Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180587 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurindah Laili Maghfirati
"IUD merupakan salah satu kontrasepsi jangka panjang yang direkomendasikan pemerintah karena tingkat kegagalan yang rendah dan efek samping yang sedikit dibandingkan kontrasepsi hormonal. Akan tetapi berdasarkan Laporan SDKI 2012, penggunaan IUD di Indonesia masih sedikit dan terus menurun dari tahun ke tahun. Salah satu faktor yang mempengaruhi pemakaian IUD dan kelangsungannya adalah akses informasi KB dimana informasi yang didapatkan wanita akan berdampak pada pengetahuan dan penerimaannya terhadap IUD.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan akses informasi KB dengan pemakaian serta penggantian intrauterine device (IUD). Penelitian ini menggunakan data SDKI 2012 modul wanita usia subur (WUS), dengan jumlah sampel 9.711 wanita yang memiliki anak dua atau lebih dan menggunakan kontrsepsi. Kriteria ekslusi penelitian ini adalah wanita yang menggunakan tubektomi, vasektomi, dan kondom.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada penggantian IUD tidak memiliki hubungan dengan akses informasi KB (OR=0,8; 95%CI: 0,4-1,5) namun pada pemakaian IUD memiliki hubungan dengan akses informasi KB (OR=1,4; 95%CI: 1,1-1,8). Disarankan peningkatan KIE yang komprehensif dan membangun dialog dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, serta oraganisasi masyarakat untuk meningkatkan pemakaian IUD.

IUD is one of the recommended long-term contraception government for low failure rates and side effects were fewer than hormonal contraception. However, based on reports IDHS 2012, the use of IUDs in Indonesia is still small and continues to decline from year to year. One of the factors that influence the use of IUDs and sustainability is access to family planning information where the information obtained women will have an impact on the knowledge and acceptance of the IUD.
This study aims to determine the relationship of access to family planning information with the use and replacement of intrauterine devices (IUDs). This study uses data module IDHS 2012 women of childbearing age (WUS), with a sample of 9711 women who had two or more children and using contraceptives. Exclusion criteria for this study were women who used tubal ligation, vasectomy and condoms.
The results showed that the replacement of the IUD does not have a relationship with access to family planning information (OR = 0,8; 95% CI: 0,4 -1,5), but the use of IUDs have ties with access to information KB (OR = 1,4; 95% CI: 1,1- 1,8). Researcher suggest to improvement comprehensive KIE and establish dialogue with religious leaders, community leaders, and community organizations to increase the use of IUDs."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T42953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Putri
"Kehamilan dengan jarak terlalu dekat merupakan salah satu faktor tidak langsung kematian ibu. Alat kontrasepsi yang dianjurkan untuk wanita yang ingin menjarangkan kehamilan yaitu Intra Uterine Device (IUD) yang merupakan metode kontrasepsi non hormonal dan lebih efektif dibanding MKJP lainnya. Namun, penggunaannya di Indonesia terus menurun. Penelitian dilakukan untuk mengetahui determinan penggunaan alat kontrasepsi IUD pada akseptor KB yang ingin menjarangkan kehamilan. Penelitian menggunakan desain studi cross sectional dan data SDKI Tahun 2012. Kriteria inklusi penelitian adalah WUS yang ingin menjarangkan kehamilan dan menggunakan kontrasepsi saat survei.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan merupakan faktor dominan terhadap penggunaan IUD pada akseptor KB yang ingin menjarangkan kehamilan. Faktor-faktor yang berhubungan signifikan terhadap penggunaan IUD adalah status ekonomi, pengetahuan KB, pengambilan keputusan KB, dan tempat pelayanan, sedangkan umur dan wilayah tempat tinggal sebagai variabel konfounding. Oleh karena itu, penguatan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang IUD kepada wanita dan pasangan, sosialisasi pelayanan IUD gratis pada golongan ekonomi bawah diperlukan sebagai upaya wanita yang ingin menjarangkan kehamilan berkenan menggunakan IUD.

Pregnancy distance which too close is one of the indirect factors for maternal mortality. Contraception methode that recommended for women who wants spacing their pregnancy is Intra Uterine Device (IUD). IUD is a non-hormonal contrapcetion methode and more effective than the other long-term contraception methodes (MKJP). However, the use in Indonesia continues to decline. The study was conducted to determine IUD use of family planning user who wants spacing pregnancy. The study uses cross-sectional study design and the data Indonesia Demographic and Health Survey 2012. The study has an inclusion criteria which reproductive age women who wants spacing pregnancy and using contraception when the survey was conducted.
Results showed that education is dominant factor for IUD use of family planning user who wants spacing pregnancy. Others factors that associate significantly for IUD use are economy level, knowledge about family planning, decision maker for family planning, and family planning service provider, while age and region as confounding variable. Therefore, strengthened communication, informastion, and education (KIE) about IUD for women and her partner, socialization of free IUD services for low level economy required in order to raise IUD use of women who wants spacing pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Hendrayanti
"ABSTRAK
Tesis ini membahas bagaimana hubungan paparan Komunikasi Informasi dan Edukasi Keluarga Berencana (KIE KB) terhadap penggunaan kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) dibandingkan dengan kontrasepsi hormonal jangka pendek (pil dan suntikan) pada wanita usia 35-49 tahun yang berstatus kawin di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian potong lintang (cross sectional). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2012. Sampel penelitian sebanyak 11.204 wanita usia 35-49 tahun berstatus kawin di Indonesia yang menggunakan kontrasepsi IUD, pil dan suntikan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sebelum survey. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square, regresi logistik sederhana dan analisis multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menekankan pentingnya pemberian KIE KB melalui berbagai media, baik melalui media massa, personal contact maupun melalui konseling pra pelayanan kontrasepsi. Paparan KIE KB yang tinggi pada wanita usia 35-49 tahun terbukti secara statistik berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi IUD pada wanita usia 35-49 tahun berstatus kawin di Indonesia.

ABSTRACT
The focus of the this study is the analysis of the relationship of Family Planning Information Education and Counseling (FP IEC) to the use of Intra Uterine Device (IUD) which is compared with short-term hormonal contraceptives (pills and injections) among married women aged 35-49 years in Indonesia. This research is a quantitative research with cross sectional study design. This study was conducted using Demographic and Health Survey (DHS) 2012 dataset, with total sample of 11,204 married women aged 35-49 years in Indonesia using IUD contraception, pill and injection in the last 5 years before the survey. The data were analyzed by Chi-square test, binary logistic regression and multivariate analysis by multiple logistic regression. The results emphasize the importance of providing Family Planning Information Education and Counseling through various media, either through mass media, mass information or through counseling in health facilities. The high exposure of IEC in women aged 35-49 years has been shown to be statistically related to the
use of IUD contraception in women aged 35-49 years married in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T49999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risty Ivanti
"Keikutsertaan KB merupakan upaya pengaturan kelahiran yang diharapkan dapat menurunkan laju pertumbuhan penduduk dan meningkatkan kesejahteraan keluarga. Angka kelahiran nasional selama 10 tahun terakhir menunjukkan angka yang stagnan 2,6 dan belum mencapai target nasional 2,1 dengan angka pemakaian kontrasepsi hanya mengalami peningkatan 1 persen di priode yang sama. Penelitian ini merupakan analisis data sekunder SDKI 2012 yang merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan KB pasangan usia subur.
Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor status ekonomi, pendidikan istri, paritas, sumber Informasi KB melalui diskusi, sumber Informasi KB melalui layanan KB dan tokoh masyarakat, dan sumber informasi KB melalui petugas kesehatan berhubungan dengan keikutsertaan KB pasangan usia subur. Adapun faktor yang dominan berhubungan adalah sumber informasi melalui diskusi dengan keluarga/teman/kerabat.
Saran dari studi ini adalah meningkatkan akses informasi KB secara luas, cara dan media yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik daerah dan karakteristik masyarakat di daerah tersebut. Kemudian menumbuhkan semangat melayani peserta KB dengan komunikatif di kalangan petugas kesehatan (bidan, dokter dan perawat) agar dapat meningkatkan pelayanan KB.

The Participation of family planning is an effort of birth control that is expected to reduce population growth rate and increase family welfare. The number of nationality fertility rate for the last 10 years shows is stagnant in 2,6 and not yet achieve national target 2,1 with the contraceptive prevalence rate just increased 1 percent in the same period. This study is a secondary data analysis of Demographic and Health Survey 2012 a quantitative study using cross sectional design. This research to analyze factors related to the family planning participation of reproductive age couple.
The analysis resulted that the factors of economic status, education wife, parity, source of family planning information through discussions, information resource planning services and family planning through community leaders, and family planning resources through health workers associated with family planning participation of reproductive age couple. The dominant factor is associated resources through discussions with family/friends/relatives.
Suggestions of this study is to improve access to family planning information widely, and the way the media is used according to the characteristics of the region and the characteristics of people in the area. Then grow the spirit of serving participant family of planing with good communicative among health care workers (midwives, doctors and nurses) in order to improve family planning services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38612
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melia Dhita Roslianti
"Intra Uterine Device (IUD) atau alat kontrasepsi dalam rahim merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka panjang. Penggunaan IUD di Indonesia masih tergolong sedikit dan hanya 8.35%. Berdasarkan dari rencana strategis BKKBN, target penggunaan MKJP sebesar 28.39% pada tahun 2024. Salah satu fokus strategi dengan komunikasi, informasi, edukasi (KIE) serta konseling KB. Tenaga kesehatan berperan dalam pelayanan program KB dengan meningkatkan sikap dan perilaku terhadap perencanaan keluarga yang lebih baik, serta menjadi role model. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi determinan yang mempengaruhi penggunaan IUD di kalangan tenaga kesehatan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional, melibatkan 110 responden tenaga kesehatan wanita berusia 20-49 tahun yang bekerja di Jakarta, dan merupakan pengguna KB aktif IUD. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% responden tenaga kesehatan merupakan pengguna baru IUD. Hasil menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara usia (p < 0.001), paritas (p = 0.002), sikap (p = 0.031), efek samping penggunaan IUD (p = 0.041), dan dukungan pasangan (p = 0.045) dengan penggunaan IUD. Namun, tidak ditemukan hubungan signifikan antara jenis IUD (p = 0.326) dan biaya KB (p = 0.364) dengan penggunaan IUD pada tenaga kesehatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor usia, paritas, sikap, dukungan pasangan, dan efek samping berpengaruh terhadap penggunaan IUD di kalangan tenaga kesehatan.

Intra Uterine Device (IUD) is a long-term contraceptive method. The usage of IUD in Indonesia remains low at only 8.35%. According to the strategic plan of the National Population and Family Planning Board (BKKBN), the target for the use of Long-Acting Contraceptive Methods (MKJP) is 28.39% by 2024. One of the strategic focuses is on information, education, communication (IEC), and family planning counseling. Health workers play a crucial role in providing family planning services by improving attitudes and behaviors towards better family planning, as well as serving as role models. This study aims to identify the determinants affecting IUD usage among health workers. This research is a quantitative study with a cross-sectional design, involving 110 female health worker respondents aged 20-49 years who work in Jakarta and are active IUD users. Data analysis was conducted using univariate and bivariate analyses with chi-square tests. The results show that 75% of health worker respondents are new IUD users. The findings reveal significant relationships between age (p < 0.001), parity (p = 0.002), attitude (p = 0.031), side effects of IUD use (p = 0.041), and partner support (p = 0.045) with the use of IUD. However, no significant relationship was found between the type of IUD (p = 0.326) and contraceptive cost (p = 0.364) with the use of IUD among health workers. This study concludes that age, parity, attitude, partner support, and side effects significantly influence IUD usage among health workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Lutfiah
"Partisipasi pria dalam KB masih sangat rendah yaitu 4,7% tahun 2012. Wanita masih sangat dominan dalam pemakaian alat kontrasepsi. Efek samping dari penggunaan beberapa metode kontrasepsi dapat menyebabkan beberapa gangguna, seperti disfungsi seksual dan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pria kawin usia 15-54 tahun dalam KB di Indonesia tahun 2012, menggunakan design studi cross sectional pada 9260 pria kawin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pria yang berpartisipasi dalam KB adalah pria yang pendidikan tinggi, pengetahuan yang baik mengenai KB, terpapar informasi KB melalui media masa, didukung oleh pasangannya, dan terjadi komunikasi antara pria dengan pasangannya (suami-istri).

Male participation in KB is still low in 2012, taht is 4,7%. Women are still very dominant in the use of contraceptives. The use of multiple methods of contraception may cause some side effects, such as sexual dysfunction and hypertension. This study aims to investigate the characteristics of merried men aged 15-54 years for family planning propram participating in Indonesia at 2012, using cross-sectional study desugn to 9260 married men. The result showed that men who participated in family planning program is a man with heigh education, have a good knowledge about family planning, accessing family planning program from mass media, supported by her partner, and communicating their partner as husband and wife."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursania
"Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 diketahui AKB di Indonesia adalah 32 kematian per 1000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target Renstra Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010-2014 yang menargetkan AKB tahun 2014 sebesar 24/1000 kelahiran hidup, dan target Millenium Development Goals (MDGs) yang menargetkan AKB tahun 2015 sebesar 23/1000 kelahiran hidup. AKB tersebut menunjukan peningkatan derajat kesehatan anak di Indonesia belum sesuai dengan yang diharapkan, dan dapat mengancam kelangsungan hidup anak di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui determinan kematian bayi di Indonesia dengan menganalisis lebih lanjut data SDKI Tahun 2012. Determinan kematian bayi pada peneilitian ini dapat dilihat dari faktor ibu (umur ibu saat melahirkan, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, paritas, perdarahan saat melahirkan, merokok), faktor lingkungan (keadaan rumah, wilayah tempat tinggal, status ekonomi), faktor bayi (jenis kelamin, berat bayi lahir, mendapatkan ASI), faktor upaya kesehatan (pemberian imunisasi tetanus pada saat ibu hamil, mendapat pil/sirup zat besi pada saat ibu hamil, tempat persalinan, penolong persalinan, kepemilikan jaminan kesehatan).
Unit analisis adalah bayi yang lahir dalam rentang waktu setahun sebelum survei SDKI 2012. Desain penelitian adalah cross sectional dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian diketahui dari 2965 bayi yang lahir dalam rentang waktu setahun sebelum survei, 1,9% meninggal dunia, dan 98,1% bayi masih hidup. Diketahui faktor status ibu bekerja, berat bayi lahir, dan mendapatkan air susu ibu merupakan faktor yang signifikan terhadap kematian bayi, dengan faktor dominan adalah faktor mendapatkan air susu ibu (ASI).
Penelitian ini menyarankan agar memasyarakatkan pentingnya ASI, pentingnya nutrisi ibu hamil, meningkatkan kualitas penatalaksanaan bayi berat lahir rendah (BBLR), serta meningkatkan akses, kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan memperhatikan aspek teknis dan manajerial.

Based on Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2012 IMR in Indonesia known is 32 deaths per 1000 live births. This figure is still far from the target of the Ministry of Health Strategic Plan, 2010-2014 targeting 2014 IMR of 24/1000 live births, and the millennium Development Goals (MDGs) that targets IMR 2015 at 23/1000 live births. The IMR showed an increase in the degree of child health in Indonesia is not as expected, and could threaten the survival of children in Indonesia.
This study was conducted to determine the determinants of infant mortality in Indonesia to further analyze the data IDHS 2012. Determinants of infant mortality in this study can be seen from maternal factors (maternal age, maternal education, maternal employment status, parity, bleeding during childbirth, smoking), environmental factors (home state, region of residence, economic status), infant factors (gender, birth weight, breast fed), and factors of health efforts (tetanus immunization of pregnant women at the time, got pills/syrup iron, place of delivery, birth attendents, health insurance ownership).
The unit of analysis is the baby born in the span of a year prior to the survey IDHS 2012. Study design was cross-sectional by using logistic regression analysis. The results of the 2965 research showed the babies born in the span of a year before the survey, 1,9% died, and 98,1% of babies are still alive. Known factors working mother status, birth weight, and get breast milk is a significant to infant mortality, the dominant factor is the factor of getting breast milk.
This study suggests that promote the importance of breastfeeding, the importance of maternal nutrition, improve the quality of management of low birth weight (LBW), as wel as improving access, quantity and quality of maternal and child health services by taking into account the technical and managerial aspects.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Suantari
"Persalinan dengan tenaga kesehatan dapat menurunkan Angka Kematian Ibu. Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan di Indonesia sudah mencapai 87,1. Akan tetapi, masih di bawah target Kemenkes 2013 dan terdapat perbedaan cakupan di berbagai provinsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kunjungan ANC sesuai standar dengan pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.
Desain penelitian adalah cross-sectional. Sampel merupakan sampel pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun 2012, yaitu ibu usia 15-49 tahun berstatus menikah yang melahirkan anak lahir hidup setahun sebelum survei sejumlah 2.986 responden. Data dianalisis dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua ibu memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan 93,9 . Hubungan kunjungan ANC sesuai standar dengan pemilihan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan berbeda menurut wilayah tinggal, ibu yang melakukan K4 dan mendapatkan pelayanan 7T lengkap memiliki peluang paling besar untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan K4 dan tidak mendapatkan pelayanan 7T lengkap. Usia, tingkat pendidikan, pengambil keputusan, kuintil indeks kekayaan, paritas, komplikasi, kepemilikan asuransi, dan perencanaan persalinan merupakan confounder.

Delivery with skilled birth attendants SBAs can lower maternal mortality rates. By 2013, the utilization of SBAs in Indonesia had reached 87.1 . However, the utilization of SBAs in 2013 was still below the target of the Ministry of Health, and there were gaps in utilization across provinces. The aim of this study was to determine the association of standardized antenatal care ANC with the utilization of SBAs.
The study design was cross sectional. The study sample consisted of respondents N 2,986 to the 2012 Indonesia Demographic and Health Survey IDHS i.e., married women aged 15 ndash 49 years who had a live birth a year prior to the survey. The data were analyzed by logistic regression.
The results showed that almost all women 93.9 utilized SBAs. The association of standardized ANC with the utilization of SBAs differed according to region, with women who attended four ANC visits and received the full complement of ANC services having the greatest opportunity to choose health workers as birth attendants as compared with women who did not attend all ANC visits and did not receive all components of ANC services. Age, education level, joint decision maker, wealth index quintile, parity, pregnancy and delivery related complications, insurance, and birth preparedness were confounders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Sora Yullyana
"Penggunaan kontrasepsi merupakan strategi untuk menunda dan mengontrol kelahiran dengan mengurangi kemungkinan terjadinya fertilitas ovum oleh spermatozoa. Namun, cakupan penggunaan kontrasepsi di Provinsi Papua masih jauh dari target yang ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi penggunaan kontrasepsi pada 15-49 tahun berdasarkan faktor predisposisi dan faktor pendukung di Provinsi Papua tahun 2012. Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan analisis data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2012. Sampel penelitian ini adalah wanita usia subur usia 15-49 tahun yang tercatat sebagai responden pada data SDKI 2012 serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi penggunaan kontrasepsi pada WUS 15-49 tahun di Provinsi Papua adalah 14,6 persen.
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara distribusi penggunaan kontrasepsi pada WUS dengan usia >35 tahun (PR: 7,823; CI 95% 3,210-19,067), pendidikan tinggi (PR: 4,751; CI 95% 2,884-7,827), bekerja (PR: 0,435; CI 95% 0,318-0,595), jumlah paritas 3-4 anak (PR: 3,254; CI 95% 2,286-4,633), tinggal di perkotaan (PR: 2,694; CI 95% 1,960-3,703), ekonomi menengah (PR: 2,666; CI 95% 1,798-3,953), pengetahuan tinggi (PR: 3,970; CI 95% 2,863-5,507), dan pernah terpapar informasi KB (PR: 3,091; CI 95% 2,255-4,236) dengan nilai p value <0,005. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan upaya promosi kesehatan secara intensif dan penyebarluasan informasi oleh tenaga kesehatan mengenai manfaat akan pentingnya penggunaan kontrasepsi pada WUS, memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dalam memperoleh alat/metode KB.

The use of contraception is a strategy to delay pregnancy and to do birth control, with the possibility of reducing fertility of ovum by spermatozoa. However, coverage of the use of contraceptive in Papua is still far from the target set. This study aims to determine the distribution of contraceptive use based on WUS 15-49 years predisposing factors and enabling factors in Papua Province in 2012. This research used cross sectional design method with secondary data analysis of Demographic Health Survey of Indonesia 2012. This study sample were women age is 15-49 years, listed as respondents in the data IDHS 2012, and meet the inclusion and exclusion criteria.
The results showed that the distribution of contraceptive use on WUS 15-49 years in Papua province was 14.6 percent. The results of analysis showed there is a significant relationship between the distribution of contraceptive use on WUS with age >35 years (PR: 7.823; 95% CI 3.210 to 19.067), higher education (PR: 4.751; 95% CI 2.884 to 7.827), employment status (PR: 0.435; 95% CI 0.318 to 0.595), number of parity 3-4 children (PR: 3.254; 95% CI 2.286 to 4.633), urban residence (PR: 2.694; 95% CI 1.960 to 3.703), middle income (PR: 2.666; 95% CI 1.798 to 3.953), higher knowledge (PR: 3.970; 95% CI 2.863 to 5.507), and have been exposed to family planning information (PR: 3,091; 95% CI 2.255 to 4.236) with a p value <0.005. Therefore, an increase in the effort required of health promotion, intensive counseling and dissemination of information by health professionals about the benefits of the importance of contraceptive use on WUS, providing quality contraceptive services in obtaining the tools/methods of family planning.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Meisita
"ABSTRACT
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan metode yang efektif bagi responden yang ingin memiliki anak lagi dalam kurun waktu lebih dari 2 tahun atau bagi responden yang sudah tidak ingin punya anak lagi. Namun, persentase pemakaian MKJP berdasarkan SDKI 2017 masih cukup rendah jika dibandingkan dengan pemakaian kontrasepsi Non-MKJP. Hal tersebut mengindikasikan bahwa berdasarkan preferensi fertilitasnya, masih terdapat wanita yang seharusnya memakai MKJP, namun ternyata daya tarik pemakaian kontrasepsi jangka pendek masih cukup memikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh preferensi fertilitas sebagai penentu pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang pada akseptor KB modern serta mengetahui faktor yang paling berpengaruh pada setiap kelompok preferensi fertilitas. Penelitian ini memakai data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Sampel penelitian ini adalah wanita berusia 15-49 tahun yang pada saat dilakukan wawancara berstatus menikah atau hidup bersama dan memakai metode kontrasepsi modern. Hasil penelitian ini adalah akseptor KB modern yang ingin mempunyai anak lagi sebanyak 33,8%, sedangkan yang tidak ingin anak lagi ada sebanyak 62,9%. Akseptor KB modern yang memakai MKJP ada sebanyak 23,3%. Pada responden yang ingin anak lagi, potensi pemakaian MKJP terdapat pada responden dengan karakteristik tidak bekerja dan mengambil keputusannya sendiri. Sementara itu, pada responden yang tidak ingin anak lagi, potensi pemakaian MKJP terdapat pada semua responden yang masih menggunakan Non MKJP dan responden dengan karakteristik telah memiliki anak ≤ 2 dan tidak terpapar sumber informasi dari media.

ABSTRACT
Long acting and permanent method (LAPM) is an effective method for respondents who want to have more children in more than 2 years or for respondents who don't want to have more children. However, the percentage of LAPM utiliaztion based on the 2017 IDHS is still quite low when compared to the use of Non-LAPM. This study aims to determine the effect of fertility preferences as a determinant of the use of LAPM in modern family planning acceptors and to find out the most influential factors in each fertility preference group. This study uses data from the Indonesian Demographic and Health Survey 2017. The samples of this study were women aged 15-49 years who at the time of the interview were married or living together and using modern contraception methods. The results of this study are modern family planning acceptors who want to have more children as much as 33.8%, while those who don't want more children are 62.9%. Modern family planning acceptors who use LAPM are 23.3%. In respondents who want more children, the potential for LAPM utilization is found in respondents with characteristics that do not work and make their own decisions. Meanwhile, for respondents who do not want more children, the potential for LAPM utilization is found in all respondents who still use Non LAPM and respondents with characteristics have children ≤ 2 and not exposed to sources of information from the media."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>