Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92468 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisaa Fitrah Umara
"Perawat memiliki peran penting dalam mendukung kemandirian pasien gagal jantung. Dukungan untuk memandirikan pasien menjadi sulit dikarenakan hubungan perawat dengan pasien mengalami hambatan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman perawat dalam mendukung kemandirian pasien gagal jantung yang memiliki masalah ketidakpatuhan. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif fenomenologi. Pengambilan data dilakukan dengan teknik snowball dan didapatkan partisipan sebanyak 8 orang perawat di Cardiovascular Care Unit. Analisis data penelitian ini menggunakan metode content analysis Collaizi. Hasil penelitian didapatkan empat tema: edukasi tidak terstruktur sebagai upaya utama yang dilakukan perawat dalam mendukung kemandirian pasien gagal jantung; keterbatasan pendidikan, ekonomi, budaya, dan koping pasien menjadi tantangan bagi perawat untuk memandirikan pasien; perawat merasa adanya jarak dengan pasien untuk mempengaruhi kemandirian pasien; dan perawat merasakan keterbatasan ilmu dan keterampilan dalam komunikasi untuk mempengaruhi pasien. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pemikiran bagi perawat untuk mendukung kemandirian pasien gagal jantung yang memiliki masalah ketidakpatuhan.

Nurse have an important role in supporting self-care of heart failure patients. However, in the context of health care, sometimes nurse-patients relationships become difficult. The purpose of this study was to explore the nurses experiences in supporting self-care of non-adherence heart failure patients. This study applied a qualitative research phenomenology. Data were collected using a snowball technique and gathering 8 nurses in Cardiovascular Care Unit as participants. A Collaizi content analysis method was employed. Four themes derived were: unstructured education is a major method of nurse in supporting self-care; limited education, economy, culture, and coping of patients became a challenge for nurses to support the patient's self-care; nurse felt a distance with the patients to influence the patient's self-care; and nurses? lack of knowledge and communication skills in influencing the patients. This study provides thoughts for nurses to support non-adherence heart failure patients."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Farida Rachmi
"Self-care merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan kualitas hidup pasien gagal jantung. Self-care adalah pengambilan keputusan secara natural oleh individu dalam berperilaku untuk mempertahankan kestabilan fisiologis tubuhnya dan sebagai respon terhadap tanda dan gejala yang terjadi pada diri individu. Keadekuatan individu dalam melakukan self-care dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor internal maupun eksternal dari individu. Identifikasi faktor tersebut menjadi bagian penting untuk memberikan asuhan keperawatan mengenai self-care yang efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dari karakteristik responden, status fungsional, komorbiditas, lama diagnosis, tingkat pengetahuan, tingkat depresi, serta dukungan sosial terhadap self-care. Desain penelitian menggunakan cross sectional survey pada 120 responden yang diambil dengan tehnik purposive sampling di Poliklinik Jantung. Penelitian menggunakan kuesioner SCHFI (self-care heart failure index) dalam mengukur self-care responden.
Hasil penelitian menunjukan pekerjaan (p=0,055; CI 95%), pendidikan (p=0,232; CI 95%), dan penghasilan (p=0,027; CI 95%) mempengaruhi self-care individu secara signifikan. Responden yang bekerja, berpendidikan tinggi, dan berpenghasilan lebih dari Rp. 2.000.000 memiliki self-care yang lebih adekuat.

Adherence to self-care is important for heart failure patients to improve their quality of life. Self-care defined as individual naturalistic decision making process that's patients use in the choice of behaviors that maintain physiological stability and as a respons to underlying sign and symptoms. Understanding the factors that enable or inhibit self-care is essential in developing effective health care interventions.
The Aim of study was to analyze and identified factors (characteristic, functional class, comorbidity, time was diagnosed, knowledge, depression, and social support) influencing self-care. Cross sectional design used in this study to measure 120 outpatients using Self-Care Heart Failure Index (SCHFI) Indonesian version questioner.
The result of the study indicated employe/e patients (p=0,055; CI 95%), have education higher than junior high school (p=0,232; CI 95%), and have income higher than Rp. 2.000.000 (p=0,027; CI 95%) showed more adequate in self-care behaviour. Self-care strategies for HF should targeted for patient with lower education, unemployed, and have an income lower than Rp. 2.000.000 to improve their quality of life.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifyar Adhita Yahya
"Perawatan paliatif adalah salah satu layanan yang diberikan oleh ahli jantung dalam melakukan manajemen yang komprehensif pada pasien dengan gagal jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perawat dalam menerapkan praktik perawatan paliatif pada pasien gagal jantung. Peneltian ini melibatkan 118 respoden dengan teknik consecutive sampling. Kriteria inklusi meliputi perawat yang bekerja di Ruang Rawat Inap Medikal Dewasa dan merawat pasien gagal jantung. Data didapatkan dengan kuesioner pengetahuan, The Frommelt Attitude Toward Care of The Dying (FATCOD) dan Palliative Care Practice Scale (PCPS) kemudian dianalisis dengan uji independent t, oneway anova, spearman dan pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan secara signifikan adlah jenis kelamin (p=0.03, α=0.05), masa kerja (p=0.028, α=0.05) dan sikap (p=0.000, α=0.05). Pada analisis multivariat faktor yang paling berhubungan dengan praktik perawatan paliatif adalah sikap perawat.

Palliative care is one of the services provided by cardiologists in the comprehensive management of patients with heart failure. The purpose of this study was to determine what factors influence nurses in implementing palliative care practices in patients with heart failure. This study involved 118 respondents with consecutive sampling technique. Inclusion criteria include nurses who work in the Adult Medical Inpatient Room and care for patients with heart failure. Data were obtained with a knowledge questionnaire, The Frommelt Attitude Toward Care of the Dying (FATCOD) and Palliative Care Practice Scale (PCPS) then analyzed with independent t test, oneway anova, spearman and pearson. The results showed that significantly associated factors were gender (p=0.03, α=0.05), years working as a nurse (p=0.028, α=0.05) and attitude (p=0.000, α=0.05). In multivariate analysis, the factor most associated with palliative care practice was nurses' attitude."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinawati
"Gagal jantung merupakan istilah yang menunjukkan karakteristik gejala klinis yang dimanifestasikan dengan kelebihan volume cairan, tidak adekuatnya perfusi jaringan dan intoleransi aktifitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pasien gagal jantung dalam manajemen perawatan diri. Penelitian ini menggunakan metode cross sectionaldengan melibatkan 43 responden.
Hasil analisis univariat berdasarkan karakteristik menunjukkan ketidakpatuhan dalam manajemen perawatan diri pada sebagian besar responden. Pada program pengobatan, sebagian besar responden menunjukkan kepatuhan, yaitu sebesar 74,4%. Sedangkan untuk manajemen cairan, aktifitas, diet, dan psikososialmayoritas responden menunjukkan ketidakpatuhan. Perbaikan dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan bagi pasien gagal jantung yang dirawat diharapkan dapat membantu mengurangi angka kekambuhan pasien.

Heart failure is a term that indicates the characteristic clinical symptoms manifested by excess fluid volume, inadequate tissue perfusion and activity intolerance. This study aims to describe the level of compliance in heart failure patient’s self-care management. This study used cross-sectional method by involving 43 respondents.
The results of univariate analysis according to characteristics indicated most of the respondents had non-compliance in self-care management. In term of medical treatment, the majority of respondents (74.4%) indicated compliance.However in term of fluids restriction, activity, diet, and psychosocial managements majority of respondents were non-compliance. The improvement of health education for heart failure patients will be expected to reduce the recurrence rate of heart failure patients.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinas Yudha Kusuma
"ABSTRAK
Tujuan: mendapatkan kuesioner Minnesota Living with Heart Failure MLHFQ versi bahasa Indonesia yang sahih dan handal untuk digunakan di Indonesia. Metode: studi ini merupakan studi potong lintang dengan 85 subyek rerata usia 58 11, pria 55 pasien gagal jantung kronik di poli kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Kesahihan diuji dengan menilai kesahihan konstuksi multitrait multimethod analysis dan kesahian eksternal dengan membandingkan dengan kuesioner SF-36. Keandalan dinilai dengan menggunakan cronbach ?, dan intraclass coefficient correlation ICC . Hasil: MLHFQ bahasa Indonesia memiliki korelasi sedang-kuat antara domain dan item pertanyaan r 0,571-0,748, ABSTRACT
Aim to obtain a valid and reliable Indonesian version of MLHFQ for Indonesian application. Methods This cross sectional study enroled 85 patients mean age 58 11, male 55 with chronic heart failure of of cardiology clinic Ciptomangunkusumo Central Hospital Jakarta. Validity of MLHFQ was evaluated by measuring construct validity using multitrait multimethod analysis and by compairing MLHFQ with SF 36. Reliability of MLHFQ was evaluated by calculating Intraclass Correlation Coefficient ICC and by calculating cronbach to determine internal consistency Results Indonesian version of MLHFQ has moderated strong correlation item to domain correlation r 0,571 0,748, p"
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Mentari
"Jumlah penduduk kota yang semakin banyak akan menyebabkan banyak hal salah satunya ancaman dari penyakit tidak menular yang begitu banyak terjadi. Salah satu penyakit menular yang banyak terjadi adalah gagal jantung. Gagal jantung yang merupakan penyakit kronik akan menimbulkan masalah psikologis salah satunya ketidakberdayaan. Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan analisis asuhan keperawatan ketidakberdayaan pada klien dengan gagal jantung. Penulis melakukan asuhan keperawatan psikososial khususnya ketidakberdayaan selama tiga hari.Evaluasi hasil implementasi menunjukkan bahwa terjadi sedikit penurunan tanda dan gejala yang terjadi pada klien. Perlu dilakukan kolaborasi intervensi generalis dan spesialis agar didapatkan hasil yang lebih optimal.

The population of the town that more and more will cause a lot of things one of them the threat of non-communicable diseases. One of non-communicable diseases which are heart failure. Heart failure is a chronic disease that will lead to psychological problems is one of powerlessness. The author conducted a powerlessness psychosocial nursing care for three days. Evaluation of the results of implementation shows that there is a slight decrease in the signs and symptoms that occurred on the client. Need to do interventions collaboration generalists and specialists to get optimal results for patient."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sahira Hanifah
"Latar Belakang: Gagal jantung merupakan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia. Jantung dan ginjal berhubungan dengan erat yang dapat dijelaskan oleh sindrom kardiorenal. Saat ini, ada kekurangan data di rumah sakit tersier di Indonesia mengenai hubungan Ejection Fraction (EF) dengan fungsi ginjal. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang mengikutsertakan pasien gagal jantung di RSUP Dr. Cipto Mangunkusomo tahun 2018 – 2020 sebagai populasi sasaran. Uji Chi-squared digunakan untuk menganalisis korelasi antar variabel. Izin etik diperoleh karena penelitian ini menggunakan manusia sebagai subjeknya. Hasil: Sebanyak 158 subjek diikutsertakan dalam penelitian ini setelah menerapkan kriteria inklusi dan eksklusi. Terdapat 37 (36,6%) pasien HF pada kelompok HFrEF yang memiliki eGFR stadium 3, 4, atau 5. Sedangkan di kelompok HFmrEF atau HFpEF, terdapat 29 (50,9%) dengan eGFR stadium 3, 4 , atau 5 (p-value = 0,115, RR = 0,72). Pasien gagal jantung dengan eGFR stadium 3, 4, atau 5 (n = 8;12,1%) dan eGFR stadium 1 atau 2 (n = 4; 4,3%) termasuk dalam kelompok NYHA kelas III atau IV (p-value = 0,125, RR = 2,79). Kesimpulan: Tidak ada perbedaan proporsi pasien HFrEF dengan HFpEF untuk memiliki eGFR stadium 3, 4, atau 5 serta proporsi pasien HF yang eGFR stadium 3,4 atau 5 dengan eGFR stadium 1 atau 2 untuk dimasukkan pada kelompok NYHA kelas III atau IV.

Background: Heart failure is considered one of leading cause of death In Indonesia. The heart and kidneys are tightly related which can be explained by the cardiorenal syndrome. There is a paucity of current data in a tertiary hospital in Indonesia regarding the association of Ejection Fraction (EF) with kidney function. Method: This is a cross-sectional study that includes heart failure patients in Dr. Cipto Mangunkusomo Hospital year 2018 – 2020 as the target population. The Chi-squared test is used to analyse the association between the variables. Ethical permission was obtained since this research used humans as the subject. Results: A total of 158 subjects were included in this study after applying the inclusion and exclusion criteria. There were 37 (36,6%) HF patients in the HFrEF group had eGFR stage 3, 4, or 5. Meanwhile, among HFmreEF or HFpEF group, there were 29 (50,9%) with eGFR stage 3, 4, or 5 (p-value = 0,115, RR = 0,72). HF patients in both eGFR stage 3, 4, or 5 (n = 8;12,1%) and eGFR stage 1 or 2 (n = 4; 4,3%) were included in the NYHA class III or IV group (p-value = 0,125, RR = 2,79). Conclusion: There are no differences in the proportion of HFrEF patients with HFpEF to have eGFR stage 3, 4, or 5 as well as in the proportion of HF patients whose eGFR stages 3,4 or 5 with eGFR stages 1 or 2 to be included in the NYHA class III or IV group. "
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anik Istiyani
"Gagal jantung merupakan suatu kondisi fisiologis ketika jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. Faktor resiko terjadinya gagal jantung antara lain adalah gaya hidup tidak sehat yang banyak ditemukan pada masyarakat perkotaan. Manifestasi klinis gagal jantung salah satunya adalah sesak napas dan kelelahan ketika beraktivitas.
Karya ilmiah akhir ners ini bertujuan untuk menganalisis implementasi latihan aktivitas bertahap pada pasien dengan gagal jantung untuk mengatasi masalah keperawatan intoleransi aktivitas. Implementasi ini dilakukan pada Tn. AW 62 th yang dirawat selama tujuh hari di ruang rawat lantai 6 selatan RSUP Fatmawati.
Evaluasi tindakan keperawatan latihan aktivitas bertahap menunjukkan bahwa level toleransi pasien meningkat setiap harinya dan keluhan sesak nafas dan kelelahan selama beraktivitas berkurang.

Heart failure is a physiological condition when the heart can not pump enough blood to meet the metabolic needs of the body. Risk factors of heart failure include unhealthy lifestyles which is found in many urban communities. One clinical manifestations of heart failure is shortness of breath and fatigue when doing activities.
The final scientific work of this paper aims to analyze the implementation of gradual activity exercises in patients with heart failure to address the problem of nursing activity intolerance. This intervention was implemented in 7 days on the 6th floor room of RSUP Fatmawati.
Evaluation of nursing practice activity step by step shows that patient 39 s tolerance level increases every day and complaints of shortness of breath and fatigue during activity decreases.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wati Jumaiyah
"ABSTRAK
Heart Failure merupakan penyakit jantung kronik yang menimbulkan gangguan pada
semua sistem tubuh. Akibatnya kemampuan untuk self care berkurang termasuk
pemenuhan kebutuhan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan dimensi religi dengan self care pada penderita Heart Failure. Metode
penelitian menggunakan analisis korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah
sempel 75 responden. Metode pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata usia 61 tahun, berjenis kelamin wanita 53,3%,
berpendidikan rendah 54,5%, berpenghasilan diatas UMR 56%, status kesehatan dengan
klasifikasi kelas II 60%. Analisis penelitian menunjukan ada hubungan yang bermakna
antara dimensi religi dengan self care (p value= 0,001; α = 0,05). Analisis lebih lanjut
menunjukan bahwa dimensi religi merupakan faktor yang dominan yang berhubungan
dengan self care. Rekomendasi peneliti adalah peningkatan peran perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan spiritual pada penederita Heart Failure dan
dikembangkan strategi self care practice.

ABSTRACT
Heart failure is a chronic heart disease causing disturbances in all systems of the body.
As a result, the ability to self care is diminished including fulfilling spiritual needs. The
purpose of this research is to find out the relationship between religious dimension and
self care in people with heart failure. The Research used correlative analytical methods
with cross sectional approach. The total sample of 75 respondents. The sample
collection method used a purposive technique sampling. Research results showed the
average age of 61 years; 53,3 % the female sex; 54,5 % educated low; 56 % earns
higher than regional minimum wage and health status with the classification class II 60
%. The finding showed that there is a relationship between religious dimension with
meaningful self care (p value=0,001; α=0,05). Further analyses showed that religious
dimension is a dominant factor associated with self care. Recommendations of the
research is improving role of nurses in providing spiritual care to patients with heart
failure and developing strategy of self care practice."
Lengkap +
2013
T35504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiani
"Pendahuluan. Gagal jantung merupakan penyakit kronik dengan angka perawatan ulang satu tahun yang tinggi. Program Multidisiplin (multidisciplinary program, MDP) yang melibatkan tenaga medis dan nonmedis termasuk dokter kardiologi, dokter bedah jantung, dokter rehabilitasi medik, dokter gizi klinik, perawat dan fisioterapis mampu menurunkan angka perawatan ulang satu tahun sebesar 74%. Klinik Gagal Jantung Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu (PJT) RSCM yang mengusung penerapan MDP telah berdiri sejak bulan Nopember 2018, tetapi belum ada data yang tersedia mengenai pengaruh MDP pada angka perawatan ulang pasien gagal jantung kronik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan MDP terhadap penurunan angka perawatan ulang satu tahun pasien gagal jantung kronik di RSCM. Metode. Penelitian menggunakan desain studi kohort retrospektif yang menggunakan data sekunder pasien gagal jantung kronik kelas NYHA II-IV yang menjalani rawat jalan di poliklinik PJT RSCM tahun 2017 dan 2019. Pasien diikuti hingga satu tahun pasca kontrol pertama untuk dinilai apakah mengalami perawatan ulang di rumah sakit. Dilakukan analisis bivariat untuk melihat pengaruh dari MDP terhadap angka perawatan ulang rumah sakit satu tahun dan analisis multivariat untuk menilai apakah pengaruh tersebut dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, kelas fungsional NYHA, komorbid, kepatuhan berobat, obesitas, anemia dan pembiayaan. Hasil. Dari 133 subjek penelitian, sebagian besar subjek adalah laki-laki dengan median usia adalah 57 tahun. Angka perawatan ulang satu tahun sebelum penerapan MDP adalah 47,54%, sedangkan sesudah MDP adalah 38,89%, dengan penurunan angka perawatan ulang satu tahun pada kelompok yang sudah menjalani MDP sebesar 8,65% dan NNT 12. Dibandingkan dengan kelompok yang belum MDP, terjadi penurunan risiko perawatan ulang satu tahun pada kelompok yang sudah menjalani MDP sebesar 18,2%. Tidak didapatkan pengaruh yang bermakna secara statitistik antara MDP dan angka perawatan ulang satu tahun dengan nilai RR 0,818 (IK95%: 0,553 – 1,210, p=0,315). Faktor usia, jenis kelamin, kelas NYHA, komorbid, obesitas, anemia, kepatuhan, dan pembiayaan tidak menjadi faktor perancu pengaruh program MDP terhadap angka perawatan ulang satu tahun pasien gagal jantung kronik di RSCM. Kesimpulan. Penerapan program multidisiplin (MDP) menyebabkan penurunan risiko perawatan ulang satu tahun pasien gagal jantung kronik di RSCM sebesar 18,2%, namun diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar untuk meningkatkan kekuatan statistik.

Introduction. Heart failure is a chronic disease with high readmission rate. The multidisciplinary program (MDP), involving medical and non-medical personnel including cardiologists, cardiac surgeons, cardiac rehabilitation doctors, clinical nutritionists, nurses and physiotherapists is known to reduce the one-year readmission rate by 74%. The Heart Failure Clinic in PJT RSCM has implemented MDP since November 2018, but there is no data available regarding the effect of MDP on the readmission rate of chronic heart failure patients. This study aims to determine the effect of MDP on reduction of the one-year readmission rate of chronic heart failure patients in RSCM. Method. This retrospective cohort study is conducted using medical record from NYHA class II-IV chronic heart failure patients undergoing outpatient care in RSCM Polyclinic in year 2017 and 2019. Patients were followed up in one year after the first control to assess whether they experienced readmission or not. Bivariate analysis was performed to analyze the impact of MDP on the incidence of one-year hospital readmission and multivariate analysis to assess whether the impact was influenced by age, sex, NYHA functional class, comorbidities, medication adherence, obesity, anemia and funding. Results. Of the 133 research subjects, most were male with a median age 57 age years old. The readmission rate before MDP was 47.54%, while after MDP it was 38.89%, with absolute reduction on incidence of 8,65%. Compare to subjects before MDP, subjects whose had MDP has a reduction of one-year readmission risk of 18,2% and NNT of 12. There is no statistically significance of MDP regards to one-year readmission rate of chronic heart failure patients in RSCM with RR value of 0.818 (IK95: 0.553 – 1.210, p=0.315). Age, gender, NYHA class, comorbidities, obesity, anemia, adherence, and funding were not as confounding factors for the effect of the MDP program on one-year readmssion of chronic heart failure patients in RSCM. Conclusion. The multidisciplinary program (MDP) reduced risk of one-year readmission of chronic heart failure by 18.2%, however further studies with larger samples are needed to improve statistical power."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>