Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58095 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Artikel ini membahas tentang krisis identitas di dalam diri tokoh Laure dalam film Tomboy karya Céline Sciamma. Melalui analisis dalam artikel ini, terlihat bahwa tokoh Laure, yang merupakan seorang anak perempuan, mengalami krisis identitas gender dalam dirinya. Ketidaksesuaian identitas gender yang dialami oleh Laure ini ditampilkan melalui maskulinitas karakter Laure dari awal hingga akhir film. Akan tetapi, maskulinitas Laure ini justru membuatnya diterima di lingkungan pergaulannya. Laure akhirnya melakukan berbagai perubahan dalam dirinya, mulai dari mengubah perilakunya, hingga fisiknya agar semakin menyerupai laki-laki. Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh Laure, dan salah satunya datang dari pihak keluarganya. Inilah yang menyebabkan Laure menjalani dua kehidupan yang berbeda dan dengan dua identitas yang berbeda pula, yakni sebagai Laure dan sebagai Mikaël.
This article will be talking about identity crisis that happened to the main character, named Laure, in Céline Sciamma’s Tomboy. Through the analysis provided in this article, we will see that Laure, as a young girl, felt that she has a gender identity crisis. This identity crisis is shown by her masculinity from the beginning until the end of the film. However, her masculinity has made her being accepted by her friends in the neighbourhood. Laure finally did some changes to herself, from her attitude, to her physical appearance so that she would appear as much of a boy as she can be. She had to face a lot of challenges, and those challenges mainly came from her family. Therefore, she had to live two different lives with two different identities, as Laure and Mikaël"
[, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Resha Zoya Az-Zahra
"Dalam film Prancis kontemporer, banlieue biasanya digambarkan sebagai tempat yang maskulin dan represif yang didominasi oleh laki-laki. Dengan adanya dominasi laki-laki, perempuan di ruang ini harus secara konstan menghadapi sistem patriarki yang ada. Artikel ini membahas bagaimana tokoh perempuan di dalam film Bande de Filles terus-menerus didorong untuk tunduk pada stereotip gender di banlieue dan bagaimana mereka menunjukkan resistensi sebagai alat pertahanan diri mereka terhadap stereotip gender tersebut. Bande de Filles adalah sebuah film bergenre drama yang disutradarai oleh Céline Sciamma. Film ini berfokus pada proses pencarian jati diri dan identitas seorang remaja perempuan kulit hitam yang tinggal di banlieue Paris. Metode yang digunakan adalah kajian film Boggs &Petrie (2008), konsep resistensi James Scott (1990) dan konsep stereotip gender Linda Brannon (2015). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deksriptif. Struktur naratif film memperlihatkan alur cerita yang digerakkan oleh kehidupan Marieme sebagai remaja perempuan kulit hitam di banlieue. Hasil analisis memperlihatkan resistensi secara implisit dan konstan oleh tokoh perempuan sebagai alat pertahanan diri dari stereotip gender yang ditekankan oleh para lelaki. Melalui penelitian ini juga terlihat resistensi yang dilakukan oleh tokoh perempuan utama berhasil menunjukkan pengembangan karakter yang signifikan terhadap pencarian jati diri dan identitasnya sebagai perempuan.

In contemporary French films, the banlieue is usually depicted as a masculine and repressive place dominated by men. With the dominance of men, women in this space must constantly face the existing patriarchal system. This article discusses how the female characters in the film Bande de Filles are constantly pushed to submit to gender stereotypes in banlieue and how they show resistance as a means of self-defense against these gender stereotypes. Bande de Filles is a drama genre film directed by Céline Sciamma. This film focuses on the process of finding the identity and identity of a black teenage girl who lives in banlieue Paris. The method used is the study of the film by Boggs & Petrie (2008), the concept of resistance by James Scott (1990) and the concept of gender stereotypes by Linda Brannon (2015). This research is a qualitative research with descriptive method. The film's narrative structure shows a storyline that is driven by Marieme's life as a black teenage girl in banlieue. The results of the analysis show implicit and constant resistance by female characters as a means of self-defense from gender stereotypes emphasized by men. Through this research, it can also be seen that the resistance carried out by the main female character succeeded in showing significant character development towards the search for identity and identity as a woman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Krisanti Utami
"ABSTRAK
Artikel ini membahas tentang identitas gender tokoh Ludovic dalam film Ma Vie en Rose karya Alain Berliner. Artikel ini termasuk ke dalam penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaan. Data yang digunakan dalam analisis meliputi aspek naratif (alur, tema, penokohan) dan aspek sinematografis (warna, kostum, shot, dialog) dalam film. Melalui analisis, terlihat bahwa Ludovic mengalami krisis identitas karena identitas gendernya sebagai perempuan tidak sesuai dengan identitas seksualnya sebagai laki-laki. Identitas gender tokoh Ludovic terlihat jelas melalui femininitasnya yang ia tampilkan dari awal hingga akhir film. Akan tetapi, identitas gender tokoh Ludovic mendapat tentangan dari orangtuanya sendiri yang tidak dapat menerima ketidaknormalannya, serta penolakan keras dari masyarakat sekitar yang merupakan masyarakat penganut agama Katolik yang konservatif.

ABSTRACT
This article analyzes the gender identity of the character Ludovic in Alain Berliner?s film Ma Vie en Rose. This article is classified as qualitative research with a document review method. The data used in the analysis include narrative elements (plot, theme, characterization) and cinematography (color, costume, shot, dialogue). Through analysis, it appears that the character Ludovic is having an identity crisis due to incongruity between his gender identity as a female and his anatomic sex. Ludovic?s gender identity is shown very clearly by his femininity throughout the film. However, his gender identity as a female is opposed by his own parents that cannot accept his abnormality, and also got a strong rejection by the conservative Catholic society around him.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Dibaj
"Laki-laki dan perempuan adalah sistem biner pada gender yang normatif yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Namun, terdapat pula variasi identitas gender lainnya, meliputi transgender, agender, genderqueer, androginitas, atau kombinasi dari identitas- id ent it as t ersebut . Selain it u t erd apat pula variasi orient asi seksual, sepert i heteroseksual, homoseksual, dan aseksual. Variasi identitas gender dan orientasi seksual dapat dipengaruhi oleh peran sosial dan pengalaman traumatis, yang terlihat dalam film Indonesia Kucumbu Tubuh Indahku (2018). Fokus penelitian ada pada konstruksi identitas gender tokoh utama, Juno. Film dibedah menggunakan teori film Boggs dan Petrie untuk membedah aspek naratif dan sinematografis, kajian gender Judith Butler, dan kajian queer Brett Beemyn dan Eliason untuk membedah ideologi teks. Ketertarikan terhadap laki-laki menjadi hasil dari peran pengalaman traumatis Juno d alam mengonst ruksi id ent it as gend ernya, sed angkan peran sosial menghasilkan konstruksi identitas gender Juno yang mengarah pada adanya sifat-sifat feminin di dalam tubuh Juno yang secara alami maskulin. Dilihat dari posisi film, identitas gender Juno adalah non-biner yang perlu dihargai dan boleh hadir di tengah-tengah masyarakat. Terdapat adanya kritik film terhadap kepura-puraan masyarakat identitas non-biner yang menjalani kehidupan sesuai norma heteroseksualitas.

Men and women are binary systems on normative gender that are present in society. However, other variations of gender identity are also present in society, including transgender, agender, genderqueer, androgynous, or a combination of those identities. There are also variations of sexual identity, such as heterosexual, homosexual, and asexual. Variations in gender identity and sexual identity can be influenced by social roles and traumatic experiences of the individual which depicted in the Indonesian film Kucumbu Tubuh Indahku (2018). The research focuses on the construction of the main character's gender identity. The film is analyzed using Boggs and Petrie’s film theory to dissect the narrative and cinematographic aspects of the film, Judith Butler’s gender studies, and queer studies from Brett Beemyn and Eliason to dissect the ideology of the text. The attraction to men is the result of Juno's traumatic experience in constructing his gender identity, while social roles result in Juno's gender identity construction which leads to the presence of feminine traits in Juno's naturally masculine body. Judging from the film's position, Juno's gender identity is placed as a non-binary that needs to be respected and allowed to be present in society. There is also film criticism against the pretense of society with its non-binary identity who lives a life according to the norms of heterosexuality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fandra Aurora
"ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai homoseksualitas yang ditampilkan dalam film J rsquo;ai r v sous l rsquo;eau. Artikel ini mengangkat mengenai permasalahan orientasi seksual yang terjadi pada tokoh Antonin. Faktor dari dalam dirinya merupakan pemicu utama terjadinya perubahan orientasi seksualnya, yaitu kesedihan karena ditinggal seseorang yang dicintainya, Alex. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa perubahan identitas seksual yang digambarkan melalui film J rsquo;ai r v sous l rsquo;eau disebabkan dari faktor internal yaitu perasaan sedih yang dirasakan karena kehilangan seseorang yang dicintainya. Selain itu, faktor lain yang juga sangat mempengarhi perubahan orientasi seksual Antonin adalah hadirnya sosok Juliette dan Baptiste yang memberikan perhatian, kasih sayang serta kedekatan secara intim yang menyebabkan adanya perubahan-perubahan identitas seksual pada Antonin. Film J rsquo;ai r v sous l rsquo;eau diteliti dan dianalisis berdasarkan unsur alur, tokoh, dan setting.

ABSTRACT<>br>
This article discusses homosexuality featured in the film J 39 ai r v sous l 39 eau. This article raises the issue of sexual orientation that occurred on the character Antonin. Factor from within himself is the main trigger of the change of his sexual orientation due to the sadness of losing someone he loves, Alex. The results of this study show that the change in sexual identity in the film J 39 ai r v sous l 39 eau is caused by internal factors, such as the feeling of losing and the sadness due to the death of someone he loves. In addition, the other factor that affects the change of Antonin 39 s sexual orientation is the presences of Juliette and Baptiste who give attention, affection and intimate closeness that cause the changes of sexual identity to Antonin. The film J 39 ai r v sous l 39 eau is studied and analyzed through its aspects plot, character, and setting."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aisah Amanda Ninzi
"Adaptasi novel menjadi sebuah film semakin banyak dilakukan dalam industri perfilman, termasuk industri perfilman Hollywood. Film The Reader karya sutradara Stephen Daldry merupakan adaptasi dari novel Jerman Der Vorleser karya Bernhard Schlink. Penelitian ini membahas mengenai representasi dari karakter dan strategi yang dilakukan oleh tokoh utama perempuan, Hanna Schmitz, dalam menutupi identitas buta hurufnya. Penelitian ini juga membahas konstruksi naratif yang membangun identitas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter yang dimiliki oleh tokoh dapat menunjukkan kebutahurufan yang dimilikinya. Selain itu, strategi yang ia lakukan untuk menutupi identitasnya tersebut memiliki maksud dan tujuan tertentu. Unsur naratif seperti tokoh dan penokohan, latar ruang dan waktu serta plot berperan penting dalam mendukung penggambaran identitas dari tokoh utama. Sehingga film ini merupakan suatu hiburan massa yang berskala internasional. 

Adaptation of novels into films is increasingly being carried out in the film industry, including in Hollywood. The Reader is a film directed by Stephen Daldry based on an adaptation of the German novel Der Vorleser by Bernhard Schlink. This study discusses the representation of character and strategies undertaken by the female lead character, Hanna Schmitz, in hiding her own identity. This study also discusses the narrative construction that builds that identity. The results showed that the characters possessed by the main characters can show her illiteracy. Also besides, the strategies used to determine her identity have certain goals and objectives. Narrative elements such as characters and characterizations, place and time settings and plots are important aspects in supporting the portrayal of the identity of the main character. Therefore all of those aspects are making this film a mass collection on an international scale.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzan
"Konflik identitas menjadi isu yang masih kerap dijumpai di negara-negara barat yang memiliki masyarakat multikultural di masa modern. Salah satunya kehidupan kaum Yahudi Ortodoks yang hidup dengan aturan ketat dalam menjalankan tradisi agama dan budaya. Hal tersebut seringkali menimbulkan benturan dengan kehidupan kontemporer bagi generasi mudanya. Dalam film yang berjudul The Awakening of Motti Wolkenbruch, tokoh utamanya harus bergulat dengan tradisi agama dan budaya untuk menyeimbangkan kehidupannya dengan kehidupan modern. Peristiwa dalam film juga menggambarkan hubungan kaum Yahudi Ortodoks dan non-Yahudi yang menjadi awal mula pergolakan batin Motti pada tradisi budaya dan agama Yahudi. Maka dari itu, penulis ingin mengetahui lebih dalam bagaimana konflik identitas direpresentasikan oleh Tokoh Motti dalam film tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika dari Christian Metz. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi konflik identitas melalui upaya Motti agar dapat mengekspresikan diri dan cintanya kepada seorang shiksa yang dilarang dalam tradisi Yahudi Ortodoks di masa kontemporer. Selain itu penulis juga menemukan keterkaitan film dengan peristiwa Exodus, momen yang dinilai sakral bagi komunitas Yahudi untuk menyatukan warisan dari generasi ke generasi hingga perjalanan seorang anak muda Yahudi Ortodoks untuk menyeimbangkan antara kehidupan masa lalu dengan kehidupan masa kini dari pengalaman individu.
Identity conflict remains a prevalent issue in modern Western societies characterized by multiculturalism. One such example is the life of Orthodox Jews who adhere to strict religious and cultural traditions. This often leads to clashes with contemporary life for the younger generations. In the film The Awakening of Motti Wolkenbruch, the protagonist grapples with viii religious and cultural traditions to balance his life with modernity. The film's events also depict the relationship between Orthodox and non-Orthodox Jews, which becomes the catalyst for Motti's internal struggle with Jewish cultural and religious traditions. Therefore, this study aims to delve into the representation of identity conflict through the character of Motti in the film using a qualitative research method with a semiotic approach based on Christian Metz's theory. The findings reveal the presence of identity conflict manifested in Motti's attempts to express himself and his love for a shiksa, a non-Jewish woman, which is forbidden in contemporary Orthodox Jewish tradition. Additionally, the study identifies the film's connection to the Exodus story, a sacred event for the Jewish community that serves to unite the legacy across generations, and the journey of an Orthodox Jewish youth to balance past And present life from an individual experience."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Sahirah
"Krisis identitas adalah permasalahan yang sering ditemukan dan dijadikan tema dari sebuah film. Permasalahan tersebut merupakah sebuah konflik yang terjadi pada seseorang yang mempertanyakan jati dirinya. Berkaitan dengan hal tersebut, artikel ini membahas krisis identitas kulit hitam dalam Film Bienvenue à Marly-Gomont oleh Julien Rambaldi, merupakan sebuah film yang diangkat dari kisah nyata dan menceritakan seorang dokter asal Zaire, bernama Seyolo Zantoko, yang mengenyam pendidikan kedokterannya di Lille, Prancis. Keinginan Seyolo untuk mendapatkan kewarganegaraan Prancis membuat keluarganya menjalani kehidupan baru dan penuh diskriminasi akibat identitas ras mereka yang berkulit hitam, yang berujung menjadi krisis identitas pada diri Seyolo. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana pandangan dan penerimaan seseorang terhadap suatu identitas dapat menjadi krisis identitas pada dirinya. Metode yang digunakan adalah skema aktan oleh Greimas (1967) dan kajian sinema oleh Boggs dan Petrie (2008) untuk menganalisis struktur film, serta konsep identitas budaya oleh Stuart Hall (1997). Dengan menggunakan berbagai metode penelitian yang sudah dipaparkan, artikel ini menghasilkan temuan bahwa krisis identitas pada kulit hitam dapat terjadi karena perbedaan pandangan dan tekanan sosial yang mendapatkan pengaruh dari kritik pascakolonialisme, serta hibriditas dan penerimaan identitas yang akhirnya dilakukan untuk mengatasi krisis identitas tersebut.

Identity crisis is a problem that’s often found and made into a theme for a movie. This problem is a conflict that occurred to a person that questions his or her real identity. Related with the issue, this article talks about a black skin who’s having an identity crisis in the movie Bienvenue a Marly-Gomont by Julien Rambaldi. This movie is adapted from a real event and talks about a doctor from Zaire called Seyolo Zantoko who studied to being a doctor in Lille, France. Seyolo’s ambition to become a French forced his family to adapt to their new life, which is full of discrimination because of their race identity being a black family that leads to Seyolo suffering from identity crisis. This research aimed to display how a person’s view and acceptance towards an identity could become an identity crisis on themselves. The methods used in this article are the Aktan’s Scheme by Greimas (1967) and cinema study by Boggs and Petrie (2008) to analyze the movie’s structure, also the concept of social identity by Stuart Hall (1997). By using various research methods above, this article found that identity crisis on black skin could happen because of the different view and society’s pressure that affected by post-colonialism critics and also hybridity and acceptance of an identity that eventually being taken as a way to cope with the identity crisis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Chaerani
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang krisis identitas yang terjadi pada diaspora Korea di Rusia dan Asia Tengah. Krisis identitas ini mengakibatkan terjadi negosiasi dalam diri seseorang untuk menentukan identitas yang ia butuhkan. Penelitian ini berbeda dari penelitian terdahulu yang hanya membahas novel Daramjwi dengan pendekatan struktural. Penulis beragumen bahwa krisis identitas terjadi karena tidak adanya usaha dari masyarakat ras asli yang dominan untuk mau berempati dengan ras minoritas pendatang. Argumen tersebut berbeda dengan studi-studi terdahulu yang menyebutkan bahwa diskriminasi terjadi karena ras minoritas dan peraturan penguasa saat itu yang tidak menerima migran datang ke Rusia. Penulis menggunakan metode studi pustaka dengan novel Daramjwi karangan Anatoli Kim sebagai korpus. Novel ini dipilih karena novel Daramjwi merupakan novel karangan seorang penulis representasi etnis Korea di Rusia. Penulis juga mengumpulkan data berupa sejarah diaspora Korea, biografi Anatoli Kim, dokumenter, dan berita yang terkait dengan penelitian untuk mendukung argumen. Penelitian ini menunjukkan bahwa krisis identitas terjadi karena diskriminasi yang terus menerus tanpa ada empati dari etnis asli Rusia.

ABSTRACT
This thesis discusses the identity crisis that occurred in the Korean diaspora in Russia and Central Asia. The identity crisis results in negotiations within a person to choose the identity he needs. This research is different from previous researches which only discussed Daramjwi with Structural Approach. I argue that the identity crisis occurs caused by the effortlessness of the dominant indigenous to empathize with minority race immigrants. The argument differs from previous studies which suggest that discrimination occurred because of the minority race problem and current ruling rules that did not accept migrants came to Russia. The author uses literature study method with Daramjwi by Anatoli Kim as the corpus. This novel was chosen because the novel was written by an author of Korean ethnic representation in Russia. I also collected data on Korean diaspora history, Anatoli Kim 39 s biography, documentaries, and news that were related to support the arguments. This study shows that the identity crisis occurs because of continuous discrimination without any empathy from ethnic native Russia."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniyah
"Film Les Garçons et Gillaume, à Table ! menceritakan tentang seorang anak laki-laki bernama Guillaume, yang dibesarkan oleh keluarganya untuk dijadikan sebagai seorang perempuan. Guillaume mengalami krisis identitas sebelum membangun pemahaman diri yang kuat mengenai siapa dirinya karena perlakuan keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Tulisan ini membahas tahapan yang dilalui tokoh utama dalam mengkonstruksikan identitas seksualnya. Film ini dianalisis dengan melihat aspek naratif dan sinematografisnya. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemahaman diri sangat penting dalam perkembangan identitas seksual dan bahwa identitas seksual adalah hasil konstruksi sosial.

The film Les Garçons et Guillaume, à Table ! tells a story about a boy named Guillaume who was raised to be a girl by his family. Guillaume had to go through an identity crisis before he developed a strong sense of who he is because of how his family and society treated him. This paper discusess the stages that the lead character went through to construct his sexual identity. Film was analyzed through its narrative and cinematographic?s aspect. The analysis shows that sense of self plays a critical role in the development of sexual identity and that sexual identity is a social construct."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>