Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128769 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nyoman Sudimahayasa
"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat Menginterpretasikan Gambar Teknik dan sekaligus mengetahui keaktifan siswa sebagai akibat penerapan pembelajaran tipe Teams-Games Tournament (TGT) pada proses pembelajaran mata diklat tersebut. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus dengan subyek penelitian adalah siswa kelas X TSM1 SMKN 3 Singaraja pada tahun ajaran 2013/2014. Sumber data diambil dari tes di akhir setiap siklus, observasi kelas dan angket pendapat siswa tentang implementasi TGT. Data dianalisis secara deskriptif untuk menjelaskan peningkatan hasil belajar serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menerapkan tipe TGT. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran TGT pada mata diklat Menginterpretasikan Gambar Teknik, dimana nilai rata-rata siswa yang sebelumnya 52,19 pada pra siklus meningkat menjadi 69,84 pada akhir Siklus 1 dan menjadi 76,41 pada akhir Siklus 2. Hasil penelitian juga menunjukan partisipasi aktif dan tanggapan positif siswa dalam implementasi TGT di kelas TSM1."
Singaraja: Lembaga pendidikan tenaga kependidikan Universitas pendidikan Ganesha, 2015
370 JPP 48 (1-3) 2015
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Irvina
"Pemilihan terhadap jurusan/bidang studi tertentu biasanya disesuaikan dengan minat seseorang Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program studi Manajemen Bisnis dan Akuntansi diasumsikan memilih sekolah tersebut karena minatnya di bidang ekonomi (minat ekonomi). Begitu juga dengan siswa yang mengikuti pendidikan di Sekolah Perawat Kesehatan dan Sekolah Pengatur Rawat Gigi, karena minatnya di bidang kesehatan (minat kesehatan).
Dalam membicarakan masalah pendidikan, yang menjadi topik utama adalah mutu siswa atau prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan karena sekalipun keberhasilan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari variabel-variabel lain yang mempengaruhi proses pendidikan itu, namun yang menjadi terminal penilaian adalah prestasi belajar yang dicapai siswa pada akhir pendidikan atau pada saat ujian, baik pengetahuan maupun keterampilan.
Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa di sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah minat (Suryabrata, 1983). Menurut Horrocks (1976) minat adalah kumpulan sikap yang tampil dalam bentuk perhatian selektif pada suatu obyek atau aktivitas tertentu.
Dalam kaitannya dengan prestasi belajar siswa, sejumlah penelitian menunjukkan adanya hubungan antara minat dengan prestasi belajar, seperti penelitian Fredericksen & Melville, 1954; Barrileaux, 1961; Barak & Rabbi, 1982; serta Wiley & Magnon, 1982 (dalam Brown & Lent, 1984). Namun beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain menunjukkan tidak ada hubungan antara keduanya (Super & Crites, 1962 dan Stanley & Hopkins, 1978 dalam Brown & Lent, 1984).
Perbedaan hasil-hasil penelitian itu mendorong penulis untuk meneliti hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa SMK. Penelitian ini dilakukan di Jakarta pada tahun 1997. Teknik yang digunakan untuk mengambil sampel dalam penelitian ini adalah Incidental Sampling. Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas 1 dari dua jurusan SMK, yaitu SMK jurusan/bidang ekonomi (program studi Manajemen Bisnis dan Akuntansi) serta SMK bidang kesehatan (Sekolah Perawat Kesehatan/SPK dan Sekolah Pengatur Rawat Gigi/SPRG). Penelitian ini memperoleh 158 orang subyek penelitian, yang terdiri dari 84 orang siswa SMK bidang kesehatan dan 74 orang siswa SMK bidang ekonomi.
Alat pengumpul data pada penelitian ini adalah inventori minat dan tes formatif. lnventori minat digunakan sebagai alat ukur minat siswa dan tes formatif digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Analisis data dilakukan dengan menghitung persentase (deskriptif statistik) dan Partial Correlation untuk melihat ada tidaknya hubungan antara minat dengan prestasi belajar, dengan mengontrol variabel kecerdasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara minat dengan prestasi belajar tidak terbukti secara signifikan pada penelitian ini. Walaupun tidak terdapat hubungan yang signifikan, ada dimensi-dimensi minat ekonomi dan minat kesehatan yang berhubungan dengan prestasi belajar, yaitu 'melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan bilangan' dan 'menjalankan standar kesehatan'.
Dari penelitian ini memang tidak dapat dilihat kaitan antara minat dengan prestasi belajar. Namun masih banyak aspek lain yang berhubungan dengan minat. Masalah minat siswa SMK ini penting untuk ditelaah, karena akan berkaitan dengan pembinaan siswa itu sendiri."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudjana
"Penelitian ini berawal dari ketidaktertarikan siswa SMU terhadap pelajaran fisika. Ketidaktertarikan siswa SMU terhadap pelajaran fisika sebagai ujung tombak teknologi merupakan salah satu penyebab ketertinggalan bangsa Indonesia. Rendahnya mutu pendidikan nasional dan rendahnya daya saing dikarenakan tidak memadainya akan pengetahuan, keterampilan serta profesionalisme membuat bangsa Indonesia sulit untuk berkompetisi dan berdiri sejajar dengan negara-negara lain. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Riset yang berkedudukan di Singapura bahwa pendidikan nasional Indonesia menduduki urutan ke 16 di Asia Pasifik. Kurikulum berbasis kompetensi yang ditawarkan oleh pemerintah bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia serta ahli di bidangnya dengan menguasai Iptek (Ilmu Pengetahuan dan teknologi) khususnya fisika. Keberhasilan untuk dapat berdiri sejajar dengan negara-negara lain tidak terlepas dari proses belajar yang dilakukan siswa sehari-hari dikelas. Penggunaan strategi belajar yang terdapat pada self regulated learning diharapkan perlahan-lahan dapat mengubah cara belajar dari recalling danr recognition dan menggantikannya menjadi siswa belajar aktif.
Hasil penelitian dari Meichenbaum (1985) dan Zimmerman (1989) menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan serta mempraktekkan self reguleted learning dalam belajarnya akan memiliki prestasi yang tinggi. Hal ini didukung oleh Schunk & Zimmerman (1989) yang mengatakan bahwa self regulated learning sangat cocok dan banyak digunakan dalam konseling yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah belajar siswa dalam iklim situasi sosial, dalam hal ini di lingkungan sekolah. Berdasarkan pertimbangan diatas, penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara self regulated learning dengan prestasi belajar fisika pada siswa kelas 2 SMU.
Penelitian dilakukan pada 82 siswa kelas 2 SMU Negeri 5 Jakarta. Para siswa diberikan kuesioner self regulated learning dalam bentuk skala dan dilihat nilai ulangan harian fisika (formatif). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode nonprobability dan teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah accidental sampling. Data dalam penelitian ini dianalisa dengan memakai teknik bentuk Alpha Coeffisien Cronbach dan teknik korelasi Pearson Product Moment yang terdapat pada program SPSS versi 10.00.
Dari penelitian yang telah dilakukan, tampak bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara self regulated learning dengan prestasi belajar fisika. Dapat diambil kesimpulan bahwa individu yang memiliki self regulated tinggi akan memperoleh skor yang tinggi. Semakin sering siswa menggunakan strategi-strategi self regulated learning dalam belajar fisika maka prestasinya akan tinggi.
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah karena belum banyak yang melakukan penelitian pada pelajaran fisika disarankan menggunakan sampel penelitian dari sekolah lain agar dapat dilihat perbedaan dalam menggunakan strategi-strategi self regulated learning."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekawarna
"Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan "Buku Ajar Permodalan Koperasi" serta mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa. Pengembangan bahan ajar menerapkan empat tahap pengembangan (Four-D model) dari Thiagarajan dkk, 1974. Penelitian ini juga menerapkan ide-ide penelitian tindakan kelas. Model bahan ajar yang dirancang terdiri dari enam bab untuk enam kali pertemuan tatap muka, dimana penyusunannya mengacu pada model Atwi Suparman (dalam Panen dan Purwanto, 2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar berhasil dikembangkan dan hasil ujicoba bahan ajar meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar mahasiswa.

The objective of this study is to develop "Buku Ajar Permodalan Koperasi" and describe the effectivity of that textbook in student learning motivation and student learning achievement. The textbook has been developed using the Four-D model of Thiagarajan et al, 1974, that include phase of define, design, develop, and disseminate. The textbook consist of six chapter based on Atwi Suparman model (Panen and Purwanto, 2001). Result from this classroom action research shows that the textbook can develop student learning motivation and also student academic achievement."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ekawarna
"Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan “Buku Ajar Permodalan Koperasi” serta mendeskripsikan peningkatan
motivasi belajar dan hasil belajar mahasiswa. Pengembangan bahan ajar menerapkan empat tahap pengembangan
(Four-D model) dari Thiagarajan dkk, 1974. Penelitian ini juga menerapkan ide-ide penelitian tindakan kelas. Model
bahan ajar yang dirancang terdiri dari enam bab untuk enam kali pertemuan tatap muka, dimana penyusunannya
mengacu pada model Atwi Suparman (dalam Panen dan Purwanto, 2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan
ajar berhasil dikembangkan dan hasil ujicoba bahan ajar meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar mahasiswa.
The objective of this study is to develop ‘Buku Ajar Permodalan Koperasi” and describe the effectivity of that textbook
in student learning motivation and student learning achievement. The textbook has been developed using the Four-D
model of Thiagarajan et al, 1974, that include phase of define, design, develop, and disseminate. The textbook consist
of six chapter based on Atwi Suparman model (Panen and Purwanto, 2001). Result from this classroom action research
shows that the textbook can develop student learning motivation and also student academic achievement."
Universitas Jambi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2007
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Zenithesa Gifta Nadirini
"Individu memiliki attachment awal dengan orang tua sebagai care giver-nya dan dapat beralih ke teman sebaya saat masa remaja. Remaja tidak terpisah dengan dunia pendidikan yang memiliki peranan penting bagi pembangunan negara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan parent dan peer attachment dengan prestasi akademik remaja di SMA Labschool Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analisis dengan pendekatan cross-sectional pada 87 responden dipilih melalui teknik cluster sampling. Peneliti melihat attachment menggunakan kuesioner IPPA-R dan prestasi akademik menggunakan nilai rapor semester akhir.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 50,6% responden memiliki insecure attachment dengan kedua orang tuanya dan 52,7% memiliki insecure attachment dengan teman sebaya. Sebanyak 51,7% responden memiliki prestasi atas rata-rata. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara parent attachment dan peer attachment dengan prestasi akademik (p=0,068; p=0,578; ɑ=0,05). Penelitian selanjutnya dapat dilakukan studi komparatif antara sekolah swasta dan sekolah negeri agar didapatkan hasil yang lebih bervariasi.

Individuals have initial attachment with parents as their care giver and may switch to peers when they reach adolescent. Adolescents are inseparable from education with its important role for the development of the country. The aim of this research is to identify the relation between parent and peer attachment with adolescents’ academic achievement in SMA Labschool Jakarta. This research used analytic descriptive design with cross-sectional approach on 87 respondents was involved with cluster sampling technique. Researcher used IPPA-R questionnaire to study attachment and last semester grades to measure academic achievement.
The result showed that 50,6% respondents has insecure attachment with parent whilst 52,7% respondents has insecure attachment with peer. 51,7% respondents has above average academic achievement. Bivariate analysis result showed that there was no relation between parent and peer attachment on academic achievement (p=0,068; p=0,578; ɑ=0,05). The future research should conduct comparative studies between private and public schools to get vary result.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suripto
"Penelitian ini bermula dari pemikiran bahwa prestasi belajar anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Inteligensi merupakan internal kognitif dan kemandirian belajar merupakan internal non kognitif (kepribadian) yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Faktor eksternal yang berpengaruh ,terhadap prestasi belajar antara lain lingkungan keluarga terutama status sosial ekonomi orang tua dan pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap anak-anaknya.
Penelitian ini mengkaji keterkaitan antara inteligensi anak, status sosial ekonomi orang tua, pola asuh dan kemandirian belajar anak dengan prestasi belajar anak dalam mata pelajaran PMP, Bahasa Indonesia, UPS, Matematika dan IPA.
Sampel penelitian diambil 12 SD secara random dari semua siswa kelas VI yang jumlahnya 417 anak. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes inteligensi dari Raven, angket status sosial ekonomi orang tua, angket pola asuh menurut anak dan menurut orang tua, angket kemandirian belajar anak dan hasil tes Ebtanas yang meliputi mata pelajaran PMP, Bahasa Indonesia, IPS, Matematika dan IPA.
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis korelasi berganda. Dari penelitian ini ditemukan bahwa; secara bersama-sama prestasi belajar PMP, Bahasa Indonesia, IPS, Matematika dan IPA dipengaruhi secara positif oleh tingkat inteligensi anak, status sosial ekonomi orang tua, pola asuh, dan kemandirian belajar anak. Keempat variabel tersebut memberi kontribusi terhadap prestasi belajar PMP 21.821%, Bahasa Indonesia 19.017%, IPS 27.899 %, Matematika 18.380 %, IPA 24.418 %.
Secara sendiri-sendiri; (1) prestasi belajar PMP dipengaruhi secara positif oleh tingkat inteligensi anak, dan status sosial ekonomi orang tua, tetapi tidak dipengaruhi secara positif oleh pola asuh dan kemandirian belajar anak, dengan p masing-masing .0001, .0007, 2689, dan 1026. (2) Prestasi belajar Bahasa Indonesia dipengaruhi secara positif oleh tingkat iteligensi anak, status sosial ekonomi orang tua, dan kemandirian belajar anak, tetapi tidak dipengaruhi secara positif oleh pola asuh yang dilakukan orang tua, dengan p masing-masing .0001, .0043, .0088, dan .7948. (3) Prestasi belajar IPS dipengaruhi secara positif oleh tingkat inteligensi anak, dan status sosial ekonomi orang tua, tetapi tidak dipengaruhi secara positif oleh pola asuh dan kemandirian belajar anak, dengan p masing-masing .0001, .0027, 4161, dan 7854. (4) Prestasi belajar Matematika dipengaruhi secara positif oleh tingkat inteligensi anak, dan kemandirian belajar anak, tetapi tidak dipengaruhi secara positif oleh status sosial ekonomi orang tua dan pola asuh, dengan p masing-masing .0001, .0077, .0829, dan .1035. (5) Prestasi belajar IPA dipengaruhi secara positif oleh tingkat inteligensi anak, dan status sosial ekonomi orang tua, tetapi tidak dipengaruhi secara positif oleh pola asuh dan kemandirian belajar anak, dengan p masing-masing 0001, .0003, .3152, dan .1298."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Barliana Sutisna
"Penelitian ini bertitik tolak dari permasalahan mengenai persepsi guru tentang kemampuan siswa yang seringkali dianggap subyektif dan kurang tepat dalam memahami kemampuan yang dimiliki siswa dalam mengikuti mata pelajaran di kelas, padahal setiap perilaku siswa selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari perhatian guru. Namun masih banyak guru pada umumnya belum efektif memanfaatkan hasil pengamatannya dalam mengelompokkan siswanya atas dasar kemampuan yang dimiliki siswa.
Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru tentang kemampuan siswa dengan inteligensi, dan prestasi belajar serta latar belakang pendidikan orang tua siswa. Dari topik penelitian ini dapat diketahui bahwa yang merupakan variabel bebas adalah inteligensi dan prestasi belajar serta latar belakang pendidikan orang tua, sedangkan variabel terikat adalah persepsi guru tentang kemampuan siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta dengan mengambil sampel 5 sekolah swasta, yang berlokasi di wilayah Jakarta Selatan dengan jumlah subyek 100 orang guru. Mengenai data persepsi guru tentang kemampuan siswa diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner yang diisi oleh guru sebagai responden. Dan data mengenai inteligensi dan prestasi belajar serta latar belakang pendidikan orang tua diperoleh dari dokumen siswa.
Melalui kajian pustaka, dikemukakan 4 buah hipotesis yang kemudian di uji secara empirik. Analisis data yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah teknik analisis regresi berganda. Dan dari analisis tersebut ditemukan bahwa: ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru tentang kemampuan siswa dengan inteligensi siswa; 2) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru tentang kemampuan siswa dengan prestasi belajar siswa setelah inteligensi diperhitungkan ; 3) ada hubungan sangat kecil dan tidak signifikan antara persepsi guru tentang kemampuan siswa dengan latar belakang pendidikan orang tua siswa setelah inteligensi dan prestasi belajar siswa diperhitungkan; 4) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru tentang kemampuan siswa dengan inteligensi, prestasi belajar dan latar belakang pendidikan orang tua secara bersamaan.
Dari hasil temuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan secara umum bahwa terciptanya persepsi guru yang tepat tentang kemampuan siswa yang tampak selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di kelas lebih memudahkan dalam menangani permasalahan kesulitan belajar yang mungkin timbul dari siswanya, didukung oleh data mengenai tingkat inteligensi, prestasi belajar dan latar belakang pendidikan orang tua. Sebagai implikasinya bagi guru dapat lebih jelas menyusun dan menentukan program pengajaran sesuai tingkat kemampuan siswanya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lanawati
"Penelitian ini bermula dari pemikiran bahwa prestasi belajar siswa di sekolah tidak terlepas dari kemampuan inteligensi (IQ) yang dimiliki siswa. Diperkirakan siswa yang memiliki kemampuan inteligensi yang tinggi juga akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula. Namun dalam proses belajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, bahkan ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. IQ bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan siswa di sekolah, masih banyak faktor lain yang menentukan, seperti kreativitas, kepribadian, emosi dan sebagainya.
Menurut Goleman manusia mempunyai dua inteligensi yang berbeda yaitu Emotional Intelligence (EI) dan Rational Intelligence (IQ). Keberhasilan kehidupan seseorang tidak hanya ditentukan oleh IQ, melainkan juga ditentukan oleh EI. Selanjutnya ia juga menunjukkan bahwa EI dapat dipergunakan untuk meningkatkan prestasi belajar (Goleman, 1995:284).
Berdasarkan pandangan di atas, penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana hubungan antara EI, IQ dan prestasi belajar yang diperoleh siswa SMU di sekolah, serta melihat sumbangan yang diberikan EI dan IQ terhadap prestasi belajar, dan sumbangan yang diberikan dimensi-dimensi EI (kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan ketrampilan sosial) dan IQ terhadap prestasi belajar.
Dalam penelitian ini siswa yang dipilih sebagai subyek penelitian adalah siswa SMU, di mana pada masa ini siswa dianggap telah menunjukkan perkembangan kematangan fisik, mental, emosional dan sosial (Hurlock, 1987). Sebanyak 129 siswa SMU Methodist dilibatkan dalam penelitian ini. Kepada mereka diberikan Inventori EI (Emotional Intelligence Inventory) dan Tes CFIT (Culture Fair Intelligence Test), sedangkan prestasi belajar diperoleh dari nilai rata-rata raport cawu III tahun ajaran 1997-1998.
Untuk penelitian ini dilakukan adaptasi Inventori EI melalui analisis butir, penentuan validitas dan reliabilitas. Sampel normatif adalah siswa SMU dan mahasiswa S1, sejumlah 895 orang dari SMU Kalam Kudus, SMU Bethel, Universitas Atma Jaya, Universitas Kristen Indonesia. Data diperoleh melalui pemberian tes secara kelompok. Prosedur adaptasi inventori EI adalah : butir-butir EI yang telah disusun berdasarkan Bar-On Emotional Inventory (Bar-On, 1997) dan Meta Mood Scale (Salovey, 1996), serta beberapa butir yang disumbangkan oleh Rudy Salan, dan beberapa butir lagi disusun oleh penulis sendiri, dikonsultasikan bersama tiga orang nara sumber. Uji coba diadakan untuk menentukan waktu yang diperlukan dan kejelasan pengertian bahasa. Kemudian hasil uji coba digunakan untuk mengambil data adaptasi inventori EI. Analisis butir dilakukan dengan metode skala Liked. Dalam menilai taraf reliabilitas butir-butir digunakan rumus Cronbach's Alpha, kemudian untuk melihat validitas konstruk dilakukan analisis faktor dengan rotasi varimaks.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara EI dan prestasi belajar (r = 0.150 dengan p = 0.090). El juga berkorelasi secara tidak bermakna dengan IQ (r = 0.054 dengan p = 0.545). Namun ditemukan korelasi yang bermakna antara IQ dan prestasi belajar (r = 0.239 dengan p = 0.006). Dari analisis regresi untuk menghitung sumbangan varians EI dan IQ terhadap prestasi belajar, dengan metode step-wise, varians yang keluar hanya IQ, dan diperoleh multiple regression sebesar 0.239. Dengan kata lain dalam penelitian ini hanya IQ yang memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar (R2 = 5.7%), sedangkan EI tidak memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar. Dalam menghitung sumbangan varians dari ke lima dimensi EI (self-awareness, self-control, self-motivation, empathy dan social skill) dan IQ terhadap prestasi belajar, ternyata hanya IQ dan SC (self-control) yang memberikan sumbangan signifikan kepada prestasi belajar (R= 0.324). Dengan kata lain, SC dan IQ memberikan sumbangan varians sebesar 10.5%, di mana 4.8% sumbangan dari dimensi SC dan 5.7% sumbangan dari varians 1Q. Hal ini berarti dari ke lima dimensi EI hanya dimensi SC yang memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar.
Saran yang diajukan untuk penelitian lanjutan ialah perlu melakukan penelitian lanjutan dengan sampel yang menurut konstruk teoritik lebih sesuai, yaitu orang dewasa yang sudah mempunyai pengalaman kehidupan sehari-hari. Perlu melakukan validitas eksternal dengan menemukan hubungan tes EI ini dengan instrumen lainnya. Selain itu juga disarankan agar dalam mendapatkan data prestasi belajar siswa perlu menggunakan tes yang baku."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>