Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147940 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisa Sulastri
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan sikap orang tua terkait pendidikan seksual. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan 105 sampel yang diambil dengan metode proportional stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan proporsi sikap mendukung orang tua terkait pendidikan seksual adalah 51,4%. Hasil uji Chi square menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap orang tua terkait pendidikan seksual (p=0,000). Pengetahuan yang baik dapat memengaruhi orang tua untuk bersikap mendukung terhadap pendidikan seksual sehingga penting bagi orang tua meningkatkan pengetahuannya.

ABSTRACT
This study aimed to identify the correlation between parents?s knowledge and attitude towards sexual education. This study used cross sectional design involving 105 samples selected by proportional stratified random sampling. The result showed that the proportion of parents who supported sexual education was 51,4%. The result of Chi square analysis showed that there was a significant correlation between parents knowledge and attitude towards sexual education in parents (p=0,000). Appropriate knowledge about sexual education may influence parents?s attitude toward sexual education, therefore it is important for the parents to increase their knowledge."
2016
S63391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Madan
Jakarta: Mizan Publika, 2004
649.65 YUS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Dhini Jayanty
"ABSTRAK
Pendidikan seksualitas masih menjadi masalah yang belum dibahas secara terbuka, sehingga pendidikan seksualitas di Indonesia masih sulit diterima karena masih dianggap hal yang tabu. Pendidikan seksualitas anak usia dini mempunyai peran yang penting dalam kesehatan seksual anak di masa depan. Orangtua mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan pendidikan seksualitas, namun memerlukan bantuan dalam memberikan pendidikan seksualitas agar kompeten sebagai pendidik seksualitas kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas psikoedukasi dalam meningkatkan pengetahuan orangtua tentang seksualitas anak usia dini dan sikap orangtua terhadap pendidikan seksualitas anak usia dini. Pengetahuan dan sikap orangtua diukur menggunakan kuesioner pre-test dan post-test, dengan desain penelitian eksperimen pre-test post-test control group. Hasil penelitian menunjukkan psikoedukasi efektif meningkatan pengetahuan orangtua tentang seksualitas anak usia dini dan sikap orangtua terhadap pendidikan seksualitas anak usia dini dengan nilai p < 0.05.

ABSTRACT
Sexuality education is an issue which still not openly discussed, hence sexuality education in Indonesia is not well accepted since it is considered taboo. Sexuality education for children plays an important role in their sexual health and general well being. Parents have the responsibility of providing sexuality education but still need aid to become a competence sexuality educator for children. This study reviews the evidence regarding the effectiveness of psychoeducation to improve parent rsquo s knowledge on early child sexuality and attitude toward early childhood sexuality education. Parent rsquo s knowledge and attitude are measured with pre test and post test questionnaire. Experiment pre test post test control group is used for the research design. The result showed psychoeducation is effective to increase parent rsquo s knowledge on early child sexuality and attitude toward early child sexuality education with p 0.05."
2018
T51027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masyitoh
"ABSTRAK
Pendidikan seks adalah suatu pengetahuan yang kita ajarkan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis kelamin dan bermanfaat untuk menghilangkan pendapat-pendapat yang salah seputar seks serta membantu anak mempersiapkan perubahan-perubahan yang terjadi akibat pertumbuhannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian pendidikan seks untuk anak oleh orang tua di Kelurahan Tengah Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur Tahun 2015 dengan metode cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan, pengetahuan, sikap, keterpaparan informasi, dan peran orang tua memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pemberian pendidikan seks untuk anak. Peran orang tua merupakan faktor yang paling berhubungan dengan perilaku pemberian pendidikan seks untuk anak (OR = 6,3).

ABSTRACT
Sex education is a knowledge that we teach about anything related to sex and beneficial to eliminate those opinions are wrong about sex and help children prepare for the changes that occur as a result of growth. This study was conducted to determine the factors associated with behavior giving sex education to children by parents in the village of Tengah sub-district of Kramat Jati East Jakarta 2015 by cross sectional method.The results showed that education, knowledge, attitudes, exposure information, and the role of parents has a significant relationship with the behavior of the provision of sex education for children. The role of parents is the factor most associated with the behavior of sex education provision for children (OR = 6,3)."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imanda Kartika Putri
"Di masyarakat terdapat banyak kasus perilaku seksual berisiko remaja, pelecehan seksual pada anak, dan akses informasi tak terbatas yang membuat anak-anak berisiko mendapatkan informasi yang salah mengenai seksualitas. Pendidikan seks untuk anak merupakan salah satu faktor yang penting untuk mencegah halhal tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian pendidikan seks oleh orang tua siswa madrasah ibtidaiyah Depok tahun 2012. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012 di wilayah Sawangan Utara, Depok. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan populasi orang tua siswa kelas 4,5, dan 6 MI Hayatul Islamiyah Depok. Data didapat dalam bentuk data primer dari pengisian kuesioner responden.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara perilaku pemberian pendidikan seks untuk anak oleh orang tua dengan pengetahuan, sikap, dan keterpaparan sumber informasi, dan tidak ada hubungan yang signifkan antara ada hubungan signifikan antara perilaku pemberian pendidikan seks untuk anak oleh orang tua dengan tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, dan pengalaman pendidikan seks yang pernah diterima orang tua pada masa kanak-kanak.

In Society, there are many cases about highly risk adolescents sexual behavior, sexual child abuse, and unlimited information accessibility for children with high risk of getting wrong information about sexuality. Sex education for children is one of important factors to prevent those things.
The purpose of this study was to find out factors related to behavior of sex education by parents of Madrasah Ibtidaiyah Hayatul Islamiyah Depok students. This study took place in Depok from May until June 2012. The population of this cross sectional study was the parents of MI Hayatul Islamiyah Depok grade 4,5, and 6 with primer data by questionnaire.
The result of this study is that there is a correlation between behavior of sex education for children by parents with parents knowledge, attitude, and information accessibility, and there is no correlation between behaviour of sex education for children by parents with parents education status, economy status, and their experience of getting sex education during childhood.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Viciawati Machdum
"Child sexual abuse sering diartikan sebagai perlakuan salah secara seksual terhadap anak, atau juga kekerasan seksual terhadap anak. Dalam tesis ini, ketiga kata tersebut seringkali dipergunakan secara bergantian. Terjadinya child sexual abuse disebabkan berbagai macam faktor yang kompleks, baik faktor lingkungan maupun faktor internal dalam anak. Beberapa faktor internal diri anak-anak yang membuat mereka rentan menjadi korban adalah selain anak-anak memiliki posisi tawar menawar yang lemah anak-anak tidak memiliki ketrampilan untuk melindungi diri mereka dan child sexual abuse. Oleh karena itu, panting bagi orang tua untuk melakukan pemberdayaan terhadap anaknya, salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan seksualitas sejak dini. Dengan demikian, anak-¬anak pun dapat menghadapi berbagai perilaku yang tidak menyenangkan apabila mereka harus berhadapan dengan berbagai orang yang berniat untuk melakukan sexual abuse.
Permasalahannya adalah seringkali orang tua tidak mengetahui urgensi pendidikan seksualitas kepada anaknya. Walaupun orang tua sudah mengetahui, mereka juga masih tetap merasa tidak dapat memberikan pendidikan seksualitas. Penelitian tindakan ini berupaya untuk memberikan pemecahan permasalahan dan memenuhi kebutuhan orang tua dalam memberikan pendidikan seksualitas kepada anaknya sebagai salah satu upaya pencegahan child sexual abuse.
Proses identifikasi permasalahan dan kebutuhan orang tua, interpretasi atas permasalahan dan kebutuhan tersebut, serta pelaksanaan dan evaluasi kegiatan dilakukan dalam siklus penelitian tindakan (look think dan aci) yang dilakukan dalam kurun waktu 3 bulan. Adapun siklus penelitian tindakan yang dapat dilakukan adalah satu siklus.
lnformasi mengenai permasalahan dan kebutuhan orang tua dalam melakukan pendidikan seksualitas sebagai salah satu upaya pencegahan child sexual abuse, digali dengan teknik wawancara mendalam dan observasi. Adapun metode kegiatan yang dilakukan untuk memecahkan permasalahan dan memenuhi kebutuhan orang tua tersebut adalah pemasaran sosial, yaitu dengan
mempergunakan metode kelompok yang bersifat masal, berupa sebuah seminar. Berdasarkan proses identitikasi permasalahan dan kebutuhan kepada sepuluh orang kelompok sasaran seminar yang dilaksanakan adalah bertema "Berani untuk Berdiskusi Seksualitas Bersama Anak Sebagai salah Satu Upaya Pencegahan Child Sexual Abuse". Seminar tersebut mengikutsertakan tiga orang narasumber yang memiliki kompet nsi dalam penanganan child sexual abuse, pendidikan dan agama, serta psikologi. Berbagai permasalahan dan kebutuhan, serta interpretasi dari permasalahan dan kebutuhan orang tua yang diperoleh dari sepuluh orang kelompok sasaran disampaikan kepada masing-masing narasumber seminar. Dengan demikian, mereka dapat mempengaruhi orang tua untuk mengetahui bahwa pendidikan seksualitas tidak tepisahkan dengan pendidikan agama; mengetahui menyadari dan menyepakati urgensi pendidikan seksualitas sebagai salah satu upaya pencegahan child sexual abuse, mengetahui dan menyepakati bahwa orang tua adalah narasumber utama bagi anaknya yang memiliki rasa ingin tahu mengenai seksualitas.
Hasil evaluasi yang dilakukan menunjukkan bahwa pemasaran sosial yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini mencapai derajat perubahan yang diinginkan. Pemasaran sosial dalam penelitian tindakan ini dapat melakukan perubahan sikap (aspek pengetahuan, aspek kognisi dan aspek konasi) yang dimiliki oleh salah seorang anggota kelompok sasaran yang sebelumnya benar¬benar menolak untuk melakukan pendidikan seksualitas sejak dini. Setelah mengikuti seminar, anggota kelompok sasaran tersebut mau merubah seluruh aspek sikap dirinya, yaitu aspek kognisi, afeksi maupun konasi. Namun ada pula salah seorang kelompok sasaran juga ada yang bersikap secara konsisten, is menolak semua gagasan yang ditawarkan dalam penelitian tindakan ini. Perbedaan sikap yang ditujukan oleh setiap kelompok sasaran bukan ditujukan untuk menilai bahwa kelompok sasaran yang satu lebih baik dari kelompok sasaran yang lainnya Melalui metode penelitian yang.dipergunakan, penelitian tindakan ini dapat menggali bahwa setiap kelompok sasaran memiliki permasalahan dan kebutuhan yang barbeda. Masukan berbagai permasalahan dan kebutuhan kelompok sasaran --baik yang bersepakat maupun tidak bersepakat, dapat dijadikan masukan untuk pengembangaan kegiatan pendidikan seksualitas untuk anak melalui pemasaran sosial sebagai salah satu upaya pencegahan perilaku salah secara seksual terhadap anak.
Kemudian salah satu hal yang menarik untuk dikembangkan dari kegiatan seminar dalam penelitian tindakan ini adalah pemasaran sosial mengenai tujuan pemberian pendidikan seksualitas untuk anak. Sebenamya jika orang tua tahu tujuan pendidikan seksualitas, maka orang tua tidak perlu merasa tabu untuk memberikan pendidikan seksualitas kepada anak. Kemudian jika orang tua dapat melakukan pendidikan seksualitas dengan komunikasi dua arah, maka orang tua tahu apa yang perlu disampaikan kepada anak sesuai usia pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga efek negatif dari pendidikan seksualitas yang dipersepsikan oleh orang tua, dapat dihindari. Namun kepiawaian orang tua untuk berkomunikasi dengan anak tidak dapat didapatkan secara instan. Oleh karenan a, komunikasi yang efektif antara orang tua dan anak perlu dilakukan sedini mungkin."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Meity Sulistia Ayu
"Mengingat bahwa pengetahuan terhadap pendidikan seksual amatlah penting untuk diinformasikan dalam memfasilitasi perkembangan biologis remaja putri, peneliti tertarik, untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual. Penelitian ini berjudul tingkat pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan remaja putri tentng pendidikan seksual.
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif sederhana. Sampel yang di ambil pada penelitian ini adalah 30 remaja putri dengan rentang usia 13-18 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 6 pertanyaan untuk data demografi dan 20 pernyataan menggunakan skala likert mengenai pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual. Analisa data demografi menggunakan distribusi frekuensi dan data tingkat pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual diolah dengan cara tendensi sentral menggunakan mean dan modus.
Hasil analisa data menggambarkan bahwa sebesar 43,3% berada pada kategori tingkat pengetahuan sedang, 33,3% berada pada kategori tingkat pengetahuan sedang dan 23,3% berada pada kategori tingkat pengetahuan tinggi. Nilai skor individu yang paling sering muncul yaitu 66 (43,3%). Dengan standar deviasi SD = 0,08. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri tentang pendidikan seksual, khususnya di wilayah kelurahan Cilandak Timur Jakarta Selatan adalah rendah."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5171
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Taruli Ekaristi
"Orangtua seharusnya menjadi sumber pertama darimana seorang remaja mendapatkan infomasi tentang pendidikan seksual. Tidak setiap orangtua bersikap positif terhadap pendidikan seks. Banyak faktor yang mempengaruhi sikap orangtua terhadap pendidikan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor internal dan ekstemal yang rnempengaruhi sikap orangtua di RW 014 Kelurahan Mekarsari Depok. Desain yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Sebanyak 93 kepala keluarga diminta untuk menjadi responden dan mengisi kuesioner penelitian.
Dari hasil analisis, didapatkan faktor internal yang mempengaruhi sikap orangtua terhadap pendidikan seksual, yaitu usia, pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, ketaatan beribadah, dan jumlah anak remaja yang dimiliki. Orangtua yang dikelompokkan dalam usia muda sebanyak 31,2%, sedangkan orangtua yang dikelompokkan dalam usia tua sebanyak 68,8%.
Hampir seluruh orangtua memiliki pendidikan tinggi (97,8%). Sebanyak 84,9 % orangtua dikategorikan memiliki pengetahuan cukup dan 15,1% berpengetahuan rendah. Terdapat perbedaan tipis antara persentase oranglua yang bekerja dan orangtua yang tidak bekerja (58,1%:41,9%). Sebanyak 84,9% orangtua dikategorikan taat beribadah, dan sisanya dikategcrikan tidak taat beribadah. Sebanyak 71% orangtua dikategorikan memiliki jumlah anak remaja sedang (3-5 anak) dan sebanyak 29% orangtua dikategorikan mempunyai sedikit anak remaja (maks.2 anak). Faktor eksternal yang mempengaruhi sikap orangtua terhadap pendidikan seksual yaitu sumber informasi dan nilai budaya.
Hampir seluruh orangtua pemah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi dan pendidikan seks (92,5%), Sebanyak 64,5% mendapatkannya melalui media massa dan melalui media selain media massa (28%), Hampir seluruh orangtua memiliki budaya tabu terhadap pendidikan seksual (97,8%)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5281
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sjarifah Salmah
"Bagi remaja kelompok usia 10 - 19 tahun, pendidikan kesehatan reproduksi merupakan pendekatan awal yang bersifat preventif. Pendekatan ini dilakukan dengan harapan agar remaja dapat menyayangi dan memelihara kesehatan reproduksinya, sehingga mereka terhindar dari hal-hal yang berhubungan dengan antara lain kehamilan pada usia muda dan akibat yang ditimbulkannya. Komsumsi gizi yang mencukupi, menjadikan remaja secara biologis lebih cepat tumbuh dibandingkan tahun-tahun yang lalu. Pengaruh arus globalisasi dan rasa ingin tahu yang menonjol perlu mendapat jawaban yang benar, agar mereka tidak salah menghadapi tantangan kebutuhan biologis yang meronta dalam pertumbuhannya. Jenis penelitian ini adalah eksperimen lapangan dengan desain dasar "non equivalent control group" dan diubah menjadi "modified control group" agar sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis statistik dilakukan dengan uji univariat dan bivariat.
Hasil penelitian : 1. Pengetahuan responden meningkat secara bermakna pada kedua metode. 2. Perubahan sikap hanya terjadi pada metode ceramah. 3. Metode ceramah lebih efektif meningkatkan pengetahuan responden. 4. Pendidikan dan pekerjaan ibu/bapak responden tidak tampak banyak berperan/berkontribusi dalam memberikan pengetahuan kesehatan reproduksi kepada anak remajanya.
Kesimpulan : Kedua metode dapat meningkatkan pengetahuan responden, namun metode ceramah lebih efektif meningkatkan pengetahuan dibandingkan metode simulasi; Kedua metode tidak berpengaruh kepada retensi memori responden.
Saran : Agar remaja menyayangi dan memelihara kesehatan reproduksinya, maka pengetahuan tentang alat reproduksi pria dan wanita, hormon dan fungsinya, dan pola reproduksi sehat perlu diberikan pada siswa kelas II ke atas.;The effect of Game and Lecture Methods on the Reproduction Health EducationFor the teenagers of 10 - 19 years of age, reproduction health education is one of the preventive approaches to the sex related problems.

The objective of this approach is to make the teen-agers care and maintain their reproduction health, so that they will be prevented from facing certain problem such as young woman pregnancy and its related consequences. As the result of consuming nutritious food, the teen-agers can physically grow faster than those of the previous years. Their feeling of curiosity in sexual issues in addition to the influence of globalization upon them should be tackled in a correct manner so that they will be able to cope with their biological needs positively during the course of their growth. Statistical analysis is applied by using univariate and bivariate examinations.
The results of the research : 1. The respondents improves significantly after the application of the two methods, 2. The lecture method is, however, more effective in improving the knowledge of the respondent, 3. The alteration of attitude exists in the lecture method, 4. There is no indication that the professions and educational background of the parents have influenced the improvement of the knowledge on the reproduction health of their children.
Conclusion : The two methods can improve the knowledge of the respondent. The lecture method is however, more effective than the simulation method. The two method have no significant influence for the retention of the respondents' memories.
Suggestion : In order that the teenagers can care and maintain their reproduction health, it is suggested that the knowledge on the male and female reproduction organs, hormones and their functions, as well as healthy reproduction patterns be taught to the students of the second or higher grades of the secondary high schools.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trisnadewi Puspa Dola
"Penelitian ini merupakan penelitian korelatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan seks di lingkungan keluarga dengan perilaku sesksual remaja. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Systematic random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 96 responden dan dianalisis menggunakan Chi Square (α= 0,05).
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan seks di lingkungan keluarga dengan perilaku seksual remaja SMP kelas IX di Kecamatan Bogor Barat (p= 0,568). Penelitian ini merekomendasikan perlunya penelitian Iebih Ianjut terkait pendidikan seks di lingkungan keluarga dan perilaku seksual remaja.

This research is a correlative research with the purpose to understand the relationship between sex education in family environment and adolescent sexual behaviour. Sampling technique that used in this research is Systematic random sampling with 96 responder and analvzed with Chi Square (α= 0, 05).
The result conclude that there is no reiationship between sac education in famibt environment and the sexual behavior ofthe IX grade Junior High School students at Bogor Barat (p=0,568). This research recommended a needs of next research about sex education in family environment and adolescents sexual behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
TA5909
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>