Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88216 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rhefita Ardhana Riswari
"ABSTRAK
Ketersediaan air semakin sulit karena penduduk terus bertambah sedangkan
sumber daya air tetap. Kabupaten Lebak merupakan wilayah dengan rezim hujan
barat yang memiliki iklim lebih basah dari pantai timur di Pulau Jawa, serta
potensi sumber daya air yang cukup banyak. Sulit air terjadi pada musim kemarau
panjang. Awal musim kemarau dan awal musim hujan ditentukan dengan metode
De Boer. Digunakan data curah hujan periode 30 tahun (1986 – 2015) dengan 13
titik stasiun. Pola spasial wilayah sulit air didapat dari overlay antara interpolasi
durasi musim kemarau rata-rata dan tingkat kekeringan rata-rata. Variabel jenis
batuan, jenis tanah, ketinggian, dan lereng digunakan untuk mengetahui dominasi
karakter fisik dari wilayah sulit air. Pola spasial wilayah sulit air rata-rata tahunan
dibandingkan dengan pola tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan pola spasial
wilayah sulit air di Kabupaten Lebak semakin ke utara dan selatan semakin tinggi.
Wilayah ini didominasi oleh jenis batuan endapan tersier, jenis tanah latosol,
wilayah ketinggian 0 – 100 mdpl, dan kelerengan landai (< 8%). Durasi musim
kemarau dan tingkat kekeringan tahun 2015 dari rata-rata tahunan menunjukkan
pola yang berbeda. Desa-desa yang mengalami sulit air tahun 2015 cenderung
akibat penyimpangan tingkat kekeringan yang tinggi.

ABSTRACT
Water availability becomes more difficult due to the population growth while the
source of water remains constant. Lebak is a region with western rain regime that
has a wetter climate of the east coast of Java, as well as the potential of water
resources is quite a lot. Water scarcity occurs during the dry season. The
beginning of the dry season and the beginning of rainy season is determined by
the method of De Boer. Rainfall data used a period of 30 years (1986 – 2015) with
13 stations. Spatial pattern of water scarcity area is obtained by performing
overlay between the interpolation of dry season duration average and the
interpolation of dryness level average. Rock types, soil types, elevation, and slope
are used to determine the dominance of the physical character of water scarcity
area. The spatial pattern of water scarcity area annual average is compared to the
pattern in 2015. The results showed the spatial pattern of water scarcity area in
Lebak more to the north and the south is getting higher. The area is dominated by
tertiary sedimentary rocks, latosol soil type, elevation area of 0 – 100 meters
above sea level, and slope ramps (< 8%). The duration of the dry season and
dryness level in 2015 showed different pattern compared to the annual average.
The villages that were affected by water scarcity in 2015 are likely due to high
irregularities of dryness level."
Universitas Indonesia, 2016
S63779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allysa Nabila Pratiwi
"ABSTRAK
Pesisir Bayah merupakan salah satu wilayah di Pantai Selatan Pulau Jawa yang berpotensi terdampak oleh tsunami akibat gempa bumi. Tingkat kerentanan wilayah terhadap tsunami dikaji berdasarkan aspek keterpaparan, sensitivitas, dan ketahanan dengan menggunakan metode skoring dan overlay peta berbasis grid yang diawali dengan penerapan metode Analytical Hierarchy Process AHP untuk menentukan bobot masing-masing variabel. Wilayah penelitian berada pada ketinggian 0-25 mdpl, yang secara administratif terletak di empat desa di pesisir Bayah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola kerentanan wilayah terhadap tsunami dengan menggunakan analisis spasial dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola kerentanan wilayah terhadap tsunami di Pesisir Bayah dari pesisir pantai semakin meningkat ke arah pusat permukiman, selanjutnya menurun seiring dengan peningkatan elevasi dan jarak dari pantai. Kerentanan wilayah terhadap tsunami di wilayah penelitian didominasi oleh wilayah kerentanan sedang yang mencakup 65,59 dari total luas wilayah penelitian. Kerentanan wilayah sedang ditandai dengan keterpaparan sedang hingga tinggi, sensitivitas sedang hingga tinggi, dan ketahanan rendah hingga sedang. Kerentanan wilayah rendah seluas 32,05 total luas wilayah penelitian dan kerentanan wilayah tinggi seluas 2,36 total luas wilayah penelitian. Kerentanan wilayah terhadap tsunami pada tingkat desa secara berurutan dari tertinggi hingga terendah adalah Desa Bayah Barat, Desa Sawarna, Desa Darmasari, dan terakhir Desa Sawarna Timur.

ABSTRACT
Bayah coastal area is one of the areas in south coast of Java Island which can be potentially affected by the tsunami caused by tectonic earthquake. The region vulnerability level towards tsunami is assessed based on aspects of exposure, sensitivity, and resilience by using the scoring and map overlay method based on grid which begins with the application of Analytical Hierarchy Process AHP method to determine the weight of each variables. The study area is located at an elevation of 0 25 meters above the sea level, administratively located in four villages in Bayah coastal area. This study aims to analyze vulnerability pattern towards tsunami using spatial and descriptive analysis. This study shows that region vulnerability pattern towards tsunami in Bayah Coastal Area is increasing from the coast lead up to settlements and concurrently decreasing with the enhancement of elevation and distance from coast. The region vulnerability towards tsunami in study area is dominated by moderate vulnerability area which encompasses 65,59 of the total study area. Moderate vulnerability area is known for low to moderate exposure, moderate to high sensitivity and low to moderate resilience. The low vulnerability area is about 32,05 of the total study area and the high vulnerability area is about 2,36 of the total study area. Region vulnerability towards tsunami at village level in sequence from highest to lowest is Bayah Barat, Sawarna, Darmasari, and lastly Sawarna Timur."
2017
S67773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Darussalam
"ABSTRAK
Wilayah Karst memiliki karakteristik alam yang sangat unik dan alami, dengan bentuk dan pola yang sangat beragam antar wilayah karst satu dengan yang lainya. Bentuk-bentuk dan pola yang ada di wilayah karst memang sulit untuk dimengerti namun dengan analisis lineament, bentuk-bentuk dari Karst tersebut dapat di sederhanakan menjadi lebih mudah dimengerti. Data pokok yang digunakan adalah Citra Landsat 8 OLI yang di kombinasikan GDEM ASTER 30 meter. Penggunaan tanah di gunakan untuk melihat bagaimana hubungan antara pola Lineament dengan Pola penggunaan tanah di wilayah Karst Sawarna. Software Arc Map 10.1 digunakan untuk metode Box Counting untuk menghitung kerapatan pola lineament pada tiap kotak grid yang sudah dibuat. Wilayah Karst Sawarna memiliki pola persebaran yang cukup acak dan menyebar dengan pola-pola sesuai dengan wilayah kelerengan. Untuk kaitanya dengan penggunaan tanah dapat dikatakan bahwa Pola Lineament Karst dengan kerapatan yang tinggi lebih besar intensitas pembukaan lahan-nya.

ABSTRACT
Karst has a very unique natural characteristics and natural, with shapes and patterns that vary between kawsan karst with each other. The forms and patterns that exist in the karst region is difficult to understand but with a lineament analysis, the shape of the Karst-shape can be simplified to be more easily understood. Basic data used is Landsat 8 OLI in the combined GDEM ASTER 30 meters. The use of land in use to see how the relationship between the lineament patterns with patterns of land use in the Karst region Sawarna. Arc Map 10.1 software is used to Box Counting method for calculating the density of a lineament pattern in each grid box that has been created. Karst region Sawarna has a distribution pattern that is fairly random and spread with patterns according to the slope region. For relation to the use of the land can be said that the Karst Lineament Pattern at high density is greater intensity of his clearance."
2017
S69190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Kusumawardani
"Memantapkan ketahanan pangan merupakan prioritas utama pembangunan, karena pangan merupakan kebutuhan yang paling dasar bagi manusia. Ketahanan pangan juga sangat erat kaitannya dengan ketahanan sosial, stabilitas ekonomi, stabilitas politik dan keamanan atau ketahanan nasional. Salah satu pilar penting dalam membangun ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan. Aspek produksi menjadi salah satu aspek terpenting dalam ketersediaan pangan.
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi tentang wilayah ketahanan pangan di Kabupaten Lebak berbasiskan data penginderaan jauh dan data jumlah penduduk dari BPS. Perkiraan wilayah ketahanan pangan tersebut berdasarkan rasio ketersediaan beras, yaitu keseimbangan antara faktor ketersediaan produksi dan kebutuhan. Informasi produksi pangan dapat diketahui berdasarkan data produktivitas dan luas panen tanaman padi sawah dari data penginderaan jauh citra MODIS, sedangkan informasi kebutuhan pangan diperoleh berdasarkan data jumlah penduduk dan konsumsi normatif dari BPS.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa sebagian besar desa di Kabupaten Lebak dapat mencukupi kebutuhan pangannya terlihat dari angka prosentase desa yang termasuk ke dalam kategori ketahanan pangan 'tinggi' sebesar 76,7%, sedangkan desa dalam kategori ketahanan pangan 'sedang' sebanyak 38 desa (12,62%) dan kategori ketahanan pangan 'rendah' sebanyak 32 desa (10,63%). Pola sebaran yang dimiliki untuk masing-masing kelas adalah pola sebaran acak.
Karakteristik desa yang termasuk ke dalam kategori ketahanan pangan tinggi 'tinggi' sebagian besar berada pada kemiringan lereng 0-3% atau datar sehingga lahan tersebut sesuai untuk pertanian padi sawah. Sedangkan pada kategori ketahanan pangan 'rendah' sebagian besar berada pada kemiringan >8% atau bergelombang hingga berbukit, sehingga untuk pertanian padi sawah diperlukan perlakuan-perlakuan yang bertujuan untuk pengendalian erosi serta meningkatkan produktivitas lahan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T42710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwan Surachman Putra
"Filariasis (Penyakit Kaki Gajah) adalah penyakit menular berasal dari cacing Filaria dan ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk, bersifat menahun (kronis) ,dan apabila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin. Kabupaten Lebak ditemukan 3 daerah endemis yaitu Kecamatan Warunggunung, Maja dan Cipanas dengan penderita klinis maupun laboratoris. Masalah dalam penelitian ialah berapa luas wilayah rawan Filariasis dan bagaimana karakteristik wilayah rawan maupun kasus klinis Filariasis yaitu dengan metode analisis spasial dan deskriptif.
Penelitian ini memberikan kesimpulan luas wilayah rawan Filariasis terbesar terdapat di Desa Maja dan terendah di Desa Selaraja. Karakteristik daerah kasus Filariasis di Kabupaten Lebak banyak terdapat di Ketinggian < 500 m dpl, curah hujan tahunan 2500 - 3000 mm/tahun dan kepadatan penduduk 500 - 1000 jiwa/km2, begitu juga dengan wilayah rawan Filariasis sama karakteristiknya dengan daerah kasus Filariasis. Tetapi di wilayah rawan Filariasis ada yang masuk kategori kepadatan penduduknya > 1000 jiwa/km2, ini menunjukan akan semakin cepatnya penularan Filariasis di desa tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S33944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Fatimah Azzahra
"ABSTRAK
Estuari merupakan ekosistem yang khas karena percampuran salinitas air tawar dengan air laut sehingga estuari menjadi ekosistem yang subur untuk tempat ikan memijah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis wilayah estuari berdasarkan salinitas permukaan dan hubungan dengan lokasi penangkapan larva ikan. Peninjauan akan wilayah estuari berdasarkan salinitas yang didapatkan dari tiga variabel yaitu arus permukaan, pasang surut, serta curah hujan ini bertujuan untuk mengetahui wilayah Estuari Cimadur berdasarkan salinitas permukaan perairan yang disesuaikan antara hasil pengukuran salinitas di lapangan dengan hasil pengolahan citra penginderaan jauh, kemudian dihubungkan dengan hasil wawancara mengenai lokasi penangkapan larva ikan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu menganalisis citra hasil penginderaan jauh dan hubungan dengan variabel. Data yang disajikan berupa hasil olah statistik pengukuran langsung maupun tidak langsung sehingga dapat disajikan dalam bentuk deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah wilayah estuari serta lokasi penangkapan larva ikan yang dipengaruhi oleh salinitas permukaan perairan.

ABSTRACT
Estuary is a typical ecosystem due to the mixing of freshwater salinity with sea water so that estuariy become a fertile ecosystem for spawning fish. This study aims to analyze the estuary area based on surface salinity and the relationship with larvae fishing locations. The estimate of estuary area based on salinity obtained from three variables, namely surface current, tidal, and rainfall is aimed to know the area of Estuary Cimadur based on water surface salinity which is adjusted between the result of salinity measurement in the field with the result of remote sensing image processing, then connected with interviews result about larvae fishing sites. This research uses quantitative method by analyzing the image of remote sensing and relationship with all variables. The data presented from statistical measurement directly or indirectly so that it can be presented in descriptive form. The results of this study were estuary area and larvae fishing location affected by water surface salinity."
2017
S68582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chindy Octavia
"Hingga saat ini sering terjadi banjir di Kabupaten Lebak, khususnya di pusat kota yaitu Rangkasbitung dan sekitarnya yang merugikan masyarakat sekitar. Permasalahan banjir ini belum sepenuhnya terselesaikan, walaupun terdapat indikasi peningkatan, baik dari segi frekuensi, durasi dan sebaran di wilayah penelitian. Daerah penelitian adalah 3 kecamatan di Kabupaten Lebak yang dilintasi Sungai Ciujung Hilir, yaitu Kecamatan Cibadak, Kecamatan Kalanganyar dan Kecamatan Rangkasbitung dengan jumlah 38 desa. Dalam menentukan tingkat bahaya banjir digunakan peta banjir dari BNPB, kemudian dilakukan georeferensi dan digitasi, serta metode rata-rata berimbang untuk menentukan tingkat bahaya di setiap desa/kelurahan. Analisis kerentanan dilakukan dengan menggabungkan kriteria keren tanan fisik, kerentanan sosial, dan kerentanan ekonomi menggunakan metode spasial MCDA/overlay dan metode pembobotan dan skoring. Kemudian risiko banjir dianalisis dengan menggabungkan komponen bahaya dan kerentanan banjir dengan matriks penentu kelas risiko. Berdasarkan analisis metode rata-rata setimbang Kecamatan Rangkasbitung dan sekitarnya dominan memiliki bahaya banjir tingkat tinggi dengan total 18 desa/kelurahan atau 73% dari jumlah desa pada wilayah penelitian. Kerentanan banjir di dominasi oleh tingkat rendah sebanyak 18 desa/kelurahan atau 47% dari jumlah desa pada wilayah penelitian. Dari hasil analisis risiko terlihat bahwa wilayah dengan bahaya tinggi belum tentu memiliki risiko yang tinggi tetapi ditentukan oleh tingkat kerentanan wilayah tersebut dalam menghadapi bencana.

Until now, floods have often occurred in Lebak Regency, especially in the city center, namely Rangkasbitung and its surroundings, which has harmed the surrounding community. The problem of flooding has not been resolved, there are indications of an increase, both in terms of frequency, duration, and distribution in the study area. The research areas are three sub-districts in the Lebak Regency which are crossed by the Ciujung Hilir River, that is say Cibadak District, Kalanganyar District, and Rangkasbitung District with a total of 38 villages. In determining the level of flood hazard, a flood map from BNPB is used, georeference and digitization are carried out, as well as a balanced average method to determine the level of danger in each village. The analysis was carried out with the criteria of physical stress, social vulnerability, and economic vulnerability using spatial methods MCDA/overlay, weighting and scoring methods. Then the flood risk is analyzed by combining the hazard and flood vulnerability components with a risk class determining matrix. Based on the analysis of the equilibrium average method, Rangkasbitung District and its surroundings have a dominant high level of flood hazard with a total of 18 villages or 73% of the total villages in the study area. The low level of flood diversity is dominated by 18 villages or 47% of the total villages in the study area. From the results of the risk analysis, it can be seen that an area with high danger is unnecessary the risk that is determined by the level of vulnerability of the area in facing disasters."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awi Muliadi Wijaya
"Malaria is still a major public health problem in many countries, especially in sub-Sahara African region, and common found in tropical and sub tropical areas like Indonesia. In Indonesia, Bayah sub district (Lebak District, Banten Province) also has malaria as a public health problem. The number of malaria cases in Bayah Health Center has increased significantly in the last 4 years. Malaria outbreak occurred in July 2005 with 480 cases, 50 cases positive falciparum and vivax and I death.
Study design used in the research is descriptive study. This study aims to get information the trend of falciparum and vivax malaria transmission in seashore. The specific objectives aims to understand the trend of falciparum and vivax malaria transmission at Bayah sub district, to know risk factors of malaria falciparum and vivax transmission, and to know result of the efforts malaria control program.
The research conducted include risk factors of malaria survey, epidemiological observation on breeding places, and interview with malaria control officer. The research is conducted since June 2006 with all malaria cases since October 2005 until June 2006 as population in this study. The number of malaria cases registered in laboratory facilities is 155 cases. From this population, 117 interviewed cases can be taken as sample.
The analysis of study shows that malaria vivax is dominant within a year. Most proportion of cases is malaria vivax, more 1 st years age group, female, married, have job, education is more of elementary school, economic status is more on the average, never malaria disease before, knowledge is good, attitude to effort malaria prevention is good, behavior of malaria prevention is bad, living on seashore ecosystem.
The seashore at the Bayali District have at least two kind breeding places that lagoon and rice field areas. Lagoon play an important role on June to October or November every years, but the rice field areas play an important role within a year. Bayah sub district have two kind environment in one seashore ecosystem areas which are seashore and rice field ecosystem areas, This needs intervention efforts continuously to reduce malaria falciparum and vivax.

Penyakit malaria masih merupakan penvakit yang menjadi masalah kesehalan ntasyarakar di hanyak negara di cluitia, lertilanra dacrah sub-Sahara Alrik,r dan sccirra unium di dacrah tropis dan subtropis ter-masuk Indonesia_ Sala!) satu wilayah di Indonesia yang mengalami masalah malaria adalah Puskesmas Kecamatan Bayah (Kabupaten Lebak, Provinsi Bantu). Jumlah kasus malaria di Puskesmas ini mcningkat dalam 4 tahuit tcrakhir dan pada bulait Juli 2005 Malt terjadi KLB malaria di wilayah kerja Puskesmas ini, dengan total kasus beijumlah: 480 kasus, jumlah kasus positif malaria.fa/cipw'um dan ricrac pada pemeriksaan sediaan darah malaria sebanyak 50 orang, 1 (satu) orang meninggal dunia.
Desain penelitian yang digunakan adalah studi dcskriptif Tujuan umum penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai pola penularan malaria falcip arrrm dan vit?ax di daerah ekosistim pantai. Sedangkan tujuan khususnya untuk mengetahui frekwensi dan penyebaran kasus malaria, mengetahui faktor-faktor risiko kejadian malaria .falciparum dan malaria virar, dan mengetahui pengaruh upaya program pemberantasan malaria di wilayah Puskesmas DTP Bayah.
Penelitian yang dilakukan meliputi survei faktor-faktor risiko malaria, melakukan pengamatan epidemiologi di tempat-tempat perkembang-biakan nyamuk malaria dan wawancara dengan pelugas pembcranlasan malaria di wilayah kerjanya. Pelaksanaan penelitian di lapangan dilakukan pada bulan Juni 2006 dengan populasi semua kasus malaria sejak Oktober 2005 sampai Juni 2006, yaitu sejumlah 155 kasus yang tercatat di buka register laboralorium malaria, di wilayah kerja Puskesmas DTP Bayah. Sampel penelitian ini diambil dari total populasi kasus malaria yang berhasil diwawancara, yaitu sejumlah 117 responden.
Hasil analisis mengungkapkan bahwa malaria yang dominan sepanjang tahun di wilayah ini adalah malaria vivax proporsi penderita malaria terbanyak adalah kelompok usia ? 18 tahun, perempuan, sudah menikah, sudah bekerja, pendidikan SD, status ekonomi > rata-rata. dengan riwayat tidak pernah menderita malaria sebelumnya, berpengetahuan balk/ > rata-rata, bersikap positif/setuju terhadap upaya pencegahan malaria, berperilaku pencegahan malaria yang buruk, bertempat tinggal di daerah pantai.
Daerah ekosistim pantai di wilayah ini memiliki sedikitnya 2 jenis tempattempat perkembang-biakan nyamuk (breeding places) yaitu lagun dan persawahan. Lagun sebagai tempat perkembang-biakan nyamuk Anopheles hanya berperan pada musim kemarau antara bulan Juni sampai Oktober atau November setiap tahunnya, sedangkan area persawahan memiliki kontribusi sebagai sumber transmisi kasus malaria sepanjang tahun. Dengan adanya 2 jenis lingkungan di daerah ekosistim pantai yaitu lagun dan sawah, maka di_perlukan upaya intervensi yang berkesinambungan sepanjang tahun untuk menekan kejadian malaria falciparmur dan malaria vivax."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Hana Fitriani
"Peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan lahan untuk pembangunan infrastruktur menyebabkan alih fungsi lahan semakin meningkat. Terutama alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan nonpertanian. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 4 Tahun 2014, keberadaan luas lahan pertanian di Provinsi Banten setiap tahun mengalami penurunan akibat pembangunan dan usaha alih fungsi. Khususnya luas lahan pertanian di Kecamatan Maja yang berkurang sebesar 378 Ha dan dan 127 Ha di Kecamatan Rangkasbitung pada tahun 2009 hingga 2016. Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan dampak alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan terhadap ketersediaan pangan di Kecamatan Maja dan Rangkasbitung. Jenis lahan pertanian yang diteliti adalah lahan pertanian tanaman pangan dengan menggunakan variabel jenis tanah, lereng, jarak dari sungai, jumlah penduduk, jarak dari jalan, jarak dari ibukota kabupaten, dan luas lahan pertanian tanaman pangan. Variabel diolah dan dianalisis mengunakan analisis spasial dan statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih fungsi lahan pertanian mulai terjadi pada periode 2008-2014 dan total luas lahan pertanian tanaman pangan yang beralih fungsi pada tahun 2003-2018 adalah 1.249,675 Ha. Alih fungsi lahan terjadi di berbagai jenis tanah, kelas lereng, kategori jumlah penduduk, jarak ibukota kabupaten, jarak dari jalan, dan jarak dari sungai. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat variabel tertentu yang mempengaruhi alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan. Hanya jarak dari ibukota kabupaten yang mempengaruhi alih fungsi lahan pada periode 2014-2018. Adanya alih fungsi lahan pertanian pun tidak menyebabkan defisit ketersediaan pangan di Kecamatan Maja dan Rangkasbitung.

Increasing of the population and land demand for infrastructure development have resulted in increased conversion of land, especially the conversion of agricultural land into non-agricultural land. Based on Peraturan Daerah Provinsi Banten No. 4 Tahun 2014, the existence of agricultural land in Banten Province has decreased due to development and business activities every year. Especially in Maja and Rangkasbitung Sub-districts, from 2009 to 2016 the area of agricultural land in Maja Sub-district was reduced by 378 Ha and 127 Ha in Rangkasbitung Sub-district. This study aims to analyze how conversion of agricultural land, especially food crops, that occur, factors influence, and impact of conversion land on food availability in Maja and Rangkasbitung Sub-district. Type of agricultural land studied is food crop commodity, using variables such as soil type, slope, distance from the river, population, distance from the road, distance from the capital district, and the agricultural land area of food crops. Variables are processed and analyzed using spatial analysis and statistics. The results show that conversion of agricultural land began to occur in period 2008-2014 and the total area of agricultural crops that changed in 2003-2018 was 1,249.675 Ha. Conversion of agricultural land occurs in various soil types, slope, categories of population, the distance of capital districts, distance from the road, and distance from the river. There are no certain variables that affect the conversion of agricultural land, only the distance from the district capital affects conversion land, especially in 2014-2018. Conversion of agricultural land also does not cause a deficit in food availability in Maja and Rangkasbitung Sub-districts."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Jonatan Oktoris
"Indonesia memiliki banyak pertambangan tradisional atau sering disebut Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK). PESK di Indonesia menggunakan merkuri sebagai bahan penangkap emas. Merkuri (Hg) bersifat racun yang kumulatif, dalam arti sejumlah kecil merkuri yang terserap dalam tubuh dalam jangka waktu lama akan menimbulkan bahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kontaminasi Hg menyebar ke lingkungan Desa Lebak Situ dan bagaimana tingkat risiko pajanan merkuri dari distribusi konsumi air minum dan makan terpilih di desa tersebut. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan, dengan jumlah sampel 72 orang dewasa dan 40 orang anak usia sekolah serta sampel pangan lokal berdasarkan hasil food frequency quetient penduduk Desa Lebak Situ. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa konsentrasi Hg sampel pada beras, ikan dan air minum masing-masing sebesar <0,005 mg/kg, <0,005 mg/kg, dan 0,0004 mg/L. Nilai CDI Hg pada kelompok dewasa dan anak masing-masing 0,000025 mg/kg/hari dan 0,000037 mg/kg/hari. Sedangkan nilai RQ pada semua kelompok umur adalah <1, yang artinya konsumsi air minum dan makanan terpilih masih aman dari risiko kesehatan Hg khususnya risiko non-karsinogenik.

Indonesia have so many traditional mining or often called as an Artisanal Gold Mining. Artisanal Gold Mining (ASGM) in Indonesia used mercury as a gold catcher. Mercury (Hg) is a toxin that is cumulative, even the small amount of mercury absorbed in the body for a long time would have danger. This study attempts to know whether contamination of Hg is spread into environment in Lebak Situ Village and what is the level of risk exposure of mercury for drinking water and elected food consumption in Lebak Situ Village. This research used a risk analysis of environmental health, with total sample 72 adults and 40 children. Drinking water and food elected based on the results of food frequency. The results of laboratory shows that mercury (Hg) concentration for rice, fish, and drinking water are <0,005 mg/kg, <0,005 mg/kg, and 0,0004 mg/l. And Chronic Daily Intake (CDI) of Mercury (Hg) for adults is 0,000025 mg/kg/day and for child is 0,000037 mg/kg/day. While the risk quotient (RQ) point is below 1 (for all ages), which means that drinking water and food selected consumption are still safe for health risk of mercury (Hg) especially for non-carcinogen risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>