Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160344 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tresna Andryan
"Chevron Geothermal & Power Operation Indonesia, merupakan suatu perusahaan terbesar yang bergerak dalam bidang minyak dan gas bumi. Dalam proses produksi, perusahaan menyadari bahwa frekuensi resiko kemungkinan terjadi kecelakaan kerja jauh lebih tinggi. Pada umumnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu manusia dan lingkungan.
Tetapi frekuensi terjadinya kecelakaan kerja lebih banyak terjadi karena faktor manusia, karen isa manusia yang paling banyak berperan dalam menggunakan peralatan diperusahaan. Oleh karena itu, Chevron GPO-I melaksanakan program pelatihan Behavior Based Safety, yang diharapkan dapat menurun tingkat kecelakaan kerja.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori Donald Kirkpatrick yang mempunyai 4 tingkatan untuk mengukur evaluasi pelaksanaan pelatihan, yaitu Reaksi, Pembelajaran, Perilaku dan Hasil. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kuantitatif dan jenis penelitiannya yaitu deskriptif, pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Sampel yang diambil sejumlah 30 responden dan teknik analisis data dengan menggunakan skala likert.
Dari hasil analisis penelitian bahwa pelaksanaan pelatihan behavior Based Safety sangat baik. Karena peserta yang mengikuti pelatihan tersebut menyadari akan pentingnya keselamatan dalam bekerja. Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa Chevron GPO-I telah melaksanakan pelatihan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Oleh karena itu pelatihan Behavior Based Safety perlu dilaksanakan agar kecelakaan kerja dapat diminimalisir.

Chevron Geothermal & Power Operation Indonesia is a big Company moveable that in oil and gas. In the Production Process, the company to realize that risk frequency a possibility consist for more a high of work accident. In general of work accident caused by two factors are human & area.
But to consist of frequency work accident caused by human factor, because the human is more a part use tools in company. Therefore Chevron Geothermal & Power Operation Indonesia to accomplish behavior based safety training program, and the hope is can of down the work accident.
In the research this, the writer use Donald L Kirkpatrick theory his have four step for to stroll performance training program are reaction, learning, behavior and result. The use research method is with quantitative approach and the kind research is descriptive, the gathering material with quesionare and interview use. The sample to take is 30 respondent and material analysis technic with of likert scale use.
And the result of examination analysis that the performance behavior based safety training is very good. Because of training follower is to become conscious will the important safety in work. And the analysis result can to draw a conclusion that Chevron Geothermal & Power Operation Indonesia performance with the need company. Therefore behavior based safety training to obliged performed, so that work accident can the minimize."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
M Irwansyah
"Data ILO 2 juta pekerja meninggal per tahun. 2021 ada 234 ribu kecelakaan kerja di Indonesia. Industri kimia 12% dari2 019-2021 kecelakaan kerja 80.607 kasus.Program Behavior-based safety (BBS) yaitu pendekatan keselamatan berdasarkan perilaku manusia. Pendekatan untuk meningkatkan kesadaran, keterlibatan, tanggung jawab karyawan menciptakan lingkungan kerja aman. program BBS di perusahaan apakah mampu meningkatkan tingkat kepatuhan karyawan, serta merubah perilaku keselamatan kerja. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif jenis studi cross sectional. Data yang dikumpulkan memberikan gambaran hubungan antara variabel. Desain penelitian cross-sectional digunakan untuk mengumpulkan data mengenai program Behavior Based Safety (BBS), tingkat kepatuhan terhadap perilaku keselamatan kerja, dan perilaku keselamatan kerja di PT. X pada satu titik waktu tertentu. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi oleh respondenVariasi nilai tingkat kepatuhan mampu dijelaskan oleh variasi nilai program BBS sebesar 14,3%,sedangkan sisanya 85.7% dijelaskan oleh variasi variabel lain di luar model penelitian. Variasi nilai Perilaku keselamatan kerja karyawan mampu dijelaskan oleh variasi nilai Program BBS dan Tingkat kepatuhan sebesar 49.6%, sedangkan sisanya 50.4% dijelaskan oleh variasi variabel lain di luar model penelitian terdapat hubungan positif dan signifikan Program BBS terhadap Tingkat Kepatuhan. Ada hubungan positif dan signifikan antara Program BBS terhadap Perilaku Keselamatan Kerja. Ada hubungan positif dan signifikan antara Tingkat Kepatuhan terhadap Perilaku Keselamatan. Hubungan Program BBS terhadap Perilaku keselamatan kerja bersifat pengaruh langsung. Oleh karena itu, variabel intervening Tingkat Kepatuhan tidak memediasi hubungan Program BBS terhadap Perilaku Keselamatan Kerja.

According to ILO data, 2 million workers die per year. In 2021 there will be 234 thousand work accidents in Indonesia. Chemical industry 12% from 2019-2021 work accidents 80,607 cases. Behavior-based safety (BBS) program, namely a safety approach based on human behavior. An approach to increasing employee awareness, involvement, and responsibility creates a safe work environment. Whether the BBS program in the company is able to increase employee compliance levels and change work safety behavior. The research was carried out using quantitative research methods, a type of cross sectional study. The data collected provides an overview of the relationship between variables. A cross-sectional research design was used to collect data regarding the Behavior Based Safety (BBS) program, the level of compliance with work safety behavior, and work safety behavior at PT. X at a certain point in time. Data were collected through questionnaires filled out by respondents. Variations in compliance level values were able to be explained by variations in BBS program values of 14.3%, while the remaining 85.7% were explained by variations in other variables outside the research model. Variations in employee safety behavior values can be explained by variations in BBS Program values and compliance levels of 49.6%, while the remaining 50.4% are explained by variations in other variables outside the research model. There is a positive and significant relationship between the BBS Program and Compliance Levels. There is a positive and significant relationship between the BBS Program and Work Safety Behavior. There is a positive and significant relationship between the level of compliance and safety behavior. The relationship between the BBS Program and work safety behavior has a direct influence. Therefore, the intervening variable Compliance Level does not mediate the relationship between the BBS Program and Work Safety Behavior"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rysha Dwi Septerini
"Program 'Behavior Based Safety' dirancang untuk melindungi pekerja dari risiko bahaya dan mencegah kecelakaan kerja. Meskipun tujuannya positif, implementasi program ini sering dihadapkan pada tantangan, termasuk kurangnya partisipasi dan penolakan oleh beberapa pekerja. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji berbagai aspek yang berkaitan dengan program 'Behavior Based Safety' dari Penerapan program, analisis tren kecelakaan, pengaruh sikap dan perilaku pada penerapan program 'Behavior Based Safety' terhadap Kejadian Kecelakaan Kerja. Penelitian ini dilakukan di PT. X dengan lokasi di beberapa wilayah di Indonesia, antara April hingga Juli 2023. Studi melibatkan 299 karyawan dari berbagai jenis layanan di 35 lokasi PT. X. program dinilai dengan menganalisis data kecelakaan selama periode FY15-FY16 dan FY18-FY20. Studi ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif dengan melibatkan data primer yang diperoleh melalui kuesioner, mengukur sikap dan perilaku terkait program ini. Data sekunder juga digunakan untuk mendukung penelitian ini. Data dianalisis menggunakan berbagai metode statistik, termasuk analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji chi-square. Dalam penerapan program ‘Behavior Based Safety’, responden memiliki beberapa sikap dan perilaku baik/kurang baik yang tidak berbeda secara signifikan maupun yang berbeda secara signifikan. Sebagian besar responden memiliki sikap yang baik terhadap safety walk, safety observation dan nearmissed report serta sebagian besar responden memiliki perilaku yang baik terhadap risk assessment, safe system of work serta training & supervision. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa program Behavior Based Safety secara statistik berpengaruh terhadap angka kecelakaan kerja, namun sikap dan perilaku pekerja penerapan program tidak ada pengaruh secara signifikan terhadap kejadian kecelakaan kerja. Maka perlu meningkatkan program Behavior Based Safety dan memastikan pekerja konsisten dalam penerapan program Behavior Based Safety.

The 'Behavior Based Safety' program is designed to protect workers from hazards and prevent work accidents. Despite the positive goals, implementation of these programs has often been met with challenges, including lack of participation and resistance by some workers. This study aims to examine various aspects related to the 'Behavior Based Safety' program from program implementation, analysis of accident trends, the influence of attitudes and behavior on the implementation of the 'Behavior Based Safety' program for Occupational Accidents. This research was conducted at PT. X with locations in several regions in Indonesia, between April and July 2023. The study involved 299 employees from various types of services in 35 locations of PT. X. program was assessed by analyzing accident data during the period FY15-FY16 and FY18-FY20. This study uses a descriptive analysis approach involving primary data obtained through questionnaires, measuring attitudes and behavior related to this program. Secondary data is also used to support this research. Data were analyzed using various statistical methods, including univariate analysis and bivariate analysis with the chi-square test. In implementing the 'Behavior Based Safety' program, respondents had several good/bad attitudes and behaviors that were not significantly different or significantly different. Most of the respondents had a good attitude towards safety walk, safety observation and near-missed report and most of the respondents had good attitude towards risk assessment, safe system of work and training & supervision. The results of this study prove that the Behavior Based Safety program statistically has an effect on the number of work accidents, but the attitude and behavior of workers implementing the program has no significant effect on the occurrence of work accidents. Therefore, it is necessary to enchance the Behavior Based Safety program and ensure that employees are consistent in implementing the Behavior Based Safety program."
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Handayani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan Contractor safety management system (CSMS) online yang sudah digunakan oleh PT. XYZ pada kurun waktu 2013?2014. CSMS online merupakan suatu sistem berbasis web yang digunakan dalam pelaksanaan CSMS di PT. XYZ untuk menggantikan sistem manual yang diterapkan sebelumnya. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara kepada pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan CSMS online dirasakan belum optimal baik bagi perusahaan maupun bagi pengguna sistem, masih ditemukan kendala dan hambatan pada pengguna dan sistem yang digunakan. Perbaikan dalam implementasi CSMS online perlu dilakukan. Perbaikan terutama pada kebijakan, komunikasi yang lebih menyeluruh, peningkatan kesadaran pengguna sistem, pengembangan aplikasi CSMS online, serta perbaikan dari sisi sistem online yang digunakan. Sehingga diharapkan penggunaan CSMS online dapat optimal dan memberikan manfaat bagi perusahaan dan pengguna sistem.

This Study aimed to evaluate the Contractor Safety Management System (CSMS) Online that has been used by PT. XYZ in the period of 2013 - 2014. CSMS online is a web-based system that is use in the CSMS implementation in PT. XYZ to replace the manual system previously applied. The research was carried out by using descriptive qualitative method. Data collection was conducted using interviews to the user. The result showed that the use of CSMS online is not optimal for both companies and user, there are still obstacles and barriers to the user and the system being used. Improvements in the implementation of CSMS online is necessary. Especially in the policy, thorough communication, user awareness, CSMS online aplication development, and improvement of the system being used. Therefor the expection of using CSMS online can be optimal and provide benefits for companies and user of the system.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42174
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maydinna Zahira Abas
"Analisis Situasi
1. Chevron merupakan perusahaan pertambangan multinasional yang memiliki pertambangan di Indonesia, salah satunya Pekanbaru, Riau. Chevron telah lama mengadopsi pesan "Sistem Smith”.
2. "Sistem Smith” adalah tata cara berkendara yang baik dan benar yang telah diterapkan diluar negri. Poin-poin dalam Sistem Smith menjelaskan cara untuk membuat pengendara dapat menghindari penyebab kecelakaan.
3. Ibukota Provinsi Riau, yaitu Pekanbaru, memiliki jumlah kecelakaan yang cukup tinggi. Di tahun 2010 dan 2011 Riau menduduki posisi ke-10 sebagai provinsi di Indonesia dengan kecelakan terbanyak, dengan Pekanbaru sebagai kota yang cukup banyak mengalami kecelakaan di Riau. Mayotritas korban kecelakaan di Pekanbaru merupakan masyarakat usia produktif.
4. Masyarakat Pekanbaru membutuhkan informasi mengenai "Sistem Smith” dan diedukasi tentang bagaimana cara menerapkan "Sistem Smith” saat berkendara.
Tujuan
Meningkatkan awareness target khalayak tentang Sistem Smith dan merubah perilaku menjadi lebih mengutamakan keselamatan dalam berkendara, sehingga angka kecelakaan di Pekanbaru menjadi berkurang. Strategi Melaksanakan serangkaian kegiatan kampanye pemasaran sosial dengan cara yaitu dengan strategi Above The Line dan Below The Line Khalayak Sasaran Siswa dan mahasiswa aktif, usia 16-23 tahun, yang tidak aware terhadap keselamatan dalam berkendara.
Pesan Kunci
Lakukan dan Sampaikan Sistem Smtih
Program
Rangkaian kegiatan Above The Line (PSA & poster) dan Below The Line (Special event & online competition), yang rinciannya antara lain :
1. Membuat Akun Jejaring sosial Sistem Smith, pada Facebook, Twitter, dan Youtube
2. Membuat Public Service Advertising (PSA) dan poster berisi pesan Sistem Smith
3. Roadshow : Sistem Smith Goes To School and Campus
4. Lomba Ceritaku, Ceritamu
5. Lomba Pemilihan Duta Sistem Smith
6. Lomba Flashmob
7. Lomba Pembuatan Film Pendek
8. Lomba Band
9. Sistem Smith Week
Jadwal
1. Membuat PSA, Januari 2013
2. Membuat poster berisi pesan Sistem Smith 2013
3. Roadshow : Sistem Smith Goes To School and Campus, Desember - Januari 2013
4. Lomba Ceritaku, Ceritamu,
5. Lomba Pemilihan Duta Sistem Smith, Januari - Maret 2013
6. Lomba Flashmob, Maret - Juni 2013
7. Lomba Pembuatan Film Pendek, Juli - November 2013
8. Lomba Band, Juli - November 2013
9. Sistem Smith Week, Oktober 2013
Anggaran Total anggaran yang dikeluarkan dalam seluruh rangkaian kegiatan ini adalah Rp1.278.615.000,-
Evaluasi Metode Evaluasi yang digunakan adalah metode input - output - outcome.
Input: evaluasi terhadap segala proses yang berlangsung dalam rangka mengadakan kegiatan.
Output: evaluasi terhadap sesuatu yang nyata (produk) terkait hasil kegiatan.
Outcome: pengukuran dampak dan evaluasi hasil pelaksanan program.

Situation Analysis
1. "Smith System" is the way how to ride well that applied abroad. The points of Smith system explain how to avoid the rider from accident cause.
2. Chevron is multinational oil and gas company that has many fields in Indonesia. One of them is in Pekanbaru, Riau. Chevron has adopted "Smith System" for very long time.
3. The capital city of Riau province is Pekanbaru, has a quite big amount of accidents. On 2010 and 2011, Riau is in the 10th position as the biggest amount of accidents.
4. Pekanbaru society needs information about "Smith System" and educated about how to apply "Smith System" while riding.
Goal
To further develop target audience's awareness about Smith System in order to change their behavior to become safer drivers and consequently reduce the number of accidents in Pekanbaru. Strategy Do the series of social marketing campaign by special event, online completion, and PSA Target Audience The target audience is productive age category, 16 -23 years old, no awareness toward safety while riding
Key massage
Do and send a massage of "Smith System"
Programs
The special event of special event and online competitons contains:
1. Making Social media account for Sistem Smith, including Facebook, Twitter, and Youtube
2. Producing Public Service Advertising (PSA) and billboard about the key of Sistem Smith
3. Roadshow : Sistem Smith Goes To School and Campus Roadshow: "Smith System" Goes to School and Campus
4. Competition with theme "Your Story, My Story"
5. "System Smith" Ambassador Election
6. Flashmob Competition
7. Short Movie Competition
8. Band Competition
9. Smith System Week
Schedule
1. Making Social media account for Sistem Smith, including Facebook, Twitter, and Youtube, January 2013
2. Producing Public Service Advertising (PSA) and billboard about the key of Sistem Smith, January 2013
3. Roadshow : Sistem Smith Goes To School and Campus, Desember - Januari 2013
4. Competition with them "Your Story, My Story", January 2013
5. "Smith System" Ambassador Election, January - March 2013
6. Flashmob Competition, March - June 2013
7. Short Movie Competition, July - November 2013
8. Band Competition, July - November 2013
9. "Smith System" Week, October 2013
Budget
The total of budget for all the events in social marketing campaign is IDR 1.278.615.000,-
Evaluation
Evaluation methods that used here is input - output - outcome method.
Input: evaluation toward all on-going process in the events Output: evaluation toward real things (product) related to the result of event.
Outcome: the effect measurement and program result evaluation
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Anggraito
"Skripsi ini membahas evaluasi sistem keselamatan kebakaran menggunakan program computerized fire safety evaluation system (CFSES) disetiap bangunan Program Vokasi Universitas Indonesia. Penilaian dalam evaluasi ini didasarkan pada persyaratan NFPA 101: Life Safety Code dengan tahapan-tahapan evaluasi yang terdapat pada NFPA 101A: Alternate Approaches to Life Safety. Terdapat 12 parameter utama yang menjadi penilaian dalam penelitian ini. Keduabelas parameter tersebut adalah konstruksi gedung, segregasi bahaya, bukaan vertikal, sprinkler, sistem alarm kebakaran, pendeteksi asap, penyelesaian interior, pengendalian asap, sistem jalur keluar, jalur evakuasi, kompartemen, dan program tanggap darurat bangunan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif bersifat semi kuantitatif. Hasil evaluasi ini menunjukan bahwa Gedung Bisnis, Gedung Administrasi dan Gedung Perkuliahan Vokasi UI belum ada yang memenuhi standar minimum nilai keselamatan yang dipersyaratkan NFPA 101.

This thesis discusses the evaluation of the fire safety system using a computerized program fire safety evaluation system (CFSES) to each building in Vocational Program, Universitas Indonesia. Assessment in this evaluation are based on the requirements of NFPA 101: Life Safety Code with the stages of evaluation contained in NFPA 101A: Alternate Approaches to Life Safety. There are 12 main parameters that becomes assessment in this study. The results of this evaluation indicate that the Vocational Business Building UI has met the minimum standars required safety value while the Administration Building and Vocational Class UI indicator are not met the assessment of the value of the minimum standars."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55261
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agita Diora Fitri
"Sejak adanya laporan penelitian Heinrich tahun 1951 yang memperlihatkan bahwa perlaku tidak aman bertanggung jawab atas lebih dari 90% kecelakaan kerja dan telah banyak perusahaan dan industri yang menggunakan pendekatan behavioral based safety (BBS) dalam program kesehatan dan keselamatan kerjanya. Sebagai sebuah industri kimia, PT Pupuk Sriwijaya (PT Pusri) juga memiliki banyak resiko kecelakaan kerja bagi karyawannya dan sejak tahun 2012 PT Pusri telah melaksanakan program K3. Pada tahun 2012 PT Pusri berada pada level 3 dari maksimum level 5 berdasarkan hasil survai Safety Culture Maturity Level (SCML). Tujuan utama dari penelitian ini adalah melakukan tinjauan terhadap pelaksanaan BBS dalam program K3 di PT Pusri Palembang. Penilitian ini adalah sebuah penelitian potong lintang yang menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, dilaksanakan pada bulan Mei 2013 dengan fokus utama pada implementasi 9 kriteria BBS yaitu ownership, ketetapan baku definisi safe/unsafe behavior, pelatihan, observasi, pengukuran performa program, umpan balik, reinforcement, goal-setting dan review di PT Pusri Palembang. Sampel penelitian adalah karyawan dan manejer yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu tahun yang setuju menjadi partisipan dalam penelitian ini, dengan 44 orang dari unit produksi dipakai sebagai informan kunci. Data dikumpulkan dengan memakai kuesioner yang dirancang khusus, daftar tilik, observasi dan wawancara mendalam. Semua data kemudian dianalisis secara deskriptif dan analisis konten serta analisis triangulasi. Ditemukan bahwa pelaksanaan program K3 di PT Pusri masih belum sejalan dengan kriteria pencapaian BBS. Walaupun demikian ditemukan juga adanya kesadaran akan kelemahan tersebut dan adanya sikap positif dikalangan pimpinan dan staf untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Berdasarkan temuan ini peneliti ingin memberikan rekomendasi kepada PT Pusri untuk merancang ulang program K3 yang disesuaikan dengan pendekatan BBS sebagaimana telah dilaksanakan oleh perusahaan dan industri besar diseluruh dunia.

Since Heinrich reproted in 1951 that unsafe behaviors were responsible for up to 90% of harms and injuries among workers, Behavioral Based Safety approach has been implemented by many industries and corporates around the world. As a chemical industry, PT Pupuk Sriwijaya brings occupational risks to the workers and since 2012 Occupational Health and Safety (K3) programs has been implemented. In 2012 PT Pusri was in level 3 from maximum level of 5, according to Safety Culture Maturity Level (SCML) score. The main objective of this study is to review the implementation of Behavioral Based Safety (BBS) approach integrated in the Occupational Health and Safety Prorams at PT Pusri Palembang. This is a crosssectional study with quantitative and qualitative approach, carried out in May 2013 focusing at the implementation of the 9 BBS criteria i.e., ownership, predetermined definitions of the safe/unsafe behaviors, trainings, observations, program performance assessment, feedbacks, reinforcements, goal-setting and reviews as practiced so far at PT Pusri Palembang. The study participants are managements and labors of PT Pusri who have been working at least for one year and agree to take part in the study, of which 44 of the participants from the production unit were treated as key source-persons. Data and information were collected by means of a specially devised questionnaire, check-lists, observations and in-depth interviews. All data were analyzed using descriptive analysis, content-analysis and triangulation analysis. It was found out that the K3 programs performed at PT Pusri has not been in line with the BBS implementation criteria yet. However it is fortunate to find out that the awareness of the flaws and the need of improvement are profound among the PT Pusri management. Based on these findings, I would like to recommend PT Pusri to redesign its K3 programs according to the BBS criteria as already practised by others big corporates around the world.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aulia
"Kecelakaan adalah hal yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan kerugian. Salah satu tools yang dapat membantu untuk menurukan angka kecelakaan ini adalah inspeksi keselamatan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui implementasi planned safety inspection berdasarkan International Safety Rating System (ISRS) di PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor Tahun 2014. Penelitian ini merupakan study evaluasi. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi lapangan dan wawancara kepada Assistant Manager safety, safety officer, maintanance, dan operator. Berdasarkan sub elemen ketiga International Safety Rating System ditunjukan bahwa hasil penelitian dari 6 sub elemen adalah Perencanaan inspeksi, sistem tindak lanjut, preventive maintanance, Pemeriksaan peralatan sebelum penggunaan, alternatif pelaporan kondisi substandar dan pemenuhan persyaratan telah 100% sesuai dengan International Safety Rating System. Sedangkan untuk sub elemen analisis laporan inspeksi belum dilakukan PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor, bagian/item kritis 90% sesuai dengan International Safety Rating System , dan sistem inspeksi khusus telah 96,7% telah sesuai dengan International Safety Rating System. Secara keseluruhan planned safety inspection PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor telah 91% sesuai dengan International Safety Rating System. Peneliti memberikan rekomendasi untuk mempertahakan sub elemen yang telah sesuai dengan ISRS dan memperbaiki beberapa hal yang belum sesuai dengan ISRS.

Accident is an undesirable event that causes losses. One of tools which can help to reduce the accident is safety inspection. The purpose of this study is to know about the implementation of safety inspection in terms of International Safety Rating System (ISRS) at PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor in 2014. This study is a evaluation research. Data was collected through observations and interviews of Assistant Manager safety, safety officer, maintenance and operator. Based on the third element of the ISRS indicated that the result of the 6 elements, which are planned inspection, follow up system, preventive maintenance, pre-use equipment inspection, alternative substandard conditions reporting system and compliance requirements, comply to 100% of the ISRS requirements. The critical part/items comply to 90%, special system inspections comply to 96,7% of ISRS requirements. Otherwise, the analysis of inspection reports element has not done by PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor. Overall, safety inspection at PT Antam (Persero) Tbk. UBPE Pongkor complies the ISRS requirements up to 91%.Researcher gives some recommendation for sustained suitable sub elements by ISRS and to improve unsuitable sub elements by ISRS."
2014
S55030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardian Saputra
"Penelitian ini mengkaji implementasi penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada unit kegiatan Tank Cleaning di PT. Chevron Pacific Indonesia dengan fokus membandingkan standar yang digunakan dengan implementasi komitmen, perencanaan, pelaksanaan, dan dokumentasi kegiatan Tank Cleaning yang diterapkan oleh manajemen dan pelaksana di lapangan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan unit analisis yang digunakan adalah ANSI/API 2015-2016 (2001), FSWP, QSOP, dan hasil observasi di lapangan. Strategi yang digunakan adalah hasil wawancara dan analisis konten.
Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada kegiatan Tank Cleaning sudah sesuai dengan standar ANSI/API 2015-2016 (2001), walaupun masih ada beberapa poin yang dilewatkan pada tahap pelaksanaan dan dokumentasi. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengawasan supervisor dan kurangnya kesadaran para pekerja terhadap pentingnya dilakukan prosedur tersebut demi keselamatan dan kesehatan diri mereka sendiri.

This research aim to examines the implementation of health and safety application at Tank Cleaning unit activities at PT. Chevron Pacific Indonesia with a focus on comparing the standard that is used, with the implementation of the commitment, planning, execution, and documentation of Tank Cleaning activities conducted by the management and workers at the field. This is a descriptivequalitative research, using ANSI / API 2015-2016 (2001), FSWP, QSOP, and field observation results as unit analysis. The strategy used is the result of interviews and content analysis.
The conclusion is that the application of health and safety at tank cleaning unit activities are in accordance with ANSI / API 2015-2016 (2001), although there are still some points that has not represent well according to the standard, in execution and documentation. It can be occured because of a lack of superintendence from the supervisor and lack of awareness from the workers? about the importance of such procedures to be done for their own safety and health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T42958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Zalaya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pemenuhan
terhadap implementasi prosedur tentang bekerja di ketinggian PT. Balfour
Beatty Sakti Indonesia (WTC2 Project) tahun 2012. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan desain penelitian
potong lintang atau cross sectional yang dilakukan untuk mengetahui
tingkat implementasi prosedur bekerja di ketinggian dan mengidentifikasi
prosedur yang tidak terimplementasi bagi pekerja di ketinggian. Penelitian
menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 106 orang.
Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner, wawancara
terstruktur dengan informan, lembar observasi dan menggunakan telaah
dokumen yang ada. Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan SPSS
untuk kuantitatif dengan menormalisasikan dengan rumus De Boer dan
mstriks, table untuk data kualitatif serta dipresentasikan dengan traffic light
system.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi prosedur
bekerja di ketinggian dalam variable tanggung jawab 60% dan variable
prosedur kerja 47% sehingga tingkat implementasi prosedur bekerja di
ketinggian sebesar 53,5% dalam kategori Merah dan data kecelakaan tahun
2012 dalam kategori Kuning. Tingkat implementasi prosedur bekerja di
ketinggian di tabel tingkat implementasi dan tingkat kecelakaan termasuk
dalam level 5 ( berbahaya ).
Dapat disimpulkan bahwa prosedur bekerja di ketinggian tidak
terimplementasi dengan baik yaitu level 5 (berbahaya) di PT.BBS
Indonesia. PT. BBS Indonesia perlu mengevaluasi dan meningkatkan
pengawasan terhadap program yang prosedur bekerja di ketinggian. Melalui
kegiatan evaluasi terhadap kepala departemen, melakukan perencanaan,
pendataan dan pelaporan pelatihan untuk manajemen, pengawas dan
pekerja, perencanaan dan pelaporan inspeksi peralatan dan area kerja.

ABSTRACT
This study aims to evaluate the level of compliance with the
implementation of working at heights procedures for PT. Balfour Beatty
Sakti Indonesia (WTC2 Project) in 2012. This study uses quantitative and
qualitative approaches to the design of a cross-sectional studies conducted to
determine the level of implementation of working at heights procedures and
identify procedures that are not implemented for workers at height. The
research uses total sampling with a sample of as many as 106 people. The
data was collected by questionnaires, structured interviews with informants,
observation sheets and use the existing document review. Processing the
data in this study using SPSS for quantitative formula with normalizing with
De Boer and matriks, table for qualitative data and was presented with a
traffic light system.
From the study results showed that the implementation of work at
height procedures 60% in a variable responsibility and 47% in variable
working procedures. So that the level implementation of working at height
procedures is 53.5% in the red category and Accident data in 2012 is in the
Yellow category. Level of implementation of working at procedures in the
level implementation working at height procedures table and the accident
rate is in level 5 (dangerous).
Can be concluded that the works at a height procedure in PT.BBS
Indonesia is not properly implemented because in level 5 (dangerous). PT.
BBS Indonesia needs to evaluate and improve the monitoring program and
standard of working at height according procedures. Through the evaluation
of department heads, planning, data collection and reporting of training to
management, supervisors and workers, planning and reporting of inspection
equipment and work area."
2012
T30751
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>