Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172767 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aulia Ichwan
"Penerapan konsep manajemen mutu seperti Lean Six Sigma mulai diterapkan dalam industri jasa seperti pada industri telekomunikasi. Tesis ini dilakukan untuk menganalisis penerapan konsep Lean Six Sigma pada operator telekomunikasi dengan melihat kapabilitas proses BTS melalui kinerja Call Setup Success Rate (CSSR) dan Call Drop Rate (CDR). Parameter tersebut merupakan dua parameter utama jaringan seluler. Penerapan Six Sigma pada proses perbaikan kualitas layanan seluler dilakukan agar kedua parameter tersebut dapat mencapai nilai standar yang telah ditentukan. Kinerja parameter BTS dapat dilihat berdasarkan nilai kinerja proses Ppk yang kemudian dikonversi menjadi nilai sigma. Nilai sigma terbesar yang dapat dicapai setelah dilakukan perbaikan berdasarkan penelitian ini adalah 6σ untuk parameter CSSR area Jakarta Utara. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan implementasi Six Sigma dalam proses perbaikan kualitas jaringan seluler juga dianalisis dan didapatkan bahwa faktor kepemimpinan merupakan faktor utama keberhasilan implementasi Six Sigma menurut para responden. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berupa kinerja BTS dan data primer yang didapatkan dari kuesioner kepada Divisi Optimisasi.

The application of quality management concepts such as Lean Six Sigma was implemented in the service industry such as the telecommunications industry. This thesis is conducted to analyze the application of the concept of Lean Six Sigma in the telecommunications operator to see performance capability of BTS through the performance of Call Setup Success Rate (CSSR) and Call Drop Rate (CDR). These parameters are the two main parameters of the mobile cellular network. Application of Six Sigma in mobile cellular service quality improvement process is done so that these two parameters can achieve a standard value that has been determined before. Performance parameters of BTS can be seen by Ppk process performance values which then converted into a sigma value. The largest sigma value that can be achieved after improvement process by this research is 6σ for CSSR parameter in North Jakarta area. The factors that determine the success of the implementation of Six Sigma in the process of improvement of the quality of mobile networks is also analyzed and found that leadership is a key factor for the successful implementation of Six Sigma according to the respondents. This study uses secondary data such as the performance of the BTS and primary data obtained from the questionnaire to the Division of Optimization."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
George Juan Susanto
"Pada periode kedua pemerintahan Presiden Jokowi, segala fokus diutarakan kepada pembangunan infrastruktur. Meskipun fokus pemerintahan pada infrastruktur, banyak data yang menunjukan bahwa kemampuan beton pracetak belum bisa memumpuni secara produksi dan juga pasar/demand yang bersaing. Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk membangun budaya inovasi perusahaan pracetak di Indonesia, mengingat semakin tinggi budaya inovasi perusahaan, semakin tinggi juga kinerja, serta semakin tinggi kinerja perusahaan beton pracetak, semakin tinggi kemampuan beton pracetak di Indonesia.

Penelitian ini mengidentifikasi kondisi eksisting Improvement SMI berbasis ISO 56002. Selain itu penelitian ini juga mengidentifikasi Indikator yang mempengaruhi Improvement SMI, model hubungan antara proses Improvement SMI berbasis ISO 56002 & LSS, dan juga memberikan rekomendasi Improvement SMI yang berbasis ISO 56002.

Instrumen yang digunakan penelitian ini adalah berupa kuesioner pilot, validasi pakar, responden dengan skala likert, dan juga wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa level penerapan Improvement SMI perusahaan ada pada level “Kompeten”. Selain itu terbukti bahwa SMI ISO 56002 dan konsep LSS merupakan faktor pendukung dari peningkatan budaya inovasi dengan model hubungan yang dibentuk dengan bantuan software SmartPLS 4. Terakhir, rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini adalah dilakukanya pengintegrasian LSS menuju ISO 56002 sebagai katalisator dalam meningkatkan budaya inovasi perusahaan.


In the second period of President Jokowi's administration, all focus was placed on infrastructure development. Even though the government's focus is on infrastructure, a lot of data shows that the capabilities of precast concrete cannot yet meet production and show competitive market/demand. This research was conducted with the aim of building a culture of innovation for precast companies in Indonesia, bearing in mind that the higher the company's innovation culture, the higher the performance, and the higher the performance of precast concrete companies, the higher the capabilities of precast concrete in Indonesia.

This research identifies the existing conditions of IMS Improvement based on ISO 56002. Apart from that, this research also identifies indicators that influence IMS Improvement, models the relationship between the ISO 56002 & LSS-based IMS Improvement process, and also provides recommendations for ISO 56002-based IMS Improvement.

The instruments used in this research were a pilot questionnaire, expert validation, respondents with a Likert scale, and also interviews. The results of this research show that the level of implementation of the company's IMS Improvement is at the "Competent" level. Apart from that, it is proven that IMS ISO 56002 and the LSS concept are supporting factors for increasing innovation culture with a relationship model formed with the help of SmartPLS 4 software. Finally, the recommendation based on the results of this research is to integrate LSS towards ISO 56002 as a catalyst in improving the company's innovation culture."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Anita Kristina
"CV Expand Jaya Perkasa adalah perusahaan bergerak dibidang distribusi branded FCMG (Fast Moving Consumer Goods). Perusahaan ini ingin meningkatkan pencapaian service level pada proses pengirimannya. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk memperoleh usulan perbaikan rantai suplai yang dapat digunakan sebagai masukan untuk peningkatkan pencapaian service level.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Lean Six Sigma dan Vehicle Routing Problem. Tahapan penelitian yang dilakukan terdiri dari tahap define, measure, analyze, improve, dan control. Pada tahap define dilakukan pengumpulan data perusahaan, diagram SIPOC, service level, diagram alir proses, data mobil, data pengiriman, diagram sebab akibat, dan penentuan tujuan.
Pada tahap measure dilakukan pengukuran kapabilitas proses, DPMO, tingkat sigma, clan pengukuran proses pengiriman.
Pada tahap analyze dilakukan identifikasi pemborosan EDOWNTIME dan analisa pemborosan lebih lanjut dengan menggunakan 5W+1H.
Pada tahap improve dilakukan perbaikan rantai suplai dari sistem kerja dan sistem transportasi.
Perbaikan sistem kerja dilakukan dengan pendekatan seiri, seiton, seiso, dan perbaikan alur proses pengiriman. Sedangkan perbaikan sistem transportasi dilakukan dengan pendekatan Vehicle Routing Problem. Pada tahap control dilakukan pengontrolan implementasi tindakan perbaikan yang dilakukan.

CV Expand Jaya Perkasa is a company which have a role in distribution of branded FCMG (Fast Moving Consumer Goods). This company want to improve service level on delivery process. Therefore, the experiment was done have a goal to get a recommendation of supply chain improvement which can be used to increase the service level.
This experiment was done with Lean Six Sigma and Vehicle Routing Problem approach. The step of experiment which be done consisted of define, measure, analyze, improve, and control step.
At define strep was done colleted company's data, SIPOC diagram, service level, process flow diagram, cause and effect diagram, and determination of goal.
At measure step was done measurement of capability process, DPMO, sigma level, and process delivery. At analyze step was done identification of EDOWNTIME waste and the next step of analyze with 5 Wf 1 H.
At improve step was done supply chain improvement on working system and transportation system.
The improvement of working system was done with seiri. sexton, seiso approach, and improvement of delivery process flow. The improvement of transportation system was done with Vehicle Routing Problem approach. At control step was done controlling of improvement which be done.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24268
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rudhi Kurniadi
"Hasil pengukuran tingkat produksi minyak harlan well test di lapangan minyak Oyong memiliki perbedaan yang eukup besar dengan hasil pengukumn yang dilakukan di FSO Shanghai. Hasil pengukuran well test digunakan oleh Santos untuk membuat model karakteristik umur yang salah satu kegunaannya untuk mernperkirakan cadangan minyak yang ada di reservoir, Di sisi lain, angka yang dilaporkan pengukuran FSO Shanghai. Perbedaan ini menyebabkan perbedaan perkiraan masa produksi la.pangan minyak Oyong menurut Santos dan pemerintah RJ. Penelitian yang dilakukan da1am tesls ini mencoba menganalisa penerapan metodologi Six Sigma untuk memperbaiki proses pengukuran well test dan dampaknya terhadap reputasi perusahaan Santos. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan karyawan dan data sekunder yang diperoleh dari buku, internet dan dokumen perusahaan.

The results of well testing measurement in order to get the daily oil production rate conducted in Oyong field show quite significant differences with the ones held in FSO Shanghai. Well test data is used by Santos to model the characteristics of reservoir which can be used to forecast the oil volume. Meanwhile, the oil production rate reported to government use the FSO Shanghai data. This data differences can lead to different forecast of oil volume contained in the field according to Santos and government. The aim of this thesis is to study the implementation of Six Sigma to improve well testing process and its impact to corporate reputation. Primary data is gathered through in-depth interview with staff whilst secondary data is collected from various sources such as books, internet and internal company documentation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32055
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marliza
"Nowadays, Industries in this world wide are very competitive. The increasing quality ofa product is the main thing to satisfy the customer. One way to improve the quality of a product is by decreasing costs that came from the defect of a product. One methods which is used and succsed in big company in order to decreasing defects ofa product is Six Sigma. SixSigma found by Motorola Cpmpany in about l98O. Six Sigma method describe step by step with Define Measure Improve Control (DMAIC) way to make company more focus to what their aim to.
In this observation, SixSigma is used in assembly process because many defecs are founded in this Process. The product that being observed are running Nike shoes which will be export to whole continent in this world. The aim of Six Sigma implemention in this Subcontractors Nike are decreasing the amount of defects with knowing the value of sigma and yields as a result of processing the quantitative data. Systematically and conlinously the calculation result the categorize of the company level as an average industiy. From the result of the calculation, analyzing by Six Sigma method will somuch helping to determine Risk Priority Number (RPN) from Failure Modes Electrict Analysis (FMEA) which resulted no quality and inspection standard PT. Pralama Abadi Industri."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nurlistiyo
"Six Sigma merupakan sualu target, yaitu 3.4 Defect Per Million Oppurtunities, yang memungkinkan karakterisasi kualitas diukur dari perspektif jumlah error atau cacat sebenamya dibanding total kesempatan terjadinya error atau cacat. Metodologi peningkatan kualitas Sir Sigma sebagai sarana untuk mencapai level kualitas Six Sigma dengan berfokus pada problem solving sebuah sistem disebut Six Sigma Improvement Framework yang terdiri dari 5 fase yang disebut DMIAC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control). Six Sigma berfokus pada pelanggan dan berorientasi pada proses yang berpengaruh pada hasil akhir yang diharapkan.
Penelitian ini menganalisa penerapan six sigma pada sebuah perusahaan plastic part manufaktur untuk mengurangi banyaknya cacat silver dan short shoot pada proses injection. Pengolahan data kuantitalif dan kualitatif dilakukan menggunakan beberapa tools Six Sigma pada masing-masing tahap DMIAC. Melalui penerapan Six Sigma, performa proses injection untuk menghasilkan produk yang bebas cacat dapat terukur. Setelah itu dilakukan analisa terhadap sumber variasi dan penentuan solusi potensial untuk memperbaiki performa proses.
Penelitian dibatasi pada produk injection khususnya cacat silver dan short shoot Nilai defect per million opportunity (DPMO) yang dihasilkan sebesar 11910,6 DPMO dan nilai sigma sebesar 3.8. Nilai-nilai ini menggambarkan kemampuan proses injection yang belum cukup tinggi. Dari hasil analisa identifikasi solusi-solusi yang dapat diimplementasikan unluk rneningkatkan performa proses. Implementasi dari solusi-solusi potensial yang teridentifikasi merupakan upaya unluk menghilangkan sumber atau penyebab timbulnya variasi dan akan dapat meningkatkan kemampuan proses dalam menghasilkan produk yang tidak memiliki cacat.

Six Sigma was a target, that is 3.4 Defect Per Million Opportunities, which the characteristic of the quality measured from a perspective of error or defect by the opportunity of error or defect itself. The method of six sigma improvement which focusing on problem solving of a system is called Six Sigma Improvement Framework. This framework contain 5 phase called DMIAC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control). Six sigma focusing on customer satisfaction and process oriented.
This research is analyzing six sigma implementation in a plastic part manufacturing company for reducing silver and short shoot reject at injection process. The processing of data using six sigma tools at each phase of DMIAC. Through the six sigma implementation, injection process performance can be calculated. After the calculation, variation source can be analyze and the potential solution is determined to improve the process performance.
This research is only for the injection product specially silver and short shoot reject. Defect per million opportunity (DPMO) value produced in injection process is 11910.6 DPMO and 3.8 sigma value. This value was not good enough. Potential solution and implementation need to be identiiied for reducing source of variation and problem. Good improvement will increase the process capability and performance and hopefully the company can produce only good product.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gde Arya Harsana
"Karya akhir ini mempunyal tiga tujuan utama yaitu mengoptimumkan jumlah persediaan (inventory) bahan baku (raw material) dan local manufactured finished goods di Divisi Otomotif PT 3M Indonesia, meningkatkan net working capital inventory turn dengan melakukan perbaikan pada proses perencanaan produksi serta melakukan proyek Six Sigma untuk mengetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam mencapai kedua tujuan diatas untuk selanjutnya dilakukan perbaikan dan proses kontrol. Menurut Peter S. Pande dan Neuman P. Robert (2000) kunci sukses dari Six Sigma adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah bisnis yang kritis dan strategis untuk dipecahkan terlebih dahulu kemudian menciplakan hubungan (link) antara usaha yang harus dilakukan melalui proyek Six Sigma dengan hasil yang harus dicapai.
Pemecahan masalah yang diterapkan pada karya akhir ini dengan metode DMAIC, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam setiap tahap adalah:
1. D (Define): Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap permasalahan jumlah persediaan dan perencanaan produksi pada divisi otomotif. Metodologi Six Sigma diharapkan dapat mengurangi jumlah persediaan (inventory) tanpa mengorbankan pertumbuhan bisnis yang tinggi di divisi tersebut. Pembatasan masalah dilakukan hanya pada proses production planning dan inventory control (PPIC) divisi otomotif dengan potensi kesalahan adalah nilai jumlah persediaan pada bahan baku dan local manufactured finished good yang terlalu besar.
2. M (Measure): Pengukuran kemampuan awal menunjukkan walaupun pertumbuhan penjualan pada periode tersebut sangat baik namun karena peningkatan jumlah inventory yang juga cukup besar mengakibatkan perputaran jumlah persediaan (inventory turn over) memiliki kecenderungan menurun. Langkah penting yang juga dilakukan pada tahap pengukuran ini adalah aktivitas MSA (Measurement System Analysis) untuk memastikan kelengkapan dan konsistensi data yang digunakan.
3. A (Analyze): Tahap yang harus dilalui dalam langkah ini adalah analisa terhadap potensi kegagalan yang mungkin terjadi melalui FMEA (Failure Mode Effect Analysis). Seluruh variabel dari FMEA selanjutnya dilakukan uji statistik Multi Vari untuk memastikan semuanya berpengaruh signifikan terhadap jumlah persediaan sehingga harus diperhitungkan dalam proses perbaikan.
4. I (Improvement): Perbaikan yang dilakukan diantaranya adalah mengusulkan dibuat proyek Six Sigma baru yang dipimpin oleh seorang green belt dalarn rangka implementasi sistem manajemen persediaan yang lebih terintegrasi melalui MRP (Material Requirement Planning) dan MPS (Master Production Schedule), menghilangkan penggunaan surat jalan sementara serta menciptakan alat bantu untuk menganalisa pergerakan jumlah persediaan dan penjualan dalam bentuk graIlk sehingga mempermudah pengambilan keputusan.
5. C (Control): llntuk memastikan semua proses perbaikan berjalan dengan baik dibuat rencana kontrol (control plan). Selain itu perlu dibuat sistem audit yang memadai melalui Reaction Plan untuk memastikan kapan audit berkala harus dilaksanakan dan siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan audit.
Ada tiga perrnasalahan utama dalam jumlah persediaan Divisi Otomotif PT 3M Indonesia:
1. Jumlah persediaan (inventory) yang terlalu besar pada bahan baku (raw material),
2. Jumlah persediaan (inventory) yang terlalu besar pada produk jadi yang diproduksi di dalam PT 3M Indonesia dan dijual langsung ke OEM yang sering disebut Local Manufactured Finished Goods,
3. Kurangnya koordinasi antar bagian yang terlibat dalam proses perencanaan produksi sehingga mengakibatkan bagian perencanaan harus menyediakan jumlah persediaan (inventory) dalam jumlah besar untuk mengantisipasi permintaan dari pelanggan.
Dalam hal ini bahan baku (raw material) merupakan komposisi terbesar dari keseluruhan jumlah persediaan sehingga akan dilakukan pendekatan Six Sigma untuk mengurangi jumlah persediaan khususnya pada raw material dan local manufactured finished goods.
Divisi Otomotif mengalami kenaikan inventory turn over dari Juni 2005 sampai Agustus 2005. Pengurangan jumlah persediaan dan penjualan yang sangat baik pada periode tersebut merupakan faktor utama kenaikan inventory turn over. Hal ini juga menggambarkan barangbarang di Divisi Otomotif bergerak Iebih cepat mulai dari bahan baku hingga produk jadi dan langsung dikirim ke pelanggan. Pertumbuhan penjualan pada periode tersebut sangat baik dan di sisi lain jumlah persediaan bisa dikurangi.
Secara keseluruhan kinerja bisnis di Divisi Otomotif melampaui target yang ditetapkan perusahaan. Jumlah persediaan (inventory) untuk barang-barang yang dikategorikan dead stock dan excess stock pada Divisi Otomotif cenderung menurun karena permintaan pasar yang sangat besar. Diharapkan dengan keberhasilan proyek Six Sigma pada Divisi Otomotif akan merupakan jembatan untuk manajemen persediaan yang Iebih terintegrasi.
Hasil dari karya akhir ini berguna bagi perusahaan khususnya PT 3M Indonesia adalah untuk menunjukkan walaupun belum memiliki sistem manajemen persediaan yang terintegrasi namun dengan metodologi Six Sigma berhasil mengurangi jumlah persediaan (inventory) dalam jumlah yang cukup besar. Di masa yang akan datang diharapkan karya akhir ini menjadi jembatan untuk implementasi perencanaan persediaan yang terintegrasi melalui MRP dan MPS sehingga akan sangat membantu operasional sehari-hari dari bagian perencanaan produksi (PPIC) di Divisi Otomotif PT 3M Indonesia.

There are three purposes for this thesis, the first is to get optimum value for inventory in raw materials and local manufactured finish goods especially in Automotive Division PT 3M Indonesia, the second is to increase net working capital inventory turn over with improvement in production planning and inventory control and the third is to conduct Six Sigma project in order to identify and control key factor that affect inventory and net working capital. According to Peter S Pande and Neuman P Robert (2000) key success factor from Six Sigma is ability to identify critical and strategic business problems to be solved first and then create a link between the effort through Six Sigma project and the result to be accomplished.
Problem solving method applied to this thesis is DMAIC methodologies with specific steps are as Follow:
1. D (Define): This step is to identify basic problems in inventory and production planning process in Automotive Division. Six Sigma methodologies is able to decrease the inventory value and support business growth in that particular industry. The scope of problem is only focus on the production planning and inventory control for Automotive Division dealing with excessive raw materials and local manufactured finish good items.
2. M (Measure): Initial capabilities measurement shows that even the sales volume in Automotive Division grew rapidly, unfortunately the inventory turn over has declined because of the inventory has also raised significantly. The most important things to do in this stage is MSA (Measurement System Analysis) to conduct check audit on calculation and data consistency
3. A (Analyze): Analysis is important to identify failure mode and Failure effect on the key process input. This step identifies potential caused and current controls for the key process input as well. FMEA analysis reduced key process input and conduct multi variable statistical test to ensure that the key process input might affect inventory management significantly.
4. I (Improvement): Action taken in improvement step is proposed to assign green belt project to accommodate integrated production planning and inventory system by implementing Bill of Materials. The system would help implementing BOM and help finance to easily calculate the Work in Process material. Create a simple excel based material replenishment planning to help PPIC calculating the materials needed for production. As a result of Six Sigma project observation, temporary delivery order will be eliminated. Warehouse will no longer receive temporary delivery order, so all the orders will need to be recorded into the order system AS 400 first.
5. C (Control): Control step is taken to make sure all process running well and have control plan accordingly. Created audit system to ensure proper audit conduct regularly to answer following question: Who conduct the audit? When the audit plan? All control process and audit should be documented very well.
The thesis result is useful for PT 3M Indonesia and proved that being committed to monitor and follow-up is very important to monitor the inventory status. Even though PT 3M Indonesia does not have an integrated system in production planning and inventory control, Six Sigma project can reduce the inventory a lot. The suggestion is to support growth in Automotive Industry demanding an integrated system is important. It will help a lot in implementing some inventory management plans.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Situasi kompetisi dewasa ini tidak memberikan sedikitpun ruang bagi perusahaan untuk berbuat salah. Perusahaan harus benar-benar memuaskan pelanggannya dan selalu berupaya mencari cara baru untuk memenuhi permintaan pelanggan melebihi harapan harapan pelanggan. Six sigma memberikan solusinya."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (01) Januari 2003: 47-49, 2003
MUIN-XXXII-01-Jan2003-47
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
V. Didik Subagyo
"Jaminan mutu sangat erat hubungannya dengan kepuasan pelanggan. Jaminan mutu merupakan Salah satu pertimbangan pelanggan dalam menentukan pernasok mana yang akan dipilih, karena itu pernasok berusaha semaksimal mungkin memenuhi tuntutan pelanggan terhadap mum yang disyaratkan. Cacat produk yang diketahui selelah akhir proses sangat merugikan. Untuk ilu diperlukan cara pencegahan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan solusi masalah Cacat produksi. Prosentase cacat yang tinggi sangat merugikan, karena ilu improvement dengan Sb: Sigma metode DMAIC digunakan untuk menurunkan jumlah kegagalan produksi akibat cacat. Selain itu melalui improvement Sir Sigma juga akan didapat keuntungan dari sisi lain sepeni biaya produksi maupun waktu produksi. Penelitian dengan penerapan Six Sigma ini dilakukan pada sebuah industri manufaciuring dengan basil produk maupun proses produksi yang memiliki ketelitian yang tinggi_ Khususnya pada proses machining faktor dominan yang mempengaruhi timbulnya cacat perlu lebih diperhatikan dalam improvement menurunkan kegagalan produk. Diharapkan hasil dari improvement Six Sigma ini dapat dijadikan acuan untuk melaksanakan perbaikan yang terus-menerus dcngan berpedoman pada mengutamakan kepuasan pelanggan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S37439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>