Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100728 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parulian, Tigor
"ABSTRAK
Perspektif merupakan salah satu elemen terpenting dalam sebuah film The Male Gaze yang merupakan sudut pandang atau perspektif laki laki terhadap elemen elemen yang ada dalam film telah menjadi hal yang lumrah dalam film film Hollywood Hal tersebut terjadi karena mayoritas orang orang penting dibalik pembuatan film adalah laki laki Lebih jauh lagi saat ini film adalah salah satu jenis media yang paling berpengaruh Oleh karena itu makalah ini mencoba untuk menganalisis penggambaran Male Gaze dalam The Wolf of Wall Street sebuah film oleh Martin Scorsese yang dirilis pada tahun 2013 melalui pengansingan terhadap karakter karakter wanitanya Makalah ini menggunakan definisi Male Gaze dari Laura Mulvey sebagai landasan teori dalam menganalisis scene karakter monolog dan dialog dalam film tersebut.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa The Wolf of Wall Street sangatlah dipengaruhi oleh Male Gaze karena karakter karakter perempuan yang ada dalam film ini hanya berperan sebagai bawahan dari karakter laki laki.

ABSTRACT
Perspective is one of the most important elements of film The Male Gaze which is male perspective or point of view towards film rsquo s elements has become a common thing in Hollywood movie It happens because film makers are disproportionately male Furthermore today film is one of the most influential forms of media For this reason this research attempts to analyze the depiction of the Male Gaze in The Wolf of Wall Street a 2013 film by Martin Scorsese trough the relegation of its female characters This research is using Laura Mulvey rsquo s definition of the Male Gaze as a theoretical framework in examining the scenes characters monologues and dialogues of the film
The result of the research concludes that The Wolf of Wall Street is heavily influenced by the Male Gaze since the female characters role are diminished and they only serve as subordinate for the male characters.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Parulian, Tigor
"ABSTRAK
Perspektif merupakan salah satu elemen terpenting dalam sebuah film. The Male Gaze, yang merupakan sudut pandang atau perspektif laki-laki terhadap elemen-elemen yang ada dalam film, telah menjadi hal yang lumrah dalam film-film Hollywood. Hal tersebut terjadi karena mayoritas orang-orang penting dibalik pembuatan film adalah laki-laki. Lebih jauh lagi, saat ini film adalah salah satu jenis media yang paling berpengaruh. Oleh karena itu, makalah ini mencoba untuk menganalisis penggambaran Male Gaze dalam The Wolf of Wall Street, sebuah film oleh Martin Scorsese yang dirilis pada tahun 2013, melalui pengansingan terhadap karakter-karakter wanitanya. Makalah ini menggunakan definisi Male Gaze dari Laura Mulvey sebagai landasan teori dalam menganalisis scene, karakter, monolog, dan dialog dalam film tersebut.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa The Wolf of Wall Street sangatlah dipengaruhi oleh Male Gaze karena karakter-karakter perempuan yang ada dalam film ini hanya berperan sebagai bawahan dari karakter laki-laki.

ABSTRACT
Perspective is one of the most important elements of film. The Male Gaze, which is male perspective or point of view towards film?s elements, has become a common thing in Hollywood movie. It happens because film makers are disproportionately male. Furthermore, today film is one of the most influential forms of media. For this reason, this research attempts to analyze the depiction of the Male Gaze in The Wolf of Wall Street, a 2013 film by Martin Scorsese, trough the relegation of its female characters. This research is using Laura Mulvey?s definition of the Male Gaze as a theoretical framework in examining the scenes, characters, monologues, and dialogues of the film.
The result of the research concludes that The Wolf of Wall Street is heavily influenced by the Male Gaze since the female characters role are diminished and they only serve as subordinate for the male characters.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dhika Januar Suhendar
"Maskulinitas salaryman yang diterima sebagai hegemoni dalam masyarakat Jepang memarginalkan bentuk maskulinitas lainnya termasuk bapak rumah tangga atau sengyoushufu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat representasi maskulinitas sengyoushufu melalui tokoh Tatsu dalam drama televisi Gokushufudou (The Way of Househusband) dan refleksi film tersebut terhadap fenomena bapak rumah tangga di Jepang. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teori deskriptif analisis melalui tangkapan layar adegan dan dialog dalam drama, lalu dianalisis dengan teori Hegemonic Masculinity dari R.W Connel (1987,1995) sebagai teori utama, dan didukung oleh teori maskulinitas New Man oleh John Beynon (2002). Dari hasil analisis ditemukan bahwa 1) Tokoh Tatsu merepresentasikan maskulinitas sengyoushufu yang tidak tunduk terhadap nilai-nilai maskulinitas salaryman sebagai Hegemonic Masculinity dalam masyarakat Jepang; 2) Identitas sengyoushufu direpresentasikan dengan positif dalam drama televisi inimelalui tokoh Tatsu yang secara sukarela menjadi bapak rumah tangga dengan lingkungan yang menerimanya dengan baik. Gokushufudou menjadi salah satu wacana baru yang mendekonstruksi hegemoni maskulinitas salaryman dalam masyarakat Jepang melalui representasi bapak rumah tangga.

Salaryman masculinity which is accepted as hegemony in Japanese society marginalizes other forms of masculinity including househusbands or sengyoushufu. This study aims to see the representation of sengyoushufu masculinity through the character Tatsu in the television drama Gokushufudou (The Way of Househusband) and the film's reflection on the phenomenon of househusbands in Japan. The method that will be used in this research is descriptive analysis method through screenshots of scenes and dialogues in the drama, then analyzed with the theory of Hegemonic Masculinity from R.W Connel (1987, 1995) as the basic theory, and supported by the theory of new man masculinity by John Beynon (2002). The results from this study show that 1) Tatsu's character represent sengyoushufu masculinity that is not subject to the values of salaryman masculinity as Hegemonic Masculinity in Japanese society; 2) The identity of sengyoushufu is represented positively in this television drama through the characterization of Tatsu who voluntarily becomes a househusband, and surrounding environment that accept his identity. Gokushufudou is one of the new discourses that deconstructs the hegemony of salaryman masculinity in Japanese society through the representation of househusband."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reisha Anindyapradha Rusli
"Penelitian ini menganalisis representasi maskulinitas pada tokoh utama pria yang digambarkan dalam film Вокзал Для Двоих (Stasiun Untuk Berdua) karya Eldar Ryazanov yang dirilis pada tahun 1983. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan potret ciri maskulinitas yang ditampilkan pada tokoh Platon Sergeyevich Ryabinin sebagai tokoh utama pria dalam film ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis. Teori yang digunakan untuk menganalisis representasi pada adegan dan dialog film adalah teori representasi Stuart Hall yang didukung oleh teori semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian ini adalah tokoh Platon Sergeyevich Ryabinin dalam film Вокзал Для Двоих (Stasiun Untuk Berdua) (1983) mampu menunjukkan ciri-ciri maskulinitas berdasarkan tujuh ciri-ciri maskulinitas yang diungkapkan oleh Janet Saltzman Chafetz, yaitu penampilan fisik, fungsional, seksual, emosi, intelektual, interpersonal, dan karakter personal lain dari tokoh tersebut.

This study analyzes the representation of masculinity in the male main character depicted in Eldar Ryazanov's film Вокзал Для Двоих (Railway Station for Two), which was released in 1983. This study aims to describe and interpret the portrait of masculine characteristics shown in Platon Sergeyevich Ryabinin as the leading male character in this film. The method used in this research is a qualitative approach in the form of the descriptive analytical method. The theory used to examine representations in film scenes and dialogues is Stuart Hall's representation theory and supported by Roland Barthes' semiotic theory. This research shows that through both parts of the film Вокзал Для Двоих (Railway Station for Two) (1983), Platon Sergeyevich Ryabinin as the male lead character exhibits masculine characteristics based on seven characteristics expressed by Janet Saltzman Chafetz, namely physical appearance, functional, sexual, emotional, intellectual, interpersonal, and other personal characteristics of the character."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bilqis Ulfah Apriyadin
"ABSTRAK
Wonder Woman 2017 adalah film superhero yang diangkat dari karakter DC Comics yang menceritakan karakter Wonder Woman yang pergi ke dunia manusia bersama Kapten Steve Trevor, agen khusus Amerika, untuk menyelamatkan dunia dari Ares. Banyak penelitian yang telah menganalisa karakter Wonder Woman menggunakan studi feminis, namun tidak banyak yang berfokus pada karakter Steve Trevor. Dengan menggunakan teori dari Raewyn Connell tentang maskulinitas dan jender performativitas dari Judith Butler, artikel ini akan membahas karakter maskulinitas dari Steve Trevor dan tindakannya yang mematahkan dominasi hegemoni maskulinitas melalui analisis tekstual dan karakter. Artikel ini memperlihatkan bahwa walaupun karakter Steve Trevor menggambarkan beberapa karakter dari hegemoni maskulinitas, namun beberapa tindakannya justru bertolak belakang dominasi maskulinitas.

ABSTRACT
Wonder Woman 2017 is a superhero movie based on the character from DC Comics, which tells about the character Wonder Woman going to human world with Captain Steve Trevor, the US special agent, in order to save the world from Ares. Many studies have researched the character Wonder Woman using feminist studies, yet not many focused on the character Steve Trevor. By using Raewyn Connell rsquo s framework of masculinity and Judith Butler rsquo s gender performativity, this paper will discuss the character Steve Trevor 39 s masculine attributes and actions that break the domination of hegemonic masculinity through textual and character analysis. This article argues that although the character Steve Trevor showcases some of characteristics of hegemonic masculinity, some of his actions are shown to break the dominant masculinity."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yumna Maghfira Nadine
"ABSTRAK
Tujuan penggunaan humor dalam sebuah komedi situasi dan karakternya dapat bertolak belakang degan satu sama lain. Oleh karenanya, studi analisis terhadap cara keja humor bagi karakter Chandler Bing dari sitkom Friends membawa pendekatan baru terhadap penggambaran isu maskulinitas dalam media populer. Artikel ini melihat tanggapan humoris Chandler terkait isu humor mock-macho. Dengan menggunakan analisis karakter terhadap humor yang digunakan saat melakukan mekanisme pertahanan diri terhadap isu maskulinitas, ditemukan perbedaan antara penggunaan humor sebagai mekanisme pertahanan diri dan humor mock-macho. Mock-macho menghilangkan garis pemisah antara maskulin dan feminin sedangkan mekanisme pertahanan diri memastikan parameter stereotipe maskulintas.

ABSTRACT
The purpose of humor from the situational comedy and its character might contradict to one another. Therefore, an analytical study of how humor works for the character Chandler Bing of the hit sitcom Friends bring a new approach on how the portrayal of masculinity issues is brought up in popular media. This article explores Chandler rsquo;s hilarious responses regarding the issue of mock-macho humor. By doing a character analysis on his defense mechanism in which he uses in making jokes concerning masculinity issues, it is discovered that the purpose of humor between humor as a defense mechanism and as mock-macho is different. Mock-macho assures that masculinity has a blurred border with femininity while defense mechanism sets the parameter of stereotypical masculinity."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Seotbyeol
"Ocean s 8 (2018) adalah film sempalan dengan karakter yang dapat diperbandingkan dengan karakter di film Ocean s 11 (2001). Film ini bercerita tentang perjalanan, Debbie dan Lou dua sahabat, yang bekerja sama dengan sekelompok perempuan lainnya yang memiliki keahlian di bidangnya masing- masing untuk mengerjakan perampokan besar. Fokus Artikel adalah representasi pemberdayaan wanita dengan menganalisis fashion, persahabatan wanita antara dua karakter utama, dan male gaze dalam film ini dengan mempertimbangkan bahwa film ini adalah film yang dibuat ulang dari film yang didominasi karakter laki-laki. Menggunakan kerangka konsep yang ditawarkan Marcangeli tentang gender dan mode, negosiasi epistemik dari Code, dan male gaze oleh Laura Mulvey, artikel ini melihat bagaimana film merepresentasikan pemberdayaan perempuan. Analisis tekstual digunakan untuk menganalisis naratif dalam film. Artikel ini menyimpulkan bahwa media mainstream seperti Hollywood dapat merepresentasikan perempuan.

Ocean s 8 (2018) is a spin-off film with similar characters from the previously made film, Ocean s 11 (2001), and the characters are male-dominated. It tells a story about a journey of two best friends, Debbie and Lou, who come together to team up with other women who are experts in their field to work together in robbing jewelry. This article is focusing on female representation by analyzing the fashion, female friendship between the two main characters, and male gaze. Using Marcangeli's concepts on gender and fashion, Code s epistemic negotiation, and Mulvey's male gaze, this article analyzes things that actually contribute to female empowerment from the film. Textual analysis is used to analyze the narratives in the film. This article explains that through right representation of female in media, female empowerment is attainable."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Darin Nisrina
"ABSTRAK
Industri Hollywood memiliki sejarah panjang yang tidak luput dari keberadaan seksisme dan perlakuan tidak adil terhadap wanita. Untuk mengkritik hal ini, Laura Mulvey mempublikasikan essai pada tahun 1975 yang berjudul ldquo;Visual Pleasure and Narrative Cinema rdquo;, dimana Ia menuangkan teorinya tentang keberadaan lsquo;tatapan pria rsquo; atau yang disebut sebagai Male Gaze. Melalui essai ini, Mulvey menyampaikan prespektifnya mengenai perlakuan kurang menyenangkan yang harus dihadapi wanita baik dibelakang maupun dihadapan layar dan mengkritik bagaimana mereka seringkali dianggap: sebagai tidak lebih dari objek pemuas tatapan laki-laki. Walaupun peran wanita dalam film-film kontemporer telah berkembang sejak zaman itu, Hollywood masih belum sepenuhnya bebas dari Male Gaze. Lebih dari dua dekade sejak essai Mulvey terbit, John McNaughton merilis thriller-erotikanya yang berjudul Will Things 1998 . Walaupun film tersebut mengandung banyak unsur Male Gaze, Para kritik memuji cara alur ceritanya yang inovatif dan karakter-karakter perempuannya yang kuat. Walaupun begitu, analisa lebih dalam akan film ini mungkin akan membuktikan kebalikannya. Paper ini akan mencoba untuk mengidentifikasi dan mencari alasan dibalik penggunaan Male Gaze dalam film ini. Paper ini juga akan mendiskusikan pesan-pesan subliminal yang disampaikan film ini dan bagaimana pesan tersebut dapat terlihat mendukung pemberdayaan wanita namun sebenarnya justru melestarikan ide-ide tertentu yang merendahkan mereka. Selanjutnya, paper ini akan membuktikan bahwa salah satu dari ide yang disampaikan oleh film tersebut adalah seksualitas wanita, yaitu bagaimana hal tersebut digambarkan sebagai sesuatu yang positif dan pada ujungnya sebagai sesuatu negatif. Paper ini akan mencoba melakukannya dengan menelaah teks film dengan menggunakan mise-en-sc ne, teori perfilman, dan teori Male Gaze karya Laura Mulvey.

ABSTRACT
Hollywood has had a long history of sexism and wrongful treatment of its women. To critic this, Laura Mulvey published her widely renowned 1975 essay ldquo;Visual Pleasure and Narrative Cinema rdquo;, in which she conceived her theory of the Male Gaze. Through it, Mulvey disclosed her perspective regarding the treatment of women behind and in front of the screen, criticizing the way they are often regarded inside of the film industry: as mere objects for male viewing pleasure. Although the role of women in contemporary movies has matured significantly since then, Hollywood is not yet free from the male gaze. More than two decades after Mulvey rsquo;s essay was published, John McNaughton released his erotic-thriller Wild Things 1998 . Although the picture contains a heavy dose of male gaze, it is excused for doing so on the grounds of using it innovatively. While it is sexual, the movie was still applauded for having strong female leads and endorsing female empowerment. Even so, a thorough look might point out why that might not be the case. The paper intends to not only identify and seek meaning behind the film rsquo;s brazen use of Male Gaze. The paper also tries to discuss the subliminal messages used in the movie that perpetuates certain ideas that demean and objectify women under the guise of, or while simultaneously, praising them. This paper further argues that one such idea is the ambivalence of female sexuality or how the movie at one time celebrates yet ultimately condemns it. This paper will attempt to do this by analyzing the text and the scenes of this film using mise-en-sc ne, film theory, and Laura Mulvey rsquo;s theory of Male Gaze."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Saraswati
"Media memiliki peran penting dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap agen penegak hukum. Selama beberapa dekade, mayoritas film bergenre kriminal menggambarkan agen laki-laki sebagai karakter utama dalam film sedangkan karakter perempuan jarang muncul sebagai karakter utama dan peran mereka mayoritas merupakan karakter pendukung yang mengalami stereotip dan diskriminasi di tempat kerja mereka. Namun, The Heat menjadi sebuah terobosan dalam film bergenre kriminal sebab film ini menggambarkan karakter wanita sebagai karakter utama. Artikel ini akan menganalisis resistensi karakter utama wanita terhadap tokoh-tokoh pria menggunakan teori resistensi sehari-hari. Hasil penelitian menunjukan kedua karakter utama melakukan resistensi sepanjang alur film dengan menggunakan berbagai cara seperti menggunakan sarkasme, penerimaan, dan penghindaran. Sebagai hasilnya, resistensi yang dilakukan oleh karakter utama wanita menyebabkan dampak yang berbeda pada masing-masing karakter.

Media has important role of shaping society's perception toward law enforcement agent. For decades, crime movie genre mostly shows male agents as the main character of the movie while women characters rarely appear as the lead character and their role are mostly as supporting characters who suffer some stereotypes and discriminations in their workplace. However, The Heat becomes a breakthrough in crime genre movie since it portrays women characters as the leading characters. This article will explore the main female characters' resistance toward male characters using everyday resistance theory. The result shows that both main characters have done resistance along the movie by using some ways, for example, using sarcasm, acceptance, and avoidance. As the result, the resistance which is done by the main female characters cause different impact to the ending of each character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: LIPI, 1974
791.43 LEM m (1);791.43 LEM m (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>