The aim of this research is to analyze current condition of medical waste management in Puskesmas of Bogor City, analyze the root cause problems, and develop corrective actions. This research uses qualitative approach and mix methode analysis. There are findings on several potential improvements including procedures/SOPs, facilities and human resources. There are 3 groups of root cause problems: limited land, procedural weaknesses and internalization of other costs. By using AHP, appointing lisenced vendors was most preferred especially for puskesmas with lack of temporary cold storage for infectious waste. Within SWOT analysis, the most recommended strategy lays on third kuadran (WO), however several strategies can be adopted for continual improvement especially on increasing human resource capacity, improving procedures and facilities. The conclusion of this research is that sustainable development and financing are still needed to achieve good and optimal puskesmas’s medical waste management performancy."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Suryo Kusumo Baharuddin
"Tujuan dari Tesis ini yaitu melakukan analisis terhadap risiko yang terjadi pada proses pengelolaan limbah medis di Puskesmas X selama bulan Juli sampai Oktober 2021 ketika wabah Covid-19 sedang berlangsung. Kemudian merancang prosedur pengendalian dan prosedur audit untuk memitigasi risiko yang telah dinilai. Independensi, Obyektivitas, dan Kompetensi Internal Auditor kemudian dianalisis dalam rangka memberikan masukan bagi Puskesmas X untuk meningkatkan efektivitas penerapan prosedur audit. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dengan menganalisis dan menjelaskan praktik manajemen risiko pada organisasi pemerintah. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan unit analisis meliputi sektor layanan kesehatan milik pemerintah, yaitu Puskesmas X. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa terdapat delapan risiko baru akibat pandemi Covid-19 pada proses pengelolaan limbah medis padat Puskesmas X. Tujuh di antaranya terkategori unacceptable dan satu diantaranya undesirable. Puskesmas X saat ini belum memiliki prosedur pengendalian internal dan prosedur audit atas risko baru yang diidentifikasi oleh peneliti.. Untuk itu peneliti menyarankan rancangan prosedur pengendalian dan prosedur audit pada penelitian ini yang terbagi dalam tiga fokus area, yaitu klasifikasi dan pemilahan, penyimpanan, transportasi dan pembuangan akhir. Peneliti juga menyarankan perbaikan terhadap Tim Internal Audit Puskesmas X, agar tingkat independensi, obyektivitas, dan kompetensi dapat meningkat sehingga mereka mampu menerapkan usulan prosedur audit dengan efektif.

The purpose of this thesis is to analyze the risks that occur in the medical waste management process at Puskesmas X during July to October 2021 when the Covid-19 pandemic is ongoing.. Then design internal control procedures and audit procedures to mitigate the assessed risks. Independence, Objectivity, and Competence of Internal Auditor then analyzed in order to improve the effectiveness of implementing audit procedures at Puskesmas X. This research is expected to contribute by analyzing and explaining risk management practices in government organizations. This study use a qualitative method with a single case study approach with the unit of analysis covering the government-owned health service sector, namely Puskesmas X. The results of the study showed that there were eight new risks due to the Covid-19 pandemic in the solid medical waste management process at Puskesmas X. Seven of them were categorized as unacceptable and one of them is undesirable. Puskesmas X currently does not have internal control procedures and audit procedures for new risks identified by researchers. For this reason, the researcher suggests the design of control procedures and audit procedures in this study which is divided into three focus areas, namely classification and sorting, storage, transportation and final disposal. Researchers also suggest improvements to the Internal Audit Team of Puskesmas X in order to increase that the level of independence, objectivity, and competence so that they are able to implement the proposed audit procedures effectively"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara A. Wanatami
"Pada kegiatannya rumah sakit menghasilkan limbah yang apabila tidak dikelola dengan baik akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan. Tingkat hunian (BOR) sebesar 65% tentu akan menghasilkan limbah padat yang cukup banyak. Pengelolaan limbah padat rumah sakit ini belum dikelola dengan baik sesuai dengan peraturan. Pelaksanaan minimisasi limbah padat belum cukup dilakukan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk pengetahui pengelolaan dan upaya minimisasi limbah padat. Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan jumlah timbulan limbah padat medis rata-rata 118,95 kg/hari atau 0,46 kg/hari/tempat tidur dan jumlah timbulan limbah padat non medis rata-rata adalah 189,4 kg. Penggunaan insinerator belum optimal sehingga mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan bahan bakarnya sebanyak 450 liter atau senilai Rp. 3.600.000,- setiap bulan. Minimisasi limbah non medis melalui daur ulang atau penjualan kembali ini akan membawa nilai manfaat ekonomi yaitu menambah pendapatan RSUD Raden Mattaher Jambi sebesar Rp. 82.479.600,- per tahun.

Hospitals in their activities will produce some solid waste that if not good manage will give a negative impact for the soiciety itself and the environment With Bed Occupancy rate BOR of 65 this hospital generates quite a lot of solid waste The Management of solid wasteand minimization activity in this hospital has not been managed well according to Government Decree and Health Minister Decision This reasearch aims to know how the hospital minimize and process the solid waste This research used kuantitative approach The result of this research showed the generation of medical solid waste every day an average of 118 95 kg or 0 46 kg bed day and the generation of non medical solid waste every day an average of 189 4 kg The usage of insinerator has not been optimum this may cause the excessive use of fuels as 450 liters or worth as Rp 3 600 000 The waste minimization activities such as recycle by reselling will bring economic benefit that add value RSUD Raden Mattaher Jambi income of Rp 52 743 600 per year."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmono Widagdo
"Salah satu kebijaksanaan pemerintah dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) di masyarakat adalah Posyandu. Dalam kegiatan KIA di Posyandu kader mempunyai tiga peranan, yaitu memimpin, mengelola, dan sebagai pengguna sendiri. Kader diharuskan untuk membaca dan secara bertahap mempelajari buku KIA yang merupakan petunjuk nasional setelah mereka melakukan kegiatan Posyandu sebagai evaluasi atas apa yang telah mereka kerjakan. Penggalian buku KIA dalam kegiatan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas, Kedungadem, Bojonegoro masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh ciri-ciri dan peran kader Posyandu yang berkaitan dengan buku KIA di wilayah kerja Puskesmas. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional, dengan populasi 64 kader Posyandu sebagai sampel di wilayah kerja Puskesmas. Analisis univariat dilakukan dengan distribusi frekuensi, dan bivariat dengan Chi-square untuk mengetahui hubungannya. Variabel-variabel yang berpengaruh dites dengan multiple logistic-regression. Hasil penelitian: responden usia kurang dari 35,2 tahun (56%), lama bekerja dirumah kurang dari 8 jam per hari (58%), pendapatan keluarga kurang dari upah minimal daerah (66%), sekolah dasar (81%), lama bekerja 8 tahun/lebih (52%), mengikuti pelatihan lebih dari 2 kali (81%), pengetahuan buruk (56,25%), berperan sebagai pengawas buku KIA (76,56%), Variabel-variabel yang berhubungan dengan penggalian buku KIA adalah lama bekerja di rumah (p=0,017), peran sebagai pengawas (p=0,016), dan peran sebagai pengelola (p=0,003). Variabel yang paling berpengaruh terhadap penggunaan buku KIA adalah peran pengawas (p=0,032) dengan EXP (B)= 6,630. Karakteristik umur dan lama bekerja di rumah berpengaruh terhadap pemanfaatan buku KIA. Karakteristik pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, masa kerja kader, frekuensi pelatihan, dan tingkat pengetahuan kader tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan buku KIA. Saran bagi Puskesmas adalah meningkatkan pengetahuan kader Posyandu melalui konseling dan pada pertemuan di Puskesmas mereka diharuskan untuk hadir secara rutin, berpartisipasi secara aktif dalam setiap program dan melaksanakan perannya sesuai dengan kegiatan di Posyandu.

One of the government policies for maternal and child health (KIA) service based on community is Posyandu (Primary Health Care). In the activity of KIA in Posyandu cadres have three roles, such as executive, manager and consumer or user. Cadres have to read and gradually to study KIA book as national guidance after they have finished their activities in Posyandu as the evaluation to what they have done. In the KIA activities in Posyandu the exploration of KIA book in the working area at Puskesmas (Public Health Centre), Kedungadem, Bojonegoro is still low. The research aim is to analyze the influence of Posyandu cadre characteristics and roles concerning with the KIA Book in the working area of Puskesmas. This research has been done by cross sectional approach, with the population of 64 Posyandu cadres as sample in the working area of Puskesmas. The univariate analyzis has been done for the frequency distribution, the bivariate analyzis tested by Chi Square to know the relation. Variables which statistically significant tested by the multiple logistic regression-multivariate. Research results: respondent ages < 35.2 years old (56%), working duration at home < 8 hours per day (58%), family income less than regional minimum income (66%), elementary education (81%) year of service ≥ 8 year (52%), training ≥ 2 times (81%), poor knowledge (56.25%), good role as executor of the KIA book (76.56%), good role as the KIA book manager (56,25%), the exploration of the KIA book (56.25%). Related variables in the exploration of the KIA Book are the working duration at home (p=0.017), role as executor (p=0.016), role as manager (p=0.003). The most influenced variable of the use of KIA book is the role as executor (p=0.032), EXP (B)= 6.630). Age and working duration at home influence the utilization of KIA book by Posyandu Cadres. Family income, education level, length of service, training frequency, and knowledge do not affect the utilization of KIA book. Suggestion to Puskesmas is to increase the Posyandu cadre knowledge through counselling and at the time of meeting in Puskesmas, they have to be present and to joint routinely, active participation and conducting the role according to the duty in Posyandu."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Darmayanti
"ABSTRACT
Health development aim to for increase the awareness, willingness and ability
of healthy life for every people in order to existed by degree of health of society
which at the farthest as well as representing of human rights being, what require to
be fought for by each and everyone, socialize, inclusive of related/relevant part?s
Integrated Health Post (Posyandu) represent to exist reality strive of
community based health effort, having principle from, by and to community. Self
reliant of Posyandu can only be reached with the improvement participate each;
every element community exist in the region and motorized by cadre Posyandu.
Factor influence role of cadre in improving self reliant of Posyandu for example
cadre characteristic, others factor consisted of financing and construction and local
policy to supporting execution of activity of Posyandu in the region.
This research use approach qualitative to dig circumstantial information hit
factor influencing the cadre role in improving independence Posyandu in region
Public Health Center (PHC) Karang Kitri, Sub district of East Bekasi, District Bekasi
by focus group discussion and others have from through in-depth interview
conducted for builder coming from PHC, Leader of PKK, and chief of RW as elite
figure of community. Informants in focus group discussion amount to 40 from 8
chosen Posyandu and represent cadre Posyandu have worked to become cadre during
> 5 year.
Result obtained there's only 2 self-reliant of Posyandu exist in region work
CHC Karang Kitri. Characteristic factor of cadre have important influence in cadre
lifelines execute activity Posyandu. Generally cadre age range from 31-60 year.
Cadre old (aging) can only conduct balance activity, what have the low education of
Faktor yang mempengaruhi..., Darmayanti, FKM UI, 2007
indigent do counseling. While cadre residence distance not have an effect on their
activity execute in Posyandu, because they work voluntarily.
This research concluded that active role of cadre in given the task to improve
the development of the quality operational of activity Posyandu and to move
community effort potency exist in this area of Posyandu. Others factor, availability
of facility Posyandu, resources from community, including defrayal, to build and
guidance by technical worker, joint responsibility among stakeholders as like as chief
of RW as elite figure in community, community organization (PKK), and the local
policy in this area. As potential human resources, cadre Posyandu have duty assist
provider in collecting of data, surveillance in community health and to move
empowering community participate. Finally, make-up of performance and quality of
Posyandu will push reaching of self-reliant of that Posyandu itself."
2007
T41334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Andriani
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26687
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Afriani
"Imunisasi merupakan upaya pencegahan primer yang sangat efektif untuk menghindari terjangkitnya penyakit infeksi pada anak. Belum ada data yang jelas mengenai cakupan Imunisasi dasar di Puskesmas dan Posyandu Kecamatan Beji Kota Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar anak serta pengelolaan vaksin di Puskesmas dan Posyandu Kecamatan Beji Kota Depok.
Metode penelitian Cross-sectional dengan sampel sebesar 140 orang tua anak umur lebih 9 bulan, alat pengumpul data adalah kuesioner dan KMS, data dikumpulkan pada bulan Desember 2012-Mei 2013. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square dan analisis regresi logistic bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar orang tua adalah berumur <30 tahun, berpendidikan lanjutan, tidak bekerja, memiliki pengetahuan yang rendah mengenai imunisasi. Kelengkapan imunisasi dasar sebesar (82.9%), tidak lengkap terbesar pada imunisasi campak (15%). Faktor-faktor karakteristik orangtua yang diteliti menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna dengan kelengkapan imunisasi dasar anak. Pengelolaan vaksin di puskemas dan posyandu untuk penyimpanan setelah penggunaan vaksin di posyandu tidak dikembalikan ke Puskesmas, pencatatan dan pelaporan tidak dilakukan pada buku pencatatan sehingga besar kemungkinan tercecer atau hilang, penannggungjawab dan pengelola vaksin tidak dikerjanakan oleh Apoteker ataupun tenaga kefarmasian.

Immunization is an effective efforts to prevent vaccines preventable diseases. There is no clear data on the scope of the basic immunization in Beji public health care Depok. This study was to determine the related factors to the Complete of Basic Immunization on children and vaccine management at Beji public primary health care Depok.
Methods Cross-sectional study with a sample of 140 parents of children aged over 9 months, the data collection tool was a questionnaire and KMS, the data collected in December 2012-May 2013.
Data analysis was performed the largest percentage of respondents were aged <30 years, advanced education, it does not work, have a low knowledge about immunization. Completeness of basic immunization in chikdren (82.9%), incomplete biggest measles immunization (15%). With Chi-square test and logistic regression analysis of bivariate factors examined respondent characteristics there was no statisticacally significant correlation with the completeness of basic immunization in chikdren.Vaccine management for storage after use of vaccines in Posyandu not be returned to the Public Primary Health Care, recording and reporting is not done on the book of the records so that the possibility of scattered or lost, and the manager in charge of the vaccine was not done by a pharmacist or pharmacy personnel.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T36051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puri Wulandari
"RS Haji Jakarta merupakan rumah sakit dengan klasifikasi tipe B+. Dengan berbagai pelayanan kesehatan yang ada serta jumlah kunjungan pasien rata-rata sebanyak 1267 orang/hari dan tingkat hunian (BOR) sebesar 68% tentunya menghasilkan limbah medis cukup banyak. Berdasarkan pengamatan, pengelolaan limbah medis pada rumah sakit ini belum dikelola dengan baik sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999 dan Kepmenkes 1204 Tahun 2004.Pelaksanaan minimisasi limbah medis sudah dilakukan namun secara keseluruhan belum terorganisasi dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya minimisasi dan pengelolaan limbah medis. Metode penelitian ini dengan pendekatan kualitatif dilihat dari aspek karakteristik, upaya minimisasi dan pengelolaan limbah medis, Penelitian ini juga menggunakan dengan pendekatan kuantitatif yaitu menghitung timbulan limbah medis berdasarkan BOR dan jenis pelayanan yang diberikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa timbulan limbah medis sebanyak 0,9 kg/pasien.hari dengan tingkat hunian 64%. Upaya minimisasi limbah medis yang sudah dilakukan yaitu pemilahan, housekeeping, preventive maintenance, teknologi bersih, subsitusi bahan, dan manajemen sediaan kimia dan farmasi, sedangkan upaya pemanfaatan limbah hanya sebatas penggunaan kembali. Daur ulang dan perolehan kembali limbah medis belum dilakukan RS Haji Jakarta Berdasarkan Kepmenkes 1204 Tahun 2004 dan PP No 18 jo 85 Tahun 1999, pewadahan, pengangkutan, penyimpanan, dan pengelolaan abu belum memenuhi syarat.
Agar pelaksanaan minimisasi berjalan lebih baik, diperlukan SOP mengenai minimisasi limbah berupa reduksi limbah pada sumbernya dan pelatihan khusus mengenai teknik pemilahan limbah sesuai jenisnya. Sistem pewadahan, pengangkutan, dan penyimpanan disesuaikan dengan Kepmenkes 1204 Tahun 2004 dan PP No 18 jo 85 Tahun 1999, serta melakukan uji toksisitas terhadap abu insinerator agar diketahui pengelolaan yang tepat."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Nadiah Syafei
"Pengelolaan limbah medis di Indonesia menghadapi banyak tantangan berupa regulasi, daya tampung pengolahan, sinkronisasi antar lembaga, peran pemerintah daerah, sarana prasarana yang belum mencukupi, sumber daya manusia yang belum mumpuni, masalah perizinan, serta pembiayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 pada rumah sakit di Kota Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Timbulan limbah medis yang dihasilkan dari RS A dan B sebanyak 3,19 kg/tempat tidur/hari dan 3,16 kg/tempat tidur/hari. Alur pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 yang dilakukan oleh RS A dan RS B dimulai dari pemisahan yang dilakukan pada sumbernya, pewadahan, pengangkutan, penyimpanan, dan pengangkutan menuju pihak ke 3. Sarana prasarana pengelolaan limbah rumah sakit sudah tersedia cukup baik sesuai dengan syarat Permenkes No.18 Tahun 2020. Sejauh ini, belum adanya rencana terkait antisipasi pengelolaan limbah medis apabila timbulan limbah medis membludak yang disiapkan oleh pemerintah. Dalam hal pengangkutan limbah oleh pihak ke 3, terdapat beberapa kali keterlambatan untuk waktu kedatangan ke rumah sakit untuk mengangkut limbah medis. Kesimpulan dalam penelitian ini yakni pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 rumah sakit di Kota Tangerang saat ini terkontrol dengan baik.

Medical waste management in Indonesia faces many challenges in the form of regulation, processing capacity, synchronization between institutions, the role of local governments, inadequate infrastructure, inadequate human resources, licensing problems, and financing. This study aims to determine the description of the management of B3 Covid-19 medical waste in hospitals in Tangerang City. This research is a quantitative and qualitative research with a descriptive approach. The medical waste generated from Hospitals A and B was 3.19 kg/bed/day and 3.16 kg/bed/day. The flow of B3 Covid-19 medical waste management carried out by Hospital A and Hospital B starts from the separation carried out at the source, storage, transportation, storage, and transportation to third parties. Hospital waste management infrastructure facilities are already quite good in accordance with the requirements Minister of Health Regulation No. 18 of 2020. So far, there is no plan related to anticipating medical waste management in the event of an overabundance of medical waste that has been prepared by the government. In the case of transporting waste by 3rd parties, there are several delays in arrival time to the hospital for transporting medical waste. The conclusion in this study is that the management of hospital B3 Covid-19 medical waste in Tangerang City is currently well controlled."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>