Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183951 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The core of the problem in the hotel service industry, as an important part of tourism
industries, was a big gap between the hotel potential as service industries and the macro and micro
economic condition in Indonesia.
The research objective was to study and analyze the simultaneous as well as partial effects of
accommodation condition, occupancy rate, supply specification of the rooms, domestic guest services,
foreign guest services, facilities and security on the revenue of the hotel industries. Besides, the
research studied and analyzed the effects of hotel revenues on the Regional Natural Revenue, job
creation and the public welfare.
The nature of the research was a survey using descriprive and inferential analyses. The model
was of hypothesis testing that applied statistical techniques of simple and multiple linear regression.
The design of the research employed causal relationship in which several independent variables were
served as the causes of the independent variables.
The results of this research indicated that there was simultaneous significant effects of
accommodation, occupancy rate, domestic guest service and facilities on the hotel industry revenue.
Partially, each of the four variables of accommodation, occupancy rates, domestic guest services and
facilities had significant effect. The remaining three (supply specification of the rooms, foreign guest
services and security) did not have significant effect on the hotel industry revenues. Likewise, the
effect of the hotel revenues on the Regional Natural Revenue DKI Jakarta was not significant. And
yey, the effects of hotel industry revenues on the job creation DKI Jakarta as well as on the public
welfare were significant.
The results of this research brought about implication that there were some internal factors
which affected the growth of the hotel service industry; there were accommodation, occupancy rate,
domestic guest services and facilities. Necessarily, it was recommended that the governmental and
hotel businessman increase the four factors which induced the positive impact on Regional Natural
Revenue, job creation and public welfare."
330 JUREKO 15:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Japarin
"Buruh tani merupakan suatu pekerjaan yang banyak ditekuni oleh masyarakat Indonesia terutama yang tinggal dipedesaan dalam rangka untuk mensejahterakan keluarganya. Pekerjaan buruh tani yang ditekuni secara profesional dan didukung dengan bentuk hubungan kerja yang baik akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga buruh tani.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh buruh tani (Xi) dan bentuk hubungan kerja (X2) terhadap kesejahteraan keluarga buruh tani (Y) di Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Provinsi Jambi serta bagimana hubungannya dengan ketahanan nasional.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode suervey dengan menggunakan kuesioner untuk menjaring persepsi buruh tarsi Rimbo Bujang sebanyak 96 orang sebagai responder. Di samping itu, untuk mengumpulkan data digunakan juga teknik observasi, dan wawancara serta studi dokumentasi. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik Cluster Sapling (Area Sampling). Data dianalisa dengan menggunakan metode statistik korelasi dan regresi sederhana serta regresi berganda.
Hasil penelitian menemukan pertama, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pekerjaan buruh tani terhadap kesejahteraan keluarga yang artinya bahwa semakin ditekuni pekerjaan buruh tani akan semakin meningkat kesejahteraan keluarga sebaliknya semakin malas buruh tani bekerja maka akan semakin tidak baik kesejahteraan keluarga. Karena koefisien determinasi korelasi (r2) =0,498 maka terdapat 49,8% kesejahteraan keluarga buruh tani disebabkan oleh pangaruh profesinya sebagai buruh tani. Kedua, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan bentuk hubungan kerja terhadap kesejahteraan keluarga yang ditunjukkan dengan koefisien determinasi (r2) = 0,527 maka terdapat 52,7% kesejahteraan keluarga buruh tani disebabkan oleh pengaruh bentuk hubungan kerja yang dijalankan. Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan antara buruh tani dan bentuk hubungan kerja terhadap kesejahteraan keluarga yang ditunjukkan dengan koefisien determinasi (r2) = 0,609 hal ini berarti 60,9 % kesejahteraan keluarga buruh tani disebabkan oleh pengaruh profesi buruh tani dan bentuk hubungan kerja.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dengan semakin meningkatnya kesejahteraan keluarga, mempengaruhi terhadap berbagai aspek ketahanan nasional seperti aspek keamanan yang semakin kondusif, aspek ekonomi yang membaik dan aspek-aspek sosial lainnya yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat berjalan dengan harmonis dan penuh toleran.
Dengan hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan khususnya bagi masyarakat yang menekuni profesi buruh tani, para petani dan pemerintah dalam menentukan langkah untuk bekerja, mengerjakan dan membuat kebijakan sehingga tidak salah yang mengakibatkan kerugian bagi semua pihak.

Many Indonesian people, especially those living in rural areas, work as farm workers to support their families. The occupation as farm workers which is carried out professionally and supported by good work relations will affect the level of the farm worker's family's welfare.
This research is aimed at testing the effect of the farm workers (Xl) and the form of work relations (X2) on the welfare of the farm worker's family (Y) at Rimbo Bujang, Tebo Regency, the Province of Jambi and also the correlation with the national resilience.
The method of the research which is employed is the survey method by using questioners to obtain the perception of 96 farm workers of Rimbo Bujang as respondents. Besides that, to collect data, the observation method, interview, and documentation study are also employed. Samples of the research is determined by means of Cluster Sampling (Area Sampling) method. The data are analyzed by using statistical correlation method and simple regression as well as doubled regression methods.
The result of the research are firstly, there are positive and significant effects of farm worker's occupation on the family welfare which means that when the farm workers intensify their work, the family welfare will improve and on the other hand, if the farm workers are lazy, the family welfare will decrease. Because the correlation determinant coefficient (r2) = 0.498 hence 49.8% of the farm workers' family's welfare is the result of the occupational effect as farm worker. Secondly, there is positive and significant effect of work relations on the family welfare which is indicated by the determinant coefficient (r2) = 0.527; hence 52.7% of the farm workers' family's welfare is the result of the work relations which is performed. Thirdly, there is significant effect of farm workers and work relations on the family welfare which is indicated by the determinant coefficient (r2) = 0.609, which means 60.9 % of the farm workers' family's welfare is the result of the occupational effect of the farm workers and the type of work relations.
The result of the research also indicates that the increasing family, welfare affects several aspects of national resilience such as the security aspect which becomes more 'conducive, the economic aspect which gets better and the other social aspects which are related to the community livelihood are harmonious and full of tolerance.
It is expected that the result of this research will be useful as an input, especially for the community who work as farm workers, the farmers and the government in determining the steps to prepare and make the policy so that there are no mistakes which are harmful for all the parties.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T20077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dede Mahmuda
"ABSTRAK
Kekayaan yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan adalah hal yang mendasar
untuk tiap individu. Namun demikian, distribusi kekayaan tidak merata pada tiap
penduduk baik di dunia maupun di Indonesia. Tren positif pertumbuhan pendapatan per
kapita justru diiringi dengan makin tingginya Gini Ratio yang mengindikasikan bahwa
ketimpangan yang semakin melebar antara penduduk kaya dan miskin. Secara budaya,
Indonesia adalah negara kaya yang terdiri dari beranekaragam suku bangsa, bahasa, ras,
adat istiadat dan agama. Indonesia juga dikenal sebagai negara yang religius dengan
sebagian besar penduduknya menyatakan bahwa agama adalah hal penting dalam hidup.
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan antara religiusitas dan
tingkat kesejahteraan dengan menggunakan data panel IFLS tahun 2007 dan 2014. Hasil
regresi logistik ordinal menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara tingkat religiusitas dengan tingkat kesejahteraan dimana individu yang mengalami
peningkatan religiusitas memiliki kecenderungan 9,57 (95% CI: 8,64-10,63) kali lebih
besar untuk mengalami perubahan tingkat kesejahteraan yang lebih baik dibandingkan
dengan individu yang mengalami penurunan tingkat religiusitas. Dari hasil tersebut, dapat
disimpulkan bahwa semakin baik tingkat religiusitas maka semakin baik pula tingkat
kesejahteraan. Peran religiusitas dalam kesejahteraan dalam pen

ABSTRACT
Wealth, which is one of the parts of well-being, is essential for everyone. However, the
wealth is not evenly distributed among population in the world and in Indonesia. The
positive trend of per capita income growth is accompanied by a higher Gini Ratio which
indicates that widening wealth gap between rich and poor people. Culturally, Indonesia
is a rich country consisting of diverse ethnic groups, languages, races, customs and
religions. Indonesia is also known as a religious country with most of its population
stating that religion is an important thing in life. Therefore, this study aims to understand
the relationship between religiosity and welfare using IFLS panel data year 2007 and
2014. The results of ordinal logistic regression indicate that there is a significant positive
relationship between the level of religiosity with the level of welfare where individuals
who experience an increase in religiosity, have a tendency of 9.57 (95% CI: 8.64-10.63)
times greater for better welfare level than individuals who experienced a decrease in the
level of religiosity. Based on these results, it can be concluded that the better the level of
religiosity, the better the level of welfare. The role of religiosity in welfare in this study
is directly through behaviour and social networks indirectly."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Skripsi yang berjudul Fenomena Shoushika dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Jepang Dewasa Ini mengemukakan permasalahan tentang semakin sedikitnya jumlah populasi anak-anak yang ada di Jepang sekarang ini, akibat terus menurunnya tingkat kelahiran. Fenomena rendahnya jumlah anak di Jepang ini, dikenal dengan istilah shoushika. Sejak Perang Dunia ll, jumlah rata-rata kelahiran di Jepang telah mengalami pasang surut, namun sejak tahun 1975 rata-rata tingkat kelahiran anak di Jepang terus menurun dengan stabil dan tidak mengalami peningkatan hingga tahun 2003 ini. Dengan menurunnya rata-rata kelahiran, berarti jumlah populasi anak-anak berkurang, dan hal ini mengakibatkan terus berkurangnya jumlah populasi usia produktif, yang berarti bahwa jumlah sumber daya manusia di Jepang pun mengalami penurunan. Dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan, penulis berusaha mendeskripsikan dan menganalisa faktor-faktor penyebab dari semakin berkembangnya fenomena shoushika serta pengaruh yang ditimbulkannya. Perubahan Cara pandang generasi muda Jepang sekarang ini, khususnya kaum wanita, dalam menilai pernikahan, keluarga, dan anak, merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan shoushika. Wanita Jepang saat ini, khususnya, sudah tidak melihat pernikahan. sebagai suatu keharusan, melainkan sebagai suatu pilihan hidup, sehingga mereka bebas untuk menentukan jalan hidupnya sendiri. Hal ini dikarenakan kesulitan yang dihadapi oleh wanita-wanita Jepang yang ingin berkarir dan juga berkeluarga untuk menjalankan keduanya secara bersamaan. Selain itu, faktor ekonomi juga menjadi salah satu faktor penyebab berkembangnya shoushika, karena dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat di Jepang, cara hidup dan kemakmuran bangsa Jepang juga mengalami perubahan. Sedangkan, pengaruh yang ditimbulkan oleh semakin berkembangnya shoushika, tidak hanya dalam segi kependudukan, tetapi juga mempengaruhi segi Ekonomi, pendidikan, social, dan berbagai segi kehidupan masyarakat Jepang, dan juga jumlah pajak yang dapat dikumpulkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, fenomena shoushika yang ada dalam masyarakat Jepang sekarang ini, merupakan ancaman bagi keberlangsungan hidup serta keberadaan bangsa Jepang di masa depan. Semakin menurunnya jumlah kelahiran dan jumlah populasi anak-anak di Jepang, akan menjadikan bangsa Jepang sebagai suatu masyarakat yang terdiri dari generasi yang semakin menua, tanpa kehadiran anak_anak sebagai tulang punggung pembangunan dalam usaha mencapai kemakmuran."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S13935
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadly Ilhami
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari pembiayaan mikro yang diberikan oleh bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) terhadap Perkembangan Keuangan dan Kesejahteraan Ekonomi (pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, dan ketimpangan) di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data agregat pembiayaan BPRS dan BPR, simpanan perbankan, kredit perbankan, pertumbuhan ekonomi, ketimpangan dan kemiskinan yang ada di 33 provinsi di Indonesia dalam rentang tahun 2011-2021. Metode yang digunakan adalah regresi panel data menggunakan model FEM (robust) untuk dua model (growth dan gini) dan model REM untuk tiga model (depbank, credbank, dan poverty). Hasil penelitiannya adalah rasio pembiayaan mikro BPR berpengaruh negatif pada rasio simpanan perbankan terhadap pendapatan daerah, rasio kredit perbankan terhadap pendapatan daerah, dan ketimpangan, serta tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan. Sementara itu, rasio pembiayaan BPRS berpengaruh positif pada rasio simpanan perbankan terhadap pendapatan daerah dan ketimpangan, memberikan dampak negatif terhadap kemiskinan, dan tidak signifikan mempengaruhi rasio kredit perbankan terhadap pendapatan daerah dan pertumbuhan ekonomi. Diharapkan hasil ini dapat menjadi pertimbangan evaluasi dari pengaruh yang diberikan pembiayaan mikro oleh BPR dan BPRS yang ada di Indonesia.

This study aims to see the effect of micro financing provided by Rural Banks (BPR) and Islamic Rural Banks (BPRS) on financial development and economic welfare (economic growth, poverty, and inequality) in Indonesia. This study uses BPR and BPRS financing aggregate data, banking deposits, banking loans, economic growth, inequality and poverty in 33 provinces in Indonesia in the 2011-2021 range. The method used is data panel regression using a female FEM (Robust) for 2 models (growth and gini) and brake models for 3 models (depbank, credank, and poverty). The results of this research are the ratio of BPR micro financing negatively affect the ratio of banking deposits to regional income, banking credit ratios to regional income, and inequality, and does not significantly affect economic growth and poverty. Meanwhile, the BPRS financing ratio has a positive effect on the ratio of banking deposits to regional income and inequality, has a negative impact on poverty, and does not significantly affect the ratio of bank credit to regional income and economic growth. It is hoped that these results can be considered by the evaluation of the influence given by micro financing by BPRs and BPRS in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pranowo
"ABSTRAK
Gerakan Fajar Nusantara berada di berbagai daerah di Indonesia, kegiatannya menimbulkan problem. Tulisan ini merupakan kajian dan "potret" proses dan peran Tim Reaksi Cepat (TRC) Kementerian Sosial dalam pemulangan Eks Anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dari Kalimantan dan Sigi, Palu, Sulteng ke tempat asal di DIY, meliputi Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Bantul, Gunungkidul, dan Kulon progo. Kajian bertujuan mengetahui latar belakang kejadian, proses, dan peran TRC dalam pemulangan eks anggota Gafatar ke tempat asal. Kajian bersifat empirik deskriptif, dalam melihat peran TRC di tempat penampungan sementara di Youth Centre menggunakan empirical phenomenological psychological, sesuai fakta aktual. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, FGD, dan telaah dokumen. Hasil pengkajian menemukan, bahwa proses pemulangan eks anggota gafatar ke tempat asal berjalan lancar. Hal ini didukung peran TRC yang dalam memberi bimbingan dan pendampingan dapat menciptakan suasana kondusif, sehingga proses pemulangan bisa berjalan tertib dan aman."
Yogyakarta : Kementerian Sosial Republik Indonesia, 2016
360 MIPKS 40:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Ari Wibowo
"[ABSTRAK
Kabupaten Gunungkidul mempunyai 46 pantai, jumlah terbanyak se-DIY. Namun,
penelitian ini hanya mengambil 7 pantai yaitu Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Krakal,
Drini, Sundak dan Pulangsawal/Indrayanti. Tujuan penelitian ini untuk mengukur nilai
kesejahteraan (welfare) yang diperoleh wisatawan pada kondisi lingkungan Tujuh
Pantai Dalam Satu Kawasan (TPDSK) di Gunungkidul saat ini yang diukur dengan
nilai consumer surplus serta perubahan nilai kesejahteraan jika terjadi perubahan
kondisi lingkungan TPDSK yang diukur dengan nilai compensating surplus. Metode
yang digunakan adalah Travel Cost Method serta Choice Modelling. Kesimpulan
penelitian adalah nilai consumer surplus pada kondisi lingkungan TPDSK saat ini
sebesar Rp 303.236,00 per kunjungan. Perubahan welfare akibat perubahan kondisi
lingkungan TPDSK yang menurun sebesar ? Rp 279.687,50 per kunjungan . Sedangkan
kondisi lingkungan TPDSK yang meningkat menyebabkan perubahan welfare sebesar
Rp 273.437,50 per kunjungan. Kebijakan yang dapat dilakukan oleh stake holder
adalah 1) minimal mempertahankan kondisi saat ini/status quo, 2) melakukan prioritas
program peningkatan kondisi lingkungan TPDSK yang terdiri atas jangka pendek
berupa peningkatan kebersihan pantai, jangka menengah berupa peningkatan kuantitas
dan kualitas fasilitas penunjang, jangka panjang berupa pengurangan abrasi pantai, 3)
peningkatan harga tiket masuk dapat dipertimbangkan setelah dilakukan perbaikan
kondisi lingkungan TPDSK.

ABSTRACT
Gunungkidul regency has 46 beaches, the highest number in DIY province.
However, this study only took 7 beaches namely Baron, Kukup, Sepanjang, Krakal,
Drini, Sundak and Pulangsawal/Indrayanti. The purpose of this study is to measure the
welfare value that tourists obtained on TPDSK in Gunungkidul current environmental
conditions as measured by value of consumer surplus and changes in welfare value if
TPDSK environmental conditions change as measured by compensating surplus value.
This study used Travel Cost Method and Choice Modelling. Conclusions of this study
are consumer surplus value on TPDSK current environmental conditions is Rp
303,236.00 per visit and welfare changes due to changes in TPDSK environmental
conditions decreased by Rp 279,687.50 per visit. Policies that can be done by
stakeholders are 1) maintain the current condition/status quo, 2) conduct a priority
program to improve TPDSK environmental conditions wich are in short-term is
increasing beaches cleanliness, and in medium-term is increasing the quantity and
quality of supporting facilities, while in long-term can be done by coastal erosion
reduction, 3) an increase in the price of admission can be considered after the
improvement of TPDSK environmental conditions.;Gunungkidul regency has 46 beaches, the highest number in DIY province.
However, this study only took 7 beaches namely Baron, Kukup, Sepanjang, Krakal,
Drini, Sundak and Pulangsawal/Indrayanti. The purpose of this study is to measure the
welfare value that tourists obtained on TPDSK in Gunungkidul current environmental
conditions as measured by value of consumer surplus and changes in welfare value if
TPDSK environmental conditions change as measured by compensating surplus value.
This study used Travel Cost Method and Choice Modelling. Conclusions of this study
are consumer surplus value on TPDSK current environmental conditions is Rp
303,236.00 per visit and welfare changes due to changes in TPDSK environmental
conditions decreased by Rp 279,687.50 per visit. Policies that can be done by
stakeholders are 1) maintain the current condition/status quo, 2) conduct a priority
program to improve TPDSK environmental conditions wich are in short-term is
increasing beaches cleanliness, and in medium-term is increasing the quantity and
quality of supporting facilities, while in long-term can be done by coastal erosion
reduction, 3) an increase in the price of admission can be considered after the
improvement of TPDSK environmental conditions.;Gunungkidul regency has 46 beaches, the highest number in DIY province.
However, this study only took 7 beaches namely Baron, Kukup, Sepanjang, Krakal,
Drini, Sundak and Pulangsawal/Indrayanti. The purpose of this study is to measure the
welfare value that tourists obtained on TPDSK in Gunungkidul current environmental
conditions as measured by value of consumer surplus and changes in welfare value if
TPDSK environmental conditions change as measured by compensating surplus value.
This study used Travel Cost Method and Choice Modelling. Conclusions of this study
are consumer surplus value on TPDSK current environmental conditions is Rp
303,236.00 per visit and welfare changes due to changes in TPDSK environmental
conditions decreased by Rp 279,687.50 per visit. Policies that can be done by
stakeholders are 1) maintain the current condition/status quo, 2) conduct a priority
program to improve TPDSK environmental conditions wich are in short-term is
increasing beaches cleanliness, and in medium-term is increasing the quantity and
quality of supporting facilities, while in long-term can be done by coastal erosion
reduction, 3) an increase in the price of admission can be considered after the
improvement of TPDSK environmental conditions.;Gunungkidul regency has 46 beaches, the highest number in DIY province.
However, this study only took 7 beaches namely Baron, Kukup, Sepanjang, Krakal,
Drini, Sundak and Pulangsawal/Indrayanti. The purpose of this study is to measure the
welfare value that tourists obtained on TPDSK in Gunungkidul current environmental
conditions as measured by value of consumer surplus and changes in welfare value if
TPDSK environmental conditions change as measured by compensating surplus value.
This study used Travel Cost Method and Choice Modelling. Conclusions of this study
are consumer surplus value on TPDSK current environmental conditions is Rp
303,236.00 per visit and welfare changes due to changes in TPDSK environmental
conditions decreased by Rp 279,687.50 per visit. Policies that can be done by
stakeholders are 1) maintain the current condition/status quo, 2) conduct a priority
program to improve TPDSK environmental conditions wich are in short-term is
increasing beaches cleanliness, and in medium-term is increasing the quantity and
quality of supporting facilities, while in long-term can be done by coastal erosion
reduction, 3) an increase in the price of admission can be considered after the
improvement of TPDSK environmental conditions.;Gunungkidul regency has 46 beaches, the highest number in DIY province.
However, this study only took 7 beaches namely Baron, Kukup, Sepanjang, Krakal,
Drini, Sundak and Pulangsawal/Indrayanti. The purpose of this study is to measure the
welfare value that tourists obtained on TPDSK in Gunungkidul current environmental
conditions as measured by value of consumer surplus and changes in welfare value if
TPDSK environmental conditions change as measured by compensating surplus value.
This study used Travel Cost Method and Choice Modelling. Conclusions of this study
are consumer surplus value on TPDSK current environmental conditions is Rp
303,236.00 per visit and welfare changes due to changes in TPDSK environmental
conditions decreased by Rp 279,687.50 per visit. Policies that can be done by
stakeholders are 1) maintain the current condition/status quo, 2) conduct a priority
program to improve TPDSK environmental conditions wich are in short-term is
increasing beaches cleanliness, and in medium-term is increasing the quantity and
quality of supporting facilities, while in long-term can be done by coastal erosion
reduction, 3) an increase in the price of admission can be considered after the
improvement of TPDSK environmental conditions., Gunungkidul regency has 46 beaches, the highest number in DIY province.
However, this study only took 7 beaches namely Baron, Kukup, Sepanjang, Krakal,
Drini, Sundak and Pulangsawal/Indrayanti. The purpose of this study is to measure the
welfare value that tourists obtained on TPDSK in Gunungkidul current environmental
conditions as measured by value of consumer surplus and changes in welfare value if
TPDSK environmental conditions change as measured by compensating surplus value.
This study used Travel Cost Method and Choice Modelling. Conclusions of this study
are consumer surplus value on TPDSK current environmental conditions is Rp
303,236.00 per visit and welfare changes due to changes in TPDSK environmental
conditions decreased by Rp 279,687.50 per visit. Policies that can be done by
stakeholders are 1) maintain the current condition/status quo, 2) conduct a priority
program to improve TPDSK environmental conditions wich are in short-term is
increasing beaches cleanliness, and in medium-term is increasing the quantity and
quality of supporting facilities, while in long-term can be done by coastal erosion
reduction, 3) an increase in the price of admission can be considered after the
improvement of TPDSK environmental conditions.]"
2015
T43078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Mutiara
"Penelitian ini mencoba untuk melihat sejauh mana pengaruh penggunaan sarana telekomunikasi untuk dapat membantu permasalahan asimetris informasi selama kegiatan pra-pasca penangkapan dalam unit usaha perikanan, dan dampaknya bagi kesejahteraan rumah tangga nelayan di Indonesia. Studi ini menggunakan analisis data cross-section yang didapatkan dari IFLS (Indonesia Life Family Survey) dan data Potensi Desa tahun 2011 dan 2014 mengenai usaha tani, karakteristik dan kondisi ekonomi rumah tangga nelayan, penggunaan telepon seluler serta jaringan internet perkecamatan di Indonesia.
Survei nasional tersebut memiliki 683 responden yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa penggunaan telepon seluler dapat meningkatkan kesejahteraan rumah tangga nelayan di Indonesia sebesar 30.6%. Hasil dari regresi melalui dua tahapan OLS atau 2SLS menunjukkan bahwa rumah tangga nelayan yang memiliki telepon seluler dan menggunakannya dalam usaha perikanan akan mengalami kenaikan konsumsi perkapita dibanding rumah tangga nelayan yang tidak memiliki telepon seluler. Hal ini memperlihatkan bahwa pengenalan akses telekomunikasi berbasis internet dalam rumah tangga nelayan menjadi faktor yang penting dalam kesejahteraan rumah tangga nelayan.

The study attempts to find out to what extent of the influence utilization of telecommunications facilities to be able to help asymmetric information problems during pre-capture fishing activities in the fisheries business unit, and their impact on the fishermen household`s welfare in Indonesia. This study uses cross-section data analysis obtained from the IFLS (Indonesia Life Family Survey) and Village Potential data in 2011 and 2014 concerning farming, economic characteristics and conditions of fishing households, cell phone utilization and internet connections sub-district in Indonesia.
The national survey had 684 respondents spread across 34 provinces in Indonesia. This study found that cell phone can increase the welfare of fishermen households in Indonesia by 30.6%. The results of the regression through two stages of OLS or 2SLS show that fishermen households that have cellular phones and use it in fisheries businesses will experience an increase in per capita consumption compared to fishermen households that do not have cell phones. This shows that the introduction of internet-based telecommunications access in the fishing households is an important factor in the welfare of the fishing households."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Hidayat
"Penelitian ini dilakukan di awal tahun 2020 hingga pertengahan 2021 yang juga bertepatan pada masa pandemi Covid-19. Berkenaan denganisu kemiskinan dan proses pengembangan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani kopi di Desa Mekarwangi. Sejak tahun 2000-an, masyarakat Desa Mekarwangi diperkenalkan kepada tanaman kopi yang cocok dan memiliki potensi besar untuk ditanam dan dikembangkan pada lingkungan mereka yang diperkenalkan oleh pemerintahan setempat pada saat itu. Hingga saat ini pertanian tersebut dapat tumbuh dan membudaya hingga kini. Penelitian ini mengungkap kondisi mereka yang memiliki pekerjaan utama sebagai petani kopi dan beberapa diantara mereka juga menanam sayuran. Daya saing pasar kopi di Indonesia juga semakin ketat saat ini, namun tidak berbanding lurus dengan kondisi kesejahteraan mereka. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah purposive sampling dengan sasaran utama adalah petani dan pihak koperasi. Penelitian ini lakukan studi literatur, wawancara mendalam, dan observasi di Desa Mekarwangi sebagai teknik pengumpulan datanya. Untuk meningkatkan kualitas penelitian, dilakukan triangulasi kepada petani, kepala koperasi dan processor salah satu coffee shop. Hasil penelitian ini menguungkapkan komunitas petani kopi Desa Mekarwangi telah menerima beberapa upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan juga organisasi non pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dengan industri kopinya. Setelah beberapa program berupaya mengintervensi komunitas tersebut, hasil yang didapatkan akan program tersebut kurang memuaskan komunitas petani kopi Desa Mekarwangi, sehingga terkadang mereka harus membantu satu dengan yang lainnya untuk dapat bertahan bersama menghadapi masalah yang mereka temukan.

This research conducted in early 2020 to mid-2021 which also coincided with pandemic Covid-19. Linked with poverty issues and the process of developing people who make a living as coffee farmers in Mekarwangi Village. Since the 2000s, the people of Mekarwangi Village have been introduced to coffee plants that are suitable and have great potential to be planted and developed in their environment (Mekarwangi Village), which was introduced by the local government at that time. Until recently, the agriculture can grow and become a culture.This study using a qualitative descriptive research type. The informant selection technique used was purposive sampling with farmers and cooperatives as its targets. This study did literature studies, in-depth interviews, and observations in Mekarwangi Village as data collection techniques. To improve the quality of research, triangulation was carried out on farmers, heads of cooperatives and processors of one coffee shop. This study reveals the condition of those who have a main job as coffee farmers and some of them also grow vegetables. The competitiveness of the coffee market in Indonesia is also getting tighter nowadays, but it is not directly proportional to the condition of their welfare. The results of this study reveal that the coffee farming community of Mekarwangi Village has been given several efforts made by the government and also non-governmental organizations to improve their welfare with the coffee industry. After several programs attempted to intervene in the community, the results obtained from the program were not satisfactory for the coffee farming community of Mekarwangi Village. In results, sometimes they had to help each other to survive together in facing the problems they found."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>