Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30617 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"At present, ecosystem function in Lake Ulak Lia can be found as i.e.: recreation area, fisheries, and retention basin of Musi River. Meanwhile, the basis data of these ecosystem function was limited and difficult to assess so far. Therefore, initiate study compose of plankton composition, tropic level, and water quality of Lake Ulak Lia was compulsory. Based on the index diversity of the plankton; it was indicated that Lake Ulak Lia was have had lightly to intermediate disturbance, in addition related to the tropic level, the lake can be classified as oligarchical (nutrients poor) to tropic level. Furthermore, the water quality of this lake was appropriate for recreation area and fisheries except parameters pH, lead, and copper."
551 BKMIKPK 1:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"At present, ecosystem function in lake ulak lia can be found as i.e. : recreation area, fisheries and retention basin of music river.Meanwhile , the basis data of these ecosystem function was limited and difficult to assess so far...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Refaldi Prayitno
"Danau Mahoni merupakan danau yang menampung berbagai macam pencemar baik dari dalam kampus maupun luar kampus. Beban pencemar berasal dari limpasan air hujan, aliran dari Danau Agathis, pemukiman sekitar kampus, dan air limbah dari fakultas sekitar Danau Mahoni. Air limbah yang mengalir ke Danau Mahoni mengandung pencemar organik seperti nitrogen, karbon, fosfor, sulfur, dan unsur organik lainnya. Kandungan nutrien dalam air limbah seperti nitrogen dan fosfor merupakan dua jenis bahan pencemar pada perairan yang mempunyai dampak buruk bagi kehidupan makhluk hidup di perairan. Salah satu cara untuk mengurangi pencemaran di badan air adalah dengan meningkatkan kadar oksigen terlarut /DO. Upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan jumlah DO yaitu dengan cara melakukan aerasi. Salah satu tipe aerator yang cukup banyak digunakan adalah tipe kincir air (paddle wheel). Aerator kincir air sudah banyak digunakan dalam budidaya ikan dan udang karena mempunyai fungsi aerasi dan sirkulasi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas kinerja aerator kincir pada jarak vertikal tertentu, menganalisis perubahan parameter kualitas air utamanya parameter DO, amonium, dan fosfat pada waktu optimum, dan menganalisis berapa waktu optimum aerator kincir air untuk memperbaiki kualitas air Danau Mahoni pada jarak vertikal. Waktu optimum pengoperasian aerator kincir air yang akan divalidasi pada penelitian ini adalah 3 jam menyala. Penelitian ini dilakukan pada 4 titik sampel dan 5 waktu berbeda. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji anova, uji t, regresi linier, perubahan persentase konsentrasi, dan pemetaan dengan aplikasi windows surfer. Berdasarkan analisis hasil penelitian, diperoleh bahwa aerator kincir air mampu meningkatkan DO pada jarak vertikal dari 3,7 mg/L menjadi 4,06 mg/L dengan efektivitas peningkatan sebesar 9,8 % pada waktu aerasi optimum 3 jam. Pada parameter nutrien seperti amonia aerator kincir air mampu menyisihkan amonia dari 1,66 mg/L menjadi 0,97 mg/L selama waktu aerasi 3 jam Pada parameter nutrien lainnya yaitu fosfat aerator kincir air tidak berpengaruh signifikan terhadap penyisihan fosfat selama waktu aerasi 3 jam. Berdasarkan analisis hasil penelitian, waktu optimum aerasi yaitu 3 jam dapat meningkatkan parameter DO air Danau Mahoni pada jarak vertikal hingga memenuhi baku mutu kelas II air danau. Akan tetapi pada parameter amonia dan fosfat selama pengujian aerasi sampai 4 jam, hasilnya belum berpengaruh secara signifikan terhadap penyisihan amonia dan fosfat pada jarak vertikal (kedalaman) untuk memenuhi baku mutu kelas II air danau.

Lake Mahoni is a lake that accommodates various kinds of pollutants both from within the campus and outside the campus. The pollutant load comes from rainwater runoff, flows from Lake Agathis, settlements around the campus, and wastewater from faculties around Lake Mahoni. The wastewater flowing into Lake Mahoni contains organic pollutants such as nitrogen, carbon, phosphorus, sulfur, and other organic elements. Nutrient content in wastewater such as nitrogen and phosphorus are two types of pollutants in waters that harm the life of living things in the waters. Efforts that can be made to increase the amount of DO are using aeration. One type of aerator that is widely used is the paddle wheel type. Paddlewheel aerators have been widely used in fish and shrimp farming because they have good aeration and circulation functions. This study aims to analyze the effectiveness of the performance of the wheel aerator at a certain vertical distance, to analyze changes in water quality parameters, especially the DO, ammonium, and phosphate parameters at the optimum time, and to analyze what is the optimum time for the paddlewheel aerator to improve the water quality of Lake Mahoni at a vertical distance. The optimum operating time of the paddlewheel aerator which will be validated in this study is 3 hours. This research was conducted at 4 sample points and 5 different times. Data analysis was performed using the ANOVA test, t-test, linear regression, changes in concentration percentages, and mapping with the Windows Surfer application. Based on the analysis of the research results, it was found that the paddlewheel aerator was able to increase DO at a vertical distance from 3.7 mg/L to 4.06 mg/L with an increased effectiveness of 9.8% at an optimum aeration time of 3 hours. For nutrient parameters, such as ammonia, the paddlewheel aerator was able to remove ammonia from 1.66 mg/L to 0.97 mg/L during 3 hours of aeration. On other nutrient parameters, namely phosphate, the paddlewheel aerator did not significantly affect phosphate removal during 3 hours of aeration. . Based on the analysis of the results of the study, the optimum time for aeration, which is 3 hours, can increase the DO parameter of Lake Mahoni water at a vertical distance to meet the class II quality standard of lake water. However, for the parameters of ammonia and phosphate during the aeration test for up to 4 hours, the results have not significantly affected the removal of ammonia and phosphate at the vertical distance (depth) to meet class II lake water quality standards."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maika Nurhayati
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi dan daya dukung air di Kota Bekasi. Di Kota Bekasi ada dua sumber air bersih yaitu Sungai Bekasi dan air tanah. Saat ini pemanfaatan air tanah lebih dominan (80% dari total penduduk memakai air (tanah) daripada air permukaan, hal ini dikarenakan air permukan telah tercemar sehingga diperlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum digunakan.
Kota Bekasi terletak pada zona Cekungan Air Bawah Tanah Bekasi Karawang dan pada 3 Daerah aliran Sungai (DAS) utama, yaitu DAS Bekasi, DAS Sunter, dan DAS Cakung. Potensi imbuhan air tanah bebas pada Cekungan Air Bawah Tanah (CABT) Bekasi Karawang adalah sebesar 47,0256 m3/detik. Potensi air permukaan (Sungai Bekasi) yang dapat diandalkan di Kota Bekasi saat ini adalah 9.16 m3/detik namun dengan adanya tambahan pasokan dari Jatiluhur melalui Saluran Induk Tarum Barat debit yang diandalkan dapat mencapai 44,62 m3/detik.
Berdasarkan hasil proyeksi, potensi air permukaan di Kota Bekasi hanya dapat menyediakan air sampai tahun 2012, namun dengan adanya tambahan pasokan dari Saluran Induk Tarum Barat daya dukungnya bisa sampai tahun 2023. Potensi air tanah di Kota Bekasi belum dapat diketahui karena tidak adanya data air tanah yang mencukupi. Namun dikaitkan dengan penggunaan lahan non terbangun dan terbangun dapat diketahui besarnya potensi resapan air tanah di Kota Bekasi, yaitu sebesar 1.4 m3/detik.
Strategi untuk mengoptimalkan daya dukung air di Kota Bekasi dapat dilakukan dengan cara mempertahankan lahan tidak terbangun sebesar 30%, membuat sumur resapan baik individu maupun komunal, mengoptimalkan fungsi dan peranan PDAM, serta memperluas cakupan layanan PDAM, dan mengendalikan pencemaran di badan air, pengelolaan DAS terpadu, mewajibkan pengembang perumahan untuk menyediakan instalasi pengolahan air untuk melayani penghuni dalam perumahan tersebut, industri diwajibkan untuk mendaur ulang limbahnya sehingga dapat digunakan kembali untuk air baku proses maupun kebutuhan lainnya. Dengan adanya langkah-langkah optimasi tersebut, maka Kota Bekasi dapat untuk tidak tergantung dengan SITB dan berlanjut ditinjau dari aspek hidrologi.

The objective of this research is to observe the potential and the carrying capacity of water resources in Bekasi City. Bekasi city water resources for its community and neighboring area is taken from Bekasi River and groundwater. The existing water resouces for Bekas City is dominated by groundwater (80% from total of inhabitants), because the river water was heavy polluted, so immediately could not be made use of by the inhabitants.
Bekasi city was located in Bekasi Karawang Groundwater Basin and in the 3 watershed (Bekasi Watershed, Sunter Watershed, and Cakung Watershed). The recharge rate of free groundwater in Bekasi Karwang Groundwater Basin is 47,0265 m3 /s. Dependable flow of Bekasi River is 9,16m3 /s, but with the existence of the addition of supplies from Jatiluhur through the West Tarum Cannal the debit that was relied on could reach 44,62 m3/s.
Based on projection calculation method, the potential for the surface water in the Bekasi City only could provide water up until 2012, but with the existence of the addition of supplies from the West Tarum Cannal the carrying capacity of Bekasi River could to 2023. The potential for the ground water still could not be in the Bekasi City known because of the nonexistence of the sufficient ground water data. However was connected with the use of the buit areas and un-built areas could be known by the potential size for the absorption of the ground water in the Bekasi City, that is of 1,4 m3/s.
The strategy to optimize the water resources carrying capacity in the Bekasi City to be able to be done by means of maintaining the un-built area in 30%, make individual and communal infiltration well, maximised the function and the PDAM role, as well as widened the PDAM service scope, and controlled pollution on the water body, integrated watershed management, obliged the housing developer to provide the processing installation of water to serve occupants in this housing, the industry was obliged to recycling their waste water to support the process and the other requirement. With the existence of steps this, then carrying capacity of water resources in the Bekasi City could not depend on West Tarum Cannal and from hidrologycal aspect, Bekasi City become a sustainable city."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T25447
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wezia Berkademi
"Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr) adalah jenis ikan endemik yang hidup dominan di Danau Singkarak, Sumatera Barat. Kegiatan penangkapan yang intensif dan tidak ramah lingkungan serta perubahan kualitas perairan danau menyebabkan terjadinya penurunan produsi dan ukuran ikan Bilih setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mutu perairan danau Singkarak, alat tangkap yang ramah lingkungan sesuai dengan ketentuan Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) serta pemahaman stakeholders yang terdiri dari nelayan, konsumen, pedagang, dan pengambil kebijakan terhadap sumber daya ikan Bilih.
Analisis ini dilakukan secara holistik dalam kerangka konsep Social-Ecological System. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai BOD, COD, total fosfat, dan TSS di perairan danau berada di atas baku mutu perairan Kelas II yang disyaratkan oleh Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Selain itu penggunaan alat tangkap yang tidak selektif menyebabkan 57,83% ikan Bilih yang tertangkap berada dalam kondisi belum matang gonad dan 42,19% berada pada kondisi sedang matang gonad. Sesuai dengan sembilan kriteria yang ditetapkan FAO melalui CCRF diketahui bahwa jaring langli dengan mata jaring besar dari ¾ inci sebagai alat tangkap ramah lingkungan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar stakeholders tidak memahami kondisi ikan Bilih dan sistem pemijahannya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan ikan Bilih secara holistik melalui pengaturan mata jaring yang digunakan nelayan yaitu besar dari ¾ inci dan pembatasan jumlah alat tangkap sesuai dengan kondisi lestari (MSY) serta koordinasi lintas sektor pemerintahan untuk meningkatkan mutu perairan Danau Singkarak. Pengaturan ini akan meningkatkan penerimaan nelayan optimal mencapai Rp 1.375.637.000 dalam jangka panjang.

Bilih fish (Mystacoleucus padangensis Blkr) is endemic fish species that live dominantly in Lake Singkarak, West Sumatra. The intensive activities and environmentally unfriendly fishing gear and changes in the water quality of the lake cause the declining Bilih fish production and decreased size of Bilih fish per year. This study is aimed at analyzing the quality of Lake Singkarak waters, environmentally friendly fishing gear in accordance with the provisions of the Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) and the understanding of stakeholders that consists of fishermen, consumers, merchants, and policy makers on Bilih fish resource.
This analysis is conducted holistically within the framework of the concept of Social-Ecological Systems. The results of research shows that the value of BOD, COD, total phosphate, and TSS in the lake waters is above the water quality standard Class II required by the Government Regulation Number 82 of 2001. In addition, the unselective use of fishing gear causes 57.83% of Bilih fish caught in immature gonads conditions and 42.19% at moderate mature gonad conditions. As per the criteria established by the FAO CCRF, it is known that langli net with size larger than ¾ inch is environmentally friendly fishing gear.
The results of the study also indicate that the majority of stakeholders do not understand the conditions and spawning system of Bilih fish. Therefore, it is necessary to manage Bilih fish in a holistic manner by setting the mesh used by the fishermen namely greater than ¾ inch and limiting the number of fishing gear in accordance with the maximum sustainable yield (MSY) and cross-sector coordination of government to increase the quality of the waters of Lake Singkarak. This setting will increase the optimal fishermen revenues up to IDR 1 .375.637.000 in the long term.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzan Abdurrahman Masykur
"Panas bumi berperan penting dalam mempengaruhi kualitas air permukaan dengan efek positif dan negatif. Ini menjadi sumber energi terbarukan yang efisien dalam menghasilkan listrik tanpa menghasilkan gas berbahaya. Namun, keberadaan panas bumi mempengaruhi kualitas air permukaan di suatu DAS. Penelitian ini difokuskan pada daerah panas bumi Gunung Salak yang memiliki aktivitas vulkanik dan tektonik. Parameter-parameter seperti daya hantar listrik (diukur dalam milisiemens/cm) digunakan untuk mengukur kandungan mineral dan senyawa terlarut dalam air. Total Dissolved Solids (TDS) yang diukur dalam ppt digunakan untuk mengkuantifikasi padatan terlarut, sedangkan tingkat keasaman air (pH) menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan air. Penelitian ini juga melibatkan pengumpulan data kuesioner untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Geothermal heat plays a significant role in influencing the quality of surface water, with both positive and negative effects. It serves as a renewable energy source, efficiently generating electricity without emitting harmful gases. However, the presence of geothermal heat affects the quality of surface water in a watershed. The study focuses on the geothermal region of Gunung Salak, characterized by volcanic and tectonic activities. Various parameters were used to measure surface water quality, such as electrical conductivity (measured in millisiemens/cm) indicating mineral and dissolved compound content. Total Dissolved Solids (TDS) measured in parts per thousand (ppt) quantify dissolved solids, while water acidity (pH) levels indicate its alkalinity. The research also involved questionnaire data collection to address research inquiries."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Mulia Primatama
"ABSTRAK
Krisis air bersih di daerah berair payau belakangan ini semakin
memprihatinkan terutama saat musim kemarau tiba. Mesin Reverse Osmosis (RO)
yang berfungsi untuk mengolah air tanah menjadi air bersih bagi penduduk daerah
berair payau juga sudah tidak berfungsi secara maksimal. Karena kebutuhan air
bersih yang dibutuhkan tidak tersedia, penduduk setempat terpaksa menggunakan
air tanah dari sumur mereka yang berasa asin (payau). Hal tersebut mendorong
pengembangan alat water purifier yang dapat mengatasi krisis air bersih di daerah
berair payau secara aplikatif. Alat ini memanfaatkan prinsip kerja filtrasi, adsorpsi,
dan desalinasi. Unit filtrasi menggunakan saringan micron, unit adsorpsi
menggunakan kombinasi adsorben zeolite dan karbon aktif, dan unit desalinasi
menggunakan metode capacitive deionization. Alat ini direncanakan akan berfungsi
dengan output 5 Liter. Kriteria yang akan ditinjau dalam mengetahui kinerja water
purifier adalah kualitas produk keluaran berupa konsentrasi TDS (mg/L),
konduktivitas (μS/cm), dan penurunan kadar garam (%). Variasi yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah jenis air payau yang memiliki konsentrasi TDS dan
konduktivitas berbeda, susunan ketinggian adsorben pada unit adsorpsi, dan
tegangan pada unit desalinasi. Unit desalinasi dengan capacitive deionization
bekerja optimum pada tegangan 2V dan jenuh pada waktu 15 menit. Penurunan
kadar garam maksimal dari unit desalinasi mencapai 13,4%. Energi yang
dibutuhkan sel CDI pada penelitian ini adalah 1,05 kWh/m3. Pada unit filtrasi dan
adsorpsi komposisi ketinggian adsorben paling baik adalah 40cm-40cm (karbon
aktif-zeolit) yang memiliki penurunan kadar garam 17,1%. Total penurunan kadar
garam pada alat water purifier ini adalah 30,4%.

ABSTRACT
Recently, clean water crisis in brackish water area is increasing, particularly during
the dry season. Water sources that have been used by residents is low. Reverse
Osmosis (RO), which serves to cultivate the soil water into clean water for the
inhabitants of brackish water area also was not functioning optimally. Because of
the need of clean water required are not available, local residents are forced to use
ground water from their wells that are salty (brackish). It encourages the
development of water purifier that can overcome the water crisis directly in the
brackish watery region. This water purifier utilizes the working principles of
filtration, adsorption, and desalination. Filtration unit uses a micro fiber filter,
adsorption units uses a combination between the zeolite adsorbent and activated
carbon, and the desalination unit used capacitive deionization as the method. This
tool is planned to be functioning with an output of 5 L. The criteria that will be
reviewed in knowing the water purifier's performance is the quality of the product
output of TDS concentrations (mg / L), conductivity (μS / cm), and decrease of salt
content (%). This research involves the variation of feed?s TDS concentration and
conductivity, the height combination of both adsorbents, and the applied voltage on
CDI cell. Desalination unit with capacitive deionization work optimally at a voltage
of 2V and saturated at 15 minutes. The maximum decrease of salt content at
desalination unit is 13.4%. The CDI cells required 1.05 kWh / m3 energy. On
filtration and adsorption unit, the best height combination of adsorbents is 40cm-
40cm (activated carbon-zeolite) that has a 17.1% reduction in salt levels. Total
decrease in salinity in the water purifier tool is 30.4%.
"
2016
S62662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yupiter Abdi Toto Negoro
"

Kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak terlepas dari menggunakan sumber daya air seperti rumah tangga, industry dan pertanian, kegiatan yang mengurangi ketersediaan air tanah dan menghasilkan limbah yang membuat penurunan kualitas air sungai, penelitian ini dilakukan di daerah tangkapan air uar kampus UI yang termasuk kawasan DAS CIliwung yang bertujuan untuk meningkatkan daya dukung sumber daya air dengan melakukan pendekatan tata kelola air dengan mempertimbangkan 3 aspek yaitu Place, People dan Policy. Place atau segi teknis dilakukan pendekatan dengan konsep WSUD (Water Sensitive Urban Drainage) dimana teknologi hijau yang dipakai yaitu bioretensi dan kontruksi lahan basah dengan simulasi ArcGIS, GitBola dan SWMM untuk simulasi peningkatan kualitas air dan penurunan volume limpasan air, People atau segi pemangku kepentingan dilakukan interview mendalam kepada pemangku kepentingan dan warga yang berada di kawasan tangkapan air untuk mengetahui respon terhadap rekomendasi teknologi hijau dan tanggapan pemangku kepentingan, Policy atau segi kebijakan dilakukan rekomendasi kebijakan yang tepat yang mengatur pengelolaan limbah cair maupun padat agar tidak mencemari badan air, untuk memperbaiki kondisi daerah tangkapan air (DTA) di sekitar UI, berdasarkan segi teknis usulan teknologi hijau, respon masyarakat atau pemangku kepentingan dan juga berdasarkan kebijakan atau peraturan-peraturan yang sudah ada mulai dari tingkat pusat hingga daerah.


The several things to fulfil human needs are water resources, like household, laundry, industry and agriculture, the activities  that reduce the availability of ground water and produce waste which makes the quality of river water decrease. This research was conducted in a catchment area outside University of Indonesia which is included in the Ciliwung watershed area which aims to increase the carrying capacity of water resources by carrying out a Water Governance approach by considering 3 aspects Place, People and Policy. The Place aspect or technical recommendations was an approach using the concept of WSUD (Water Sensitive Urban Drainage), the green infrastructure used are bioretention and constructed wetland by using ArcGIS, GitBola and SWMM for simulations of improving air quality and volume of runoff water reduction. The People aspect or stakeholders are conducted in-depth interviews or snow ball interview with stakeholders and residents in the catchment to find out responses to green technology recommendations and stakeholder responses. The policy aspect makes appropriate policy recommendations that regulate the management of liquid and solid waste so as not to pollute water bodies, to improve the condition of catchments around University of Indonesia, making policy recommendations based on the technical aspects of green technology proposals, community or stakeholder responses and also based on existing policies or regulations from the central to the regional level.

Keywords: People; Place; Policy; Water Governances; WSUD.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>