Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166819 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudhinta Dwimar Dhanti
"Masyarakat Indonesia merupakan pengonsumsi susu terendah di Asia Tenggara. Dengan peluang pasar ini, perusahaan susu di Indonesia perlu meningkatkan keunggulan kompetitifnya agar tidak kalah bersaing dengan perusahaan lain dan salah satu caranya adalah pengelolaan hubungan dan pengembangan supplier yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang strategi hubungan dan pengembangan supplier yang melihat dari segmen supplier serta prioritas dari sub-variabel Capability maupun Willingness. Dalam penelitian ini, digunakan metode Delphi untuk memilih variabel dengan memberikan kuesioner kepada 4 orang Expert, lalu digunakan Best Worst Method (BWM) dengan bantuan 3 Expert untuk mencari bobot dari masing-masing sub-variabel hingga pada akhirnya dilakukan segmentasi supplier. Dari segmentasi supplier didapatkan bahwa terdapat delapan supplier dengan nilai Capability serta Willingness yang tinggi, satu supplier yang memiliki nilai Capability tinggi namun Willingness rendah , dan terdapat empat supplier yang memiliki nilai Capability rendah namun Willingness tinggi. Strategi untuk masing-masing supplier dibuat dalam matriks strategi supplier.

Indonesia's milk consumption level is the lowest in Southeast Asia. With this market opportunity, milk based companies in Indonesia need to have competitive advantage and one of the options is to have good management of supplier's relationship and development. The aim of this research is to design supplier's relationship and development strategies that focus on supplier?s segment and priority of Capability and Willingness sub-variabel. In this research, Delphi Method was used to obtain variables by giving out questionnaires to 4 Experts, then Best Worst Method was used with the help of 3 Experts to find weight of each sub-variabel and to segment suppliers. From supplier segmentation, there are 8 supplier which have high Capability and Willingness, 1 supplier has high Capability and low Willingness, and 4 suppliers which have low Capability and high Willingness. The strategy for each supplier then was made by using strategy matrix."
2016
S62076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Pratama Ibdani Agritian
"Penelitian ini membahas tentang pemilihan pemasok yang dilakukan di sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di industri pupuk. Penelitian dilakukan pada satu jenis pupuk yakni pupuk NPK yang memiliki 3 bahan baku utama yakni, KCL, Clay, dan DAP. Ketiga bahan baku utama ini didapatkan perusahaan melalui pihak ketiga atau pemasok. Pemilihan pemasok dilakukan melalui evaluasi kriteria dan pemeringkatan pemasok menggunakan metode Analytical Hierarchy Process AHP dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS. Evaluasi kriteria dilakukan dengan penilaian para ahli pada divisi yang berhubungan dengan pengadaan bahan baku pupuk NPK di perusahaan tersebut.
Hasil pengolahan data AHP menghasilkan 4 kriteria utama pemilihan pemasok yakni biaya, kualitas, pengiriman, dan fleksibilitas dengan total 10 subkriteria. Hasil pemeringkatan pemasok menghasilkan peringkat kinerja pemasok masing-masing bahan baku utama yakni Pemasok bahan baku KCL dengan peringkat kinerja tertinggi adalah PT Khong Han PTE LTD, Pemasok bahan baku Clay dengan peringkat kinerja tertinggi adalah PT Inti Barokah Utama, Pemasok bahan baku DAP dengan peringkat kinerja tertinggi adalah PT Pukati Pelangi Bahana Agropolitan. Dengan hasil penelitian tersebut diharapkan perusahaan dapat memaksimalkan pemilihan pemasok yang tepat agar kelancaran proses produksi dapat terlaksana dengan baik.

This study discusses the selection of suppliers conducted in a state owned company engaged in the fertilizer industry. The research was conducted on one type of fertilizer namely NPK fertilizer which has 3 main raw materials namely, KCL, Clay, and DAP. These three main raw materials are obtained through third party companies or suppliers. Supplier selection is done through evaluation criteria and supplier rating using Analytical Hierarchy Process AHP method and Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS. Evaluation of criteria is done by expert assessment on the division relating to the procurement of raw material of NPK fertilizer in the company.
The result of AHP data processing yield 4 main criteria of supplier selection ie cost, quality, delivery, and flexibility with total 10 subcriteria. The results of supplier ratings resulted in the rank of supplier performance of each of the main raw materials ie KCL Raw Material Supplier with the highest performance rating is PT Khong Han PTE LTD, Clay raw material supplier with the highest performance rating is PT Inti Barokah Utama, DAP raw material supplier with performance rating highest is PT Pukati Pelangi Bahana Agropolitan. With the results of the study is expected to maximize the company 39 s selection of the right supplier to smooth the production process can be done well.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Primawaty
"Penggunaan pengadaan elektronik (e-Procurement) di dunia bisnis telah meningkat secara dramatis dalam dekade terakhir ini dengan makin banyaknya- perusahaan yang menggunakan teknologi Internet untuk pengadaan berbagai variasi barang dan jasa. Menjadi yang pertama atau setidaknya menjadi pendahulu dalam penggunaan e-Procurement telah menjadi langkah inti stratejik, untuk memastikan bahwa organisasi tidak akan tertinggal dalam kompetisi yang ada. Sejalan dengan pertumbuhan bisnis, banyak alat e-Procurement telah dikembangkan pada tahun-tahun terakhir ini untuk membantu organisasi mencari, membuat kontrak, dan membeli secara lebih efisien dan efektif. Salah satu alat yang sering digunakan di organisasi adalah electronic Reverse Auction dimana pemasok-pemasok potensial berkompetisi secara online dan pada 'waktu yang sebenarnya, menyediakan harga untuk barang atau jasa dalam sebuah lelang. Harga mulai pads tingkatan tertentu dan secara bertahap, sepanjang lelang tesebut, menurun seiring denga adanya perbaikan penawaran untuk mendapatkan kontrak yang ada. Metode electronic reverse auction telah terbukti menghasilkan penghematan di sisi finansiai dan efisiensi proses.
Banyak perusahaan di Indonesia, agar dapat bersaing secara global, telah mengaplikasikan e-Reverse Auction. Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar mengaplikasikannya sejalan dengan strategi yang dimiliki oleh perusahaan induknya di luar negeri. Namun, masalah yang ada adalah apakah pemasok-pemasok di Indonesia telah siap untuk mendukung dan berpartisipasi dalam e-Reverse Auction untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari metode Untuk menjawab pertanyaan ini, fokus diarahkan pada studi kasus dari aplikasi e-Reverse Auction di salah satu perusahaan multinasional minyak dan gas burni di Indonesia, XYZ Indonesia Inc. (XYZI). Analisa dilakukan terhadap tiap dimensi dari model empirikal hubungan pembeli-pemasok. Dimensi-dimensi tersebut adalah kepercayaan, kepuasan, adaptasilinvestasi transaksi spesifik, kekuatan/ketergantungan, komunikasi, komitmen, dan kerja sama.
XYZ telah membuat perjanjian dengan satu dari pembuat pasar terdepat untuk e-Procuremennt, Ariba, untuk menyediakan dukungan terhadap e-Reverse Auction kepada seluruh anak perusahaan -XYZ secara global. Di Indonesia, XYZI telah mengaplikasikan e-Reverse Auction sejak kuartal keempat 2004 dan menyelesaikan lima lelang menggunakan e-RA. Penghematan total yang didapat adalah sebesar US$ 785,984.49 dan dinyatakan sebagai kesuksesan terhadap pengaplikasiannya. Namun, jumlah tersebut pada kenyataannya adalah jumlah kotor karena terdapat beberapa kehilangan selama proses. Kehilangan yang diidentifikasi sebagian besar berasal dari waktu pengerjaan dan investasi yang dibuat oleh pembeli XYZ dan pemasok.
Setelah menganalisa ketujuh dimensi dari hubungan pembeli-pemasok, kepercayaan dan komitmen merupakan dimensi-dimensi terkuat. Fokus sebaiknya dibuat lebih untuk adaptasil investasi transaksi spesifik, kekuatand ketergantungan, komunikasi, dan kerja sama untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari penggunaan e-Reverse Auction baik kepada pembeli maupun pemasok. Dimensi terakhir, kepuasan, lebih ditekankan pada pihak lain, Ariba, sebagai penyedia pembuat pasar.
Terakhir, beberapa strategi telah diajukan untuk mengembangkan e-Reverse Auction di XYZI. Strategi-strategi tersebut menyarankan untuk membuat perkenalan dan pendidikan terus menerus untuk e-Reverse Auction kepada semua pemasok-pemasok potensial XYZI, komitmen jangka panjang dengan pemasok sebagai basil lelang e-Reverse Auction, mempercepat waktu proses e-Reverse Auction, dan mendapatkan bantuan yang Iebih baik dari Ariba di Indonesia.

The use of electronic procurement (e-Procurement) in business has increased dramatically over this decade with more and more companies utilizing internet technology to procure a wide variety of goods and services. Being first or at least being early into the use of e-Procurement was considered a key strategic move, ensuring that the organization was not left behind the competition. In line with the nature growth of business, many e-Procurement tools have been developed over recent years to help organizations source, contract, and purchase more efficiently and effectively. One of the tools that commonly used in the organizations is electronic Reverse Auction (e-Reverse Auction) where potential suppliers are competing online and in 'real time', providing prices for the goods or services under an auction. Prices start at certain level and gradually, throughout the course of the auction, decline as suppliers offer improved terms in order to obtain the contract. This method of electronic reverse auction has been proven by many companies to provide savings in term of money and process efficiency.
Many companies in Indonesia, to be able to compete globally, have been implemented the e-Reverse Auction. These companies, mostly implemented it as an allignment to the strategy of its foreign parent company. However, the highlighted problem is whether the nature of suppliers in Indonesia is ready to support and participate in the e-Reverse Auction in order to obtain the most advantages of this method. To address this question, focus has been made to a case study of e-Reverse Auction implementation in one of the oil and gas multinational companies in Indonesia, XYZ Indonesia Inc. (XYZI). The analysis is made to each dimensions of empirical model of buyer supplier relationship. The dimensions are trust, satisfaction, adaptation) transaction specific investment, power/dependence, communication, commitment, and co-operation.
XYZI is an -Indonesian subsidiary of XYZ with location based in Houston. XYZ has came up with an agreement with one of the leading market makers for e-Procurement, Ariba, to provide support in e-Reverse Auction to all XYZ subsidiaries globally. In Indonesia, XYZI has implemented e-Reverse Auction since fourth quarter 2004 -and completed five tenders using e-RA as a result. A total savings of USS 785,984.49 has been claimed as a success to the implementation_ However, this claimed number is actually a - gross number due to several losses occured during the process. The losses identified are mostly in terms of time of process and investments made_ to both XYZI buyers and suppliers.
Having analyzed the seven dimensions of buyer-supplier relationship, trust and commitment have been considered the strongest dimensions. Focus should be made more in adaptation/ transaction specific investment, power/ depence, communication, and co-operation in order to gain the most advantage of e-Reverse Auction to both buyer and suppliers. The last dimension, satisfaction, is giving more attention to the other party, Ariba, as the market maker provider.
In the end, several strategies have been proposed to develop implementation of e-Reverse Auction in XYZI. The strategies are suggesting a continuous introduction and education of e-Reverse Auction to all future XYZI's suppliers, a long term commitment with supplier as a result of e-Reverse Auction tenders, speed up the timing of e-Reverse Auction process, and obtain a thorough assistance from Ariba in Indonesia.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Sinalsal
"Untuk membangun hubungan pembeli-penjual (buyer-seller relationship) perlu diciptakan persepsi kualitas hubungan yang baik bagi kedua pihak. Dari sudut perspektif penjual, membangun persepsi kualitas hubungan yang baik di benak pelanggan sangat penting, agar pembeli tetap dalam hubungan. Dari persepsi hubungan yang baik dengan penjual, diharapkan terjadi pembelian ulang dari pelanggan yang ada dalam hubungan tersebut. Untuk mengukur kualitas hubungan tersebut, kepercayaan (trust) dan komitmen (commitment) adalah faktor yang konsisten bayak dipakai. Oleh karena itu dalam penelitian ini kepercayaan dan komitmen di sisi pembeli menjadi acuan untuk menilai keinginan mernbeli ulang. Dalam hubungan business-to-business, pembeli umumnya lebih rasional sebelum melakukan transaksi dibandingkan pembeli individu, oleh karena itu kualitas hubungan menjadi alat evaluasi bagi pembeli.
Orientasi hubungan pembeli-penjual dalam industri secara moderat dipengaruhi budaya perusahaan. Budaya perusahaan berpengaruh pada bagaimana suatu hubungan dibentuk, dipelihara, dan tujuan dari hubungan tersebut yang akhirnya mempengaruhi bagaimana suatu perusahaan pembeli membuat keputusan panting untuk bertransaksi.

To build a buyer-seller relationship we have to create a good perception concerning the relationship quality in the both parties. From seller's perspective, this relationship quality perception is an important thing in order to keep the relationship benefits and value. These relationship quality perceptions will generate buyer's repurchase intention in the future. As measures of relationship quality, we use the concept of trust and commitment from buyer-seller perspective.
In B-to-B relationship, buyers are normally more rational compare to the individual buyer. In order to maintain the buyer-seller relationship, buyer tends to use the relationship quality as their evaluation tools.
The culture of the company moderately will influence the orientation of relationship between buyer - seller. It gives an influence in how the relationship form, maintenance and aim of relationship in the future which could influence decision-maker in company for making transaction. From this study, we found that company culture has a great influence to B-to-B relationship quality, shaping the relationship form and in making future transaction decisions.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T18443
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sriyati
"Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang Telekomunikasi No.36 Tahun 1999 dan juga akan dimulainya pasar bebas maka TELKOM dihadapkan pada situasi baru dan penuh tantangan. Kompetisi menjadi marak sedang disisi lain perkembangan teknologi membawa TELKOM menuju era multimedia yang tidak terbatas pada Iayanan suara. Situasi ini mendorong TELKOM untuk beradaptasi dalam segala aspek untuk mengantisipasi perubahan yang akan terjadi agar dapat bertahan dan tumbuh sebagai pemimpin dalam bidang infocom di kawasan ASEAN sesuai Visi TELKOM yaitu "to become a leading Infocom Company in the region"
Untuk memenangkan kompetisi TELKOM harus mempersiapkan diri untuk menjadi yang terbaik di bidangnya. Salah satu unsur penting yang harus dipersiapkan adalah dukungan sistem logistik yang balk. Pesatnya perkembangan Teknologi informasi khususnya dibidang Internet, memungkinkan membangun aplikasi yang mengintegrasikan perusahaan dari berbagai bidang secara global. Perusahaan yang saling terhubung telah muncul sebagai isu yang penting bagi organisasi di segala bidang karena bertujuan memelihara keunggulan daya saing.
Perkembangan TI memungkinkan TELKOM memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut untuk meningkatkan efisiensi pada proses pengadaan barang secara berbasis WEB (e-Procurement). e- Procurement memberikan kemudahan melakukan fungsi dalam pengadaan barang antara lain memelihara katalog produk, manajemen vendor, manajemen tender, manajemen kontrak dan order pembelian. Keuntungan yang didapat dengan diterapkannya e-Procurement adalah mengurangi biaya operasional pengadaan suatu barang, meningkatkan daya tawar untuk pembelian suatu barang dan transparansi pengadaan barang. Dalam tesis ini diunjukkan adanya peningkatan efisiensi pengadaan barang melalui e-Procurement termasuk analisa kelayakan investasinya.

Indonesia has implemented the Telecommunications Law No.36 in 1999 and the effect of this government regulation as well as free global market, TELKOM face a new situation which full of challenge. In this condition make the competition very tight, on the other side technological growth bring TELKOM to multimedia era_ The multimedia era do not limited to the voice services. This condition push TELKOM to be able on adapting and anticipating future situation. TELKOM try to lead Infocom as its vision that is " to become a leading Infocom Company in the Region".
To win the competition, TELKOM have to prepare to be the best in Infocom. One of important element which must be prepared is a good logistics system support. High growth of information technology, especially in the intemet, make it possible to develop application which can integrate among companies from different area globally.
TELKOM take a beneficial of information technology development to improve efficiency of goods procurement process by electronic ways. e-Procurement do function such as maintaining product catalog, vendor management, tender management , contract management and also purchasing order easily. The advantages of 'e-Procurement are reducing operating expenses, improving bargaining power and building transparency of procurement procedure. This thesis presents improvement in efficiency through e-Procurement and analyzes its investment eligibility."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Mitrarini
"Dalam industri jasa konstruksi, biaya material memegang lebih dari 50% total biaya yang dikeluarkan untuk proyek. Sehingga diperlukan sebuah sistem pengadaan material yang optimal, yang dapat dicapai dengan cara menerapkan suatu alur kegiatan yang efektif, efisien, dan terstruktur dengan balk. Perancangan alur kegiatan pengadaan material yang baik sebaiknya didukung oleh beberapa komponen yaitu eiisiensi dari segi waktu, efektivitas dari segi kesesuaian setiap alur proses dan adanya aliran informasi mengenai material terintegrasi sehingga memudahkan dalam pengontrolan yang dapat dicapai dengan membuat sebuah rancangan database pengadaan material terintegrasi. Database pengadaan material yang terintegrasi ini dapat mengoptimalkan proses pengadaan material karena meningkatkan kontrol terhadap material itu sendiri.

Cost of material in construction industry hol more than 50% of the total project cost. Therefore, an optimum procurement system which can be accomplished by implementing an effective, efficient, and well structure of material provisions workflow is needed. An optimum material provisions workflow should be supported by several component such as time eflicency, effective workflow provisions, and an integrated flow of material information which can be accomplish by making a design of integrated material procurement database. This database can Optimize the procurement process because it gives more control of the material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50151
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Salsabella
"Transaksi pada pengadaan barang dan jasa kian berkembang, sehingga tidak menutup kemungkinan terdapat berbagai resiko-resiko hubungan hukum terutama disebabkan dalam perjanjian tersebut dibutuhkan banyak mitra tidak hanya yang memiliki hubungan kontraktual dalam perjanjian maupun pihak-pihak ketiga lainnya yang tidak memiliki hubungan kontraktual seperti subkontraktor. Sering terjadi pada kasus di mana subkontraktor telah melaksanakan pekerjaannya dan pihak lain telah menikmati hasil dari pekerjaannya, namun ia tidak membayarnya.
Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif yang dilakukan terhadap hukum positif tertulis maupun tidak tertulis. Hasil penelitian menunjukan bahwa hal tersebut dapat menyebabkan timbulnya kerugian di satu pihak dan keuntungan di pihak lain yang dapat memperkaya dirinya secara tidak adil. Keadaan seperti ini dapat diselesaikan melalui upaya hukum yang dikenal dengan istilah quantum meruit. Quantum meruit adalah suatu teori hukum yang dibutuhkan untuk menjunjung keadilan dan kepatutan kepada pihak yang telah dirugikan.

Transactions on the procurement of goods and services are developed, so there is a possibility that there are various legal risks, especially because the agreement requires many partners not only to have contractual relationships in the agreement or other third parties who do not have contractual relationships such as subcontractors. It often happens in cases where the subcontractor has finished his work and the other party has received the benefit from the work done, but he does not pay it.
This research is a normative juridical research that conducted on both written and unwritten positive law. The result in this paper concludes that it can result the damages for the other party and a benefit which has been unjustly enriched by the other party. Such a circumstances can be resolved through the equitable remedy known as ldquo quantum meruit. Quantum meruit is a theory in the law that requires fairness and reasonableness for the one who has been injured.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madyah Sari
"
ABSTRAK
PT FIM adalah salah satu dari perusahaan yang bergerak di bidang indusui otornotif yang memfokuskan produksinya pada pembuatan piston kendaraan bem-mtor roda dua dan roda empat. Hasil produksi PT FIM dipasarkan di Indonesia dan sehagian lain diekspor ke luar negeli.
Dalam melakukan proses produksinya PT FIM serlng mengalami kelcurangan dan penumpulcan bahan baku yang cukup besar yang dapat menyebabkan produksi terganggu dan biaya penyimpanan yang sangat tinggi.
Skripsi ini memiliki tujuan rnemberikan altematif bagi sistem pengendalian yang sudah ada dengan meminimalkan tingkat persediaan bahan baku di gudang yang digunakan sebagai dasar penyusunan perencanaan penjadwalan pemesanan periods berikutnya.
Metoda yang digunakan untuk merencanakan penjadwalan pemesanan bahan baku ini adalah rnetoda MRP (Material Reequlrements Planning) dengan metoda pemesanan Lot For Lot dengan menggunakan persediaan pengaman (Safety Stock). Teknik ini digunakan karena proses produksi PT FIM dilakukan berdasar sisfim job order, sehingga ihktor ketidakpastian yang teljadi adalah dalam hal jumlah.
"
1997
S36790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cosmas Sakti Wijaya Adi
"ABSTRACT
Implementasi e-procurement di Indonesia didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 dan perubahannya. Kementerian Keuangan telah mengembangkan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang menyediakan layanan e-procurement bagi, tetapi tidak terbatas pada kantor-kantor di lingkup Kementerian Keuangan dengan membentuk kantor pada setiap provinsi di Indonesia. Implementasi e-procurement bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi, efektivitas, efisiensi dan keamanan pengadaan barang dan jasa. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan teknik deskriptif, penelitian ini menganalisis implementasi e-procurement pada LPSE Kementerian Keuangan di Papua Barat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi e-procurement telah memenuhi tujuannya yaitu, meningkatkan akuntabilitas, transparansi,efektivitas, efisiensi dan keamanan pengadaan barang dan jasa."
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2017
336 ITR 2:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia
"Sektor industri retail, tennasuk hypermarket, di Indonesia memiliki persaingan ketat namun cukup menjanjikan. PT Makro Indonesia sebagai salah satu pemain dalam sektor hypermarket hams menghadapi kornpetisi yang berat- Procuremeni, yaitu alctivitas pemesanan, penerimaan barang, dan proses penagihan invoice, adalah salah satu kegiatan yang berfrekucnsi tinggi dalam hypermarket, termasuk PT Malcro Indonesia. Mengingat vitalnya sistern procurement maka agar penxsahaan tetap kornpetitif, pemsahaan harus memperbaiki dan meningkatkan pmses bisnis sistem procurement.
Rekayasa ulang proses bisnis merupakan metode untuk mengatasi masalah tersebut. Rekasaya ulang proses bisnis mempakan pernikiran ulang fimdamental dan mendesain ulang proses bisnis secara radikal untuk mencapai pcningkatan performa Proses yang tidak mcmberikan nilai tambah perlu dihilangkan. Pada sistem procurement di PT Makro Indonesia dilakukan perpindahan informasi dan pencocokl-can dokumen yang berulang sehingga banyak waktu dan surnber daya perusahaan terbuang.
Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data dari perusahaan dengan mewawancarai bagian terkait, dolcumentasi pemsahaan, dan pengamatan secara langsung. Kcmudian dibuat label aktivitas dan peta proses bisnis sistem procurement dengan menggunakan diagram alir. Hasil pcngolahan data akan dianalisis menggunakan prinsip BPR sehingga dihasilkan usulan perbaikan yang dituangkan dalam usulan tabel aktivitas dan peta proses bisnis (diagram alir) yang bam. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara proses bisnis sistem procurement saat ini dan usulan yang diberikan, yaitu pengurangan proses serta keuntungan usulan proses bisnis yang barn.

Industrial sector of retail, including hypermarket, in Indonesia has to face hard competition but quite promising, PT Makro Indonesia as one of the player in hypennarket sector must also face this hard competition. Procurement, which starts from an ordering, receiving goods, and invoice claim process, is one of the most high frequency activity in hyperrnarket, including PT Makro Indonesia. Retlecting on the vital of procurement system, in order to keep the company’s competitiveness, it must fix and improve procurement system business process.
Business process reengineering emerge as a method to handle the problem. Business process reengineering is a tixndamental rethinking and redesigning business process radically to achieve higher performance. Processes that don‘t give added value to the company should be eliminated. In the procurement system in PT Malcro Indonesia, information transfer and document matching occurs repeatedly, this caused waste of company’s resources and time.
The research starts with gathering data from the company by interviewing functions involved, company‘s documentation, and direct observation. Then, current activity table and system procurement business process map by using flowchart is generated. Data processing results are analyzed by using BPR principles that resulted improvement suggestions in the form of proposed activity table and business process map (flowchart). Next, is the comparation between current and proposed business process, which is process reducing and benefits of the new proposed business process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S50123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>