Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sabila Rusydina Fitri Imani
"Diabetes mellitus pada remaja terus meningkat selama beberapa tahun terakhir. Fenomena yang berbeda terjadi pada tingkat aktivitas fisik yang terus menurun selama hampir satu dekade terakhir. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan mengenai diabetes mellitus dengan aktivitas fisik pada remaja. Sejumlah 139 remaja SMA berusia 15-18 tahun menyelesaikan survey Diabetes Knowledge Questionnaire dan Physical Acitivity Questionnaire in Adolescents. Usia, jenis kelamin, riwayat diabetes mellitus, sumber informasi, serta perilaku sedentari juga diteliti sebagai faktor yang memengaruhi pengetahuan dan aktivitas fisik. Riwayat diabetes mellitus dan sumber informasi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat pengetahuan.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan, usia, dan perilaku sedentari dengan aktivitas fisik. Namun, jenis kelamin memiliki hubungan yang signifikan dengan aktivitas fisik (p = 0,001). Tingkat pengetahuan dan aktivitas fisik masih rendah di kalangan remaja. Upaya preventif dan promotif terhadap remaja perlu ditingkatkan untuk mencegah risiko diabetes mellitus.

Diabetes mellitus in adolescents continues to increase over the last few years. Declining level of physical activity is also an on-going phenomenon for almost a decade. The aim of this study is to determine the association between levels of knowledge on diabetes mellitus and physical activity in adolescents. A number of 139 high school students aged 15-18 years completed the survey using the Diabetes Knowledge Questionnaire and Physical acitivity Questionnaire in Adolescents. Age, gender, history of diabetes mellitus, source of information, and sedentary behavior were also investigated as factors influencing knowledge and physical activity. History of diabetes mellitus and resources do not have a significant association with the level of knowledge.
The results also showed no correlation between the level of knowledge, age, and sedentary behaviors with physical activity. However, gender had a significant association with physical activity (p = 0.001). The level of knowledge and physical activity is still low among adolescents. Preventive and promotive efforts towards teenagers need to be improved to prevent the risk of diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratnasari Widayanti
"Pengetahuan dan sikap merupakan faktor kunci yang berdampak secara langsung ataupun tidak langsung pada pelaksanaan manajemen diri diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan praktik manajemen diri pada masyarakat dengan diabetes melitus tipe 2. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan responden sebanyak 107 penderita DM tipe 2 di wilayah Kota Depok yang dipilih dengan menggunakan teknik cluster sampling. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari Diabetes Knowledge Test (DKT), modifikasi Diabetes Attitude Scale (DAS), dan Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ). Hasil analisis statistik menunjukan adanya korelasi positif yang signifikan antara pengetahuan (r = 0,549; p < 0,01) dan sikap (r = 0,465; p < 0,01) dengan manajemen diri DM. Temuan ini menekankan pentingnya pengembangan program edukasi kesehatan dan konseling mengenai manajemen diri diabetes dengan melakukan evaluasi awal terhadap karakterisitk diabetesi agar program yang akan dirancang dapat lebih efektif dan sesuai dengan tingkat pemahaman dan kebutuhan diabetesi.

Knowledge and attitudes are key factors that have a direct or indirect impact on the implementation of diabetes self-management. This study aims to identify the relationship between knowledge and attitudes toward self-management practices in communities with type 2 diabetes mellitus. The research design used in this study was cross-sectional with 107 respondents with type 2 diabetes in Depok who were selected using a cluster sampling technique. The research instruments used included the Diabetes Knowledge Test (DKT), modified Diabetes Attitude Scale (DAS), and Diabetes Self-Management Questionnaire (DSMQ). The results of statistical analysis show that there is a significant positive correlation between knowledge (r = 0.549; p < 0.01) and attitude (r = 0.465; p < 0.01) toward diabetes mellitus self-management. These findings emphasize the importance of developing health education and counseling programs regarding diabetes self-management by conducting an initial evaluation of the characteristics of diabetics so that the program that will be designed can be more effective and appropriate to the level of understanding and needs of diabetics."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santika Candra Kusuma
"Latar belakang: Usia menarke merupakan onset menstruasi pertama sebagai tanda matangnya sistem reproduksi seorang wanita dengan banyak implikasi terhadap psikososial dan kesehatan seorang wanita di masa mendatang. Seiring perkembangan sosial-ekonomi, ditemukan penurunan rerata usia menarke di Indonesia. Sehingga, faktor-faktor terkait gaya hidup menjadi fokus utama studi ini. Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia menarke dengan IMT, aktifitas fisik dan pola makan pada remaja putri usia 9-15 tahun di Kota Depok. Metode: Menggunakan desain studi potong lintang, data diambil melalui pengisian kuesioner dan wawancara food recall secara daring, pengukuran tinggi badan dan berat badan. Analisis data menggunakan uji univariat dan bivariat One Way Anova, Mann Whitney, Kruskal Wallis, dianggap bermakna apabila p<0,05. Hasil: Terdapat 223 subjek sudah menstruasi dengan median usia menarke adalah 11,92 tahun. Diambil 89 subjek untuk analisis bivariat berasal dari 2 SMP dan 1 SD Negeri Kota Depok. Hasil analisis statistik, didapatkan hubungan signifikan aktivitas fisik dengan usia menarke (p=0,034) tetapi tidak didapati perbedaan signifikan pada variabel IMT (p=0,095) dan pola makan (p=0,512) terhadap usia menarke. Kesimpulan: Terdapat perbedaan signifikan antara aktivitas fisik dengan usia menarke, tetapi tidak ditemukan perbedaan signifikan antara IMT dan pola makan dengan usia menarke pada remaja putri di Kota Depok.

Background: Age of menarche (AOM) is onset of first time of menstruation, a sign of the maturity of woman reproductive system, which has many implications for the psychosocial and health. Along with socio-economic developments, it was found a declining in the average AOM in Indonesia. Thus, factors related to lifestyle, are the main focus of this study. This study was aimed to measure the AOM and its association with BMI, physical activity (PA), and dietary habits in girls aged 9-15 years in Depok City. Methods: This study used a cross-sectional design, with data collected through filling questionnaires, online food recall interviews, measuring height and weight. Data analysis using One Way-Anova, Mann-Whitney, Kruskal-Wallis, is considered significant if p<0,05. Results: The 223 subjects who had menstruated with the median of AOM at 11,92 years. The 89 subjects were analysed for the bivariate analysis are from 2 Junior High Schools and 1 Elementary School in Depok City. It was found a significant relationship between PA and age AOM (p=0.034), but there was no significant difference between BMI (p=0.095) and dietary habits (p=0,512) with AOM. Conclusion: There is a significant difference between PA and AOM, but there is no significant difference between BMI and dietary habits with AOM."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfia Martviana
"Aktivitas fisik menjadi salah satu faktor utama penyebab noncomunicable disease. 80% remaja di dunia tahun 2016 memiliki tingkat aktivitas fisik rendah. Aktifitas fisik remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, jenis kelamin, dukungan sosial, motivasi, dan urbanisasi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aktivitas fisik remaja di Kota Depok dengan melibatkan 364 responden siswa sekolah menengah pertama dan menengah atas dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa remaja memiliki tingkat aktivitas fisik rendah (n=208; 57,1%), motivasi aktivitas fisik rendah n=188; 51,6%, dukungan aktivitas fisik rendah dari orang tua n=205; 56,3%, dan dukungan aktivitas fisik rendah dari teman sebaya n=203; 55,8%. Disimpulkan bahwa sebagian besar remaja Kota Depok memiliki tingkat aktivitas fisik yang rendah, sehingga perlu adanya promosi maupun intervensi aktivitas fisik yang tidak hanya diberikan kepada remaja saja melainkan juga pada lingkungan sosial remaja (keluarga, sekolah, dan teman sebaya).

Physical activity is one of the main factors causing non-communicable diseases. In the world, 80% of adolescents have low physical activity in 2016. Physical activity influenced by several factors, such as age, gender, social support, motivation, and urbanization. This study aimed to identify the physical activity of adolescents in Depok by involving 364 respondents of middle and high school students who used consecutive sampling techniques. The results of this study indicated that adolescents have low of physical activity n=208; 57,1%, low of physical activity motivation n=188; 51,6%, low of physical activity support from parents n=205; 56,3%, and low of physical activity supports from peers n=203; 55,8%. It concluded that the majority of adolescents in Depok have low physical activity. Thus, promotion or intervention of physical activities is given to adolescents but also and social environment of adolescents family, school, and peers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Luciana
"Aktivitas fisik sebagai salah satu pilar penatalaksanaan Diabetes Mellitus dan pemeriksaan HbAlc sebagai evaluasi kendali gula darah jangka panjang seringkali tidak digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai fisibilitas dan efektivitas aktivitas fisik dan kendali gula darah pada penyandang DM tipe 2 di masyarakat pada umumnya.
Studi menggunakan desain kohort prospektif dengan 5 bulan masa pengamatan (12 November 2007 - 9 April 2008) dan 2 lokasi pengambilan sampel: di kelompok senam DM (persadia) dan di poliklinik DM RS Husada, Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-random sampling secara consecutive selama 2 bulan masa enrollment. Sampel adalah 95 orang penyandang DM tipe 2 yang telah menandatangani formulir informed consent.
Variabel independen utama adalah aktivitas fisik yang dinilai baik dari segi frekuensi, durasi, intensitas maupun kompositnya, menggunakan kuesioner yang telah divalidasi. Sedangkan variabel dependen-nya adalah kendali gula darah yang dinilai dari kadar HbAlc plasma vena darah dalam persen. Data dikumpulkan dan diukur dua kali: pada awal dan akhir penelitian (minimal 12 minggu setelah data pertama diambil). Analisis multivariat dilakukan dengan Regresi Cox Proportional Hazard menggunakan perangkat STATA versi 9.2.
Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan antara aktivitas fisik dan kendali gula darah pada 95 orang penyandang DM tipe 2 di RS Husada Jakarta (HRadjusted = 0,54; 95%CI 0,27-1,11) selelah dikQntrol terhadap variabel pengobatan dan pola konsumsi serat. Dengan demikian, tenaga kesehatan tidak perlu lagi ragu-ragu untuk menganjurkan para penyandang DM tipe 2 untuk mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam kehidupan mereka sehari-hari guna memperbaiki kendali gula darahnya.

Physical acitivity is often underutilized as one of the cornerstones of diabetes management and so is the use of HbAlc in long-term glycemic control. The purpose of this study is to assess the feasibility and effectiveness of physical activity and blood glucose control among diabetes type 2 patients in general population.
A prospective cohort study design was used to conduct the study for a period of 5 months (l2th November 2007 - 9th April 2008) using 2 catchment areas: diabetes exercise club (persadia) and diabetes policlinic Husada Hospital, Jakarta. A non-random (consecutive) sampling technique during a 2-month enrollment period yielded a participation of 95 type 2 diabetes patients as study subjects, all of whom have signed informed consents.
The main independent variable assessed was physical activity in the forms of frequency, duration, intensity and composite using validated questionnaires whilst the outcome of blood glucose control expressed as percentage of plama venous HbAlc. Data were collected twice: at baseline and at least 12 weeks after. Multivariate analysis was conducted using Cox Proportional Hazard Regression and the software STATA 9.2 version.
Results from the study found an association between physical activity and blood glucose control among 95 diabetes type 2 patients in Husada Hospital Jakarta (HRadjusted = 0,54; 95%CI 0,27-1,11) after adjusting for drug therapy and dietary pattern consumption of fibre. ThUs. health care providers should not be hesitant to advice diabetics patients to integrate physical activity into their daily lives in order to improve their glycemic control.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21174
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Iriana Welmita
"ABSTRAK
Diabetes mellitus pada remaja terus meningkat selama beberapa tahun terakhir. Fenoma berbeda terjadi pada peningkatan status remaja berat badan berlebih dan obesitas serta kebiasaan makan yang semakin buruk diikuti dengan pentingnya mengetahui resiliensi diri mempengaruhi psikologis dan koping. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui hubungan antara resiliensi diri dan pengetahuan tentang diabetes mellitus dengan kebiasaan makan remaja berat badan berlebih dan obesitas. Penelitian menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 107 remaja dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian diperoleh nilai p-value > 0,05 pada semua hubungan. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara resiliensi diri dengan kebiasaan makan dan tidak ada hubungan pula antara pengetahuan DM dengan kebiasaan makan kecuali pada aspek jenis jajan p = 0,001 . Disarankan agar semakin sering diadakan promosi kesehatan khususnya tentang DM dan kebiasaan makan disesuaikan dengan karakteristik remaja agar semakin efektif.

ABSTRACT
Diabetes mellitus in adolescents continues to increase over the past few years. But, the increase status of overweight and obesity adolescents and eating habits are getting worse followed by the importance of knowing self resilience because affects psychological and coping. The purpose of this study is to know the correlation between self resilience and knowledge of diabetes mellitus with overweight and obesity adolescents eating habits. The study used cross sectional design involving 107 adolescents with consecutive sampling technique. The results obtained p value 0.05 for all correlation. The conclusion of this research is there is no correlation between self resilience with eating habits and there is no relation also between knowledge of diabetes with eating habit except at aspect of snack type p 0,001 It is suggested to do more health promotion especially about diabetes and eating habits adjusted with characteristic of adolescents so that more effective. "
2017
S69564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Nur Hidayah
"Kecemasan pada remaja dapat membawa remaja pada perilaku menyimpang dan gangguan kesehatan. Aktivitas fisik dapat mengalihkan kecemasan dengan menjadikan suasana hati menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hubungan antara aktivitas fisik remaja dan tingkat kecemasan yang mereka alami. Pengukuran aktivitas fisik dilakukan menggunakan instrumen International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) dan Hamilton Anxiety Rating Scale for Anxiety (HARS).
Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan tipe deskriptif korelatif dan pendekatan cross sectional terhadap100 remaja SMA kelas X dan XI yang dipilih dengan quota sampling. Data dianalisis dengan uji chi square.
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dan tingkat kecemasan (p=0,222;α=0,1). Kecemasan sedang berat lebih banyak dialami oleh remaja perempuan (p=0,417; CI: 95%). Peran bimbingan dan konseling di sekolah perlu ditingkatkan untuk membangun koping remaja dalam menurunkan kecemasan.

Anxiety among adolescent could lead to negative behavior and caused many health problems. Physical activity could distract the anxiety by enhancing the mood. The purpose of the study was to identify the correlation between physical activity and anxiety level of adolescent.
This study used cross sectional design and descriptive method with data accumulated by questionnaire given to 100 high school students grade X and XI were selected by quota sampling and analyzed by chi square test. International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) was used to measure activity level and Hamilton Anxiety Rating Scale for Anxiety (HARS) was used to measure anxiety level.
Based on correlation analysis, there were not significant correlation among anxiety level with physical activity (p= 0, 222, α= 0,1). Moderate to severe level of anxiety were more prevalent in girl adolescent (p=0,417; CI: 95%). Guidance and counseling in schools need to be improved to build positive coping to reduce anxiety.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Sabillah
"Populasi lansia dengan diabetes mellitus terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Fenomena berbeda terjadi pada tingkat aktivitas fisik yang rendah diikuti dengan pentingnya melihat dukungan keluarga sebagai sumberdaya sosial terpenting dalam peningkatan aktivitas fisik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan aktivitas fisik pada lansia diabetes mellitus. Penelitian menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 181 responden dengan teknik convenience sampling. Hasil penelitian diperoleh nilai Signifikansi (SIG) Spearman sebesar SIG = < 0,01 <0,05 dengan nilai Koefisien korelasi (r) sebesar r = 0,51. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara dukungan dari keluarga dengan aktivitas fisik pada lansia diabetes mellitus di wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan. Penelitian ini menyarankan agar mengaktifkan kembali program kesehatan khususnya aktivitas fisik agar lansia diabetes mellitus semakin aktif secara fisik.

The elderly population with diabetes mellitus continues to increase from year to year. A dif erent phenomenon occurs at lower levels of physical activity followed by the importance of seeing family support as the most important social resource in increasing physical activity. The purpose of this study was to determine the relationship between family support and physical activity in the elderly with diabetes mellitus. The study used a cross-sectional design involving 181 respondents using a convenience sampling technique. The research results obtained Spearman's Significance (GIS) value of SIG = <0.01 <0.05 with a correlation coef icient (r) of r = 0.51. The conclusion of this study is that there is a relationship between support from the family and physical activity in the elderly with diabetes mellitus in the Administrative City of South Jakarta. This research suggests reactivating health programs, especially physical activity so that elderly people with diabetes mellitus are more physically active."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azizul Pin Zulfa
"Penurunan aktivitas fisik pada lansia menyebabkan lansia memiliki gaya hidup kurang gerak sedenter yang merupakan faktor risiko penyakit degeneratif seperti hipertensi. Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia. Peneliti menggunakan desain cross sectional dan metode multistage random sampling n= 107, 71 berusia 60-69 tahun, 80,4 perempuan. Penelitian ini menggunakan A Physical Activity Questionnare for Elderly PAQE. Analisis bivariat dilakukan antara aktivitas fisik dengan tekanan darah menggunakan uji chi-square menunjukan secara statistik ada hubungan antara aktivitas fisik dengan tekanan sistol p=0,013, OR=2,71 namun tidak ada hubungan signifikan dengan tekanan diastol p=0,117, OR=1,88. Hasil penelitian menyimpulkan aktivitas fisik yang rutin dilakukan dapat memperbaiki tekanan darah. Selain itu penanganan hipertensi pada lansia perlu ditingkatkan.

The decline in physical activity in the elderly causes them have less motion lifestyle which is a risk factor for degenerative disease such as hypertension. Hypertension is one of the leading causes of death in the world. This research aims to know the relation between physical activity PA and blood pressure BP in elderly. This research will use the cross sectional design and the multistage random sampling method n 107, 71 60 69 years, 80,4 female. A Physical Activity Questionnare for Elderly PAQE is also used in this research. The result of chi square test shows that PA is statistically associated with sistolic BP p 0,013, OR 2,71 but there is no correlation between PA and diastolic BP p 0,117. This study summarize that a physical activity routine can support better blood pressure. It also reveals that a development in the Hypertension treatment for the elderly is needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiya Hanisya
"ABSTRACT
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang dapat mempengaruhi sisi psikologi penderitanya. Stres merupakan salah satu akibat dari penyakit kronis. Stres memiliki dampak negatif pada penderita diabetes melitus karena menyebabkan keadaan hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan awal mula dari kerusakan fungsi kognitif, salah satunya kerusakan pada fungsi memori. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara stres dengan fungsi memori. Desain penelitian ini adalah analitik korelatif dengan pendekatan cross sectional, menggunakan 85 responden penderita diabetes melitus di Kecamatan Sawangan Depok. Stres dinilai menggunakan Depression, Anxiety, Stres scale 42 DASS 42 khususnya pada subscale stres sebanyak 14 pernyataan. Sedangkan fungsi memori dinilai menggunakan digit span forward and backward. Uji analisis bivariat menggunakan uji Spearman Rank menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stres dan fungsi memori pada penderita diabetes melitus di Kota Depok.

ABSTRACT
Diabetes melitus is a chronic disease that affect psychological side of individual with diabetes.Stres is one of the result of chronic disease. Stres has a negative impact on people with diabetes melitus because it causes a state of hyperglycemia. Hyperglycaemia is the beginning of cognitive function impairment, one of which is damage to memory function. This study aims wasto determine the relationship between stres and memory function. The design of this study was correlative analytic with cross sectional approach, using 85 respondents with diabetes melitus in Kecamatan Sawangan Depok. Stress was assessed using Depression, Anxiety, Stres scale 42 DASS 42 , especially on stress subscales consists of 14 statements. While the memory function was assessed using the forward and backward digit span. Bivariate analysis test using Spearman Rank test stated that there was a significant relationship between stress and memory function in people with diabetes melitus in Depok City."
2017
S67459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>