Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215815 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vera Febria
"ABSTRAK
Latar Belakang: Diabetes Melitus adalah penyakit metabolisme yang ditandai dengan
meningkatnya kadar gula darah dari kondisi normal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan
mengetahui hubungan sosiodemografi, gaya hidup dan riwayat kesehatan dengan
kejadian Diabetes Melitus tipe 2 pada penduduk di provinsi DI Yogyakarta tahun 2013.
Metode: Penelitian ini menggunakan data Riskesdas tahun 2013 dengan desain studi
cross sectional. Sampel adalah seluruh penduduk yang berada di Provinsi DIY umur ≥15
tahun yang memenuhi kriteria ekslusi dan inklusi penelitian sebanyak 7.553 orang. Hasil:
Analisis data menunjukkan prevalensi DM terdiagnosis dan gejala di Provinsi DIY
sebesar 3,6%. Pada sosiodemografi, variabel yang berhubungan dengan kejadian DM
adalah umur ≥45 tahun, tidak bekerja dan bercerai. Pada gaya hidup, variabel yang
berhubungan dengan kejadian DM adalah aktivitas fisik kurang aktif dan mantan perokok
yang dahulu merokok tiap hari. Pada riwayat kesehatan, variabel yang berhubungan
dengan kejadian DM adalah IMT obesitas II, obesitas sentral, hipertensi dan stres. Faktor
risiko DM yang memiliki hubungan paling dominan adalah umur (POR: 6,042; 95% CI
4,319?8,452; p<0,001). Kesimpulan dan saran: Promosi kesehatan terkait gaya hidup
sehat perlu didukung semua pihak dan program pengecekkan gula darah secara teratur
sangat disarankan pada penduduk di Provinsi DIY.

ABSTRACT
Background: Diabetes Melitus is a metabolic disease which is a collection of symptoms
that occur due to an increase in blood sugar levels above normal. Objective: This study
aims to determine correlation of sociodemographic, lifestyle and health status with Type
2 Diabetes Mellitus among people in DI Yogyakarta Province. Method: This study used
a data from Riskesdas 2013 and using cross sectional as design study. Samples were adult
above 15 living in DIY Province who has complete inclusion and exclusion criteria. Total
samples were 7.553. Result: Data analysis shows that the prevalence of DM that based
on diagnosis and symptoms is 3,6%. Age, unemployment and divorced have correlation
with DM on sociodemographic. Less activity and former daily smokers have correlation
with DM on lifestyle. BMI obese II, central obesity, hypertension and stress have
correlation with DM on health status. The risk factors that hightly associated is age POR:
6,042; 95% CI 4,319?8,452; p<0,001). Conclussion and recommendation: Therefore,
health promotion to promote healthy living have to be improved and screening for DM to
check the blood sugar level are strongly recommended among adult in DIY.;"
2016
S65562
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fa`Ni Nisa Rifkamurti Ramadhani
"Latar Belakang: Menurut data IDF, diabetes masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi dengan prevalensi diabetes tetinggi kedua pada tahun 2018 (2,6%). Angka tersebut lebih tinggi dari prevalensi diabetes nasional (2%). Penyakit diabetes lebih banyak diderita oleh penduduk yang berusia 45-64 tahun. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor pola konsumsi dan gaya hidup dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pada penduduk usia produktif (45-59) tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode: Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa prevalensi diabetes melitus tipe 2 pada penduduk usia produktif (45-59 tahun) di DIY adalah 6,1%. Berdasarkan analisis multivariat, konsumsi minuman manis berpengaruh terhadap penurunan prevalensi diabetes melitus tipe 2 (POR 0,281 95% CI 0,200 – 0,395). Sedangkan, aktivitas fisik (POR 2,006 95% CI 1,263-3,187) dan perilaku masih merokok (POR 2,018 95% CI 1,195-3,407) meningkatkan prevalensi diabetes melitus tipe 2. Kesimpulan: Terdapat hubungan signifikan secara statistik antara konsumsi minuman manis, aktivitas fisik, dan perilaku masih merokok dengan kejadian diabetes melitus tipe 2.

Background: According to IDF data, diabetes is still a health problem in the world, as well as in Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta is a province with the second highest prevalence of diabetes in 2018 (2,6%). This prevalence is higher than the national prevalence of diabetes (2%). Diabetes is mostly happened in the population aged 45-64 years old. Objective: This study aims to understand the relationship between consumption patterns and lifestyle determinants with type 2 diabetes mellitus among the productive age (45-59 years old) in Daerah Istimewa Yogyakarta. Methods: This study used cross sectional study with univariate, bivariate, and multivariate analysis. Results: Univariate analysis showed that the diabetes prevalence among the productive aged (45- 59 years old) in DIY is 6,1%. According to multivariate analysis, sweet drinks consumption (POR 0,281 95% CI 0,200-0,395) has an effect on decreasing the prevalence of type 2 diabetes mellitus. Meanwhile, physical activity (POR 2,006 95% CI 1,263-3,187) and current smoking (POR 2,018 95% CI 1,195-3,407) increased the prevalence of type 2 diabetes mellitus. Conclusions: There is statistically significant relationship between sweet drinks consumption, physical activity, and current smoking with type 2 diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geby Hasanah Jorgy
"Diabetes melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 pada wanita dewasa di daerah perkotaan di Indonesia tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2013 dengan desain studi cross sectional. Sampel adalah wanita dewasa di daerah perkotaan yang tidak hamil dan memiliki kelengkapan data sebanyak 122.880 responden.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi DM berdasarkan diagnosis dan gejala sebesar 2.2 % dan menemukan bahwa prevalensi DM tertinggi berada pada faktor risiko, seperti umur ≥ 45 tahun (5.2%), pendidikan rendah (3.1%), tidak bekerja (2.3%), status cerai (3.6%), aktfitas cukup (2.2%), mantan perokok (4%), jarang makan manis (3.8%) dan berlemak (2.3%), obesitas (2.9%), obesitas sentral (2.9%), dan hipertensi (7.6%). Faktor risiko DM yang memiliki hubungan paling dominan adalah umur ≥ 45 tahun (POR : 9.24; 95 % CI 7.69-11.1), status cerai (POR : 5.95; 95 % CI 4.85-7.30), dan hipertensi (POR : 5.10; 95 % CI 4.70-5.54). Untuk itu, perlu diadakan sosialisasi untuk program deteksi dini faktor risiko DM, serta perlunya kesadaran diri untuk cek gula darah secara teratur untuk wanita dewasa di daerah perkotaan.

Diabetes mellitus is a metabolic disease which is a collection of symptoms that occur due to an increase in blood sugar levels above normal. This study aims to determine the risk factors assosiated with type 2 diabetes mellitus in adult women in urban areas. This study used a data from Riskesdas 2013 and using cross sectional as design study. Samples were adult women above 18 living in urban areas who are nor pregnant and has complete data.
Result shows the prevalence of DM that based on diagnosis and symptoms is 2.2 % and the risk factors with highest prevalence of diabetes are age ≥ 45 (5.2%), low educated (3.1%), umemployed (2.3%), divorced (3.6%), enough activity (2.2%), former smokers (4%), rarely eat sweets (3.8%) and fatty foods (2.3%), obese (2.9%), central obese (2.9%), and hypertension (7.6%). The risk factors that highly associated are age ≥ 45 (POR : 9.24; 95 % CI 7.69-11.1), divorce (POR : 5.95; 95 % CI 4.85-7.30), and hypertension (POR : 5.10; 95 % CI 4.70-5.54). Therefor, screening for DM and self-awareness to check the blood sugar level are s strongly recommended among adult women in urban areas."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Putri Farastya Rahmawati
"ABSTRAK
Hingga saat ini diabetes melitus tipe 2 masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena prevalensinya masih tinggi di beberapa negara termasuk Indonesia. Tingginya prevalensi diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh pola hidup masyarakat saat ini yang cenderung tidak sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola perilaku dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pada penduduk umur ≥15 tahun di Indonesia tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data Riskesdas 2013. Variabel perilaku yang diteliti dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik, perilaku merokok, konsumsi buah dan/atau sayur, konsumsi makanan/minuman manis, konsumsi makanan berlemak, konsumsi minuman kopi, dan konsumsi minuman berkafein buatan bukan kopi. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor perilaku yang berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2 adalah aktivitas fisik, perilaku merokok, konsumsi makanan/minuman manis, dan konsumsi minuman kopi. Sedangkan secara multivariat, ditemukan bahwa aktivitas fisik, perilaku merokok, dan konsumsi makanan/minuman manis berhubungan dengan diabetes melitus tipe 2.

ABSTRACT
Until these days type 2 diabetes melitus still become a problem in society, because of high degree prevalence in many countries including Indonesia. This is because unhealthy life style. The objects of this research is to know the correlation between behaviour and type 2 diabetes melitus cases for 15 years old or older Indonesian people in 2013, furthermore this research is use data Riskesdas 2013. The variable observes in this research are physical activity, smoking behaviour, consumption of fruit and/or vegetables, consumption of food or beverages contain sweetener, consumption of fatty food, consumption of coffe, and consumption of non-coffe artificial caffeinated. This research finds that behaviour factor related to type 2 diabetes melitus are physical activity, smoking behaviour, consumption of food or beverages contain sweetener, and consumption of coffe. Furthermore, in multivariate model found that physical activity, smoking behaviour, and consumption of food or beverages contain sweetener related to type 2 diabetes melitus.
"
2015
S60387
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allysa Tiara
"Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di dunia dan prevalensinya setiap tahun mengalami peningkatan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menemukan bahwa prevalensi DM di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur ≥15 tahun sebesar 2,0% dan Provinsi Riau menjadi salah satu provinsi dengan peningkatan prevalensi yang tinggi yaitu sebesar 0,9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian DM di Provinsi Riau berdasarkan data Riskesdas 2018. Variabel dependen penelitian ini adalah DM dan variabel independennya yaitu faktor sosiodemografi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan), faktor gaya hidup (aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, konsumsi makanan berlemak, konsumsi makanan manis, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok), dan faktor riwayat kesehatan (status IMT, obesitas sentral, hipertensi). Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan analisis bivariat dan stratifikasi. Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil Riskesdas 2018 dengan jumlah sampel sebesar 10.702 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi DM sebesar 2,8% dan faktor yang berhubungan dengan kenaikan peluang mengalami DM adalah usia yang lebih tua (POR=48,59; 95% CI: 17,80-132,6, p value=0,000), status tidak bekerja (POR=1,53; 95% CI: 1,32-2,17, p value=0,000), aktivitas fisik yang kurang (POR=2,09; 95% CI: 1,63-2,68, p value=0,000), obesitas (POR=1,43; 95% CI: 1,08-1,89, p value=0,015), obesitas sentral (POR=2,70; 95% CI: 2,12-3,44, p value=0,000), dan hipertensi (POR=4,53; 95% CI: 3,58-5,74, p value=0,000). Selain itu terdapat faktor yang berhubungan dengan penurunan peluang mengalami DM yaitu tingkat pendidikan menengah (POR=0,60; 95% CI: 0,41-0,87, p value=0,009), konsumsi buah dan sayur yang kurang(POR=0,71; 95% CI: 0,53-0,95, p value=0,029), dan konsumsi makanan manis yang sering (POR=0,44; 95% CI: 0,34-0,55, p value=0,000), namun hal ini kurang dapat dipercaya karena adanya temporal ambiguity. Upaya untuk meningkatkan awareness dan kemauan masyarakat dalam mencegah dan menanggulangi kejadian DM di Provinsi Riau perlu dilaksanakan dengan lebih baik lagi dan bekerjasama dengan lintas sektor/instansi maupun kelompok masyarakat.

Diabetes Mellitus (DM) is one of the top diseases that causes death globally and its prevalence increases every year. The 2018 Basic Health Research (Riskesdas 2018) found that the prevalence of DM in Indonesia based on doctor's diagnosis in residents aged ≥15 years was 2.0% and Riau Province was one of the provinces with a high increase in prevalence around 0.9%. This study aims to determine the description and factors related to DM in Riau Province based on Riskesdas 2018. The dependent variable of this research is DM and the independent variables are sociodemographic factors (age, gender, education, occupation), lifestyle factors (physical activity, consumption of fruit and vegetables, consumption of fatty foods, consumption of sweet foods, alcohol consumption, smoking habits), and health history factors (BMI status, central obesity, hypertension). The study used cross-sectional design with bivariate and stratification analysis. This study uses secondary data from Riskesdas 2018 with 10,702 people as sample size.
The results showed that the prevalence of DM was 2.8% and the factor associated with an increase in the occurrence of DM was older age (POR=48.59; 95% CI: 17.80-132.6, p value=0.000), nonworking status (POR=1.53; 95% CI: 1.32-2.17, p value=0.000), lack of physical activity (POR=2.09; 95% CI: 1.63-2.68 , p value=0.000), obesity (POR=1.43; 95% CI: 1.08-1.89, p value=0.015), central obesity (POR=2.70; 95% CI: 2.12- 3.44, p value=0.000), and hypertension (POR=4.53; 95% CI: 3.58-5.74, p value=0.000). Apart from that, there are factors that are associated with a reduced chance of experiencing DM, namely secondary education level (POR=0.60; 95% CI: 0.41-0.87, p value=0.009), insufficient consumption of fruit and vegetables (POR=0 .71; 95% CI: 0.53-0.95, p value=0.029), and frequent consumption of sweet foods (POR=0.44; 95% CI: 0.34-0.55, p value=0.000 ), but these results were less reliable because the chance of temporal ambiguity. Efforts to increase public awareness and willingness to prevent and overcome DM incidents in Riau Province need to be implemented better and collaboration with other sectors/agencies and community groups can be implemented.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Latar Belakang: Prevalensi DM di Indonesia beranjak naik dari tahun ke tahun, ini sesuai hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi nasional penyakit DM sebesar 1,1% dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 2,1%. Sedangkan aktivitas fisik sebagai salah satu faktor risiko Diabetes Melitus tipe 2 prevalensi mengalami penurunan yaitu dari 48,2% menjadi 26,1% (Litbangkes 2013). Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara aktifitas fisik dengan DM tipe 2 di Indonesia berdasarkan data Riskesdas Tahun 2013, Metode: Desain study cross sectional, dilaksanakan pada bulan bulan Mei-Juni tahun 2015, total sampel sebesar 22.779 orang, analisis data menggunakan uji regresi logistik. Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan Diabetes Melitus tipe 2 dengan uji statistik (OR=1,069: CI 95% : 0,978 – 1,167).

Background: The prevalence of DM in Indonesia is rising from year to year, this according to the results of Health Research (Riskesdas) in 2007 showed a national prevalence of 1.1% DM disease and by 2013 had increased to 2.1%. While physical activity as a risk factor for type 2 diabetes mellitus prevalence decreased from 48.2% to 26.1% (Research 2013). Objective: To determine the relationship between physical activity and type 2 diabetes in Indonesia based on data Riskesdas In 2013, Methods: cross sectional study, conducted in the month of May-June 2015, a total sample of 22 779 people, data analysis using logistic regression. Results: The study showed that there was no significant association between physical activity with diabetes mellitus type 2 with a statistical test (OR = 1.069: 95% CI: 0.978 to 1.167)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Fathya Tasya Fuadyah
"Prevalensi stroke mengalami peningkatan pada tahun 2013 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (16,9%) dan Jawa Timur (16%) dibandingkan tahun 2007 (8,4%; 7,7%). Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan perbandingan determinan utama kejadian stroke di Provinsi DIY dan Jawa Timur pada tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah penduduk usia 15 tahun ke atas yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi di Provinsi DIY dan Jawa Timur.
Hasil penelitian menunjukan faktor yang berhubungan dengan kejadian stroke di Provinsi DIY adalah umur , hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, tingkat pendidikan, dan wilayah tempat tinggal. Sementara itu, faktor yang berhubungan dengan kejadian stroke di Provinsi Jawa Timur adalah umur, jenis kelamin, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, dan tingkat pendidikan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam upaya pencegahan dan pengendalian stroke di Provinsi DIY dan Jawa Timur.

Stroke prevalence increased in 2013 in Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (16,9%) and Jawa Timur (16%) from 2007 (8,4%; 7,7%). This research was conducted to describe the comparison of the main determinant of stroke between DIY and Jawa Timur in 2013. This research used data from Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. The design of this study is cross-sectional. The respondents of this research are resident from DIY and Jawa Timur who are qualified from inclusion and exclusion criteria.
The results of this research showed that age, hypertension, diabetes mellitus, heart disease, education, and residence associated with stroke in DIY. Meanwhile, factors that have association with stroke in Jawa Timur are age, gender, hypertension, diabetes mellitus, heart disease, physical activity, smoking habit, and education. This research is expected to be a consideration in stroke prevention and control program in DIY and Jawa Timur.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Mawaddah Aulia
"Latar belakang: Diabetes Melitus Tipe 2 masih menjadi masalah di dunia, begitu pun di Indonesia. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan prevalensi Diabetes Melitus tertinggi di Indonesia pada tahun 2018. Angka prevalensi DM di DKI Jakarta (3,4%) lebih tinggi dari angka nasional (2%). Penderita DM terbanyak ada pada usia ≥45 tahun. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 pada penduduk pralansia di DKI Jakarta berdasarkan data Riskesdas 2018. Metode: Sampel penelitian ini penduduk usia 45-59 tahun sebanyak 2.958 orang. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan prevalensi Diabetes Melitus Tipe 2 pada pralansia di DKI Jakarta sebesar 8,0%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan signfikan antara status merokok (OR=1,760 95%CI 1,241-2,496; p=0,002), obesitas sentral (OR=1,912 95%CI 1,432-2,554; p<0,001), dan hipertensi (OR=1,338 95%CI 1,025-1,747; p=0,038) dengan DM Tipe 2. Namun, tidak terdapat hubungan signifikan antara aktivitas fisik (OR=1,021 95%CI 0767-1,358; p=0,946), konsumsi makanan berlemak (OR=0,927 95%CI 0,707-1,215; p=0,630), konsumsi buah dan sayur (OR=0,934 95%CI 0,622-1,402; p=0,823), konsumsi alkohol (OR=1,854 95%CI 0,906-3,793; p=0,137), dan IMT (OR=1,290 95%CI 0,982-1,695; p=0,077) dengan DM Tipe 2. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signfikan antara status merokok, obesitas sentral, dan hipertensi dengan DM Tipe 2.

Background: Type 2 Diabetes Mellitus is still a problem in the world, as well as in Indonesia. DKI Jakarta became the province with the highest prevalence of diabetes mellitus in Indonesia in 2018. The prevalence rate of diabetes mellitus in DKI Jakarta (3.4%) is higher than the national prevalence (2%). Most people with diabetes mellitus are at the age of 45 years and over. Objective: This study aims to determine the determinants of Type 2 Diabetes Mellitus in the middle-aged population in DKI Jakarta based on Riskesdas 2018 data. Methods: The sample of this study was 2.958 people aged 45-59 years old. This study used a cross-sectional study design with univariate and bivariate analysis. Results: The results showed that the prevalence of Type 2 Diabetes Mellitus in the middle-aged in DKI Jakarta was 8.0%. In addition, there was a significant relationship between smoking status (OR=1.760 95%CI 1.241-2.496; p=0.002), central obesity (OR=1.912 95%CI 1.432-2.554; p<0.001), and hypertension (OR=1.338 95%CI 1.025-1.747; p=0.038). However, there was no significant relationship between physical activity (OR=1.021 95%CI 0767-1.358; p=0.946), consumption of fatty foods (OR=0.927 95% CI 0.707-1.215; p=0.630), fruit and vegetable consumption (OR=0.934 95%CI 0.622-1.402; p=0.823), alcohol consumption (OR=1.854 95%CI 0.906-3.793; p=0.137), and BMI (OR=1,290 95%CI 0,982-1,695; p=0,077) with Type 2 DM. Conclusions: There is a significant relationship between smoking status, central obesity, and hypertension with Type 2 DM."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retia Rismawati
"Latar belakang: Diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat tidak hanya di Indonesia, namun juga di dunia karena prevalensinya yang terus meningkat. Hipertensi yang juga merupakan faktor risiko diabetes melitus tipe 2 memiliki prevalensi yang sangat tinggi di Indonesia. Tidak hanya itu, prevalensi kedua penyakit tersebut meningkat seiring bertambahnya usia, dimulai dari usia ≥40 tahun. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pada populasi berusia ≥40 tahun di Indonesia. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sumber data yang digunakan berasal dari hasil Riskesdas 2018. Terdapat sebanyak 15.026 partisipan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil: Prevalensi diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi pada populasi berusia ≥40 tahun di Indonesia masing-masing sebesar 21,3% dan 51,8%. Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara hipertensi dengan diabetes melitus tipe 2 pada populasi berusia ≥40 tahun di Indonesia (PR = 1,64; 95%CI: 1,526 – 1,763). Efek gabungan antara hipertensi dengan obesitas sentral memiliki risiko sebesar 2,07 kali lebih besar terhadap kejadian diabetes melitus tipe 2 setelah dikontrol oleh jenis kelamin dan obesitas. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara hipertensi dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pada populasi berusia ≥40 tahun di Indonesia. Risiko diabetes melitus tipe 2 yang lebih tinggi terjadi pada orang yang mengalami hipertensi dan obesitas sentral. Saran: Perlu dilakukan deteksi dini diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi sedini mungkin, terutama bagi penduduk yang berusia ≥40 tahun dan mengalami obesitas sentral.

Background: Type 2 diabetes mellitus is a disease that is still a public health problem not only in Indonesia, but also in the world because of its increasing prevalence. Hypertension, which is also a risk factor for type 2 diabetes mellitus, has a very high prevalence in Indonesia. Not only that, the prevalence of both diseases also increases with age, starting from 40 years of age. Objective: To determine the relationship between hypertension and type 2 diabetes mellitus in a population aged ≥40 years in Indonesia. Methods: This study used a quantitative method with a cross sectional study design. The source of the data used comes from the results of Riskesdas 2018. There are 15.026 participants based on the inclusion and exclusion criteria of the study. Results: The prevalence of type 2 diabetes mellitus and hypertension in the population aged ≥40 years in Indonesia are 21,3% and 51,8%, respectively. There is a statistically significant relationship between hypertension and type 2 diabetes mellitus in the population aged ≥40 years in Indonesia (PR = 1,64; 95%CI: 1,526 – 1,763). The combined effect of hypertension and central obesity has a risk of 2,07 times greater for the type 2 diabetes mellitus after being controlled by gender and obesity. Conclusion: There is a relationship between hypertension and type 2 diabetes mellitus in the population aged ≥40 years in Indonesia. The risk of type 2 diabetes mellitus is higher in people with hypertension and central obesity. Suggestion: It is necessary to detect type 2 diabetes mellitus and hypertension as early as possible, especially for people aged ≥40 years and experiencing central obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>