Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169334 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Steffi Yuni Tania Susanto
"Manajemen pemeliharaan merupakan salah satu aspek pendukung yang penting bagi keberlangsungan sistem produksi pada industri otomotif. Industri otomotif sebagai asset intensive industry memerlukan pengelolaan kegiatan pemeliharaan yang efektif untuk menjawab berbagai tantangan yang dihadapi seperti mencapai target produksi, meminimalkan biaya, mengupayakan keselamatan, menjaga kualitas, dan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu sistem pengukuran kinerja yang baik dan terstruktur. Maintenance Scorecard adalah suatu pendekatan yang didesain untuk membuat dan mengimplementasikan strategi dalam manajemen aset.
Maintenance scorecard disusun berdasarkan hirarki perusahaan yang fundamental yaitu corporate level, strategic level, dan functional level. Terdapat 6 perspektif pada MSC yaitu productivity, cost effectiveness, safety,quality, environment, dan learning. Performance dashboard adalah suatu laporan yang efektif yang dirancang dengan mengembangkan sebuah laporan yang menampilkan KPI penting dalam format visual sehingga penggunaannya bersifat komplementer terhadap scorecard.
Penelitian ini dilakukan untuk membuat rancangan maintenance scorecard dan performance dashboard pada PT. X yang merupakan industri otomotif. Hasil perancangan ini adalah usulan hirarki Key Performance Indicator (KPI) di tiap level perusahaan pada masing-masing perspektif MSC. Dihasilkan sebanyak 36 KPI yang relevan, meliputi : 10 KPI pada productivity, 7 KPI pada cost effectiveness, 7 KPI pada safety, 7 KPI pada quality, 2 KPI pada environmental, dan 4 KPI pada learning. Performance dashboard dirancang dengan memuat KPI penting berdasarkan hasil pembobotan dengan metode AHP sebagai visualisasi KPI sehingga dapat dikontrol dan dimonitor oleh semua pihak dalam perusahaan.

Maintenance management is an important supporting aspect for automotive industry. As an asset intensive industry, it needs an effective maintenance management to optimalize productivity while minimizing cost, focus on quality, safety, and environment . Therefore, it needs a comphrehensive and structural performance measurement. Maintenance Scorecard is a comphrehensive approach used to develop and implement strategy in the area of asset management.
Maintenance scorecard developed based on fundamental hierarchy in the company that are corporate level, strategic level, and functional level. MSC consist of 6 perspectives :productivity, cost effectiveness, safety, quality, environment, and learning. Performance dashboard is an effective report that designed and developed to visualized KPI in a table, chart, and diagram, so the use of performance dashboard is complement the scorecard.
This research is aimed to design a maintenance scorecard and performance dashboard in PT. X as an automotive industry.The result is propose hierarchy Key Performance Indicator (KPI) in each organization level and MSC perspective. There are 36 relevan KPI: 10 KPI on productivity, 7 KPI on cost effectiveness, 7 KPI on safety, 7 KPI on quality, 2 KPI onenvironmental, and 4 KPI on learning. Performance dashboard is designed to visualized important KPI that weighted with AHP method. This maintenance scorecard and performance dashboard can used by the company to measure, monitor, and control their performance in order to make a continous improvement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Siwi Nurhanifa
"Manajemen pemeliharaan memegang peranan penting dalam mendukung keberlangsungan sistem produksi di suatu industri manufaktur alas kaki. PT. X, salah satu industri manufaktur alas kaki mengalami isu kualitas produk akibat manajemen pemeliharaan mesin masih kurang baik. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu sistem pengukuran kinerja yang baik dan terstruktur. Maintenance Scorecard (MSC) digunakan untuk mengukur kinerja sekaligus menerjemahkan tujuan perusahaan ke dalam berbagai ukuran atau indikator-indikator yang tersusun dalam enam perspektif: productivity perspective, cost effectiveness perspective, safety perspective, quality perspective, learning perspective, dan environmental perspective. Penelitian ini dilakukan untuk membuat rancangan maintenance scorecard untuk perusahaan manufaktur alas kaki yaitu PT. X Hasil perancangan ini adalah usulan KPI di tiap level perusahaan pada masing-masing perspektif MSC. Dihasilkan sebanyak 25 KPI yang relevan, meliputi 7 KPI Productivity, 4 KPI Cost Effectiveness, 4 KPI Safety, 3 KPI Environmental, 4 KPI Quality, dan 3 KPI Learning. Dari hasil pembobotan KPI yang dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Network Process dapat diketahui indikator yang paling besar bobot atau kontribusinya terhadap pancapaian tujuan perusahaan, yaitu Maintenance Cost Ratio (35%), Energy and Water Consumption per unit production (11%), Defect Production Rate (8%) dan Number of Claimed Product (8%).

Maintenance management plays an important role in supporting the sustainability of the production system in the footwear manufacturing industry. PT X, one of the footwear manufacturing industries, is experiencing product quality issues due to poor machine maintenance management. Therefore, a good and structured performance measurement system is needed. Maintenance Scorecard (MSC) is used to measure performance while translating company goals into various measures or indicators arranged in six perspectives: productivity perspective, cost effectiveness perspective, safety perspective, quality perspective, learning perspective, and environmental perspective. This research was conducted to create a maintenance scorecard design for a footwear manufacturing company, PT. X The result of this design is a KPI proposal at each company level in each MSC perspective. As many as 25 relevant KPIs are produced, including 7 Productivity KPIs, 4 Cost Effectiveness KPIs, 4 Safety KPIs, 3 Environmental KPIs, 4 Quality KPIs, and 3 Learning KPIs. From the results of KPI weighting carried out using the Analytical Network Process method, it can be seen that the indicators with the greatest weight or contribution to the achievement of company goals are Maintenance Cost Ratio (35%), Energy and Water Consumption per unit of production (11%), Defect Production Rate (8%) and Number of Claimed Product (8%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Mutia
"Lembaga Diklat Pelayaran saat ini tengah menghadapi tantangn untuk meningkatkan kualitas pelayanannya, seiring dengan akan diberlakukannya QSS (Quality Standar System ) sebagai bagian dari persyaratan sebuah Lembaga Diklat untuk di approve oleh IMO(International Management System ).Untuk itu perlu penataan sasaran strategis kedalam program ? program yang diwujudkan kedalam sebuah strategi yang dibutuhkan agar lembaga Diklat Pelayaran tersebut mampu meningkatkan performancenya sebagai lembaga diklat yang menghasilkan lulusan diklat yang berkompetence sesuai dengan syarat minimal yang diberlakukan menurut STCW 1978 amandemen 1995.
Dalam mencapai tujuan dan menjadikan nya menuju visi menjadi lembaga diklat yang menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dipasar global maka penerapan Service Scorecard, sebagai alat untuk menilai keberhasilan kminerja dapatlah digunakan. Karena pengukuran kinerja tradisional yang menilai kesuksesan untuk mengukur kinerja dari pesatnya pertumbuhan peserta dan revenue sudah tidak dapat dijadikan sebagai landasan keberhasilan. service scorecard adalah pengukuran kinerja khusus di bidang jasa yang pertama kali diperkenalkan oleh Praven Gupta (2008) dan memiliki elemen pengukuran kinerja yang dikenal dengan istilah GLACIER, (Growth, Leadership, Acceleration, Collaboration, Inovation, eksekution dan retention), sebuah lembaga / perusahaan akan dapat melihat kinerjanya secara komrpehensive dan integral, melalui rangkaian aliran proses.
Aplikasi pengukuran kinerja dilakukan dengan menterjemahkan visi, misi dan strategi melalui perencanaan sasaran, indicator, target serta inisatif strategis. Hasil pengukuran kinerja diperoleh nilai = 3,4 . Dari hasil pengukuran dengan menggunakan kriteria penilaian, skala yang ditetapkan serta bobot kepentingan diperoleh melalui metode pairwise comparison yang dirancang dapat diketahui apakah kategori masing ? masing elemen sangat baik, baik, cukup, kurang, atau sangat kurang.

Today The Institution of the marine training and education is facing the challenge in order to increase its service quality, in following with in effected of QSS (Quality Standard System ) as part of the requirement of in order to be approved by IMO (International Management System ).Because of that it is important to arrange the strategy target in the program that be realized into a strategy that be needed so that such The Institution of the marine training and education have an ability in increasing its performance as The Institution of the marine training and education that produce the graduate of training and education who have the competence as suitable with the minimal qualification that be effected according to STCW 1978 amendment of 1995.
In reaching the purpose and make it a vision of the institution of training and education that produce the graduate who have the ability in competing in global market so that the application of Service Scorecard, as the tool for assessing the successful of performance can be used. Because the measurement of last performance that assess the successful for measure the performance and the high growth of participant and revenue have not been become as the parameter of the successful of service scorecard is the special performance measurement in service field first be introduced by Praven Gupta (2008) and have the performance measurement element that be called by GLACIER, (Growth, Leadership, Acceleration, Collaboration, Innovation, execution and retention), An institution / the company will can look its performance comprehensively and integrally, through the serial of process flow.
The application of performance measurement be done by translating the vision, mission and strategy through target planning, indicator, target and also strategic initiative. The result of performance measurement be gotten the grade = 3,4. From the result of measurement by using the assessment criteria, scale that be decided and the quality of importance be gotten through pair wise comparison method that be designed can be known about the category of each element is very good, good, enough, less or bad."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26179
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Mutia
"Lembaga Diklat Pelayaran saat ini tengah menghadapi tantangn untuk meningkatkan kualitas pelayanannya, seiring dengan akan diberlakukannya QSS (Quality Standar System ) sebagai bagian dari persyaratan sebuah Lembaga Diklat untuk di approve oleh IMO(International Management System ).Untuk itu perlu penataan sasaran strategis kedalam program ? program yang diwujudkan kedalam sebuah strategi yang dibutuhkan agar lembaga Diklat Pelayaran tersebut mampu meningkatkan performancenya sebagai lembaga diklat yang menghasilkan lulusan diklat yang berkompetence sesuai dengan syarat minimal yang diberlakukan menurut STCW 1978 amandemen 1995.
Dalam mencapai tujuan dan menjadikan nya menuju visi menjadi lembaga diklat yang menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dipasar global maka penerapan Service Scorecard, sebagai alat untuk menilai keberhasilan kminerja dapatlah digunakan. Karena pengukuran kinerja tradisional yang menilai kesuksesan untuk mengukur kinerja dari pesatnya pertumbuhan peserta dan revenue sudah tidak dapat dijadikan sebagai landasan keberhasilan. service scorecard adalah pengukuran kinerja khusus di bidang jasa yang pertama kali diperkenalkan oleh Praven Gupta (2008) dan memiliki elemen pengukuran kinerja yang dikenal dengan istilah GLACIER, (Growth, Leadership, Acceleration, Collaboration, Inovation, eksekution dan retention), sebuah lembaga / perusahaan akan dapat melihat kinerjanya secara komrpehensive dan integral, melalui rangkaian aliran proses.
Aplikasi pengukuran kinerja dilakukan dengan menterjemahkan visi, misi dan strategi melalui perencanaan sasaran, indicator, target serta inisatif strategis. Hasil pengukuran kinerja diperoleh nilai = 3,4 . Dari hasil pengukuran dengan menggunakan kriteria penilaian, skala yang ditetapkan serta bobot kepentingan diperoleh melalui metode pairwise comparison yang dirancang dapat diketahui apakah kategori masing ? masing elemen sangat baik, baik, cukup, kurang, atau sangat kurang.

Today The Institution of the marine training and education is facing the challenge in order to increase its service quality, in following with in effected of QSS (Quality Standard System ) as part of the requirement of in order to be approved by IMO (International Management System ).Because of that it is important to arrange the strategy target in the program that be realized into a strategy that be needed so that such The Institution of the marine training and education have an ability in increasing its performance as The Institution of the marine training and education that produce the graduate of training and education who have the competence as suitable with the minimal qualification that be effected according to STCW 1978 amendment of 1995.
In reaching the purpose and make it a vision of the institution of training and education that produce the graduate who have the ability in competing in global market so that the application of Service Scorecard, as the tool for assessing the successful of performance can be used. Because the measurement of last performance that assess the successful for measure the performance and the high growth of participant and revenue have not been become as the parameter of the successful of service scorecard is the special performance measurement in service field first be introduced by Praven Gupta (2008) and have the performance measurement element that be called by GLACIER, (Growth, Leadership, Acceleration, Collaboration, Innovation, execution and retention), An institution / the company will can look its performance comprehensively and integrally, through the serial of process flow.
The application of performance measurement be done by translating the vision, mission and strategy through target planning, indicator, target and also strategic initiative. The result of performance measurement be gotten the grade = 3,4. From the result of measurement by using the assessment criteria, scale that be decided and the quality of importance be gotten through pair wise comparison method that be designed can be known about the category of each element is very good, good, enough, less or bad."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T41092
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kurniati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi fenomena berupa penyelesaian tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan (TLRHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai Key Performance Indicator (KPI). Objek penelitian ini adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) sebagai single unit analysis yang telah mengadopsi tindak lanjut rekomendasi tersebut dalam KPI/IKU sejak tahun 2018. Meskipun penyelesaian tindak lanjut rekomendasi telah dilekatkan pada KPI/IKU dan target KPI/IKU selalu tercapai, masih terdapat beberapa rekomendasi yang belum selesai/tuntas dalam 5 (lima) tahun bahkan 10 (sepuluh) tahun.
Penelitian ini berupaya mengisi research gap dari penelitian sebelumnya yang mengungkapkan bahwa faktor penyebab belum optimalnya penyelesaian tindak lanjut temuan pemeriksaan BPK adalah karena tindak lanjut tersebut belum dilekatkan sebagai KPI/IKU dan tidak adanya target yang menunjukkan indikator keberhasilan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan Kriteria SMART dan Prinsip SMART-C serta latar belakang penyesuaian KPI/IKU dari perspektif Institutional Isomorphism. Analisis data pada penelitian ini menggunakan content analysis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Kriteria SMART dan Prinsip SMART-C, KPI/IKU tindak lanjut rekomendasi BPK belum sepenuhnya memenuhi Kriteria SMART dan Prinsip SMART-C yaitu (1) Measurable; dan (2) Achievable/Attainable. Tidak dipenuhinya kedua kriteria/prinsip tersebut mengakibatkan masih belum idealnya klaim atas capaian realisasi KPI/IKU yang dilakukan DJP sebab terdapat gap antara periode terbitnya Laporan Hasil Pemantauan Tindak Lanjut dari BPK atas pembahasan TLRHP dengan periode berakhirnya masa penilaian kinerja pada DJP. Kondisi ini mengakibatkan capaian realisasi KPI/IKU diklaim secara subjektif dengan menggunakan tindak lanjut rekomendasi yang diusulkan selesai dengan nilai indeks yang sama dengan rekomendasi yang dinyatakan selesai/tuntas oleh BPK. Namun demikian, implementasi KPI/IKU memberikan manfaat bagi organisasi berupa peningkatan komitmen manajemen organisasi dan mendorong strategi organisasi.
Kemudian, terdapat faktor-faktor yang memengaruhi penyesuaian KPI/IKU dari perspektif Institutional Isomorphism. Pertama, faktor yang dipengaruhi fenomena isomorfisme normatif yaitu faktor yang berasal dari sisi eksternal berupa pelibatan pihak eksternal dan faktor dari sisi internal berupa insentif kinerja pegawai dan inovasi organisasi. Kedua, faktor dari perspektif isomorfisme koersif berupa tekanan koersif dari masyarakat terhadap pengelolaan keuangan negara.

This study aims to evaluate the phenomenon of completion of follow-up on the audit finding recommendations of the Supreme Audit Agency (BPK) as a Key Performance Indicator (KPI). The object of this study is the Directorate General of Taxes (DGT) as single unit analysis which has adopted such follow-up recommendations in its KPI since 2018. Although the completion of follow-up recommendations has been embedded to KPI and the KPI targets have always been achieved, there are still some recommendations that have not been completed in 5 (five) years and even in 10 (ten) years.
This study seeks to fill the research gap from previous studies which revealed that the factors causing the suboptimal completion of the follow-up on BPK audit findings are because the follow-up has not been adopted as a KPI and there are no targets showing indicators of success. The evaluation is carried out using SMART Criteria and the SMART-C Principle as well as the KPI adjustments that have been made by institution from the perspective of Institutional Isomorphism. The analysis of research data employs content analysis.
This study shows that based on the SMART Criteria and SMART-C Principles, the KPI on follow up over BPK recommendations has not fully satisfied the SMART Criteria and SMART-C Principles, namely (1) Measurable; and (2) Achievable/Attainable. The non- fulfilment of those two criteria/principles results in not ideal claim over the KPI realization by the DGT because there is a gap between the issuance period of the Follow-Up Monitoring Report from BPK and the end of the performance assessment period at the DGT. This condition causes KPI realization achievements to be subjectively claimed using follow-up recommendations proposed to be completed by the DGT with the same index value as recommendations declared completed by BPK. However, the implementation of KPI provides benefits to organizations in the form of increasing organizational management commitment and encouraging organizational strategy.
There are factors that influence the adjustment of KPI/IKU from the perspective of Institutional Isomorphism. First, factors that are influenced by the phenomenon of normative isomorphism, i.e. factors originating from the external side, namely the involvement of external parties and factors from the internal side, namely the employee performance incentives and organizational innovation. Second, the factor from the perspective of coercive isomorphism is in the form of coercive pressure from the community on the state finance management.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanya Cendana
"Penilaian kinerja pemeliharaan penting dilakukan karena pemeliharaan dianggap sebagai biaya terbesar. Pemeliharaan juga mengembalikan barang ke kinerjanya yang semula sehingga keberadaannya perlu dilakukan. Ada banyak tools dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja pemeliharaan, salah satunya adalah dengan Maintenance Scorecard. Kombinasi antara Six Sigma dengan Maintenance Scorecard membantu menilai kinerja pemeliharaan dalam bentuk perhitungan DPMO dan sigma level serta membantu pemeliharaan agar menuju tujuan yang ingin dicapai.
Six Sigma Maintenance Scorecard terbukti efektif dalam mengevaluasi kinerja pemeliharaan berdasarkan penelitian terdahulu. Six Sigma Maintenance Scorecard menggunakan Maintenance Key Performance Indicators British Standard. Terdapat 21 indikator yang relevan terhadap Perusahaan, namun hanya 9 indikator yang dimasukkan kedalam perhitungan pada penelitian ini karena keterbatasan.
Hasil dari penelitian ini adalah pengukuran kinerja dengan Six Sigma Maintenance Scorecard sementara pada PT Indopelita Aircraft Services. Six Sigma Maintenance Scorecard masih bersifat sementara dikarenakan adanya indikator-indikator lain yang seharusnya turut dihitung. Selain itu, penelitian ini juga memberikan rekomendasi aspek yang perlu ditingkatkan serta saran untuk penelitian kedepannya dan PT Indopelita Aircraft Services.

Maintenance performance assessment is important to be done because maintenance is still considered as the biggest cost. Maintenance turns thing into its best performance so it is necessary to do maintenance. There are many tools to evaluate maintenance performance, one of those is Maintenance Scorecard. Combination between Six Sigma and Maintenance Scorecard helps evaluating maintenance performance with the calculation of DPMO and sigma level. It also helps to obtain the desired purpose.
Six Sigma Maintenance Scorecard is proven to be an effective tool to evaluate maintenance performance according to previous research. Six Sigma Maintenance Scorecard uses Maintenance Key Performance Indicators British Standard. There are 21 relevant indicators to company, but only 9 of them were included in this research because of limitation.
Results are the measurement using temporary Six Sigma Maintenance Scorecard in PT Indopelita Aircraft Services. Six Sigma Maintenance Scorecard is still temporary because of there are indicators which should be included too. Furthermore, this research also gives recommendation of aspects which should be improved and suggestions for both future research and PT Indopelita Aircraft Services.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"PT X merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak dalam industri manufaktur kemasan gelas. Sistem pengukuran kinerja (SPK) yang digunakan selama ini adalah SPK yang tertuan dalam Kep-215/M-BUMN/1999 yang lebih bersifat kepada pemenuhan kebutuhan para stakeholder (pihak eksternal perusahaan) dan dibangunkan berdasarkan penjabaran visi, misi dan strategi PT X. Oleh karena itu untuk terwujudnya sistem pengukuran yang utuh menyeluruh, dibutuhkan SPK yang lebih bersifat pemenuhan kebutuhan internal PT X yaitu SPK yang dapat digunakan untuk perencanaan kontrol monitoring evaluasi alokasi sumber daya, memeotivasi karyawan, memanajemen perubahana, pernaikan dan penentuan peta strategi. SPK tersebut adalah SPK dengan menggunakan Balanced Scorecard yang merupakan SPK yang dibangun atas dasar penjabaran visi, misi dan strategi PT X. Proses perancangan SPK dengan model Balanced Scorcard didasarkan pada langkah-langkah (framework) dari Balanced Scorecard yaitu penetapan arsitek pengukuran penentuan tujuan strategis (strategic objectives) dari masing masing perspektif (finansial, pelanggan, proses bisnis internal, belajar dan tumbuh), penentuan Key Performacne indicators (KPI) dan penentuan target serta inisiatif (rencana aksi). Berdasarkan proses perencanaan SPK dengan model Balanced Scorecard diperoleh 3 buah KPI untuk perspektif finansial 9 buah KPI perspektif pelanggan, 5 buah KPI perspektif proses bisnis internal dan 6 buah KPI perspektif belajar dan tumbuh."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (06) Juni 2003: 41-48, 2003
MUIN-XXXII-06-Juni2003-41
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Susilo Dwi Atmoko
"Penerapan teknik continuous improvement (CI) dan desain organisasi yang mendukung untuk selalu dilakukannya CI di perusahaan, serta dilakukannya evaluasi yang konsisten dan periodik terhadap hasil pencapaian kinerja yang sejalan dengan strategi & tujuan bisnis merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kinerja. Pada perusahaan tempat peneliti melakukan penelitian telah menerapkan satu desain organisasi CI yang disebut dengan konsep Mini-Company, dimana setiap karyawan dalam satu mesin (link up) tergabung dalam satu struktur organisasi yang lebih kecil (working unit).
Namun dalam prakteknya, evaluasi kinerja yang tepat untuk setiap Mini Company pada tingkat operasional belum dilakukan dan dievaluasi secara periodik. Untuk itu diperlukan sistem pengukuran kinerja seperti apa yang tepat untuk mengevaluasi penerapan Mini Company pada tingkat operasional untuk mendukung tujuan dan strategi bisnis sebagai dasar perbaikan berkesinambungan.
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan evaluasi pondasi dasar strategi perusahaan dengan melakukan klarifikasi dan review terhadap sasaran strategis yang telah ditetapkan, untuk kemudian diturunkan dan diselaraskan dengan sasaran strategis di level operasional perusahaan (Mini Company). Usulan pengukuran kinerja Mini-Company dalam penelitian ini dirancang dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard (BSC).
Rancangan pengukuran kinerja Mini Company yang diusulkan dalam penelitian ini telah dilakukan simulasi dengan menggunakan data-data KPI secara aktual dan diperoleh hasil yang dapat diterima oleh perusahaan sebagai alat ukur kinerja Mini Company.

The implementation of continuous improvement (CI) and organizations design to support for CI application in overall company activities, with consistent and periodic performance evaluation which in line with business strategy and goals, is a factors that plays an important role in improving performance. At the company where researchers conducted the study have implemented a continuous improvement organization design called Mini Company concept, in which each employee in one machine (link up) incorporated in a smaller organizations structure (working units).
However, in practice, appropriate performance evaluation for each Mini Company at the operational level has not been conducted and evaluated periodically. Therefore, we need performance measurement system that is appropriate to evaluate the application of the Mini Company at the operational level to support the objectives and business strategy as a basis for continual improvement.
Steps being taken in this study were evaluated for the basic foundation of the company's strategy by clarifying and reviewing of strategic objectives that have been established, for then aligned with strategic objectives at the company?s operational level (Mini Company). Proposed Mini-Company performance measurement in this study was designed using the Balanced Scorecard (BSC) approach.
The design of Mini Company performance measurement proposed in this research has been simulated using the actual KPI data, and the results obtained can be accepted by the company as a measurement of Mini Company performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T30838
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Hermawan
"The purpose of this study is to design a model called ?Dashboard Management system? as an early warning system. The approach used a Balance Scorecard and frame work Analytical Hierarchy Process (AHP) to interpreted company vision, mission and value into strategy map and key performance indicator. The result from implemented of Dashboard Management from January until April is increasing of performance management about 7%.

Tesis ini membahas mengenai bagaimana melakukan perancangan model Dashboard Manajemen untuk mengukur kinerja manajemen pada industri farmasi dengan menggunakan pendekatan Balance Scorecard dan Analytical Hierarchy Process (AHP). Perancangan dimulai dari penerjemahan visi, misi dan nilai ke dalam sasaran strategi perusahaan hingga indikator kinerja atau Key Performance Indicator (KPI), kemudian dilanjutkan dengan menetapkan kriteria keberhasilan kinerja. Hasil dari penelitian implementasi Dashboard menunjukan kenaikan kinerja sebesar 7%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T41060
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tatria Ariesta
"Sistem pengukuran kinerja harus secara efektif dapat dimonitori melalui KPI sebagai matriks pengukurannya. BSC merupakan sistem pengukuran kinerja yang melalui strategy mapnya dapat mengidentifikasi hubungan antar sasaran strategis yang ada di dalamnya dengan finansial sebagai goal akhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh KPI pada Departemen LMO sebagai rantai pasok di CNOOC SES Ltd. yang telah menerapkan BSC. Selanjutnya dicari keterkaitan antar KPI dan strategic objective dengan menggunakan metode ANP, sehingga dapat dicari pula Strategic objective yang paling berpengaruh. Hasil yang didapat yaitu terdapat 5 KPI baru untuk BSC LMO. Komputasi ANP menunjukkan bahwa improve inventory management merupakan strategic objective yang paling besar pengaruhnya terhadap strategic objective lainnya.

Performance measurement system should effectively be monitored through KPIs as a measurement matrix. BSC is a performance measurement system through it‟s strategy map can see the strategic objective relations in it with financial as final goal. The purpose of this study is to obtain KPIs LMO in LMO Department as supply chain at CNOOC SES Ltd. that have implemented the BSC. Subsequently sought inter-relation between strategic objectives and KPIs using ANP method, so that can be searched also the most influential strategic objective. The result is there are 5 new KPIs for BSC LMO. ANP computation shows that improve inventory management is a strategic objective the greatest influence on other strategic objectives."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>