Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168149 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vebby Amellia Edwin
"ABSTRAK
Prevalensi perokok secara global mengalami penurunan dari 23% (2007) menjadi 21% (2013). Sedangkan di Indonesia, prevalensi merokok di Indonesia mengalami peningkatan yaitu 27% (1995), 34,2% (2007), 34,7% (2010), dan 36,3% (2013). Persentase mantan merokok di Indonesia mengalami penurunan dari 5,4% (2010) menjadi 4% (2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan eksternal dengan faktor berhenti merokok di Indonesia tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia 2011. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik ganda. Proporsi perokok yang berhenti merokok di Indonesia sebesar 15,7 persen. Faktor eksternal yang berperan dalam perilaku berhenti merokok yaitu terdapat larangan merokok di rumah, terdapat larangan merokok di tempat kerja, ketidakterpaparan iklan rokok (televisi, koran/majalah, dinding publik, spanduk), keterpaparan media tentang bahaya merokok (koran/majalah), dan pernah mengunjungi kawasan tanpa rokok. Disarankan pemerintah pusat dan daerah untuk menerapkan larangan merokok di tempat kerja dan kawasan tanpa rokok dengan tidak menyediakan ruangan khusus merokok dan menyebarluaskan nomor pengaduan yang dapat dihubungi oleh masyarakat jika menemukan pelanggaran kawasan tanpa rokok, meningkatkan upaya pelaksanaan pembatasan iklan rokok di televisi, koran/majalah, dinding publik, dan spanduk, dan penyebarluasan media bahaya merokok menggunakan media kora/majalah, serta mengalihfugnsikan media yang digunakan sebagai iklan rokok sebagai media bahaya merokok seperti menggunakna dinding publik sebagai media bahaya merokok.. Bagi orang tua dan masyarakat, menerapkan rumah bebas asap rokok dan menyuruh dan memberikan dukungan untuk anggota keluarga yang merokok untuk berhenti merokok

ABSTRACT
The prevalence of smokers globally decreased from 23% (2007) to 21% (2013). While in Indonesia, the prevalence of smoking in Indonesia had risen to 27% (1995), 34.2% (2007), 34.7% (2010), and 36.3% (2013). The percentage of former smoking in Indonesia had decreased from 5.4% (2010) to 4% (2013). This study aims to determine the relationship of external factors on smoking cessation in Indonesia in 2011. The study design that used is cross sectional using secondary data Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia 2011. The statistical test that used was a multiple logistic regression. The proportion of smokers who quit smoking in Indonesia is about 15.7 percent. External factors which play a role in smoking cessation behavior are a ban on smoking in the home, a ban on smoking in the workplaces, health warning of cigarette packages, exposure of cigarette advertising (television, newspaper/magazine, public walls, banner), exposure of smoking media (newspaper/magazine), and ever visited the no smoking area. the researchers suggest that central and local governments to implement the ban on smoking in the workplace and the region without cigarettes by not providing special room for smoking and disseminate a contact to complaint which can be reached by the public when finding a violation of the region without cigarettes, increasing efforts to implement restrictions on cigarette advertising on television, newspapers / magazines, the walls of the public, and banners, and dissemination of media dangers of tobacco by using newspaper / magazines, as well as re-functioning the media used from cigarette advertising to a medium of showing the dangers of smoking by using walls of the public. To parents and society, applying homes smoke-free by forbidding smoker to smoke at home (both family members and guests), banned smoking in public meetings, stickers home smoke-free at the front door of every house, and banned smoking in front of children and pregnant women (though outside the house) and provide support for family members who smoke to quit smoking."
Lengkap +
2016
T45720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiyya Aliyah Birjaman
"Indonesia merupakan negara berpendapatan menengah yang 72 juta penduduknya merupakan perokok aktif. Kelompok umur dengan prevalensi tertinggi ada pada kelompok remaja dan dewasa yang rentan terhadap perilaku merokok. Berhenti merokok menjadi langkah penting untuk mencapai target pengurangan tembakau yang dapat berdampak signifikan pada peningkatan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku berhenti merokok. Penelitian ini menggunakan data GATS 2021 di Indonesia dengan sampel penduduk usia 15-44 tahun. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan analisis regresi logistik. Berdasarkan hasil analisis, faktor yang berhubungan dengan perilaku berhenti merokok pada penduduk 15-44 tahun di Indonesia adalah jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, larangan merokok di rumah, dan status merokok keluarga. Sedangkan umur, status ekonomi, tempat tinggal, umur pertama merokok, pengetahuan bahaya rokok, pernah mengunjungi KTR, keterpaparan media antirokok dan keterpaparan iklan rokok tidak berhubungan signifikan. Diharapkan upaya berhenti merokok yang berfokus pada pendekatan keluarga yang dapat didukung dengan adanya larangan merokok di rumah. Upaya berhenti merokok juga dapat berfokus melalui tatanan sekolah atau pendidikan dengan meningkatkan kesadaran pentingnya berhenti merokok. Pendekatan promosi kesehatan dapat difokuskan pada tatanan tempat kerja melalui pemilik usaha/wiraswasta maupun kelompok pekerja untuk meningkatkan keberhasilan berhenti merokok pada penduduk usia 15-44 tahun.

Indonesia is one of the middle-income countries where 72 million of the population are active smokers. The age group with the highest prevalence is teenagers and adults who are vulnerable to smoking behavior. Quitting smoking is an important step towards achieving tobacco reduction targets that can have a significant impact on health outcomes. Therefore, it is important to examine the factors associated with quit smoking. This study used GATS 2021 data in Indonesia with a sample of the population aged 15-44 years. Used a cross-sectional design with logistic regression analysis. Based on the results, the factors associated with smoking cessation are gender, education, employment status, smoking restrictions at home, and family smoking status. Age, economic status, residence, age of first smoking, knowledge of the smoking dangers, ever visited KTR, exposure to anti-smoking media and cigarette advertisements were not significantly associated. Smoking cessation efforts will focus on a family approach which can be supported by a smoking ban at home. Efforts to stop smoking can also be focused through schools or education by increasing awareness of the importance of quitting smoking. A health promotion approach in the workplace to increase the success of quitting smoking in the population aged 15-44 years."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadar Ramadhan
"Latar belakang. Hasil Survei Penggunaan Tembakau Indonesia (GATS) 2011 mengindikasikan bahwa ada 40,8% orang yang pernah berusaha untuk berhenti merokok, namun hanya 37,7% diantaranya yang berhasil berhenti. Meskipun banyak perokok yang berkeinginan untuk berhenti merokok, namun hanya sedikit yang berhasil berhenti untuk tidak merokok. Penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan larangan merokok di rumah dan tempat kerja dengan intensi dan keberhasilan berhenti merokok.
Metode. Data GATS Indonesia 2011 dianalisis dengan menggunakan metode analisis regresi logistik untuk mengetahui besar efek larangan merokok di rumah dan tempat kerja terhadap intensi dan keberhasilan berhenti merokok dengan mengontrol beberapa variabel confounder.
Hasil. Hasil analisis menunjukan bahwa adanya larangan merokok di rumah meningkatkan odds 2,3 kali (95%CI 1,5-3,4) untuk mencoba berhenti merokok dibandingkan yang tidak ada larangan merokok di rumah, sedangkan menurut keberhasilan berhenti merokok, menunjukan bahwa ada larangan merokok di rumah meningkatkan odds 2 kali (95%CI 1,1-3,4) untuk berhasil berhenti merokok dibandingkan yang tidak ada larangan merokok di rumah.
Simpulan dan saran. Larangan merokok di rumah dapat meningkatkan intensi dan keberhasilan dalam berhenti merokok sedangkan larangan merokok di tempat kerja kurang berpengaruh. Penting untuk mendorong adanya larangan merokok di rumah dan pengetatan kebijakan KTR.

Background. Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia 2011 indicated 40.8% people ever tried to quit smoking, however 37.7% of them were successful. Although many smokers who intend to quit smoking, but few have managed to quit for not smoking. This research was aimed to analyze the association of smoking ban at home and work places with intension and success of smoking cessation.
Methods: Population weighted logistic regressions controlled by demographic and other confounder variables were used to evaluate the associations between smoking ban at home and workplace with intentions and success of smoking cessation.
Results. These results indicated that smoking ban at home increased the odds of trying to quit smoking 2.3 times (95% CI 1.5 to 3.4) compared to no smoking ban at home, meanwhile the success of smoking cessation indicated that smoking ban at home increased the odds 2 times (95% CI 1.1 to 3.4) to success in quitting smoking compared to no smoking ban at home.
Conclusions and suggestions. Smoking ban at home could improve the intentions and success in quitting smoking while smoking ban at workplace is less influential. It was important to encourage smoking ban at home and strenghten policy of no smoking area (KTR)."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T42747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Hasyim Tadjoedin
"Latar Belakang: Merokok adalah masalah kesehatan yang persisten di Indonesia. Penelitian mengenai dampak merokok terhadap kadar FeNO pada mahasiswa sudah dilakukan sebelumnya, namun tidak pernah dilakukan di Indonesia. Jumlah perokok dan perokok remaja di Indonesia sangat ekstensif, sehingga pengetahuan mengenai akibat merokok pada subjek ini sangat dibutuhkan, salah satunya adalah mengenai kadar FeNO pada mahasiswa yang merokok di Indonesia. Selain itu, dibutuhkan juga penelitian mengenai alasan merokok , karena alasan merokok berhubungan dengan metode pemberhentian merokok yang lebih efektif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kebiasaan merokok dengan kadar nitrit oksida yang dihembuskan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kebiasaan merokok pada mahasiswa di Depok. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada 124 subjek yang dilakukan wawancara dan dengan 30 subjek di antaranya dipilih untuk tes kadar FeNO. Hasil: Dari hasil penelitian yang dilakukan, korelasi kebiasaan merokok dengan kadar FeNO sebesar -,12 dan dengan kemaknaan statistika sebesar ,524. Sementara itu, alasan paling umum dari merokok yang ditemukan adalah penghilang stress dan untuk menimbulkan kesenangan. Kesimpulan: Tidak ditemukan korelasi antara kebiasaan merokok dengan FeNO. Penghilang stress dan kesenangan pada merokok tmenjadi faktor yang paling memengaruhi kebiasaan merokok pada subjek.

Background: Smoking is a nationwide, persistent, health problem in Indonesia. Researches about the impact of smoking to the FeNO rate of college students have been conducted, but not one of them have been done in Indonesia. The amount of smokers and teenage smokers in Indonesia are extensive, thus created this need of understanding of the implications of smoking, which one of them is to understand the FeNO level on college smokers. This also created the need for the understanding of reasons of smoking, as the understanding of reasons of smoking correlates to a more effective smoking cessation attempt. Objective: The study aimed to determine the relationship between smoking habit and exhaled nitric oxide level and to understand more about the reasons for smoking in college students in Depok. Methods: The study is conducted by using both analytical and descriptive cross-sectional study. We interviewed 124 subjects, which on 30 of them are chosen for the FeNO level test. Result: Based on the conducted studies, the correlation coefficient between smoking habit and FeNo level are,-12 with data significance of ,524. The most prominent reason for smoking is to relieve stress and to incite pleasure of smoking. Conclussion: There is no correlation found between smoking habit and exhaled nitric oxide among subjects. Stress relieving and pleasure from smoking are factors that have the most influence in the smoking habit of subjects. "
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Herma Trilas Meiwani
"Proporsi merokok di kalangan remaja cenderung meningkat setiap tahun di Indonesia walaupun beberapa kegiatan pencegahan sudah dilakukan. Peningkatan tersebut sudah mengkhawatirkan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor penyebab intensitas merokok siswa SMP di populasi sehingga dapat dikembangkan program intervensi pencegahan yang tepat. Penelitian menggunakan disain cross sectional, dengan menggunakan data Global Youth Tobacco Survey 2014. Survey dilakukan dengan mengisi lembar pertanyaan oleh pelajar pada 72 sekolah yang tersebar di Indonesia, total sampel 208 kelas (kelas 7-9), dan jumlah siswa 5986 orang.Besar sampel adalah 643 siswa/i yang merokok. Hasil penelitian menunjukkan 600 orang (93,3 %) siswa perokok ringan dan 43 orang (6,7 %) perokok berat. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji logistik regresi menunjukkan usia dan jumlah teman perokok berhubungan dengan intensitas merokok siswa SMP (p=0,031< 0,05; p=0,020< 0,05). Pencegahan perilaku merokok remaja dapat dilakukan melalui pengembangan kebijakan, intervensi dan pengendalian tembakau di Indonesia dan juga penggalakan program UKS di sekolah dan program sekolah bebas rokok.

The proportion of adolescents smoking in Indonesia tend to increase every year, even though some prevention programs had been done. This is alarmingly prevalence of smoking. The study aim to identify factors of smoking intensity among junior high school students in the population. It is expected that an appropriate prevention intervention can be developed. Cross sectional design was used in this study, further analysis was done by using Global Youth Tobacco Survey 2014 data. Standard questionnaires were filled by students of Junior High School in Indonesia, with a total sample of 72 schools, 208 classes (grade 7-9), and 5986 students. The reliable sample was 643 smoker students. The results showed 93.3% students are light smokers. Multivariate analysis using logistic regresion test showed that age and peers associated with students smoking (p=0,031< 0,05; p=0,020< 0,05). Effort to prevent adolescents from smoking should be conducted through national tobacco control and policies program development in Indonesia and also implementation of School Health Program (UKS) dan Smoke Free Schools program."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Wulandari
"[Jumlah perokok di Indonesia meningkat selama beberapa tahun terakhir dan
perokok usia dewasa awal menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola merokok yang meliputi lama
merokok, jumlah batang rokok yang dihisap per hari, dan jenis rokok yang biasa
dihisap dengan tekanan darah pada mahasiswa/i Universitas Indonesia usia
dewasa awal. Studi ini menggunakan desain cross sectional dan melibatkan 99
responden melalui quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada
hubungan antara pola merokok dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah
diastolik. Hasil penelitian ini merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk
melakukan penelitian serupa dengan jumlah sampel yang lebih besar;The number of smokers in Indonesia have been increased for the last few years
and early adulthood smokers showed a fairly high prevalence. This study aimed to
determine the relationship between smoking patterns that include duration of
smoking, the number of cigarettes smoked per day, the usual type of cigarette
smoked and blood pressure on early adulthood among Universitas Indonesia
students. The study used a cross-sectional design and involved 99 respondents
through quota sampling. The results showed there is no relationship between
smoking patterns and systolic blood pressure and diastolic blood pressure. These
findings recommend to re-examine with enlarging the number of samples., The number of smokers in Indonesia have been increased for the last few years
and early adulthood smokers showed a fairly high prevalence. This study aimed to
determine the relationship between smoking patterns that include duration of
smoking, the number of cigarettes smoked per day, the usual type of cigarette
smoked and blood pressure on early adulthood among Universitas Indonesia
students. The study used a cross-sectional design and involved 99 respondents
through quota sampling. The results showed there is no relationship between
smoking patterns and systolic blood pressure and diastolic blood pressure. These
findings recommend to re-examine with enlarging the number of samples.]"
Lengkap +
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59413
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asma Muthmainah
"Jumlah perokok khususnya remaja semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penelitia ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang dampa buruk rokok dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di SMP Taruna Bhakti Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain deskripti korelatif. Pengambilan data dilakukan pada 79 remaja laki-laki yang merokok di SM Taruna Bhakti menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data menggunaka Uji Chi-Square. Didapatkan hasil bahwa 57% responden memiliki tingkat pengetahua yang kurang dan 51,9% responden memiliki perilaku merokok tinggi.
Penelitian in menunjukan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang dampak buru rokok dengan perilaku merokok pada remaja laki-laki di SMP Taruna Bhakti (P value 1,000; α = 0,05). Disarankan agar perawat dan institusi pendidikan bekerja sama untu meningkatkan pengetahuan tentang dampak buruk rokok kepada remaja maupun masyarakat pada umumnya.

The number of teenager smoker are increasing from year to year. This study aimed to determine the relationship between the level of knowledge about the negative effects smoking and smoking behavior in adolescent smoker boys in SMP Taruna Bhakti. This research was quantitative research using descriptive correlative design. Data sample was collected using purposive sampling technique from 79 adolescent smoker boys in SMP Taruna Bhakti. Data analyzed with Chi-Square Test. The results showed that 57% of the respondents have less knowledge level and 51,9% of the respondents has a high smoking behavior.
This study showed no relationship between the level of knowledge about the negative effects of smoking and smoking behavior in adolescent boys in SMP Taruna Bhakti (P value = 1.000; α = 0.05, P < α). It is recommended that nurses and educational institutions work together to increase knowledge about the negative effects of smoking on adolescents and the community at large.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulandari Gusti Putritama
"ABSTRAK
Jumlah perokok di dunia saat ini semakin banyak. Menurut WHO, pada tahun 2008 jumlah perokok di dunia mencapai 1,3 miliar orang. Sedangkan hasil dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia pada tahun 2011 didapatkan bahwa dari 8.305 penduduk Indonesia 15 tahun ke atas terdapat 34,8% yang merokok. Untuk perokok pelajar, menurut hasil Global Youth Tobacco Survey (GYTS), terdapat 30,4% pelajar yang pernah merokok dan 20,3% pelajar yang saat diwawancarai merokok. Penelitian ini dilakukan menggunakan desain potong lintang untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku merokok pelajar dan mahasiswa di 16 provinsi di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, konsumsi alkohol, perilaku merokok orang tua, perilaku merokok saudara kandung, dan sikap teman terhadap perilaku merokok merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pelajar dan mahasiswa. Selain itu, tingkat pendidikan merupakan variabel confouder. Faktor yang paling berhubungan dengan perilaku merokok pada pelajar dan mahasiswa adalah jenis kelamin (OR = 12,188), sedangkan yang dapat diintervensi adalah konsumsi alkohol (OR = 7,366).

ABSTRACT
Today, the number of smokers in the world is increased. According to WHO the number of smokers in the world are 1.3 billion people in 2008. Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia in 2011 found that 34,8% of 8.305 Indoensian 15 years above are smokers. According to Global Youth Tobacco Survey (GYTS), there are 30,4% students ever smoked and 20,3% students currently smoked. This research was conducted using a cross-sectional design to investigate factors affected student’ smoking behavior in 16 provinces in Indonesia. The results of this research showed that age, gender, academic performance, alcohol consumption, parents’ smoking behavior, siblings’ smoking behavior, and friends’ attitudes toward smoking behavior are the factors affected students’ smoking behavior. In addition, the level of education is confouder variable. The most affecting factor on students’smoking behaviour is gender (OR = 12,188), while the most affecting factor on students’ smoking behaviour and can be intervented is consumption of alcohol (OR = 7,366) ."
Lengkap +
2014
S54503
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Aristi
"Perokok harus berhenti merokok agar dapat terhindar dari dampak negatif rokok. Berhenti merokok adalah suatu proses yang telah dilakukan beberapa kali sebelum akhirnya perokok tersebut berhasil. Penelitian kualitatif dengan desain Rapid Assesment Procedures ini bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam tentang upaya berhenti merokok pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014. Informan terdiri dari mahasiswa yang sudah pernah berupaya berhenti merokok serta informan kunci yaitu ahli berhenti merokok dan psikolog. Hasil penelitian menunjukkan upaya berhenti merokok mahasiswa diawali dengan beragam motivasi, dilanjutkan dengan berbagai macam proses, yang paling sering adalah mengurangi jumlah rokok yang dikonsumsi dan mengganti kebiasaan merokok dengan hal lain (minum jus, permen, camilan). Hal-hal yang berperan dalam upaya berhenti merokok mahasiswa dalam penelitian ini adalah persepsi terhadap bahaya akibat merokok, informasi bahaya rokok dan peringatan bahaya rokok pada kemasan rokok tapi tidak terlalu besar, dukungan orang-orang terdekat dan niat. Diperlukan kebijakan dan program yang bisa membantu mahasiswa perokok untuk berhenti merokok.

Smokers should quit smoking in order to avoid the negative effects of smoking. Quitting smoking is a process that has been done several times before finally smoker is successful. Qualitative research with Rapid Assessment Procedures design aims to obtain in-depth information about quitting smoking in students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in 2014. Informants consisted of students who had never attempted to quit smoking as well as key informants namely smoking cessation experts and psychologists. The results showed smoking cessation student begins with diverse motivations, followed by various processes, which most often is to reduce the number of cigarettes consumed and replace smoking with other things (drinking juice, candy, snack). The things that play a role in smoking cessation efforts of students in this research is the perception of the dangers of smoking, the dangers of smoking information and warning of the dangers of smoking on cigarette packaging but not too large, the support of those closest and intentions. Necessary policies and programs that can help the student smokers to quit smoking."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apriani Oendari
"Penelitian ini bertujuan mengetahui praktik memberi nasihat berhenti merokok dan faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik tersebut. Survei cross sectional dilakukan pada Mei – Juni 2013 terhadap 65 dokter umum Puskesmas di Jakarta Pusat. Dilakukan pula exit-interview pada 212 pasien. Hasil penelitian menunjukkan 72,3% dokter sering atau selalu memberi nasihat berhenti merokok. Faktor yang berhubungan dengan praktik tersebut adalah lama berprofesi sebagai dokter, sikap dokter, dan jumlah pasien per hari. Untuk mengoptimalkan pelayanan berhenti merokok di Puskesmas, perlu dipertimbangkan kapasitas dokter yang melayani, keterlibatan dokter-dokter yang lebih muda, dan beriringan dengan upaya peningkatan sikap positif dokter terhadap kebijakan pengendalian rokok.

The objectives of this study are to explore general physician (GP)’s practice towards smoking cessation advice and its corresponding factors. Cross sectional survey was conducted to 65 GPs working at Public Health Centres (PHC) at Central Jakarta during May and June 2013. Information from 212 patients was also obtained through exit-interview. Most (72,3%) GPs often or always give advice to their smoker patients. Years of practice, attitudes, and amount of patients per day are those which correspond significantly with practice. To optimize smoking cessation service in PHC, we need to consider GPs capacity, engage younger GPs, and, concurrently, raise GPs positive attitude towards tobacco control policy."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>