Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211230 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bunga Ratnasari Hadipitoyo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh kepemimpinan transformasional,
learning orientation, dan otonomi pekerjaan terhadap creative self-efficacy serta
pengaruh creative self-efficacy terhadap perilaku inovatif di kantor pusat PT. Bank
Jateng. Penelitian ini dilakukan terhadap 203 responden yang merupakan karyawan
di kantor pusat PT. Bank Jateng yang terletak di Semarang. Data yang didapatkan
dari responden kemudian diolah dan dianalisis menggunakan metode structural
equation modelling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa otonomi pekerjaan,
kepemimpinan transformasional, dan learning orientation berpengaruh signifikan
positif terhadap creative self-efficacy karyawan. Hasil selanjutnya adalah bahwa
creative self-efficacy karyawan berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku
inovatif. Oleh karena itu perilaku inovatif di PT. Bank Jateng dapat dikembangkan
melalui peningkatan creative self-efficacy karyawan.

ABSTRACT
This research aims to investigate factors that could determine employees? creative
self-efficacy, which are transformational leadership, learning orientation, and job
autonomy. Besides, this research also aims to analyze the effect of employees?
creative self-efficacy on innovative behaviour. To investigate this, 203 employees?
at the headquarter of PT. Bank Jateng in Semarang were surveyed. Data analysis is
conducted using structural equation modelling. The result of this research showed
that job autonomy, transformational leadership, and learning orientation are
positively significant to employees? creative self efficacy. Besides, employees?
creative self-efficacy was also found positively significant to innovative behaviour.
Thus, innovative behaviour in PT. Bank Jateng could be developed through
elevating employees? creative self efficacy."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Rizky Ardini
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran efikasi-diri inovasi sebagai variabel mediator dalam hubungan antara aktivitas belajar formal maupun informal terhadap perilaku kerja inovatif karyawan. Studi kuantitatif ini dilakukan terhadap 165 responden menggunakan metode accidental sampling dengan menyebarkan kuesioner daring. Adapun karakteristik sample adalah karyawan/karyawati yang bekerja di area Jabodetabek dengan rentang usia 24 – 44 tahun, masa kerja minimal 1 tahun di tempat kerja saat ini dan pendidikan terakhir minimal S1. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Alat Ukur Aktivitas Belajar Formal, Alat Ukur Aktivitas Belajar Informal, Skala Efikasi-Diri Inovasi dan Alat Ukur Perilaku Kerja Inovatif. Metode penelitian ini menggunakan metode survei. Untuk pengolahan data menggunakan analisa regresi mediasi dengan aplikasi statistik SPSS 25. Hasil analisis data menunjukkan bahwa efikasi diri inovasi memediasi sebagian hubungan antara aktivitas belajar formal dan informal dengan perilaku kerja inovatif. Hasil penelitian ini mengindikasikan adanya manfaat positif dari efikasi-diri inovasi dalam hubungan antara aktivitas belajar formal dan informal terhadap perilaku kerja inovatif.

This study aims to examine the role of innovation self-efficacy as a mediator in the relationship between formal and informal learning activities on employees' innovative work behavior. This quantitative study was conducted on 165 respondents using the accidental sampling method by distributing online questionnaires. The characteristics of respondents are employees who work in the Jabodetabek area with an age range of 24-44 years, a minimum 1 year of working experience in current company and has at least Strata-1 educational background. The measuring instruments used in this research are the Formal Learning Activity Scale, the Informal Learning Activity Scale, the Innovation Self-Efficacy Scale and the Innovative Work Behavior Scale. This research uses a survey method. For data processing using mediation regression analysis with the application of SPSS 25 statistics. The results of data analysis show that innovative self-efficacy partially mediates the relationship between formal and informal learning activities with innovative work behavior. The result of this study implies the benefits of innovative self-efficacy in the relationship between formal and informal learning activities on innovative work behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulinda Dwintasari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara traits dan creative selfefficacy (CSE) pada guru TK. Traits adalah dimensi dari perbedaan kecenderungan individu untuk menunjukan pola pemikiran, perasaan dan tindakan yang konsisten (McCrae dan Costa, 2003). Sementara itu, CSE merupakan keyakinan yang sementara pada individu mengenai kemampuan dirinya untuk melakukan tugas spesifik tertentu yang membutuhkan produksi solusi-solusi baru, orisinal, atau sesuai.
Pengukuran traits menggunakan alat ukur IPIP (Goldberg, 1999) dan pengukuran CSE menggunakan alat ukur Revised Model Creative Thinking Self-Efficacy (CTSE) II & Creative Performance Self-Efficacy (CPSE) II Inventories (Abbott, 2010) yang telah diadaptasi oleh peneliti. Partisipan berjumlah 112 orang guru TK yang berusia 20-60 tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif signifikan antara trait neuroticism dan CTSE, serta terdapat hubungan positif signifikan antara trait extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness dengan CTSE dan CPSE. Namun demikian, pada trait neuroticism tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan dengan CPSE. Berdasarkan hasil tersebut, perlu dilakukan screening kepribadian ketika perekrutan guru TK. Selain itu, guru TK juga dapat diberi intervensi sejak dini untuk meningkatkan CSE.

This research was conducted to find the correlation between nature traits and creative self-efficacy (CSE) in kindergarten teachers. Traits is dimensions of individual differences in tendencies to show consistent patterns of thoughts, feelings and actions (McCrae & Costa, 2003). Meanwhile CSE is an individual's state-like belief in his or her own ability to perform the specific tasks required to produce novel original, or appropiate solutions (Abbott, 2010).
Traits was measured using an adaptation instrumen named IPIP (Goldberg, 1999) and CSE was measured using an adaptation instrument named Revised Model Creative Thinking Self-Efficacy (CTSE) II & Creative Performance Self-Efficacy (CPSE) II Inventories (Abbott, 2010). The respondent of this research are 112 kindergarten teachers.
The results of this research show that trait neuroticism negative correlated significantly with CTSE and the trait extraversion, openness to experience, agreeableness and conscientiousness positive correlated significantly with CTSE and CPSE. But there is no significant correlation between trait neuroticism and CPSE. Based on these results, kindergarten ought to held a personality screening in teacher's recruitment and give intervention, such as training or seminar to teachers that can increase creative self-efficacy.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krismanur Setiagi Prayitno
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh family supportive organizational perception terhadap self efficacy demands dan self efficacy challenges dengan  work family conflict dan perceived managerial support sebagai mediatornya. Penelitian ini berjenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian konklusif. Metode pengambilan sampel berjenis purposive sampling. Sejumlah 307 responden karyawan perempuan industri teknologi dan informasi di Jabodetabek menjadi sampel pada penelitian ini. Dalam pengolahan data, peneliti  menggunakan SPSS 25 dan Lisrel 8.80 untuk melakukan deskriptif analisis dan pengujian hipotesis menggunakan SEM. Temuan penelitian telah melaporkan bahwa work family conflict berhasil memediasi pengaruh family supportive organizational perception terhadap self efficacy demands dan self efficacy challenges. Akan tetapi work family conflict dan perceived managerial support tidak dapat memediasi pengaruh family supportive organizational perception terhadap self efficacy challenges. Dengan menggunakan hasil analisis penelitian ini, praktisi dapat mempertimbangkan untuk memiliki mekanisme kemudahan prosedur dan birokrasi kebutuhan cuti pribadi bagi karyawan. Selain itu, organisasi dapat mempertimbangkan untuk memberikan jadwal kerja dan benefit yang sesuai bagi karyawan apabila diharuskan bagi mereka untuk bekerja di luar jadwal yang sebelumnya telah disepakati. Kemudian, bagi para team leader dapat menyediakan sesi diskusi one on one secara berkala sebagai sarana bonding bagi anggotanya.

The purpose of this research is to examine the influence of family supportive organizational perception on self efficacy demands and self efficacy challenges with work family conflict and perceived managerial support as mediators. This research is a quantitative research type with a conclusive research design. The sampling method is purposive sampling. A total of 307 female respondents from the technology and information industry in Jabodetabek were the samples for this research. In data processing, researchers used SPSS 25 and Lisrel 8.80 to carry out descriptive analysis and hypothesis testing using SEM. Research findings have reported that work family conflict successfully mediates the influence of family supportive organizational perception on self-efficacy demands and self-efficacy challenges. However, work family conflict and perceived managerial support cannot mediate the influence of family supportive organizational perception on self efficacy challenges. By using the results of this research analysis, practitioners can consider having a mechanism to facilitate procedures and bureaucratic personal leave requirements for employees. In addition, organizations can consider providing appropriate work schedules and benefits for employees if they are required to work outside the previously agreed schedule. Then, team leaders can provide regular one-on-one discussion sessions as a means of bonding for their members.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narada Prathama
"ABSTRACT
This study examined the influence of creative self-efficacy as a mediator towards the relationship between breadth of functional experience and creativity. Forty-five leaders and one hundred forty-five employees in Indonesia and Netherlands completed the survey that was distributed online. Multiple linear regression showed that breadth of functional experience was not significantly related to creative self-efficacy. However, creative self- efficacy had a significant positive relationship with creativity.

ABSTRACT
Penelitian ini menguji pengaruh kreatifitas individu sebagai mediator terhadap hubungan antara besarnya pengalaman fungsional dan kreativitas. Empat puluh lima pemimpin dan seratus empat puluh lima karyawan di Indonesia dan Belanda menyelesaikan survei yang didistribusikan secara online. Regresi linier berganda menunjukkan bahwa luasnya pengalaman fungsional tidak signifikan terkait dengan kreativitas individu. Namun, kreativitas individu memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kreativitas."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Setiadi
"Pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan kreativitas siswa. Iklim sekolah kreatif dan efikasi diri guru merupakan faktor utama yang dapat memengaruhi perkembangan kreativitas siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efikasi diri guru dalam memediasi iklim sekolah kreatif dan perilaku guru membina kreativitas pada siswa sekolah dasar. Penelitian dilakukan kepada 118 guru sekolah dasar di Jabodetabek. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah CFTI Scales (Soh, 2000), R-SLEQ (Johnson et al., 2007), dan I-TSES (Rahayu & Wangid, 2021). Hasil penelitian menunjukkan terdapat full mediation pada hubungan iklim sekolah kreatif dan perilaku guru membina kreativitas siswa yang dimediasi oleh efikasi diri guru. Hal ini menunjukkan bahwa iklim sekolah kreatif dapat memengaruhi perilaku guru membina kreativitas apabila dimediasi oleh efikasi diri guru. Implikasi dari penelitian menekankan bahwa sekolah harus membentuk iklim pembelajaran kreatif dan guru perlu memiliki efikasi diri yang baik agar dapat mengembangkan kreativitas siswa.

Education plays a vital role in developing students' creativity. Creative school climate and teacher self-efficacy are the main factors that can influence the development of student creativity. This study aims to determine the effect of teacher self-efficacy in mediating creative school climate and creativity fostering teacher behavior in elementary school students. The study was conducted on 118 elementary school teachers in Jabodetabek. The measuring instruments used in this study are CFTI Scales (Soh, 2000), R-SLEQ (Johnson et al., 2007), and I-TSES (Rahayu & Wangid, 2021). The results showed that there was full mediation in the relationship between creative school climate and creativity fostering teacher behavior mediated by teacher self-efficacy. This shows that creative school climate can creativity fostering teacher behavior when mediated by teacher self-efficacy. The implication of the study emphasizes that schools should establish a creative learning climate and teachers need to have good self-efficacy in order to develop students' creativity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Konstantinus Allis Brawijaya Soetyono
"ABSTRAK
Selelah era keemasan perbankan dan properti berlalu, beberapa perusahaan di bidang
keuangan menjadikan bisnis asuransi sebagai tunggangan utamanya Banyak perusahaan
asuransi yang berusaha untuk meningkatkan pendapatannya atau dengan kata lain menjual
sebanyak mungkin jasa asuransinya, melalui polis dan premi. Self efficacy berhubungan
secara signifikan terhadap dalam melakukan tugas. Self Efficacy dapat meningkatkan
perfonnansi yang lebih baik secara, independen pada kemampuan seseorang (Baron &
Byme, 1994). Tuckman dan Sexton (1990, dalam Baron & Byme, 1994) dalam
eksperimennya membuktikan bahwa self efficacy yang tinggi dapat meningkatkan
performansi. Pekerja yang memiliki self efficacy tinggi dengan goal rendah maka
kemungkinan prestasi kerjanya akan tinggi, tetapi tidak sebagus dibandingkan dengan
pekerja yang memiliki self efficacy yang tinggi dengan goal yang tinggi. Pada pekerja
yang memiliki goal rendah maka pekerja tersebut akan mengurangi usaha dari standar
kemampuan yang dimilikinya Akan tetapi dengan tingginya self efficacy yang dimiliki
pekerja tersebut, maka pekerja tersebut dapat menyelesaikan perkerjaannya dengan penuh
keyakinan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara self efficacy dengan goal, dan self
efficacy dan goal dengan prestasi kerja pada agen asuransi. Selain itu, juga untuk
mengungkap besarnya sumbangan variabel self efficacy dan goal s pada prestasi kerja agen
asuransi. Dengan demikian, penulis berpendapat bahwa ada hubunngan di antar ketiganya.
Dalam penyusunan skala self efficacy ini dilakukan berbagai wawancara informal untuk
melengkapai referensi literatur yang ada Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran
yang lengkap mengenai perilaku spesifik yang umumnya dilakukan oleh pegawai asuransi
PT. Astra C.M.G. Life. Dalam penelitian ini juga dipertimbangkan modifikasi dari
kuesioner skala self efficacy yang memiliki topik penelitian yang berkaitan dengan dunia
kerja Skala General Self Efficacy dari Ralph Schwarzer & Matthias Jerusalem (1993, rev.
2000) pada mulanya disusun pada tahun 1981 dengan 20 item. Skala ini telah dipakai
dalam berbagai proyek penelitiandan biasanya menghasilkan konsistensi internal alpha =
.75 dan .90. Karena reliabilitas alat ini telah teruji dalam penelitian Mursito (2001) maka
penulis memutuskan untuk melakukan uji reliabilitas terpakai. Anastasi dan Urbina mengatakan bahwa untuk menguji reliabilitas alat ukur yang
respondennya mendapatkan skor numerik untuk setiap item berdasarkan pilihannya
digunakan coeflicienl alpha. Sementara untuk mengukur konsistensi item berkaitan dengan
konstruk digunakan rumus correc/ed ilem-lotal corelation (Nunnaly & Bemstein, 1994).
Correcled ilcm lo/al digunakan untuk menyaring item-item yang homogen dengan
konstruk dan menghilangkan item-item yang tidak homogen. Analisis data statistik
menggunakan metode pearson producl mntnenl dan multiple regression. Akan digunakan
SPSS 10.0. Uji signifikansi akan dilakukan pada level 0.05
Hasil penelitian membuktikan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara self
efficacy dengan prestasi keija pada agen asuransi. Karena hubungan memiliki arah positif,
maka semakin tinggi self efficacy agen asuransi maka semakin tinggi pula prestasi keija
pada agen asuransi PT Astra C.M.G Life, hasil penelitian juga membuktikan ada hubungan
yang positif dan signifikan antara self efficacy dengan goal pada agen asuransi. Karena
hubungan memiliki arah positif, maka semakin tinggi self efficacy agen asuransi maka akan
diikuti oleh goal yang tinggi pula pada agen asuransi PT Astra C.M.G Life. Selain itu
hasil penelitian ini juga membuktikan ada hubungan yang signifikan antara goal agen
asuransi PT Astra C.M.G Life dengan prestasi keija yang dimilikinya Karena hubungan
memilild arah positif maka semakin tinggi goal agen asuransi maka semakin tinggi pula
prestasi keija pada agen asuransi PT Astra C.M.G \JSeselfefficacy dan goal agen asuransi
secara bersama-sama memberi sumbangan terhadap prestasi keija agen asuransi PT Astra
C.M.G Life. Secara teoritis, karena korelasi antara prestasi keija dengan goal lebih besar,
maka variabel goal lebih berpengaruh terhadap prestasi keija dibanding variabel self
efficacy.
Kesimpulan-kesimpulan lain yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan dan self efficacy'. Terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara lama bekeija dan self efficacy'. Terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi dengan lama bekeija Terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi dan tingkat pendidikan.
Disarankan dalam penelitian lanjutan perlu dilakukan penelitian dan analisis secara
mendalam baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk mengetahui faktor-faktor lain
yang mungkin berperan dalam pembentukan self efficacy agen asuransi seperti tingkat
kecemasan, tipe kepribadian,kepuasan keija, sosial support pengalaman dan latihan, dan
significanl ct/ier. Dapat juga dicari hubungan faktor-faktor ini dengan goal dan prestasi
keija sehingga dapat diketahui apakah faktor-faktor yang telah disebutkan tadi
menyebabkan adanya hubungan self efficacy dan goal pada prestasi keija Dalam
penelitian sejenis dengan komposisi jenis kelamin partisipan yang relatif seimbang,
sebaiknya diadakan perbandingan untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin atau
hubungannya dengan self efficacy, goal dan prestasi kerja."
2002
S3095
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Novianti
"Orang tua merupakan salah satu faktor lingkungan yang penting bagi perkembangan kreativitas anak usia prasekolah. Keyakinan diri akan kemampuan kreatifnya (efikasi diri kreatif) orang tua berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kreativitas anak usia prasekolah. Tesis ini merupakan suatu penelitian tentang program intervensi berupa Program Pelatihan “Menjadi Orang Tua Kreatif” yang bertujuan untuk meningkatkan efikasi diri kreatif orang tua anak usia prasekolah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain uji beda satu kelompok sebelum dan sesudah intervensi atau one group pre-test post-test design. Terdapat 10 partisipan dalam penelitian ini. Berdasarkan Uji Wilcoxon Signed Rank, hasil penelitian memperlihatkan peningkatan yang signifikan pada efikasi diri kreatif orang tua sebelum dan setelah program intervensi (p-value 0.004, p < 0.05). Berdasarkan Uji Friedman, hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa efikasi diri kreatif orang tua tetap berbeda signifikan 2 minggu setelah program intervensi (p-value 0.001, p < 0.05). Hal ini membuktikan bahwa program Program Pelatihan “Menjadi Orang Tua Kreatif” efektif dalam meningkatkan efikasi diri kreatif orang tua anak usia prasekolah.

Parent is one of the most important environmental factors for pre-schoolers’ creativity development. Parents’ self-belief in their creative abilities (creative self-efficacy) has significant role in creating an environment that supports pre-schoolers’ creativity development. This thesis is research on an intervention program named “Being Creative Parents” Training Program which aims to increase the creative self-efficacy of preschoolers’ parents. This study is a quantitative study with one-group pre-test post-test design. There were 10 participants in this study. Based on the Wilcoxon Signed Rank test, the results showed a significant increase in parents' creative self-efficacy before and after the intervention program (p-value 0.004, p < 0.05). Based on the Friedman test, the results also showed that the creative self-efficacy of parents remained significantly different 2 weeks after the intervention program (p-value 0.001, p < 0.05). This proves that the “Becoming Creative Parent” Training Program is effective in increasing the creative self-efficacy of preschoolers’ parents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Furi Estie Honez
"Kehamilan di usia remaja menjadi salah satu masalah sosial utama yang dihadapi negara-negara di dunia. Kehamilan remaja berdampak pada kesehatan fisik dan psikologis Fase transisi menjadi orang tua menjadi tantangan bagi ibu remaja dan pasangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan maternal self efficacy dan paternal self efficacy setelah diberikan intervensi edukasi audiovisual.  Studi quasy experimental study with control group design dilakukan terhadap 60 pasangan dengan melakukan intervensi berbasiskan audiovisual dan kuesioner maternal self efficacy dan paternal self efficacy. Nilai median maternal self efficacy pada kelompok kontrol pre test dan post test tidak mengalami peningkatan bermakna yakni 22 menjadi 23. Setelah dilakukan intervensi, nilai median maternal self efficacy pada kelompok intervensi meningkat signifikan yakni 23 menjadi 35. Nilai median paternal self efficacy pada kelompok kontrol pre test dan post test tidak mengalami peningkatan bermakna yakni 28,5 menjadi 30. Setelah dilakukan intervensi, nilai median paternal self efficacy pada kelompok intervensi meningkat signifikan yakni 25 menjadi 35. Selisih maternal self efficacy signifikasn pada kelompok intervensi 12 jika dibandingkan kelompok kontrol yakni 1. Hal yang sama juga terjadi pada selisih paternal self efficacy kelompok intervensi sebesar 11 jika dibandingkan kelompok kontrol sebesar 1,5. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh edukasi audio visual dengan peningkatan maternal self efficacy dan paternal self efficacy (0<0,001). Edukasi dengan menggunakan media audiovisual terbukti dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil remaja dan pasangan dalam mempersiapkan diri dalam menghadapi transisi menjadi orang tua dan perawatan bayi baru lahir. Penelitian ini merekomendasikan agar fasilitas kesehatan selalu melibatkan pasangan selama edukasi dan fase transisi ibu hamil remaja.

Teenage pregnancy is one of the main social problems facing countries in the world. Teenage pregnancy impacts physical and psychological health. The transition phase into parenthood is a challenge for teenage mothers and partners. This study aims to determine the increase in maternal self-efficacy and paternal self-efficacy after being given an audiovisual educational intervention. A quasi-experimental study with control group design conduct on 60 couples using audiovisual-based interventions and maternal self-efficacy and paternal self-efficacy questionnaires. The median value of maternal self-efficacy in the pre-test and post-test control groups did not increase significantly, from 22 to 23. After the intervention, the median value of maternal self-efficacy in the intervention group increased significantly,  from 23 to 35. The median value of paternal self-efficacy in the pre-control group test and post-test did not experience a significant increase, from 28.5 to 30. After the intervention, the median value of paternal self-efficacy in the intervention group increased significantly, from 25 to 35. The difference in maternal self-efficacy was significant in the intervention group 12 when compared to the control group  1. The same thing also happened to the difference in paternal self-efficacy in the intervention group 11 when compared to the control group 1.5. This shows the influence of audiovisual education by increasing maternal self-efficacy and paternal self-efficacy (0<0.001). Education using audiovisual media has been proven to increase the knowledge of teenage pregnant mothers and their partners in preparing themselves for the transition to becoming parents and preparing for newborn care. This research recommends that health facilities always involve partners during the education and transition phase of teenage pregnant women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Annisa Utari
"Tujuan utama dari tesis ini adalah untuk mencari tahu apakah faktor yang bersifat akademis memiliki kontribusi terhadap kepuasan hidup siswa SMA. Variabel-variabel dari faktor akademis yang diteliti adalah academic self-efficacy dan iklim sekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang melibatkan 221 responden dari SMAN 5, SMAN 6, dan SMAN 7 Depok. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat kontribusi bermakna dari academic self-efficacy dan iklim sekolah terhadap kepuasan hidup siswa baik secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri. Ditemukan juga bahwa tidak terdapat perbedaan penilaian kepuasan hidup yang signifikan antara responden perempuan dengan laki-laki.

The main focus of this study is to investigate the contribution of factors related to academic to high schools students? life satisfaction. The variables of academic factors being investigated are academic self-efficacy and school climate. This study is using quantitative approach involving 221 respondents from SMAN 5, SMAN 6, and SMAN 7 Depok. The data is collected by using questionnaires. The results indicates that academic self-efficacy and school climate have significant contribution to students life satisfaction, both simultanously and partially. There is no significant difference found in life satisfaction measurement between female and male respondents.

"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T33163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>