Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124910 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alifah Ismawati
"Berdasarkan data WHO tahun 2008, angka kematian di Asia Tenggara yaitu 14,5 juta, sekitar 55% atau 7,9 juta disebabkan oleh penyakit degeneratif. Paparan radikal bebas merupakan penyebab utama penyakit degeneratif. Radikal bebas dapat diatasi dengan penggunaan antioksidan. Salah satu sumber senyawa antioksidan alami adalah tanaman Mimusops elengi L dengan kandungan senyawa yaitu quercetin, hentriacontane, dan β-carotene yang diperoleh dari ekstrak daun Mimusops elengi L. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan daun Mimusops elengi L dalam ekstrak etanol. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol. Variasi waktu ekstraksi yang digunakan adalah 15, 30, 45, 60 dan 75 menit. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (1,1 difenil-2-pikrilhidrazil). Hasil menunjukkan jika ekstrak etanol dengan variasi waktu ekstraksi 45 menit memiliki nilai aktivitas antioksidan tertinggi, dengan nilai IC50 yaitu 10,6. Nilai IC50 dari seluruh sampel uji variasi waktu ekstraksi tergolong antioksidan yang sangat kuat (nilai IC50 <50).
Based on WHO?s data, in 2008 the value of mortality in South-East Asia Region are 14.5 million, 7.9 million (55%) were due degenerative diseases. Free radicals are believed to be a major causes of degenerative diseas. Free radicals can be minimized with antioxidant. Mimusops elengi L is one of the plant that have potential as antioxidant such as quercetin, hentriacontane, and β-carotene which can be used to treat various disease. The main aim of this study is to evaluate the in vitro antioxidant (DPPH) for ethanolic extracts of Mimusops elengi L leaves. Extraction using reflux method by varying the extraction time 15, 30, 45, 60 and 75 minutes. 2,2?-diphenyl-1-picrylhydrazyl (DPPH) are radical scavenging capacity for measuring the antioxidant capacity of Mimusops elengi L leaves extract. The optimal conditions for ethanolic extract recovery for 45 minutes with IC50 values were 10.6. All extraction conditions had significant effect (IC50<50) on the antioxidant capacities of Mimusops elengi L leaves extract. The results indicate that M. elengi leaves show weak antioxidant properties."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khyla Maharani Putri
"Penuaan dini pada kulit sering terjadi akibat ketidakseimbangan radikal bebas dan agen antioksidan, menyebabkan hilangnya kelembapan kulit. Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) berpotensi sebagai agen antioksidan dan antipenuaan, namun belum diteliti sebagai inhibitor enzim hialuronidase. Penelitian ini bertujuan mengukur rendemen, mengidentifikasi metabolit sekunder, menentukan kadar total fenol, mengevaluasi aktivitas antioksidan, dan aktivitas inhibisi enzim hialuronidase dari ekstrak etanol 70% daun belimbing wuluh yang diekstraksi dengan metode maserasi. Skrining fitokimia dilakukan dengan metode uji warna, kadar total fenol dengan reagen Folin-Ciocalteu, aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, dan inhibisi enzim hialuronidase dari testis sapi dengan metode turbidimetri. Rendemen ekstraksi maserasi daun belimbing wuluh dengan etanol 70% adalah 21,353%. Ekstrak positif mengandung fenol, flavonoid, alkaloid, tanin, steroid, glikosida, dan saponin. Kadar fenol total adalah 85,929 ± 0,232 mgEAG/g ekstrak. Nilai IC50 antioksidan metode DPPH adalah 46,391 ± 0,104 μg/mL, menunjukkan antioksidan sangat kuat. Nilai IC50 antihialuronidase adalah 170,008 ± 3,086 μg/mL, menunjukkan inhibitor lemah. Ekstrak etanol 70% daun belimbing wuluh memiliki potensi sebagai agen antioksidan kuat, namun kurang berpotensi sebagai inhibitor enzim hialuronidase.

Premature aging of the skin is a common problem today, caused by an imbalance of free radicals and antioxidants in the body, leading to moisture loss in the skin. Wuluh starfruit leaf (Averrhoa bilimbi L.) shows potential as an antioxidant and anti-aging agent for the skin, though it has not been specifically studied for hyaluronidase enzyme inhibition. This study aimed to assess yield, identify secondary metabolites, determine total phenol content, evaluate antioxidant activity, and assess hyaluronidase enzyme inhibition in a 70% ethanol extract of wuluh starfruit leaves using maceration. Phytochemical screening was conducted via color test, total phenol content with Folin-Ciocalteu reagent, antioxidant activity with the DPPH method, and hyaluronidase inhibition using a turbidimetric method on bovine testes. The extraction yield of wuluh starfruit leaves with 70% ethanol was 21.353%. The extract tested positive for phenols, flavonoids, alkaloids, tannins, steroids, glycosides, and saponins. Total phenol content was 85.929 ± 0.232 mgGAE/g extract. The IC50 value from the DPPH antioxidant test was 46.391 ± 0.104 μg/mL, indicating very strong antioxidant activity. The IC50 value from the antihyaluronidase test was 170.008 ± 3.086 μg/mL, indicating weak inhibition. Thus, the 70% ethanol extract of wuluh starfruit leaves is a strong antioxidant but a weak hyaluronidase inhibitor."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhayangkara Tegar Pradana
"ABSTRAK
Kadar kolesterol yang tinggi dalam darah adalah salah satu penyebab penyakit kardiovaskular mematikan yang dipicu oleh timbunan kolesterol yang menempel di pembuluh darah menuju jantung. Penggunaan obat sintetis untuk menurunkan kolesterol memiliki beberapa efek samping yang merugikan. Namun, terdapat cara lain untuk menangani masalah kelebihan kolesterol, antara lain dengan memanfaatkan tanaman tanjung (Mimusops elengi L.) yang melimpah di Indonesia dan dipercaya oleh masyarakat Indonesia dapat memperkuat dan membersihkan kotoran (plak) pada dinding pembuluh darah. Hal tersebut disebabkan tanaman tanjung (Mimusops elengi L.) memiliki senyawa aktif berupa katekin yang dipercaya memiliki aktivitas antikolesterol.
Pada penelitian ini, aktivitas antikolesterol dari ekstrak daun tanjung (Mimusops elengi L.) dalam air akan diuji secara in vivo di dalam tubuh mencit (Mus musculus L.) galur DDY. Pengujian aktivitas antikolesterol dilakukan terhadap 6 kelompok hewan uji mencit (Mus musculus L.) galur DDY yang terdiri dari kelompok kontrol normal (tanpa perlakuan), kontrol positif (atorvastatin 2,6 mg/kg BB), kontrol negatif (diinduksi kolesterol dan diberi pakan standar) dan tiga ekstrak dengan dosis 0,05 mL (rendah); 0,1 mL (sedang); dan 0,2 mL (tinggi).
Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak daun tanjung memiliki efek yang signifikan terhadap penurunan total kolesterol pada mencit, dimana semakin tinggi dosis ekstrak yang diberikan, akan memberikan penurunan kolesterol yang tinggi pula. Dengan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun tanjung (Mimusops elengi L.) dapat digunakan sebagai obat penurun kolesterol.

ABSTRACT
High cholesterol level in blood is one of deathly cardiovascular disease?s causes which is triggered by accumulation of cholesterol patching in blood vessels through heart. Using synthetic medicine to decrease cholesterol has several side effect. However, there is another way to resolve problem of excess cholesterol, that is by using tanjung (Mimusops elengi L.) which abundant in Indonesia and Indonesian people believe that it can strengthen and clean plaque in blood vessels wall. It is caused tanjung (Mimusops elengi L.) has active compound such as catechin which is believed has anticholesterol activity.
In this study, anticholesterol activity of tanjung (Mimusops elengi L.) leaf extract in the water will be tested by in vivo method in the body of mice (Mus musculus L.) DDY-strain. Anticholesterol activity tested did to 6 group of mice (Mus musculus L.) DDY-strain consisting of normal control (wiithout treatment), positive control (atorvastatin 2.6 mg/kg BB), negative control (only induced by cholesterol and standard feed), and three groups of dose, that is 0.05 mL (low dose), 0.1 mL (mid dose), and 0.2 mL (high dose).
The result showed that tanjung (Mimusops elengi L.) leaf extract has significant effect to decrease total cholesterol level of mice, more extract given to mice, it will give higher cholesterol decreasing. In this study, can conclude that tanjung (Mimusops elengi L.) leaf extract can be used as choleterol decreasing medicine.
"
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putrie Fiana Azizah
"Radikal bebas dalam tubuh dapat menimbulkan stress oksidatif yang menjadi etiologi beberapa penyakit. Kondisi stress oksidatif ini dapat dihambat dengan adanya senyawa antioksidan. Garcinia merupakan salah satu marga tumbuhan yang telah diketahui manfaatnya sebagai antioksidan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan mengidentifikasi golongan senyawa kimia pada fraksi dari ekstrak etil asetat daun Garcinia bancana Miq. Fraksinasi ekstrak etil asetat daun Garcinia bancana Miq dilakukan dengan kromatografi kolom. Pengukuran aktivitas antioksidan fraksi dilakukan dengan menggunakan metode peredaman radikal DPPH dan metode FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power.
Hasil uji dengan metode DPPH menunjukkan aktivitas antioksidan paling aktif terdapat pada fraksi 4 dengan nilai IC50 sebesar 10,373 g/mL. Pada pengujian FRAP aktivitas antioksidan tertinggi juga terdapat pada fraksi 4 yaitu dengan nilai FeEAC sebesar 470,892 mol/g. Hasil identifikasi golongan senyawa kimia pada fraksi 4 sebagai fraksi teraktif menunjukkan adanya flavonoid dan terpenoid.

Free radicals in the human body can cause oxidative stress that becomes the etiology of some diseases. This oxidative stress condition can be inhibited by the presence of antioxidant compounds. Garcinia is one of the genus which is known to have antioxidant activity.
This study aimed to determine antioxidant activity and identify the chemical compounds of fraction from ethyl acetate extract of Garcinia bancana Miq leaves. Fractionation of ethyl acetate extract of Garcinia bancana Miq leaves was done by column chromatography. The measurement of antioxidant activity was determine by DPPH radical scavenging and FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power method.
The results showed that fraction 4 was the most active fraction with IC50 value 10.373 g mL. Meanwhile in FRAP method, the most active fraction was also found in fraction 4 with FeEAC value 470.892 mol g. The result of phytochemical screening in fraction 4 as the most active fraction, showed the existence of flavonoid and terpenoid compound. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68825
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Shabrina
"Garcinia merupakan marga terbesar dari suku Clusiaceae, memiliki kurang lebih 400 jenis. Beberapa senyawa dari spesies Garcinia menunjukkan aktivitas farmakologis, seperti antioksidan. Salah satu jenis tanaman dengan marga Garcinia adalah Garcinia fruticosa Lauterbach. Penelitian sebelumnya yang dilakukan secara in vitro menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat daun Garcinia fruticosa memiliki aktivitas antioksidan yang kuat terhadap radikal DPPH, dengan nilai IC50 12,369 ?g/mL. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan aktivitas antioksidan fraksi dari ekstrak etil asetat daun Garcinia fruticosa dan identifikasi golongan senyawa pada fraksi teraktif. Fraksinasi dilakukan dengan kromatografi kolom menggunakan sistem elusi gradien. Uji aktivitas antioksidan dilakukan secara in vitro dengan metode peredaman radikal DPPH 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power menggunakan microplate reader. Aktivitas antioksidan terkuat pada metode penangkapan radikal DPPH diperlihatkan oleh fraksi 11 dengan nilai IC50 6,5798 ?g/mL. Metode FRAP menunjukkan fraksi 10 memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai FeEAC 1015,34 ?mol/g. Hasil identifikasi golongan senyawa menunjukkan bahwa fraksi 10 dan 11 mengandung flavonoid. Dari hasil penelitian, fraksi dari ekstrak etil asetat daun Garcinia fruticosa memiliki potensi untuk menjadi sumber antioksidan alami.

Garcinia is the biggest genus in the Clusiaceae family, with about 400 species. Some biocompounds from Garcinia species exhibited biological and pharmacological activities such as antioxidant ability. One of the plant species from the genus Garcinia is Garcinia fruticosa Lauterbach. In a previous in vitro study, ethyl acetate extract from Garcinia fruticosa leaves showed a strong antioxidant activity towards DPPH radical with IC50 value 12.369 g mL. This study aims to evaluate antioxidant activity of fractions from ethyl acetate leaves extract of Garcinia fruticosa and identify the compound groups from the most active fraction. Ethyl acetate extract was fractionated with column chromatography using gradient elution system. Fractions were evaluated for in vitro antioxidant activity using DPPH radical scavenging and FRAP assay with the use of UV Visible spectrophotometer and microplate reader, respectively. The compund groups were identified using TLC method. The results of this study showed that fraction 11 demonstrated the strongest DPPH radical scavenging activity with IC50 value 6.5798 g mL, while in FRAP the strongest one was fraction 10 with FeEAC value 1015.34 mol g. Compound groups identification showed that fraction 10 and 11 contained flavonoid. These results indicated that the fractions from ethyl acetate leaves extract of Garcinia fruticosa have the potential to be used as a natural antioxidant."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priska Anastasia Cecilia
"Aterosklerosis merupakan penyakit yang mematikan berupa penebalan dinding dan penyempitan lumen arteri yang disebabkan karena tingginya kolesterol dalam darah. Penanganan aterosklerosis secara modern menggunakan obat–obatan sintetik sering menyebabkan beberapa resiko efek samping. Oleh karena itu, diformulasikan jamu anti–aterosklerosis berbahan baku daun tanjung, daun belimbing manis, dan temulawak. Jamu anti–aterosklerosis dibuat dengan mengekstraksi ketiga bahan tersebut menggunakan metode refluks pada suhu 70°C dalam waktu 90 menit menggunakan variasi pelarut etanol–air dan pengeringan menggunakan oven pada suhu 55°C dalam waktu 24 jam. Rendemen ekstraksi yang diperoleh adalah jamu anti–aterosklerosis sebesar 26,385%, daun tanjung sebesar 19,579%, daun belimbing manis sebesar 19,461%, dan temulawak sebesar 23,347%. Pengujian kandungan total flavonoid menggunakan spektrofotometri UV–Vis pada panjang gelombang 415 nm menghasilkan nilai terbaik pada variasi volume pelarut 50% etanol (125 mL) dan 50% air (125 mL), yakni sebesar 39,91% pada jamu anti–aterosklerosis, 36,57% pada daun tanjung, 23,35% pada daun belimbing manis, dan 38,44% pada temulawak. Pengujian kandungan total fenolik menggunakan spektrofotometri UV–Vis pada panjang gelombang 765 nm menghasilkan nilai terbaik pada variasi volume pelarut 50% etanol (125 mL) dan 50% air (125 mL), yakni sebesar 41,70% pada jamu anti–aterosklerosis, 40,84% pada daun tanjung, 31,57% pada daun belimbing manis, dan 41,46% pada temulawak. Dari penelitian ini didapati hasil dengan pola yang sama, yakni meningkatnya volume etanol hingga 50% pada pelarut turut meningkatkan hasil rendemen ekstrak, kandungan total flavonoid, dan kandungan total fenolik; kemudian mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena etanol memiliki daya kelarutan yang lebih baik dari air sehingga etanol dapat mengekstrak lebih banyak senyawa flavonoid dan senyawa fenolik, serta mampu menghasilkan hasil rendemen ekstrak yang lebih banyak pula.

Atherosclerosis is a deadly disease in the form of thickening of the walls and narrowing of the arterial lumen caused by high cholesterol in the blood. Modern management of atherosclerosis using synthetic drugs often causes several risks of side effects. Therefore, anti–atherosclerosis herbal medicine made from tanjung leaves, sweet starfruit leaves, and temulawak is formulated. Anti–atherosclerotic herbs are prepared by extracting the three ingredients using the reflux method at 70°C within 90 minutes using variations of the ethanol–water solvent and drying using an oven at 55°C within 24 hours. The extraction yield obtained was anti–atherosclerosis herbs at 26.338%, tanjung leaves at 19.579%, starfruit leaves at 19.461%, and curcuma at 23.334%. Testing the total flavonoid content using UV–Vis spectrophotometry at a wavelength of 415 nm produces the best value on the variation of 50% ethanol (125 mL) and 50% water (125 mL) solvent volume, which is 39.91% in anti–atherosclerotic herbs, 36.57% in tanjung leaves, 23.35% in starfruit leaves, and 38.44% in curcuma. Testing the total phenolic content using UV–Vis spectrophotometry at a wavelength of 765 nm produces the best value in the variation of the solvent volume of 50% ethanol (125 mL) and 50% water (125 mL), which is equal to 41.70% in anti–atherosclerotic herbs, 40.84% in tanjung leaves, 31.57% in starfruit leaves, and 41.46% in curcuma. From this study the results were found with the same pattern, namely increasing the volume of ethanol up to 50% in solvents also increased the yield of extract yield, total flavonoid content, and total phenolic content; then decreased. This happens because ethanol has better solubility than water so that ethanol can extract more flavonoid compounds and phenolic compounds, and is able to produce more extract yield."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan Haikal Ehsan
"Teripang telah diketahui banyak memiliki manfaat biologis, seperti antikanker, antifungal, antivirus, dan antioksidan. Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa saponin pada ekstrak kasar Holothuria atra (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Senyawa radikal bebas DPPH digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan uji busa digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa saponin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar H. atra mengandung saponin dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih rendah dari pembandingnya, Acanthaster sp. (Echinodermata) dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 739,194 μg/ml dan 102,946 μg/ml. Fraksi n-heksan, fraksi etil asetat, dan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kurang kuat dengan nilai IC50 secara berurutan 511,35 μg/ml, 373,776 μg/ml, dan 491,8 μg/ml. Uji saponin terdeteksi positif pada semua fraksi kecuali fraksi etil asetat.

Sea cucumber had been known for having many biological uses, such as anticancer, antifungal, antivirus, and antioxidant. This study was conducted to test the antioxidant activity and to detect the presence of saponin compounds in Holorhuria atra (Echinodermata) crude extract and its fractions. Free radical compound, DPPH, was used to test the antioxidant activity and foam test was used to detect the presence of saponin compounds. The result showed that crude extract of H. atra contains saponins and has weaker antioxidant activity than Acanthaster sp. (echinoderm). The IC50 values are 739,194 μg/ml and 102,946 μg/ml, respectively. N-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and water fraction have weak antioxidant activities with IC50 values 511,35 μg/ml, 373,776 μg/ml, and 491,8 μg/ml, respectively. Saponin test showed that all of the crude extract fractions showed positive results, except in ethyl acetate fraction."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S46095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahim
"Pemanfaatan biota laut di bidang kesehatan salah satunya adalah sebagai sumber antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid pada ekstrak kasar Acanthaster (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Metode DPPH digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan pelarut Libermann Burchard digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol Acanthaster mengandung terpenoid dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan pembandingnya, Didemnum sp. (Ascidia) dengan nilai IC50 yaitu masing-masing sebesar 102,946 μg/ml dan 118,373 μg/ml. Fraksi etil asetat, fraksi n-heksan, dan fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 secara berurutan 74,481 μg/ml, 100,084 μg/ml, dan 194,652 μg/ml. Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan disebabkan oleh terpenoid, sedangkan aktivitas antioksidan fraksi air disebabkan oleh senyawa lain yang bersifat polar karena menunjukkan hasil negatif pada uji terpenoid.

Many marine organism have been known as source of antioxidant that could counteract radical ions. The study was conducted to test the antioxidant activity and to detect the presence of terpenoid compounds in the Acanthaster (echinoderm) crude extract and its fractions. DPPH method was used to test the antioxidant activity and Liebermann Burchard reagent was used to detect the presence of terpenoid compounds. The result shown that crude extract of Acanthaster contained terpenoids and has stronger antioxidant activity than ascidian Didemnum sp. (IC50 values are 102.946 μg/ml and 118.373 μg/ml, respectively). Ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, and water fraction have strong antioxidant activities with IC50 values 74.481 μg/ml, 100.084 μg/ml, dan 194.652 μg/ml, respectively. The antioxidant activities of ethyl acetate fraction and n-hexane fraction were caused by terpenoids, whereas the antioxidant activity of water fraction was caused by other polar antioxidant compounds because has negative result of terpenoid test.
Pemanfaatan biota laut di bidang kesehatan salah satunya adalah sebagai sumber
antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. Penelitian dilakukan untuk
menguji aktivitas antioksidan dan mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid pada
ekstrak kasar Acanthaster (Echinodermata) dan fraksi-fraksinya. Metode DPPH
digunakan untuk pengujian aktivitas antioksidan sedangkan pelarut Libermann
Burchard digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa terpenoid. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar metanol Acanthaster mengandung
terpenoid dan memiliki aktivitas antioksidan yang lebih kuat dibandingkan
pembandingnya, Didemnum sp. (Ascidia) dengan nilai IC50 yaitu masing-masing
sebesar 102,946 μg/ml dan 118,373 μg/ml. Fraksi etil asetat, fraksi n-heksan, dan
fraksi air memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 secara
berurutan 74,481 μg/ml, 100,084 μg/ml, dan 194,652 μg/ml. Aktivitas
antioksidan fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan disebabkan oleh terpenoid,
sedangkan aktivitas antioksidan fraksi air disebabkan oleh senyawa lain yang
bersifat polar karena menunjukkan hasil negatif pada uji terpenoid.

Abstract
Many marine organism have been known as source of antioxidant that could
counteract radical ions. The study was conducted to test the antioxidant activity
and to detect the presence of terpenoid compounds in the Acanthaster
(echinoderm) crude extract and its fractions. DPPH method was used to test the
antioxidant activity and Liebermann Burchard reagent was used to detect the
presence of terpenoid compounds. The result shown that crude extract of
Acanthaster contained terpenoids and has stronger antioxidant activity than
ascidian Didemnum sp. (IC50 values are 102.946 μg/ml and 118.373 μg/ml,
respectively). Ethyl acetate fraction, n-hexane fraction, and water fraction have
strong antioxidant activities with IC50 values 74.481 μg/ml, 100.084 μg/ml, dan
194.652 μg/ml, respectively. The antioxidant activities of ethyl acetate fraction
and n-hexane fraction were caused by terpenoids, whereas the antioxidant activity
of water fraction was caused by other polar antioxidant compounds because has
negative result of terpenoid test.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42863
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gagas Prayoga
"Marga Excoecaria banyak terdapat di Indonesia dan mempunyai potensi sebagai sumber senyawa kimia bioaktif. Salah satu tanaman marga ini adalah Sambang Darah (E. cochinchinensis Lour.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol daun E. cochinchinensis Lour. serta mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung dari fraksi teraktif. Daun E. cochinchinensis Lour. dimaserasi menggunakan n-heksana, etil asetat, dan metanol. Aktifitas antioksidan diukur menggunakan metode DPPH. Ekstrak teraktif difraksinasi dengan kromatografi kolom dipercepat. Kemudian dilakukan identifikasi golongan senyawa pada fraksi dengan aktifitas antioksidan teraktif. Hasil uji menunjukkan nilai IC50 dari ekstrak metanol, etil asetat, dan n-heksana secara berturut-turut adalah 2,81 ppm; 3,21 ppm; dan 48,77 ppm. Fraksi teraktif adalah fraksi M2 dengan nilai sebesar IC50 2,49 ppm dengan kandungan flavonoid, tanin, antrakuinon, glikosida, dan saponin.

Excoecaria genus widely available in Indonesia and has potential as a source of bioactive chemical compounds. One of the plant of this genus is Sambang Darah (E. cochinchinensis Lour). This research aims to determine the antioxidant activity of the extracts of n-hexane, ethyl acetate, and methanol E. cochinchinensis Lour. leaves and to know the group of chemical compounds which contained the most active fraction. E. cochinchinensis Lour. leaves macerated using n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Antioxidant activity was measured using DPPH method. The most active extract fractionated by accelerated column chromatography. Phytochemical screening were done at the most acive fraction. Test results showed IC50 value of the extract of methanol, ethyl acetate and n-hexane respectively were 2.81 ppm, 3.21 ppm, and 48.77 ppm. Fraction M2 is the most active fraction with IC50 value of 2.49 ppm and it contained flavonoids, tannins, anthraquinone, glycosides and saponins"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kumala Putri
"Telah diketahui bahwa Garcinia memiliki aktivitas antioksidan, pada penelitian sebelumnya ekstrak n-heksana kulit batang Garcinia bancana Miq. diketahui memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 17,78 g/mL. Pada penelitian ini, untuk mengetahui aktivitas antioksidan pada bagian lain dari Garcinia bancana Miq. dilakukan. Fraksinasi dari ekstrak n-heksana daun Garcinia bancana Miq. dan didapatkan sebanyak 10 fraksi, dimana fraksi-fraksi tersebut diuji sevara in vitro menggunakan alat spektrofotometer UV Vis dengan menggunakan dua metode dengan menggunakan radikal bebas DPPH 1,1-Diphenil-2-picrilhydrazyl dan FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power untuk mendapatkan fraksi teraktif. Dari fraksi teraktif didapatkan nilai IC50 sebesar 36,24 g/mL dengan metode DPPH dan nilai EC50 sebesar 39,54 g/mL dengan metode FRAP. Fraksi teraktif kemudian diidentifikasi dan didapatkan bahwa fraksi teraktif memiliki kandungan terpenoid.

This study aimed to determine whether garcinia have been known to have antioxidant activity. A previous study of the n hexane of Garcinia bancana Miq. bark showed to have antioxidant activity with an IC50 value of 17.78 g mL. In this study, to know antioxidant activity from other part of G. bancana, fractionation was done. From the fractionation of the n hexane extract of G. bancana Miq. leaves were obtained 10 fractions, in which the fractions were tested in vitro using UV Vis spectrophotometer by two methods using free radical namely, DPPH 1,1 Diphenyl 2 picrilhydrazyl and the FRAP Ferric Reducing Antioxidant Power to obtain the most active fraction. From the most active fraction, it was obtained an IC50 value of 36.24 g mL with the DPPH method and EC50 value of 39.54 g mL with the FRAP method. The most active fraction was then identified and was found that it had contaied terpenoid content."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>