Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79079 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Felder, Mickey
"ABSTRAK
Didalam memasuki era 1990 kebutuhan atas manajemen
distribusi dirasakan sangat diperlukan perusahaan di
Indonesia didalam menghadapi gejolak ekonomi yang semakin
tidak menentu, adanya persaingan yang ketat antara
perusahaan di dalam industri yang sejenis atau terbukanya
kesempatan untuk memasuki segmen pasar yang baru baik di
dalam negeri maupun dì luar negeri, membuat perusahaan
untuk merencanakan, mengatur, dan mengendalikan sistim
manajemeri distibusinya.
Bagi industri semen masalah manajemen distribusi ini
juga menjadi salah satu pokok masalah, khususnya masalah
transportasi yang akan digunakan. Selama ini, transportasi
yang digunakan oleh seluruh pabrik semen di Indonesia untuk
mengangkut semen dan pabrik selalu menggunakan truk.
Sedangkan kalau melihat dari karakteristik semen sendiri,
barangnya bersifat ?bulky? sehingga dibutuhkan alat
transportasi yang dapat mengangkut banyak dan secara
relatif murah.
Tujuan penulis untuk meneliti lebih mendalam mengenai
pola distribusi semen ini, karena ingin melihat apakah ada
kemungkinan ataupun alternatif bagi distribusi semen
sehingga biaya distribusi nantinya dapat ditekan.
Penelitian dilakukan di PT. Indoement Tunggal Prakarsa
yang merupakan produsen semen terbesar di Indonesia
Pendekatan analisa yang dilakukan adalah dari segi
biaya transportasi maupun kecepatan, dan akses yang
dimiliki oleh cara transportasi yang dipergunakan.
Dan hasil analisa tersebut maka didapat beberapa
kesirnpulan yaitu ;
1. Alat transportasi truk masih merupakan pilihan utama
karena mampu mengantarkan secara langsung dari pabnik
produsen ke konsumen (untuk daerah Jawa). Dari segi
biaya dan kecepatan, alat angkut ini secara relatip
Iebih baik dibandingkan angkutan darat lainnya yaitu
kereta api. Diperkirakan alat transportasi ini masih
akan menjadi prioritas utama untuk masa?masa mendatang
selama pra?sarana untuk angkutan kereta api belum
ditambah dan sistimnya diperbaiki. Namun untuk itu
diperlukan pengaturan antrian truk yang baik dan
tentunya pra?sarana jalan yang memadai.
2. Alat angkut kereta api masih belum banyak digunakan
untuk mengangkut semen, menurut data DPS Pada periode
1980 sampai dengan 1986 di Jawa, rata?rata hanya 7,5 %
dari seluruh hasil produksi semen diangkut dengan
kereta api. Hal ini disebabkan karena Pra--sarana berupa
gerbong serta pergudangan di stasiun yang belum
memadai.
3. Alat angkut kapal laut sangat penting untuk
pengangkutan ke luar pulau Jawa. Produk semen harus
bersaing dengan produk?produk lainnya agar mendapat
tempat untuk diangkut. Pihak perusahaan memiliki
sendiri gudang di Pelabuhan yang berfungsi untuk
menyimpan barang yang akan diangkut ke luar pulau.
4. Selain gudang di pabrik dan Tanjung Priok,
perusahaan, tidak memiliki gudang di tempat lain.
Fasilitas Perggudangan di kota?kota lain seperti di
Bandung atau di Surabaya dimiliki oleh pihak
distributor.
dari hasil analisa yang dibuat, maka dapat
disimpulkan bahwa dibutuhkan suatu pra?sarana Jalan
kereta api dari lokasi pabrik ke stasiun Bekasi.
Sehingga nantinya akan diperoleh alternatif
transportasi semen dari pabrik ke tempat penjualan,
selain itu sarana kereta apÍ tersebut dapat
dipergunakan untuk mengangkut bahan bakar batu bara
dari Cigading. Sehingga nantinya akan dapat diperoleh
biaya transportasi yang efisien.
Dimasa mendatang seandainya pra?sarana jalan
kereta api jadi dibangun, maka diperlukan Juga untuk
membangun facilitas pergudangan di stasiun?stasiun pada
daerah?daerah potensil.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willibrordus Gregorius Adhyartha Usse Keraf
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2003
T40474
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S48676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Noeke Oktoliani K.
"ABSTRAK
Sebagai salah satu pendukung pada sektor konstruksi. industri semen sangat
dibutuhkan untuk pembangunan fisik seperti gedung-gedung perkantoran. perumahan
dan jalan. Tetapi pada masa krisis ekonomi saat ini, konsumsi semen dalam negeri
menurun karena tidak berjalannya kegiatan pembangunan dibidang konstruksi dan
turunnya daya beli masyarakat. Konsumsi semen nasional masih meningkat pada
tahun 1997 dan mulai menurun pada tahun 1998 hìngga 30%. Hingga tahun 1999
jurnlah perusahaan yang memproduksi semen tercatat 10 buah. dengan 5 perusahaan
diantaranya adalah BUMN (Badan Usaba Milik Negara) dan 5 perusahaan laìnnya
milik swasta. Sedikitnya jumlah perusahaan yang memproduksi semen telah
menempatkan industri semen sebagai industri yang bersifat oligopolistik, sehìngga
kondisi ¡ni sering dikaitkan dengan terjadinya ke[angkaan suplai semen dan fluktuasì
harga semen di pasaran.
Pemerintah semula menerapkan regulasi melalui penetapan harga seperti HET
(Harga Eceran Tertinggi) pada tahun 1974-1979 dan kemudian sejak bulan April
1979 diganti dengan HPS (Harga Pedoman Setempat) yang diikuti dengan
regionalisasi penjualan semen. Dengan dihapuskannya HPS oleh pemerìntah pada
bulan November 1997 berarti selanjutnya harga semen akan ditentukan okh
penawaran dan permintaan pasar.
Berkaitan dengari deregulasi tersebut, PT.Indocement Tunggal Prakarsa,
kemungkiflan akan mengbadapi persaingan yang semakin ketat dalarn industri semen
ini dan di sisi lain juga mendapatkan peluang dalam menciptakan pangsa pasar barn
diluar wilayah pemasarannya selama ini.
Sebagaimana diketahui, persaingan yang terjadi dalam industri semen yang
semakin ketat rnendorong perusahaan-perusahaan semen untuk memperoleh posisi
yang Iebih kuat dengan menggunakan berbagai cara antara lain, memberikan harga
jual yang kompetitif. menggunakan media iklan sebagai sarana informasi dan
promosi, serta memberikart layanan yang Iebih baLk pada para pelanggannya. Selain
itu, produk semen telah menjadi suatu kebutuhan utama yang tetap bagi industri
properti dan konstruksi, sehingga perusahaan semen yang telab menjadi pemimpin
(leader) dalam industri ¡ni akan dapat lebih berkembang lagi.
Produk semen yang tidak memiliki perbedaan dalam bentuk dan kualitas
menyebabkan para produsen hams berkompetisi berdasarkan barga, dimana cil
Indonesia harga semen ditentukari oleb mekanisme pasar. Strategi bersaing yang
dapat diterapkan PT indocernent Tunggal Prakarsa dalam menghadapi persaingan di
industri semen ini adalab dengan strategi cosi leadership atau biaya terendah.
Langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menerapkan strategi
tersebut antara lain dengan menekan biaya produksi seefi sien mungkin dad aktivitas
rainai nilai perusahaan. Dengan mengoptimalkan masing-masing aktivitas dan rantal
nilai yang dimilikinya, perusahaan dapat menekan biaya produksi dan mengambil
margin yang besar dan penjualan semennya sehingga perusahaan dapat membangun
citra dan semen ?Tiga Roda? pada masyarakat melalul prornosi dan media ikian,
menetapkan harga jual yang kompetitií menjalin hubungan pernasaran dengan para
konsumen, ineningkatkan pelayanan perusahaan, sefla melakukan perluasan proyek
guna menambab kebuluhan kapaskas produksi Keunggulan strategik lain yang
dimiliki perusahaan yaitu sebagai market leader dapat rnemungkinkan perusahaan
untuk menetapkan acuan hargajual semen bagi para pesaingnya
Masuknya Heidelberger sebagai investor strategis yang menanamkan dana
di PT Indocement Tunggal Prakarsa alcan dapat membantu perusahaan dalam
mengembangkan jangkauan pemasarannya, balk di pasar dornestik maupun pasar
global. dengan menggunakan jalur perdagangari strategis Heidelberger
Meskipun industri semen kini termasuk pada tipe standard cycles dan
halangan untuk masuk ke dalam industri ¡ni cukup besar, pemain-pemain baru
mutai terlihat dan tuait meramaikan industri ¡ni. Hal ini menunjukkan bahwa
prospek industri semen sebenarnya rnasìh cukup menjanjikan di tengah kondisi
ekonomi dan politik yang hingga saat ¡ni masih belum stabil.
"
2001
T5327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kun Setia Irianto
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S28285
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lakshmi Aisyah Rowter
"ABSTRACT
The report aims to analyze PT Indocement Tunggal Prakarsa?s financial stance
amid the cement oversupply in the industry and how it would affect its stock
valuation and investment recommendation. The valuation was conducted through
the fundamental approach using Free Cash Flow to the Firm (FCFF), with a sanity
check by Relative Valuation. The result of the analysis shows that PT Indocement
Tunggal Prakarsa?s segmented presence cripples its ability to dominate the
market, as new players with aggressive pricing strategy would target the same
particular areas. This unforeseen competition would erode PT Indocement
Tunggal Prakarsa?s market share and eventually drag down profits. As a result,
PT Indocement Tunggal Prakarsa?s share price is expected to fall as much as
24.3% within 1 year, which leads to a SELL recommendation. However, there is
room for possible rebound after 1 year as government stimulus for the cement
industry might take into effect.

ABSTRAK
Laporan ini bertujuan untuk menganalisa kondisi keuangan PT Indocement
Tunggal Prakarsa di tengah kondisi cement oversupply pada industry semen dan
bagaimana kondisi tersebut mempengaruhi valuasi saham dan rekomendasi
investasi PT Indocement Tunggal Prakarsa. Valuasi ini dilakukan dengan
pendekatan fundamental menggunakan Free Cash Flow to the Firm (FCFF),
dengan sanity check menggunakan Relative Valuation. Hasil dari analisa ini
menunjukkan bahwa posisi keberadaan PT Indocement Tunggal Prakarsa yang
sangat tersegmentasi menghalanginya untuk mendominasi pasar, karena pemain
baru dengan strategi harga agresif juga menargetkan area pasar yang sama.
Kompetisi yang tidak terduga ini akan mengikis market share PT Indocement
Tunggal Prakarsa, dan pada akhirnya menurunkan profit. Maka, harga saham PT
Indocement Tunggal Prakarsa diekspektasikan akan turun sebanyak 24.3% dalam
1 tahun, dengan rekomendasi saham JUAL. Namun, tidak tertutup kemungkinan
harga saham akan kembali naik setelah 1 tahun dengan mulai efektifnya stimulus
dari pemerintah untuk industri semen."
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Inna Indriati
"Banyak negara di wilayah regional Asia Pasifik termasuk Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi, terutama karena depresiasi mata uang negara-negara tersebut. Akibat utamanya adalah langkanya likuiditas, tingginya tingkat bunga dan kurs mata uang asing. Kondisi ini mencakup pula pengetatan penyediaan kredit dan penghentian atau penundaan pelaksanaan proyek konstruksi tertentu.
Dalam menghadapi kondisi ekonomi yang masih belum stabil yang ditandal dengan masih berfluktuasinya kurs mata uang asing dan harga saham di pasar modal, manajemen masing-masing perusahaan dalam industri semen mengambil langkah-langkah antara lain; menaikkan harga jual, melakukan ekspor, melakukan penghematan biaya, melakukan investasi sesuai skala prioritas dan mencari alternatif dengan membeli produk-produk lokal dengan kualitas yang sama dengan komponen impor mesin dan suku cadang.
Dampak negatif krisis yang berkepanjangan berimbas pada kinerja perusahaan perusahaan yang bergerak dalam industri semen. Penurunan kinerja terutama dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Industri ini dipengaruhi oleh jatuh bangunnya sektor property. Akibat krisis yang terjadi menimbulkan keterpurukan sektor ini diinana terjadi penundaan proyek konstruksi dan berkurangnya daya bell masyarakat.
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing menyebabkan semakin besarnya beban hutang luar negeri yang harus ditanggung perusahaan. akibat beban bunga yang jumlahnya besar.
Krisis ekonorni yang terjadi memberikan tekanan negatif terhadap laju perkembangan konsumsi senen nasional indonesia. Konsumsi semen nasional menurun menjadi 19,24 juta ton tahun 1998, kemudian menurun kembali ke 18,77 juta ton di tahun 1999. Untuk tahun 2000, konsumsi semen nasional menìngkat ko 22,33 juta ton tetapi masih jauh di bawah tingkat konsumsi yang pemah dicapai pada tahun 1997.
Perkembangan sektor perumahan, sektor komersil dan berbagai proyek industri merupakan tiga faktor kunci berkembangnya penggunaan semen di Indonesia. Konsumsi semen berkorelasi positif dengan keadaan umum, aktivitas ekonomi khususnya sektor konstruksi. Adapun penelitian dilakukan melalui studi pustaka yaitu berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan masing-masing perusahaan selama periode krisis moneter dan artikel beberapa media yang berhubungan dengan topik yang diteliti.
Kinerja ketiga perusahaan mengalami penurunan dari tahun 1997 hingga 2000 dan pada tahun 2001 mengalami peningkatan. Harga saham INTP dan SMCB overvalue sedangkan harga saharn SMGR undervalue. Dari ketiga perusahaan yang diteliti, Semen Gresik memiliki kinerja yang cukup baik karena dapat bertahan selania masa krisis meski mengalami penurunan laba bersih, sedangkan PT Semen Cibinong sebaiknya perlu melakukan efisiensi mengingat perusahaan belum mampu bekerja secara optimal dalam menggunakan sumber daya yang ada disamping besamya beban hutang dalam mata uang asing yang ditanggung. Dengan keberhasilan restrukturisasi hutang (debt to equity) yang dilakukan PT Indocement prakarsa, perusahaan ini mampu memperbaiki kinerja keuangannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Felisa Dwi Pramesthi
"Penggunaan batubara yang dikategorikan sumber daya tak terbarukan sebagai bahan bakar tanur semen memberikan kontribusi emisi CO2, sebagai Gas Rumah Kaca (ORK). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengembangan energi terbarukan dengan pemanfaatan limbah dalam rangka penurunan konsumsi batubara dan penurunan emisi CO2. Kajian mendalam mengenai pemanfaatan
kembali energi yang terkandung pada limbah dengan teknologi co-processing
dilakukan di Plant 8, PT. Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) tbk, Citeureup.
Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif. Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Januari 2009 untuk menganalis;s penggunaan bahan bakar alternatif (BBA)
pada periode 2007-2008. Kesimpulan yang dapat diambil, bahwa co-processing
memenuhi unsur-unsurur keberlanjutan seperti economically profitable, socially
acceptable dan environmentally sound manageable. Secara khusus,
kesimpulannya yaitu: (1) Kritena pemilihan BBA dalam industri semen: nilai
kalori, kandungan air dan kemudahan penanganan, (2) Kendali pemanfaatan BBA: kualitas biomassa yang fluktuatif, kuantitas limbah yang memenuhi syurat
belum mencukupi dan kendal. berupa biaya investasi serta operasional yang
tinggi, (3) BBA jenis sekam, cangkang kelapa sawit dan limbah industri memiliki
keberlanjutan pasokan relatif stabil, sedangkan bubuk gergaji tidak dapat
mencukupi konsumsi BBA di masa mendatang. Perkiraan kontinuitas pasokan
BBA ini tidak mempertimbangkan penggunaan BBA sebagai baban bakar rumah
tangga dan baban dasar pupuk organik, (4) Penggunaan BBA (2007-2008) mampu
mensubstitusi kalor sebesar 9,69% dan memberikan penurunan biaya baban bakar
sebesar 8,95%, (5) Pemanfaatan biomassa yang dikategorikan memiliki energi
bebas CO2 (2007-2008) memberikan penurunan emisi CO2 sebesar 7.49%, (6)
Teknologi co-processing pada tanur seme memberikan penerimaan
(kompensasi) untuk tiap LB3 yang masuk sebesar US$ 5-30/ton, sesuai dengan
karakteristik limbah. Selain itu, lumpur minyak ITP juga dapat diolah secara
mandiri sebingga mengurangi biaya yang sehurusnya dikeluarkan jika
pengolaanya diserahkan kepada instansi pengolah limbah."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32870
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Reza Prasetya
"

Employee engagement adalah konstruksi yang kompleks dan luas yang mencakup komitmen, kepuasan, loyalitas, dan perilaku ekstra karyawan dalam menjalankan peran dalam bekerja. Membangun keterlibatan karyawan bukanlah hal yang mudah, kemudian adanya pergeseran generasi ke generasi milenial yang memiliki karakteristik unuk pun menjadi tantangan dan juga peluang bagi perusahaan. Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh budaya perusahaan dan komunikasi internal terhadap employee engagement karyawan milenial. Dengan menggunakan metode kuantitatif dengan responden penelitian karyawan milenial yang berusia 19 – 38 tahun per tahun 2019 dan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, hasil penelitian ini menunjukan bahwa budaya perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap employee engagement karyawan milenial. Kemudian, komunikasi internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap employee engagement karyawan milenial. Budaya perusahaan dan komunikasi internal secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap employee engagement karyawan milenial.


Employee engagement is a complex concept that includes employee’s commitment, satisfaction, loyalty, and extra efforts in carrying out roles in daily life at work. Building employee engagement is not easy, then the company is facing a shifting generation to millennials that have unique characteristics, this will become a challenge and the opportunity as well for the company. This study aims to describe the influence of corporate culture and internal communication on employee engagement of millennial employees. Using quantitative methods with respondents aged 19 - 38 years as per 2019 and using multiple linear regression as analysis technique, the results of this study indicate that company culture has a positive and significant effect on employee engagement millennials. Then, internal communication has a positive and significant effect on employee engagement millennials. Finally, corporate culture and internal communication have positive and significant influence on employee engagement millennials.

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>