Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136563 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Artono Darwanto; Sianturi, Harlyn
"ABSTRAK
PT Patra adalah sebuah perusahaan kontraktor bagi hasil
Pertamina, yang sudah beroperasi semenjak tahun 1979 di daerah
selat Malaka. Pada saat ini perusahaan ini memproduksi minyak
mentah dalam jumlah rata?rata 40,000 barrel/perhari, tetapi
pernah mericapai tingkat produksi tertinggi sekitar 70,000
barrel/perhari pada tahun 1988.
Untuk mendukung kelancaran operasi, perusahaan ini
menggunakan empat buah gudang, di empat tempat yang terpisah,
untuk menyimpan persediaan bahan baku, suku cadang, pipa, dll.
Dalam kurun waktu lebih dari sepuluh tahun operasi, PT Patra
telah berusaha untuk menjalankan sistem persediaan dengan
sebaik mungkin, dibawah pengawasan dan pengaturan suatu bagian
Inventory Control. Tetapi, dengan semakin berkembangnya
perusahaan, masalah sistem persediaan ini pun menjadi semakin
rumit. Pada akhir tahun 1991, nilai persediaan perusahaan ini
telah mencapai US$ 12,493,979.67.
Dari hasil tanya jawab dengan berbagai pihak yang
terlibat dalam sistem manajemen persediaan pada PT Patra, dan
juga dengan menganalisa laporan-laporan, data-data yang ada,
ternyata pengelolaan persediaan perusahaan ini masih perlu
diperbaiki. Hal ini terlihat pula dari adanya keluhan?keluhan
pihak pemakai barang karena terjadinya stock-out terutama untuk
beberapa jenis barang yang berhubungan langsung dengan kegiatan
operasi dan terjadinya penumpukkan persediaan untuk beberapa
Jenis barang yang lain, seperti yang terlihat pada lampiran 5.8. permasalahan yang ada juga menyangkut sistem
pemberian kode identifikasi barang yang beluin berfungsi dengan
baik, serta sistem kontrol yang belum memadai.
Setelah menganalisa penyebab?Penyebab permasalahan, maka
dalam karya akhir ini diberikan usulan untuk mengatasi
persoalan sistem persediaan PT Patra, agar perusahaan ini dapat
meningkatkan pelayanan, menurunkan resiko terjadinya
penumpukafn barang, dan meningkatkan kinerja dari sistem
manajemen persediaan.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Augustinus Wibowo Priba
"PT XYZ adalah perusahaan distribusi BBM yang telah berdiri sejak tahun 1968. Perusahaan ini mendistribusikan BBM (Solar, Diesel, Residu, Premium) produksi PERTAMINA kepada pelanggan-pelanggan industry sesuai dengan alokasi yang dimiliki.
Seiring dengan perkembangan jaman, pihak manajemen perlu untuk melakukan beberapa perbaikan sebagai upaya untuk dapat tetap bertahan dan bertumbuh secara berkelanjutan, terutama dalam menghadapi kendala- kendala yang semakin beragam (penyelundupan, pengoplosan BBM) dan persaingan yang semakin ketat (lersaingan biaya dan pelayanan).
Pada mulanya perusahaan menerapkan strategi ganda yaitu strategi low cost dan strategi diferensiasi. Ketidakkonsistenan dalam penerapan strategi ini menyebabkan perusahaan tidak mempunyai arah yang jelas dan tidak memiliki dasar yang pasti dalam pengambilan keputusan-keputusan strategis.
Setelah melalui pengamatan dan survey terhadap pelanggan maka sejak setahun yang lalu PT. XYZ memutuskan menerapkan strategi diferensiasi ini maka PT. XYZ juga melakukan peningkatan kemampuan teknologi informasinya dengan menerapkan system computer terintegrasi.
Selama pelaksanaan strategi ini perusahaan dapat mempertahankan bahkan menambah pelanggannya selain itu dari segi pelayannya pun menunjukkan peningkatan dengan semakin berkurangnya keluhan pelanggan dan semakin cepatnya penyelesaian keluhan pelanggan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T5821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bramastra Lalean
"perusahaan minyak Lestari Oil adalah suatu perusahaan minyak asing yang bekerja sama dengan Pertamina melalui sistem bagi hasil dengan pembagian keuntungan 85 15 untuk pertamina : Lestari Oil. Perusahaan ini mendapatkan konsesi dan beroperasi di suatu bagian wilayah negara Indonesia sejak tahun 1979. Konsesi ini akan berakhir pada tahun 2000. Sebelum tahun 1979, blok ini telah dieksplorasi oleh perusahaan minyak X selama 10 tahun, tetapi perusahaan minyak X tidak berhasil menemukan lapangan minyak. Dalam waktu 10 tahun pertama, perusahaan minyak Lestari Oil telah berhasil menemukan dan mengembangkan beberapa lapangan minyak, dan sekarang pada tahap 10 tahun terakhir.
Produksi awal perusahaan Lestari Oil adalah 30.000 barel per han (bph) dan lapangan L di lepas pantai. Dan produksi awal kemudian ditemukan dan dikembangkan beberapa lapangan minyak baru seperti M (lepas pantai), K, N, S, dan Lapangan V (pantai). Produksi puncak dari seluruh total lapangan pernah mencapal sekitar 70.000 bph. Dengan terus diproduksikannya minyak dan sumur-sumur di lapangan tersebut, maka produksi minyak mentah Lestari Oil lambat laun mengalami penurunan Saat ini tingkat produksi minyak Lestari Oil berkisar sekitar 35.000 bph (industri minyak adalah industri ýang tidak terbaharui). Dengan kecenderungan tingkat produksi yang semakin turun, bila tidak ada penambahan cadangan baru dengan penemuan-penemuan lapangan baru, maka pada suatu waktu produksi minyak Lestari Oil akan mencapai suatu batas ekonomis tertentu yang tergantung pada besar biaya operasinya.
Saat ini, dinyatakan di daerah konsesi yang dikontrak oleh Lestari Oil, sebagai daerah yang telah jenuh, jadi tidak ada lagi untuk sementara ini program pencarian cadangan cadangan baru maupun program-program pengeboran sumur-sumur baru. Lestari Oil sedang menghadapi tahapan decliningnya. Sebagai layaknya suatu organisasi atau perusahaan, maka tentu saja Lestari Oil dengan kondisinya tersebut menghadapi problematika untuk terus mengoptimalkan aset-asetnya, terus Survive, dan agar terus mampu meraih keuntungan dalam persaingannya dengan perusahaan-perusahaan minyak lainnya, yaitu mempunyal tingkat profitability yang di atas rata-rata perusahaan di dalam industri minyak. Diperlukan kemampuan dalam mengidentiflkasikan faktor-faktot kunci di dalam maupun di luar lingkungan Lestari Oil untuk dianalisa dan dipelajari sebaik-baiknya dan secara mendalam agar Lestari Oil dapat menyusun perencanaan strategis yang tepat dan menyusun formulasi langkah-Iangkah strategis yang dirasa perlu untuk menerapkan pada prioritas utama, efisiensi dan efektifitas usaha dalam memproduksikan inyak bumi pada kondisi yang paling optimum.
Penentuan strategi usaha secara manajerial - yang tepat bagi Lestari Oil di dalam perjalanan usahanya (khususnya dalam kondisi declining seperti sut ini) dan di dalam menghadapi persaingannya, dengan mencoba meninjau dan mempelajari semua aspek dan faktor yang terkait secara komprehensif, mendalam, dan menyeluruh, diharapkan dapat membawa implikasi pada optimalisasi usaha dan optimalisasi aset-aset Lestari Oil, paling tidak sampai batas perjanjian kontrak dengan Pertamina berakhir, yaitu tahun 2000. Analisa dan studi ekonomi, kemungkinan re-strukturisasi bagan organisasi guna menerapkan hubungan dan tatanan kerja yang lebih sesuai, dan analisa manajemen sumberdaya manusia juga disertakan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Lubiantara
"Outsourcing akhir akhir ini merupakan salah satu alternatif yang paling populer dalam industri perminyakan. Tuntutan untuk mempertahankan laba akibat adanya penurunan produksi secara alamiah menyebabkan perusahaan minyak memilih strategi outsourcing sebagai sarana untuk menekan biaya (cost reduction). Namun demikian, faktor pendorong utama bagi perusahaan untuk melakukan outsourcing adalah untuk kembali ke core business perusahaan yaitu bagaimana menemukan cadangan minyak baru dan memproduksikannya seefisien mungkin, disamping alasan alasan lain seperti : pengurangan biaya maupun penghematan (cost saving).
Pemilihan strategi outsourcing sangat mungkin dilakukan karena secara tradisional perusahaan minyak melakukan semua aktivitas pendukungnya. Faktor lain yang menguntungkan adalah banyaknya perusahan atau jasa pendukung yang tersedia sehingga mempermudah pemilihan mitra kerja yang dapat melakukan aktivitas pendukung tersebut. Melalui program outsourcing akan dipiih mitra kerja yang paling tepat, dengan demikian aktivitas pendukung akan dijalankan oleh mitra kerja dengan lebih effisien karena aktivitas tersebut adalah core businessnya.
Perusahaan minyak Pegassus melakukan program outsourcing terhadap salah Satu aktivitas pendukungnya yaitu : Electrical Submersible Pump Department (ESPD), ESPD bertanggung jawab terhadap pengadaan, pemiihan, pemasangan serta pencabutan pompa kedalam maupun keluar Sumur minyak. Pompa tersebut dipasang didalam sumur untuk membantu agar minyak dapat diproduksikan sampai ke permukaan, disamping itu dengan dipasangnya pompa, laju produksi dapat dioptimumkan.
Pemilihan ESPD disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : secara teknis penanganan ESP sangat kompleks sehingga memerlukan keahlian khusus, biaya yang dikeluarkan oleh departemen ini besar, perkembangan teknologinya berlangsung cepat, namun yang paling penting adalah kriteria kinerjanya mudah diukur. Kinerja pompa minyak diukur berdasarkan berapa lama pompa tersebut dapat bertahan didalam sumur mulai dari pemasangan sampai saat mengalami kerusakan, makin panjang-umur pompa makin baik kinerjanya.
Apabila terjadi kerusakan pada pompa, karena perusahaan minyak Pegassus beroperasi di lepas pantai (offshore), maka untuk perbaikan pompa yang terdiri dari pencabutan pompa lama dan pemasangan pompa baru memerlukan bantuan barge (fasilitas terapung yang dilengkapi dengan peralatan untuk membantu kegiatan perminyakan). Disamping perusahaan harus menganggung biaya pompa yang baru, perusahaan juga menanggung biaya sewa barge dan personalnya. Kedua biaya tersebut mahal, Selanjutnya apabila kerusakan pompa cukup sering terjadi, maka beberapa sumur harus menunggu giliran untuk diperbaiki karena barge yang disewa jumlahnya terbatas. Dari sini dapat dilihat akan timbul kerugian berikutnya yaitu kehilangan kesempatan produksi karena adanya periode menunggu perbaikan. Besarnya kehilangan kesempatan produksi ini bervariasi sesuai dengan produktivìtas dari masing masing sumur yang pompanya sedang mengalami kerusakan tersebut.
Kerusakan pompa dapat disebabkan oleh kurang dipenuhinya prosedur standar pada waktu pompa dipasang, kurang akurat dalam mendisain tipe/ukuran pompa yang tepat, bisa juga dipengaruhi oleh karakteristik sumur seperti temperatur yang tinggi, viskositas fluida dan sebab sebab lainnya. Karena jumlah sumur di Pegassus mencapai 260 yang semuanya diproduksikan dengan menggunakan pompa, maka kinerja pompa yang buruk (umur pompanya pendek) akan menimbulkan biaya yang besar (biaya perbaikan pompa dan kehilangan kesempatan produksi). Dengan adanya program outsourcing, pekerjaan seperti : disain, pemiihan dan pemasangan pompa diserahkan pada pthak yang lebth ahli yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan pompa.
Tujuan dari program outsourcing ini adalah menghasilkan situasi yang win-win antara pihak Pegassus dengan pihak ketiga yang dipilih, situasi ini dicapai apabila pompa yang dipasang dapat berumur panjang, karena pada situasi ini kedua pihak saling diuntungkan, pihak Pegassus dapat menekan biaya karena frekwensi perbaikan pompa yang sedikit disamping itu karena umur pompanya panjang, maka kontinuitas produksi dapat dipertahankan. Sedangkan mitra kerja yang dipilih melakukan aktivitas ini juga diuntungkan, karena akan memperoleh bonus sesuai kesepakatan sebagai akibat meningkatnya kinerja pompa. Manfaat yang lebih penting bagi perusahaan Pegassus adalah denan adanya program outsourcing ini perusahaan lebih dapat berkonsentrasi pada hal hal lebih strategis seperti berkonsentrasi pada strategi peningkatan produksi dan penemuan cadangan baru.
Perencanaan strategi outsourcing yang baik baru merupakan tahap awal karena tahap berikutnya yang lebih penting adalah bagaimana implementasinya agar sasaran yang telah dibuat dapat dicapai. Salah satu temuan (finding) dalam implementasi program outsourcing adalah masalah pengurangan pegawai dan departemen tersebut. Masalah ini perlu diselesaikan dengan baik karena dapat menghambat rencana yang telah dibuat sebelumnya. Pihak perusahaan harus melihat bahwa pengorbanan biaya untuk proses pengurangan pegawai tidak signifikan díbandingkan dengan benefit program ini dalarn jangka panjang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adiati Hardjanti
"ABSTRAK
Perusahaan komputer Amerika menunjuk suatu perusahaan jasa
komputer nasional sebagai agen untuk menangani pemasaran produk serta
jasa sistem informasinya di Indonesia, sesuai dengan peraturan pemerintah
pada tahun 1968 yaitu UU no.6/1968 yang mengharuskan semua
perusahaan asing yang bergerak dibidang perdagangan barang dan jasa
untuk mengalihkan usaha mereka kepada perusahaan nasional menjelang
akhir 1977.
Hasil penjualan selama empat tahun berturut-turut mulai tahun 1991
sampai dengan tahun 1994 berkisar antara Rp.170 - Rp.185 milyar dan
prosentasi persediaan dibandingkan dengan total asset secara
keseluruhan berkisar antara 18 % -22 %.
Untuk menjamin kelangsungan pemasaran produk dan jasa-jasanya,
perusahaan berusaha menjalankan pengendalian terhadap persediaan sebaik
mungkin dengan didukung oleh sistem informasi yang terintegrasi dan
melakukan pengawasan secara kontinue (berkesinambungan). Meskipun
ada perbaikan, nilai persediaan dalam neraca untuk empat tahun ini masih
belum menunjukkan angka yang menggembirakan. Hal ini dapat dilihat
dari pengamatan secara langsung digudang-gudang perusahaan dan
laporan yang ada mengenai persediaan. Produk-produk yang seharusnya
tidak menjadi persediaan, ternyata berada digudang dalam waktu yang
cukup lama, yang berarti bahwa pengelolaan persediaan dalam perusahaan
ini masih perlu ditingkatican kualitasnya.
Produk yang dijual oleh perusahaan ini disimpan dalam dua gudang
yang terpisah dan terdiri dari:
-. persediaan komputer berdasarkan pesanan (built to order)
-. persediaan komputer berdasarkan perencanaan (built to plan)
-. persediaan suku cadang.
Dalam karya akhir ini akan dianalisa permasalahan yang dihadapi
perusahaan dalam pengelolaan persediaan dan diakhir karya tulis ini
akan diberikan saran-saran perbaikan daripada sistem persediaan,
sehingga dapat meningkatkan kineija dan sistem manajemen persediaan,
tanpa mengganggu proses penjualan maupun pemeliharaan inesin-mesin
komputer ditempat pelanggan.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Amani Yapono
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis pengelolaan persediaan di UMKM X dan menjabarkan fakta-fakta terkait fungsi pengelolaan pada proses perencanaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pencatatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode penelitian berupa studi literatur, obervasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat kelemahan dalam pengelolaan persediaan di UMKM X. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan perbaikan pengelolaan persediaan pada tahap perencanaan berupa analisis klasifikasi ABC. Analisis klasifikasi ABC (Always, Better, Control) merupakan metode Pareto yang dapat digunakan untuk menentukan prioritas penanganan tanaman hias sehingga UMKM X dapat berfokus pada jenis tanaman yang kritis. Penelitian ini juga merekomendasikan pengelolaan persediaan pada proses selanjutnya dengan menggunakan metode peramalan Moving-Average, SKU, safety stock dan reorder point. Hasil penelitian belum tentu dapat diterapkan pada perusahaan lain dengan pola permintaan maupun pada perusahaan dengan industri berbeda. Selain itu, keterbatasan penelitian ini adalah sampel yang digunakan hanya persediaan tanaman hias sebagai barang dagang.

This thesis aimed to analyze inventory management in MSME X and describe facts related to inventory management in the planning, receiving, storage, distribution and recording processes. This research uses a case study approach with research methods in the form of literature studies, observations and interviews. The results show that there are still weaknesses in inventory management in MSME X. Therefore, this study recommends improving inventory management at the planning stage in the form of ABC classification analysis. ABC (Always, Better, Control) classification analysis is a Pareto method that can be used to determine priorities for handling ornamental plants so that MSME X can focus on critical plant species. This study also recommends inventory management in the next process using the Moving-Average, SKU, safety stock and reorder point forecasting methods. The research results may not necessarily be applied to other companies with demand patterns or to companies with different industries. In addition, the limitation of this study is that the sample used is only supplies of ornamental plants as merchandise."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Yudhistira
"Penelitian ini membahas pengelolaan persediaan yang ada di PT. Foseco Indonesia, sebuah perusahaan global yang memiliki kantor pusat di London, Inggris. Ada tiga jenis barang yang dimiliki oleh PT. Foseco Indonesia yaitu raw material, finished goods dan trading goods, dimana trading goods berkontribusi sebesar 50% dari total nilai barang. Dalam pengelolaan persediaan trading goods belum tersedia klasifikasi sehingga pengelolaan persediaan belum dilakukan dengan optimal. Selain itu tidak tercapainya target perusahaan untuk OTIF, NSMI, trade working capital serta inventory days menjadikan pengelolaan trading goods menjadi krusial. Tujuan penelitian adalah untuk melakukan klasifikasi terhadap persediaan trading goods dengan pendekatan ABC-XYZ analysis. Kemudian menyusun kebijakan persediaan sesuai klasifikasi dari setiap trading goods, dan melakukan simulasi terkait hasil ABC-XYZ analysis untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja persediaan trading goods. Metode yang digunakan adalah integrated ABC-XYZ Analysis dengan menggunakan data primer berupa hasil wawancara dengan pihak yang terlibat dalam pengelolaan persediaan serta data sekunder perusahaan pada tahun 2019 terhadap 160 jenis trading goods. Hasil pengelompokan menunjukkan ada 22 barang termasuk kelompok AX, 10 barang termasuk kelompok AY, 5 barang termasuk kelompok AZ, 8 barang termasuk kelompok BX, 27 barang termasuk kelompok BY, 15 barang termasuk kelompok BZ, 6 barang termasuk kelompok CY dan 66 barang termasuk kelompok CZ. Pengelompokan tersebut kemudian digunakan sebagai panduan dalam menentukan periode review dalam pembelian di masa depan. Dan hasil simulasi menunjukkan bahwa pengelolaan persediaan di PT.Foseco Indonesia masih belum efektif dan diperlukan perbaikan kebijakan persediaan dan kerjasama pihak yang terlibat.

This study discusses inventory management at PT. Foseco Indonesia, a global company headquartered in London, England. There are three types of goods owned by PT. Foseco Indonesia, namely raw materials, finished goods and trading goods, where trading goods contribute 50% of the total value of goods. There is no classification for trading goods inventory so that inventory management cannot be carried out optimally. In addition, the company's failure to achieve its targets for OTIF, NSMI, trade working capital and inventory days makes the management of trading goods crucial. The purpose of this research is to classify the inventory of trading goods with the ABC-XYZ analysis approach. Then formulate an inventory policy according to the classification of each trading goods, and perform simulations related to the results of ABC-XYZ analysis to determine its effect on the performance of the trading goods inventory. The method used is the integrated ABC-XYZ Analysis using primary data in the form of interviews with parties involved in inventory management as well as company secondary data in 2019 on 160 types of trading goods. The grouping results show that there are 22 items including group AX, 10 items including group AY, 5 items including group AZ, 8 items including group BX, 27 items including group BY, 15 items including group BZ, 6 items including group CY and 66 items including CZ group. The grouping is then used as a guide in determining the review period for future purchases of goods. And the simulation results show that inventory management at PT. Foseco Indonesia is still not effective, so improvements are needed on inventory policies and cooperation from the parties involved."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Gunawan
"ABSTRAK
Pada dasarnya persediaan atau inventory dimaksudkan untuk menghindari terhentinya proses produksi atau penjualan dari suatu perusahaan.
Yang menjadi masalah disini adalah bagaimana perusahaan mengelola persediaannya sedemikian rupa sehingga bisa diperoleh suatu keadaan dimana kelangsungan produksi atau penjualan tetap terjamin sementara biaya persediannyapun cukup rendah. Untuk mendapatkan situasi tersebut diatas perlu ditetapkan suatu kebijaksanaan persediaan yang tertuang didalam suatu sistem inventory yang berisi beberapa kebijaksanaan persediaan.
Secara garis besar persediaan yang dimiliki oleh PT. Dira Paratama terdiri dari dua kelompok besar yaitu :
- Peralatan utama (Main Equipment) : yaitu berupa alat-alat kedokteran yang bentuk fisiknya cukup besar atau harganya cukup mahal.
- X-Ray Film : yaitu film yang dipergunakan untuk memotret bagian tubuh manusia, X-Ray film ini kuantitas dan kualitasnya cukup besar.
Karakteristik demand untuk kedua jenis persediaan tersebut berbeda satu sama lain. Karakteristik untuk main equipment adalah berbeda satu sama lain. Karakteristik untuk main equipment adalah b ukan independent demand karena penjualannya tergantung dari ada tidaknya pembangunan atau perluasan fasilitas rumah sakit.
Sedangkan karakteristik dari X-Ray Film adalah independent demand karena memang disediakan untuk memenuhi rumah sakit yang sudah mempunyai X-Ray Equipment (Peralatan Rontgen). Hampir semua rumah sakit besar mempunyai peralatan Rontgen ini.
Karena mempunyai demand yang independent ini maka untuk menganalisanya bisa dipergunakan model inventory.
Tujuan dari pembahasan persediaan ini adalah untuk mengetahui :
Kapan kita harus membeli barang.
Berapa banyak barang yang harus kita beli.
Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut diperlukan suatu kebijaksanaan yang tertuang didalam sistem inventory yang berisi anatara lain : safety Stocl, Economical Order Quantity, Reorder Point dan sebagainya yang diperoleh dari perhitungan model inventory yang dipilih.
Dengan adanya Sistem Inventory tersebut diharapkan perusahaan bisa mengelola persediaannya dengan efektif dan efisien.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Omar Armandiego Soeharto
"Dalam industri ritel, sifat kompetitif mengharuskan perusahaan untuk memiliki sistem manajemen persediaan yang efisien untuk menciptakan keunggulan kompetitif terhadap pesaing mereka. Dengan demikian pengelolaan inventori memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya, meningkatkan pergerakan inventori, mengurangi inefisiensi, dan pada akhirnya meningkatkan laba perusahaan. Salah satu cara untuk mengendalikan dan menyusun strategi ini adalah melalui sistem manajemen rantai pasokan, di mana manajemen rantai pasokan digunakan sebagai strategi keseluruhan bagi perusahaan untuk mengendalikan dan memantau tingkat persediaan mereka. Ini dapat menimbulkan beberapa tantangan dan hambatan di perusahaan yang mungkin baru dalam hal penerapan sistem manajemen ini. Makalah ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis efek dan tantangan yang terjadi di perusahaan ritel dalam hal menerapkan sistem manajemen rantai pasokan baru di perusahaan mereka dan untuk mengetahui apakah bermanfaat atau tidak bagi perusahaan untuk melakukannya. Untuk menghitung ini, makalah ini akan membandingkan kinerja aktual perusahaan yang menggunakan sistem manajemen rantai pasokan e-baru terhadap kinerja perusahaan sebelum mereka menerapkan system tersebut. Perbandingan ini akan menggunakan indikator kinerja utama (KPI) yang dievaluasi melalui laporan keuangan perusahaan. Hasil dari studi kasus ini menemukan bahwas setelah menggunakan e-SCM tersebut selama 2 tahun, perusahaan yang diteliti telah meningkatkan performa perusahaan tersebut yakni meyakinkan peneliti akan manfaat dari siste tersebut.

In the retail industry, the competitive nature requires companies to have an efficient inventory management system in order to create a competitive advantage against their competitors. The management of inventory thus allows companies to reduce costs, improve inventory movement, decrease inefficiency and ultimately improve a company’s bottom line. One way to control and strategize this is through a supply chain management system, where the supply chain management is used as an overall strategy for companies to control and monitor their inventory levels. This may pose some challenges and obstacles in companies that may be new in regards to implementing this management system. This paper aims to illustrate and analyse the effects and challenges that happen in a retail company in regards to implementing a new supply chain management system in their company, and to find out whether or not it is beneficial for the company to do so. In order to calculate this, this paper will compare the company’s actual performances with the new e-supply chain management system to the company’s performance before they implemented the system. This comparison will use the key performance indicators (KPIs) that is evaluated through the company’s financial statements. The results of the study showed that after using the system for almost 2 years, the company is able to increase their financial performances and thus showed that the use of the e-SCM system is actually beneficial for the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hadi Harsongko
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>