Ditemukan 92966 dokumen yang sesuai dengan query
Mutiara Aisha Hafiz
"
ABSTRAKJurnal ini membahas tentang bangunan bersejarah di Aljazair yang merupakan bangunan bekas peninggalan peradaban Turki dan Perancis. Bangunan bersejarah ini memiliki nilai arsitektur yang sangat tinggi karena memiliki gaya campuran antara Moorish khas Islam dan Byzantine khas Kristen. Tujuannya adalah untuk memaparkan bangunan bersejarah di Aljazair yang pada masa sekarang dijadikan sebagai tempat keagamaan, monumen dan museum. Metode yang digunakan dalam jurnal ini yaitu metode deskriptif analitis dimana penulis menguraikan tentang bangunan bersejarah di Aljazair serta menganalisis dari tinjauan sejarah, lokasi, deskripsi bangunan, dan fungsinya. Hasil dari jurnal ini berupa fakta bahwa Aljazair merupakan Negara yang memiliki beberapa bangunan bersejarah yang memiliki gaya arsitektur yang unik, hal ini terbukti karena gaya arsitektur bangunan tersebut merupakan campuran dari bekas peninggalan dari Eropa dan Timur Tengah.
ABSTRACTThis journal discuss on historical building in Aljazair which are heritage of Turkey and France civilization. This buildings of heritage has high architecture value because we can find Moorish particularly Moslem mixes with Byzantine particularly Christian. The aim is to describe the historic buildings in Algeria are at present used as religious sites, monuments and museums. The method used in this paper is descriptive analysis method in which the author describes the historical buildings in Algeria as well as analyzes of historical overview, location, description of the building and its function. The results of this paper in the form of the fact that Algeria is a country that has several historic buildings which have a unique architectural style, it is evident due to the architectural style is a mixture of the legacy of Europe and the Middle East.;"
[, ], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Arief Isdiman Saleh
"
ABSTRAKAljazair adalah salah satu negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara yang memiliki sejarah panjang dominasi militer dalam politik dan pemerintahan. Dominasi militer dalam pemerintahan yang telah berlangsung sejak lama tersebut sebenarnya telah diupayakan untuk dikurangi, namun baru mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Presiden Abdelaziz Bouteflika periode ketiga dengan kebijakan reformasi dan demokrasi di pemerintahan Aljazair. Hanya saja, dibalik upaya tersebut, dominasi militer dalam politik Aljazair masih ada dengan peran aktif Dinas Intelijen Militer atau DRS Department Du Renseigment et De La Securite dalam menentukan arah kebijakan politik sekalipun secara konstitusional partisipasi militer dalam politik dilarang. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sipil-militer di Aljazair pada tahun 2009-2014 mengingat revolusi Arab Spring berlangsung pada periode ini. Adapun metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode kualitiatif dengan pendekatan studi pustaka. Metode tersebut dilaksanakan dengan melakukan telaah literatur, dokumen dan teori yang berkaitan dengan hubungan sipil-militer di Aljazair pada periode tersebut. Adapun yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah hubungan sipil-militer di Aljazair yang mengarah kepada kontrol sipil secara penuh dengan pengurangan peran militer dalam politik dan penyerahan tanggungjawab penuh pertahanan negara terhadap militer. Peran Dinas Intelijen Militer juga perlahan mulai dikurangi semenjak tragedi ladang gas Amenas pada tahun 2013. Meskipun demikian, militer Aljazair masih digunakan oleh pemerintahan Presiden Abdelaziz Bouteflika sebagai alat kekuasaan.
ABSTRACTAlgeria is one among Middle East and North Africa states that has long history of military domination on its political and governmental affairs. There are a number of effort to reduce military domination on Algeria rsquo s political and governmental affairs that had been occurred since a long time ago, though it has just reached its peak during President Abdelaziz Bouteflika rsquo s third period with the policy of reformation and democratisation on governmental fields. Nevertheless, the domination of military in the Algerian political affairs are still remains with the active role of Military Intelligence Service or DRS Department Du Renseigment et De La Securite especially on state rsquo s policy direction making process though the military role in politics is prohibited constitutionally. Thus, the purpose of this research are intended to understand the civil military relations in Algeria during President Bouteflika rsquo s third periode from 2009 2014 because The Arab Spring Revolution occurred at that period. Method that used on this research is qualitative research with literature study approach. This research are conducted by reviewing and studying some literatures, documents, and theories related to civil military relations in Algeria at that period. According to this research, it may concluded that civil military relations in Algeria during President Bouteflika rsquo s third period are directing towards lsquo full civilian rsquo control with reducing military role in politics and handing over the security and defense affairs to the military. The role of the Military Intelligence Service DRS are reduced slowly after The Amenas Hostage Crisis in 2013. Despite of these situations, the military are still used by President Abdelaziz Bouteflika rsquo s administration as the tool to securing its power."
2017
T49102
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Clark,Michael K.
New York: Frederick A. Praeger, 1959
965.04 CLA a
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Martinez, Luis
"For decades, Algeria has been depicted as an inaccessible, opaque, rentier state and under the control of secret intelligence agencies and inaccessible cartels and clans. While that analysis is partly true, this book contends that the analytical emphasis on opacity risks missing how much the country has changed since the 1990s: the new transparency of the interest groups that govern the country; the competing notions of economic development within key financial institutions; the impact of non-revolutionary contentious politics; the micro-politics of the changing attitudes of the countrys urban youth; the growth of moderate Islamist party politics; the changing notions of security held by the armed forces; and the dislocation of rebellion towards the South. Across ten chapters, the book demonstrates that Algeria under Abdelaziz Bouteflika remains complex and challenging to understand, but that it is no longer opaque and inaccessible.
"
Oxford: Oxford University Press, 2016
e20470440
eBooks Universitas Indonesia Library
Monik Septi Ratnasari
"Terbentuknya sepak bola Aljazair dipelopori oleh golongan Front Liberation Nationale FLN , sebagai salah satu bentuk kampanye perjuangan kemerdekaan Aljazair dari kolonialisme Perancis. Jurnal ini bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan dan informasi baru yang mendalam mengenai Perkembangan Sepak Bola Aljazair yang mungkin belum pernah diketahui oleh banyak orang. Jurnal ini membahas sejarah perkembangan sepak bola Aljazair dari tahun 1962 sampai tahun 2015 serta tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam pekembangan sepak bola Aljazair. Metode penyusunan yang dilakukan penulis adalah metode sejarah dengan empat langkah yaitu heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
Sumber data berasal dari berbagai sumber kepustidakaan seperti buku, jurnal ilmiah, serta artikel yang berhubungan dengan jurnal yang akan penulis buat. Didapati bahwa sepak bola Aljazair terbentuk pada tahun 1958. Pada tahun tersebut pemain Aljazair yang bermain di Eropa, Rachid Mekhloufi turut serta bergabung dalam tim bentukan FLN tersebut. Ia dijuluki diplomat lapangan hijau. Dalam perkembangannya pemain sepak bola Aljazair dikenal sebagai pemain pejuang, karena dengan berbagai kendala mereka mampu selalu bangkit dan berprestasi di lapangan hijau. Terbukti dengan banyaknya klub-klub Eropa yang merekrut pemain dari Aljazair serta kejutan-kejutan yang mereka berikan di setiap piala dunia.
The formation of Algerian football was spearheaded by the Front Liberation Nationale FLN , as a form of Algerian independence struggle campaign of French colonialism. This journal aims to gain a deep knowledge and new information about the development of Algerian Football that may have never been known by many people. This journal discusses the history of the development of Algerian football from 1962 until 2015 and influential figures in Algerian football development. Method of preparation by the author is a historical method with four steps of heuristics, verification, interpretation, and historiography. Sources of data come from books, scientific journals, as well as articles related to the journal that will author create. It was found that Algerian football was formed in 1958. In that year the Algerian player playing in Europe, Rachid Mekhloufi participated in the FLN formation team. He was nicknamed the green field diplomat. In its development, Algerian football players are known as player fighters, because with various obstacles they are able to always rise and perform in the green field. Evidenced by the many European clubs that recruit players from Algeria and the surprises they give in every world cup."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Laily Yunita A. Usman
"
ABSTRAKFront Penyelamat Islam (FIS) dibentuk oleh aktivis Islam Aljazair dan diresrnikan oleh Pemerintah Aljazair sebagai partai politik pada tanggal 16 September 1989. Kemunculan FIS merupakan manifestasi dari perjuangan panjang aktivis Islam sejak masa Ben Badis yaitu sebelum kemerdekaan hingga berdirinya organisasi Al Qiyam yang dipimpin oleh Malek Ben Nabi pada tahun 1964.
Orientasi perjuangan FIS adalah bergesernya nilai-nilai budaya penjajah (dalam hal ini Perancis) kepada kemurnian ajaran Islam dan berlakunya syariat Islam.
Dalam merealisasikan tujuannya FIS menjalankan reformasi di bidang keagamaan. Contoh reformasi keagamaan yang dijalankan oleh FIS di antaranya adalah mernbudayakan nilai-nilai Islam yang mulai dilupakan oleh rakyat Aljazair. FIS bergerak lewat penguasaan masjid-masjid dan penggalakan da'wah yang lebih terpusat. Sasaran utama FIS adalah keselarasan masyarakat dalam memandang hal_-hal yang prinsip, diantaranya yang terpenting adalah berlakunya syariat Islam sebagai undang-undang. Hasilnya. FIS mendapat simpati rakyat sehingga berhasil memenangkan pemilu putaran pertama, walaupun pada akhirnya FIS dibubarkan oleh pemerintah Aljazair.
"
1995
S13263
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Febrina Valentina Sutanto
"
ABSTRAKArtikel ini membahas mengenai gambaran integrasi negara Prancis dan Aljazair dalam cerpen Annie et Fatima karya Assia Djebar. Cerpen Annie et Fatima terdapat di buku kumpulan cerpen yang berjudul Oran, Langue Morte yang diterbitkan pada tahun 1997 oleh Acte Sud. Melalui cerpen ini, Assia Djebar memberikan gambaran mengenai integrasi Prancis dan Aljazair melalui tokoh dan pola pikir mereka yang mewakili negara mereka masing-masing. Selain itu, di dalam penelitian ini juga ditemukan kritik Assia Djebar terhadap kolonisasi yang dilakukan Prancis terhadap Aljazair.Artikel ini membahas mengenai gambaran integrasi negara Prancis dan Aljazair dalam cerpen Annie et Fatima karya Assia Djebar. Cerpen Annie et Fatima terdapat di buku kumpulan cerpen yang berjudul Oran, Langue Morte yang diterbitkan pada tahun 1997 oleh Acte Sud. Melalui cerpen ini, Assia Djebar memberikan gambaran mengenai integrasi Prancis dan Aljazair melalui tokoh dan pola pikir mereka yang mewakili negara mereka masing-masing. Selain itu, di dalam penelitian ini juga ditemukan kritik Assia Djebar terhadap kolonisasi yang dilakukan Prancis terhadap Aljazair.
ABSTRACTThis article discusses about how the integration between France and Algeria shown in Annie et Fatima, a short story from Assia Djebar. Annie et Fatima is one of the short story which contained in a book entitled Oran, Langue Morte, published in 1997 by Acte Sud. Through this story, Assia Djebar show how the integration between France and Algerie described in the story through the characters and their thoughts which represent their countries. Furthermore, from this research, it also found that Assia Djebar want to tell her critic about French colonization towards Algeria. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Jihan Layla Afifah
"Aljazair merupakan salah satu negara di Afrika Utara yang pernah mengalami masa penjajahan oleh Prancis. Pada perjalanannya, kolonialisme Prancis selama 132 tahun di Aljazair mendorong munculnya kesusastraan frankofon. Pada umumnya, kesusastraan frankofon terkenal berkaitan dengan keadaan dan budaya di negara yang bersangkutan dengan tema-tema kolonialisme seperti isu identitas dan feminisme. Dalam novel Vaste est la Prison, Assia Djebar menghadirkan perempuan-perempuan Aljazair yang tertindas oleh budaya patriarki yang semakin kuat oleh sebab Arabisasi. Menggunakan metode kualitatif, penelitian ini menerapkan teori naratologi Roland Barthes (1966) yang diperkuat oleh konsep alienasi Melvin Seeman (1959) serta konsep écriture féminine Hélène Cixous (1975). Analisis struktur teks menggunakan kajian Barthes menunjukkan adanya unsur perjuangan perempuan dan dominasi budaya patriarki di Aljazair. Melalui sudut pandang sastra dengan teori dan konsep-konsep yang diterapkan, penelitian ini menunjukkan alienasi perempuan-perempuan Aljazair dari dunia patriarki dan reaksi mereka sebagai bentuk dari resistensi.
Algeria is a North African country which once was colonized by the French. French colonialism in Algeria for 132 years leads to the emergence of francophone litterature that is famed for being associated with the cultural circumstances in the respective country, such as identity and feminism issues. In the novel Vaste est la Prison, Assia Djebar presents Algerian women who are repressed by the reinforced patriarchal culture due to Arabization. By using qualitative method, this research is supported by narrative theory by Roland Barthes (1966), alienation concept by Melvin Seeman (1959), and écriture féminine Hélène Cixous (1975). Further reading using Barthes’ narratology shows women’s struggle and patriarchal culture dominance in Algeria. Through literary standpoint, this research conveyed the alienation of Algerian women from the patriarchal world and their reactions as a form of resistance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhammad Fyza Ghaniya
"
ABSTRAKArtikel ini membahas tentang perkembangan seni visual dalam unsur kaligrafi dan non-kaligrafi
di Aljazair. Saya berargumen bahwa terdapat perubahan kebudayaan yang sebelumnya
konservatif di bawah pengaruh Turki Utsmani kemudian berubah menjadi permisif setelah
penjajahan Perancis yang dibawa sampai ke era Modern. Studi-studi sebelumnya hanya
membahas variasi seni dalam kebudayaan Aljazair dan hanya mencakup unsur seni di Aljazair
secara deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan mengumpulkan data
visual yang tersedia di berbagai sumber serta wawancara yang mendalam kepada ahli seni visual
di berbagai institusi seni di Indonesia dan studi pustaka mengenai seni dan kebudayaan di
Aljazair.
ABSTRACTThis article discusses the development of visual arts in the elements of calligraphy and non-calligraphyin Algeria. I argue that there was a culture change before conservatives under the influence of the Ottoman Turks later turned permissive after French occupation brought up to the Modern era. Previous studies onlydiscusses variations in art in Algerian culture and only includes elements of art in Algeria descriptively. This research uses qualitative methods, by collecting data visuals available in various sources as well as in-depth interviews with visual arts experts in various art institutions in Indonesia and literature studies on arts and culture in Algeria."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ghalem, Ali
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1989
892.3 GHA i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library