Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157639 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Karna Miharja
"[ABSTRAK
Penelitian ini mengukur risiko sistemik institusi keuangan yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada periode 2006 ? 2010, mencakup periode krisis
keuangan tahun 2008, menggunakan metode capital shortfall dan ukuran risiko
SRISK. SRISK adalah kekurangan modal yang dialami institusi keuangan jika
imbal hasil pasar jatuh pada periode waktu tertentu. SRISK merupakan fungsi dari
leverage, ukuran, dan Marginal Expected Shortfall (MES) institusi keuangan.
MES adalah penurunan imbal hasil saham institusi keuangan jika pasar
mengalami penurunan imbal hasil pada periode waktu tertentu. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sub-sektor perbankan memberikan kontribusi terbesar risiko
sistemik pada sektor keuangan di Indonesia.

ABSTRACT
This research measures systemic risk of financial institutions listed in Indonesia
Stock Exchange on period of 2006 ? 2010, including financial crisis period in
2008, using capital shortfall method and SRISK risk measure. SRISK is capital
shortage experienced by financial institution on condition of market return drop
within a certain period. SRISK is a function of leverage, size, and Marginal
Expected Shortfall (MES) of financial institution. MES is equity return drop of
financial institution on condition of market return drop within a certain period.
Research result shows that banking sub-sector is the highest contributor for
systemic risk of financial sector, This research measures systemic risk of financial institutions listed in Indonesia
Stock Exchange on period of 2006 – 2010, including financial crisis period in
2008, using capital shortfall method and SRISK risk measure. SRISK is capital
shortage experienced by financial institution on condition of market return drop
within a certain period. SRISK is a function of leverage, size, and Marginal
Expected Shortfall (MES) of financial institution. MES is equity return drop of
financial institution on condition of market return drop within a certain period.
Research result shows that banking sub-sector is the highest contributor for
systemic risk of financial sector]"
2015
T43641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Ayu Danastri
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kepemilikan perusahaan oleh investor asing menyebabkan efek stabilisasi atau destabilisasi volatilitas imbal hasil saham perusahaan di seluruh dan masing-masing sektor industri tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kepemilikan oleh asing diproksikan dengan Large Foreign Ownership oleh institusi keuangan (LFOF) dan Large Foreign Ownership oleh institusi non keuangan (LFONF) yang merupakan jenis kepemilikan block shareholding dengan variabel kontrol block shareholding kepemilikan domestik oleh institusi keuangan, Cross Hold, kepemilikan domestik oleh institusi non keuangan, leverage, size, dan trading turnover.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara observasi keseluruhan industri, tidak ditemukan efek stabilisasi volatilitas kecuali di sektor manufaktur. Hasil penelitian secara umum menunjukan bahwa LFONF berpengaruh signifikan dan positif terhadap volatilitas imbal hasil saham sementara LFOF ditemukan insignifikan terhadap volatilitas. Hasil penelitian per sektor industri menunjukan hasil beragam tergantung karakteristik industri dan komposisi kepemilikan di industri terkait.

This study aims to investigate whether ownership by foreign investor will stabilize or destabilize company?s stock return volatility in all and each industrial sector in Indonesia. Foreign shareholding is represented by variable Large Foreign Ownership Financial Institution (LFOF) and Large Foreign Ownership Non Financial Institution (LFONF) which classified as block shareholding ownership with some controlled variables like block shareholding by Domestic Financial Instituion, Cross Hold, Domestic Non Financial Institution, leverage, size, and trading turnover.
The result for all sectors in general, there isn?t stabilizing stock return volatility effect in Indonesia, except in manufacture industry. LFONF significant and positively affects stock return volatility, while in the other hand LFOF is insignificant affecting stock return volatility. Result for sectoral investigation shows that whether LFOF or LFONF significantly affected or not to stock return volatility is depend on industrial unique characteristic and ownership composition in that sector.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Hikmah
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur risiko sistemik pada dengan sebuah metode yang mampu menghitung prediksi kerugian modal pada bank ketika pasar sedang jatuh, yaitu Marginal Expected Shortfall (MES). Di mana bank yang mengalami kerugian modal akan menghadapi permasalahan keuangan, yang dikhawatirkan dapat menular pada bank dan perusahaan keuangan lainnya, hingga sistem keuangan secara keseluruhan. MES yang digunakan pada penelitian ini adalah metode yang diajukan oleh Brownlees dan Engle (2012) untuk bank-bank yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada periode 2009 hingga 2013. Kemudian, penelitian ini dilanjutkan dengan mencari tahu faktor-faktor neraca apa saja yang mempengaruhi MES sebagai ukuran dari risiko sistemik. Adapun variabel kontrol yang mempengaruhi MES sebagai risiko sistemik adalah non-performing loan, ukuran bank, dan tingkat diversifikasi pinjaman.

The aim of this study was to measure systemic risk using Marginal Expected Shortfall (MES), a method that is capable of calculating expected equity loss on banks when the market itself in left tail. Capital shortage suffered by the bank makes it facing financial distress, which it feared may affect the other banks and financial companies, until a whole financial system. MES used in this study is the method proposed by Brownlees and Engle (2012) with the sample of Indonesian banks listed on IDX for the period 2009 to 2013. Then, this research followed by knowing the balance sheet factors that influence the MES as a measure of systemic risk. Control variables which can influence MES value are non-performing loan, size, and loans diversification."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adzkia Muftia Khairul Islam
"Pengukuran risiko menjadi salah satu pertimbangan utama sistem keuangan dalam membuat keputusan. Setelah krisis yang terjadi pada tahun 2008, muncul konsep baru terkait dengan regulasi keuangan seperti risiko sistemik. Masalah utama bagi para regulator disebut dengan Systemically Important Financial Institutions atau SIFIs. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif penggunaan Component Expected Shortfall (CES) sebagai salah satu ukuran risiko untuk mengukur risiko sistemik di industri Perbankan Indonesia. Penelitian ini menggunakan data time-series harga saham penutupan harian dari 33 Bank yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 1 Januari 2015-31 Desember 2019. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bank BUKU 4 dan Bank Umum Persero, yang merupakan Bank Sistemik, menempati peringkat 10 teratas dengan nilai CES tertinggi dan memberikan kontribusi lebih besar terhadap terjadinya risiko sistemik di Perbankan Indonesia. Metode pengukuran dengan menggunakan CES dapat memberikan hasil yang sama dengan yang dilakukan Perbankan di Indonesia saat ini. Hal ini dibuktikan dengan bahwa Bank yang memiliki hasil pengukuran CES tertinggi sama dengan Bank yang dikenakan Capital Surcharge oleh OJK. Hasil pengukuran CES lebih mudah untuk menginterpretasikan seberapa besar kontribusi Bank terhadap terjadinya risiko sistemik di Perbankan Indonesia dengan menggunakan %CES tersebut.

Measuring risk has become one of the financial systems key consideration in making a decision. After the crisis in 2008, a new approach was formed in financial regulation such as systemic risk. The main problem for Regulators is called Systemically Important Financial Institution or SIFIs. This study aims to propose Component Expected Shortfall (CES) as a measurement of systemic risk in Indonesia Banking Industry. This study uses time-series data of daily closing stock price of 33 Banks listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) from 1st January 2015 until 31st December 2019 to measure systemic risk by analyzing two measurement methods: Marginal Expected Shortfall (MES) and Component Expected Shortfall (CES). The analysis study shows that BUKU 4 Banks and State-owned Banks, which are systemic Banks, has the 10 of the highest CES value and therefore having more contribution to the systemic risk in Indonesian Banking. The measurement method using CES can provide the same result as that of Indonesian Banking today. This study is in line with OJK policy of Capital Surcharge which are imposed on those 10 Banks. The CES measurement result is easier to interpret the estimated amount of systemic risk in Indonesian Banking using the %CES."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madura, Jeff
Cincinati, Ohio: South-Western College Publishing , 2001
332.1 MAD f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Madura, Jeff
Australia: South-Western, 2010
332 MAD f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mishkin, Frederick S.
New York: Addison-Wesley , 2000
332 MIS f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dougall, Herbert E.
Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1970
332.6 DOU c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bethanovia Gloria
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2007 sampai 2016. Penelitian ini menggunakan 103 perusahaan publik non-keuangan dan metode pengujian regresi data panel. Struktur modal diukur menggunakan book total leverage dan kinerja perusahaan diukur menggunakan return on equity. Hasil penelitian ini menemukan bahwa struktur modal memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan dan ada hubungan non-linear antara struktur modal dan kinerja perusahaan pada perusahaan non-keuangan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2016. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa peningkatan utang dapat meningkatkan kinerja perusahaan, namun peningkatan pada tingkat utang yang tinggi dapat menurunkan kinerja perusahaan.

This study aims to determine the impact of capital structure on firm performance in non financial firms that listed in Indonesia Stock Exchange for the periode of 2007 2016. This study was conducted on 103 non financial firms listed and the method used is regression testing of panel data. Capital structure is measured using book total leverage and firm performance is measured using return on equity. The results of this study found that capital structure has positive impact on firm performance and there is non linear relationship between capital structure and firm performance in non financial firms listed in Indonesia Stock Exchange 2007 2016. This results indicates that an increase in leverage can increase firm performance, however an increase in high level of leverage can decrease firm performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabilla Putri Azzahra
"Krisis sistem keuangan merupakan suatu kondisi dimana institusi keuangan dan sistem keuangan yang terintegrasi mengalami gangguan. Bank sebagai salah satu institusi keuangan utama di Indonesia merupakan hal vital dan pengawasan institusi keuangan harus dilaksanakan dengan baik secara menyeluruh. Tulisan ini akan memberikan perbandingan antara otoritas keuangan di Indonesia dan Britania Raya terkait pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan. Tulisan ini ditulis menggunakan metode penelitian doktrinal dan dianalisis secara deskriptif analitis. Sebagai lembaga keuangan vital, pengawasan baik di Indonesia dan Britania Raya dilaksanakan oleh lembaga-lembaga mikroprudensial dan makroprudensial melalui kebijakan yang dimilikinya. Secara umum pencegahan mikroprudensial dengan mengawasi jalannya usaha perbankan terutama dalam permodalan, likuiditas, serta manajemen risiko. Sedangkan lembaga makroprudensial memberikan suatu pengawasan dan analisis menyeluruh terkait risiko sistemik dan sistem keuangan secara keseluruhan, memberikan pengawasan dimana lembaga mikroprudensial tidak memberikan pengawasan. Dalam kondisi krisis, otoritas keuangan di Indonesia dan Britania Raya akan melaksanakan koordinasi untuk memberikan tindakan penanganan. Secara umum, penyelenggaraan dan penanganan krisis sistem keuangan dilaksanakan cara yang sama, tetapi berbeda dalam tugas otoritas terkait di masing-masing negara. Oleh karena itu, dapat disimpulkan koordinasi otoritas keuangan harus dilaksanakan secara menyeluruh dan efisien untuk mencegah terjadinya krisis sistem keuangan yang dapat merugikan negara.

A financial system crisis is a condition where financial institutions and integrated financial systems are disrupted. Banks as one of the main financial institutions in Indonesia are vital and the supervision of financial institutions must be carried out properly as a whole. This paper will provide a comparison between the financial authorities in Indonesia and the United Kingdom regarding the prevention and countermeasures of financial system crises. This paper is written using doctrinal research method and analysed descriptively. As vital financial institutions, supervision in both Indonesia and the United Kingdom is carried out by microprudential and macroprudential institutions through their policies. In general, microprudential supervision oversees the banking business, especially in terms of capital, liquidity, and risk management. While macroprudential institutions provide a comprehensive supervision and analysis related to systemic risk and the financial system as a whole, providing supervision where microprudential institutions do not provide supervision. In the event of a crisis, financial authorities in Indonesia and the United Kingdom will coordinate to provide handling actions. In general, the organisation and handling of financial system crises are carried out in the same way, but differ in the duties of the relevant authorities in each country. Therefore, it can be concluded that the coordination of financial authorities must be carried out in a coordinated manner."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>