Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118920 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christ Hermawan
"ABSTRAK
Era globalisasi dunia dengan banyaknya peluang ekonomi yang tersedia akan
mendorong perusahaan-perusahaan untuk melakukan penetrasi pasar global dengan
tujuan untuk memanfaatkan peluang pasar tersebut. Ekspor sebagai salah satu mode of
entry merupakan cara yang banyak dilakukan perusahaan-perusahaan. terutama dalam
tahap awal dan proses internasionalisasi kanena mempunyai resiko yang lebih kecil
daripada mode of entry lainnya.
Parameter keberhasilan ekspor seperti pertumbuhan ekspor, intensitas ekspor
ternyata dapat diidentifikasi oleh karakteristik-karakteristik tertentu yang saling
berkontribusi dalam menentukan ukuran kesuksesan dari perusahaan-penisahaan tersebut,
antara lain yaitu karakterisrik perusahaan (ukuran/besar perusahaan, pengalaman ekspor,
keunggulan komparatif), ekspektasi manajerial dan ekspor (persepsi tingkat keuntungan.
resiko, biaya), karakteristik manajemen (umur, pendidikan, pengetahuan serta
komunikasi dalam bahasa asing) dan riset mengenai pasar inlernasional.
Dalam ruang lingkup pemasaran global yang dihadapi oleh perusahaan
perusahaan dalam melakukan aktivitas ekspor, maka keberhasilan ekspor yang dilakukan
oleh perusahaan ternyata juga dItentukan oleh variabel-variabel yang saling berkorelasi
dari segi manajemen yaitu ekspektasi manajerial serta karakteristik manajemen dan
perusahaan-perusahaan yang berorientasi ekspor yang terbukti dapat bertahan dalam
periode krísis ekonomi yang terjadi di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap perusahaan
perusahaan yang berorientasi ekspor mengenai faktor-faktor penentu keberhasilan ekspor
yang dipersepsikan dari faktor-faktor internal manajemen sehingga dapat dipersepsikan
strategi yang tepat dan akurat untuk mencapai keberhasilan ekspor. Sedangkan mengenai
faktor-faktor penentu keberhasilan ekspor tersebut, yang berkaitan dengan karakteristik
maupun ekspektasi manajemen tersebut diperoleh dan riset akademis sebehimnya dan
pengembangan teori dan praktek manajemen ekspor.
Bentuk penelitian yang digunakan adalah niset deskriptif. Sumber data adalah
data primer yang diperoleh dan survei dengan wawancara langsung dan data sekunder
diperoleh dan literatur-literatur. Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner
dengan metode stratified sampling dengan total response rate sejumlah 34 perusahaan
dengan 3 bidang usaha yaitu perusahaan garmen, sepatu dan farmasi.
Hal yang utama dalam kuesioner adalah pertanyaan-pertanyaan mengenai faktor
faktor penentu keberhasilan ekspor dengan menggunakan skala pengukuran dan I sampai
dengan 5, dimana skala 1 berarti sangat tidak berpengaruh dan skala 5 berarti sarigat
berpengaruh terhadap kesuksesan eksportir.
Analisa yang digunakan adalah dengan menggunakan tabulasi frekwensi, mean
dan top two boxes (jumlah responden yang menjawab ?berpengaruh? dan ?sangat
berpengaruh?) dan juga tabulasi silang, kemudian akan diadakan uji One-Way Anova.
Dari hasil analisa data, dapat diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
Faktor yang paling dirasakan/dipersepsikan sangat berpengaruh terhadap
kesuksesan daripada aktivitas ekspor adalah fakior Pemahaman dan Kefasihan
Manajemen Berbahasa Asing dan faktor Keahlian Manajernen Di Bidang Marketing,
dimana kedua faktor diatas mempunyai nilai mean yang sama yaitu 3.84, yang diikuti
oleh faktor Keahlian Manajemen Di Bidang Perencanaan (mean 3.78). Dilihat dari
analisa top two boxes maka diperoleh faktor Resiko £kspor Dibandingkan Dengan
Resiko Penjualan Domestik sebagai faktor yang paling berpengaruh terhadap
keberhasilan eksportir dengan hasil sebesar 65.6% responden. Diikuti oleb faktor
Pemahaman Dan Kefasihan Manajemen Berbahasa Asing dan faktor: Keahlian
Manajemen Di Bidang Marketing yang dii awab dengan persentase yang sama sebesar
59.4% responden.
Dari hasil analisa tabulasi silang antara perusahaan sukses ? kurang sukses
dengan faktor-faktor penentu kesuksesan eksportir, diperoleh bahwa dan karakteristik
demografi yang dimiliki oleh manajemen ternyata faktor Pemahaman dan Kefasihan
Manajemen Berbahasa Asing dan faktor Keahlian Di Bidang Marketing berkorelasi
Secara signifikan terhadap kesuksesan ekspor yaitu dengan mean yang sama sebesar 3.93.
Sedangkan dan ekspektasi manajemen mengenai ekspor, ternyata faktor Persepsi
Manajemen Mengenai Perubahan Marketing Mix Terhadap Kegiatan Ekspor lebih
berpengaruh terhadap kesuksesan ekspor.
Dari hasil uji One-Way Anova, terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
faktor Latar Belakang Pendidikan Manajemen, faktor Keuntungan Ekspor Dibandingkan
Dengan Keuntungan Penjualan Domestik, faktor Persepsi Manajemen Untuk Melayani
Permintaan Domestik, faktor Persepsi Manajemen Mengenai Kompetisi hiternasionaL
Yang Relatif Kuat dan faktor Persepsi Manajemen Mengenai Kendala dan Insentif
Finansial.
Sebagai saran dari penelitian ini maka dapat dianjurkan, pertama, memfokuskan
perhatian pada persyaratan dan pengembangan kualifikasi internal berupa -faktor
pengetahuan bahasa asing serta mengembangkan kemampuan pemasaran internasional
dengan pendekatan global yang didukung komitmen jangka panjang, fleksibiIitas praktek
ekspor serta membangun basis konsumen dengan persamaan persepsi komunikasi.
Kedua, manajemen harus dapat mengimplementasikan dan mengendailkan elemen
elemen bauran pemasaran dengan balk contohnya pengembangan saluran distrbusi yang
mendukung skedul pengiriman produk dan kebijaksanaan harga produk yang kompetitif.
Ketiga, perusahaan harus meningkatkan fokus pada peníngkatan kernampuan dan
keahlian manajerial dalam aktivitas pengumpulan informasi peLuang dan peta persaingan
di pasar global menuju identifikasi peluang secara cepat dan akurat karena faktor
kompetisi internasional yang re?atif kuat. Keempat, para manajer yang berkontribusi
dalam pasar ekspor hams memiliki persepsi yang wajar dan realistis mengenal insentif
ekspor dan finansial yang tersedia agar terjadi optimalisasi dalam impiernentasi strategi
ekspor yang berlandaskan pada kemampuan finansial internal.
"
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T2618
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krishna
"Dengan makin meningkatnya globalisasi akibat internasionalisasi lalu untas barang dan pasar dunia, maka bagi Indonesia terutama untuk menunjang ekspor non-migas dalam hal ini tekstil dan produk tekstil, tidak ada jalan lain bagi pemerintah untuk segera melakukan deregulasi yang menyeluruh disemua bagian dalam struktur industri dan birokrasi Indonesia. Karena dalam struktur perekonomian dunia saat ini yang Iebih bersifat tidak mengenal batas wilayah atau bangsa akibat kemajuan teknologi telekomunikasi dan transportasi. Lalu lintas perdagangan sangatlah dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi atau endorsment dalam negeri. Kerjasama dengan pemerintah, dalam hal ini untuk penyesuaian di sektor moneter supaya harga jual ekspor menjadi kompetitif (tentunya kualitas dan produknya mengikuti selera konsumen), akan sangat membantu perluasan pasar serta usaha peningkatan pangsa pasar produk Indonesia (khususnya tekstil dan produk tekstil) di pasar ekspor. Diharapkan pemerintah akan lebih meliberalisasi aturan main berbisnis dan investasi, deregulasi dan efisiensi birokrasi. Serta selalu mengadakan penyesuaian antara effective exchange rate export dengan effective exchange rare import secara terus menerus, sehingga produsen mendapatkan keuntungan atas perluasan pasar ke luar negeri dan tingkat penjualan yang ada sebelumnya dipasar domestik.
Pembentukan blok ekonomi, seperti NAFTA dan ME, juga akan mengakibatkan apa yang dikenal dengan istilah trade diversion, berupa peng alihan impor kepada negara sesama anggota NAFTA ataupun ME sendiri. Selain trade diversion juga akan terjadi investment diversion ( suatu gejala yang jarang dibahas dalam literatur ekonomi). yaitu dampak yang berupa pengalihan investasi dari Jepang ke NICs. ke negara seperti Meksiko. Gejala yang sudah mulai tampak adalah dalam bentuk pengurangan investasi NICs ke Indonesia dalam beberapa kwartal terakhir ini. Dan aturan rules of origin (sama sifatnya dengan aturan local content dalam industri otomotif indonesia), merupakan hambatan diskriminatif terhadap produk dan negara lain. Hanya produk-produk yang menggunakan komponen dan anggota NAFTA yang diberi keringanan bea masuk. Untuk itu, eksportir harus menjelaskan identifikasi dan pembagian biaya berdasarkan negara asal komponen (suatu proses yang sangat ruwet dan birokratis).
Padahal kecenderungan yang sekarang dominan dalam proses produksi, adalah gejala multi-sourcing dalam pasok komponen. Sehingga aturan rules of origin tersebut, merupakan diskriminasì tarif dan sekaligus hambatan birokratis terhadap komponen dan negara lain. Hambatan birokratis dan rule of origin Iebih besar dampaknya daripada diskriminasi tarif terhadap ekspor dan negara berkembang. Dilihat dari segi kepentingan Indonesia, aturan rule of origin sangat merugikan dan merupakan ancaman terhadap usaha Indonesia untuk meningkatkan ekspor non-migas. Departemen Perdagangan perlu memainkan peranan yang Iebih aktif, agar eksportir kita terlatih untuk menghadapi birokrasi dan rule of origin tersebut. Sedangkan trade diversion tersebut merugikan.
Indonesia, terutama untuk produk tekstil, sepatu barang kulit dan produk industri ringan lainnya. Padahal produk-produk tersebut sangat menyerap tenaga kerja dan merupakan ekspor andalan Indonesia- Jika Indonesia tidak siap, akan lebih banyak investasi bergerak ke Meksiko.
Untuk mencari peluang pasar ekspor bagi tekstil dapat dilakukan hubungan perdagangan dengan negara non kuota. serta bilateral trade yang saling menguntungkan untuk kedua belah pihak. Karena perdagangan multilateral, tidaklah selalu menggembirakan ditinjau dari segi keuntungan bagi Indonesia, terutama akibat terbentuknya blok-blok ekonomi dan perdagangan dinegara maju yang sudah pasti menerapkan preferensi khusus dan eksklusif bagi sesama anggota dan negara-negara afiliasi mereka.
Strategi lainnya dalam menghadapi timbulnya blok-blok ekonomi dan perdagangan, adalah berusaha untuk berada ditengah pasaran mereka dengan membuka usaha disitu. Bisa dalam bentuk sebuah kantor pemasaran atau kantor pemasaran plus desain atau kedua-duanya. Dengan kemampuan membangun pabrik disana atau jaringan distribusi sendiri. walaupun mahal dan bukan solusi terbaik, hal ini dapat dilakukan secara bersama antara dunia industri dengan pemerintah secara terpadu seperti Sogo Sosha Jepang aiau Indonesia Incor porated.
Pemerintah telah membangun kepercayaan atau keyakinan yang diperlukan dalam komitmen menerapkan strategi promosi ekspor dengan serius. Sehingga mendorong perusahaan untuk melakukan investasi yang besar. dan program-programnya diarahkan untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya dan strategi promosi ekspor tersebut.
Jadi secara mikro, perusahaan harus mampu melakukan efisiensi, mampu menyelidiki dan menganalisa tingkat kejenuhan pasar domestik. harus mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas dan disukai konsumen dengan harga yang kompetitif baik dipasar domestik atau dipasar ekspor.
Bila ketiga gajah ekonomi dunia ( Amerika Serikat, Eropa dan Jepang) tersebut bertengkar, maka pelanduk-pelanduk seperti Indonesia akan kena injak. Hanya pelanduk-pelanduk cerdik yang bisa menghindari dari injakan gajah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardi Bakhri
"Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, Mengakibatkan dampak besar yang masih berlanjut sampai tahun 2000. Perekonomian dan sektor industri masih beluim berkembang dengan balk. Salah satu industri penunjang, produk sol sepatu (outsoles), yang dibutuhkan industri sepatu mengalami hantaman krisis yang parah.
Sebagai perusahaan penunjang untuk sepatu dan sandal, rnaka industri ini akan terpengaruh sekali jika industri sepatu dan sandal menjadi anjlok. Sebagal perusahaan penunjang yang menerima permintaan langsung dari perusahaan industrl sepatu, jika penjualan sepatu berkurang maka permintaan sol sepatujuga turut berkurang.
Penelitian yang dilakukan pada sektor industri penunjang, yang tidak berkembang akhir-akhir ini, bertujuan untuk menganalisa hal-hal penting apa saja yang harus dllakukan baik secara mikro dalam perusahaan itu, maupun secara makro bagi pemerintah Indonesia dalam mengatasi kendala perdagangan di sektor industri penunjang ini. Dalam hal ini secara khusus diteliti industri sol sepatu yang merupakan bahan penunjang untuk sepatu maupun sandal.
P.T. Inti Bergas International (P.T. IBI) merupakan perusahaan industri yang memproduksi sol sepatu (outsoles). Perusahaan industri penunjang ini mempunyai peluang besar dalam perdagangan domestik maupun global, karena pengguna sepatu dan sandal adalah masyarakat dari tingkat bawah sampai atas.
Indonesia dengan populasi keempat terbesar di dunia merupakan konsumen besar yang mempergunakan sepatu atau sandal. Produk ini merupakan consumable goods yaitu barang yg habis terpakai dalam jangka waktu tertentu, sehingga konsumen perlu mengganti sepatu atau sandalnya. Dengan memproduksi consumable goods seharusnya penjualan tidak akan menurun, malah seharusnya meningkat karena jumlah pengguna makin Iama makin banyak. Namun daiam kenyataannya pada kasus P.T. Inti Bergas International (PT. IBI) yang mengalami kejayaan dengan penjualan sebesar 11 miliar rupiah pada tahun 1995, tetapi pada tahun 1998 merosot tajam dengan penurunan hampir 50% penjualan.
Keadaan penjualan yang berubah tajam ini terjadi sesudah Indonesia dilanda krisis ekonomi yang parah pada pertengahan tahun 1997. Beberapa faktor ekstemal yang dominan seperti keadaan ekonomi Indonesia yang anjiok akibat krisis dengan melonjaknya harga nilai tukar dollar Amerika terhadap Rupiah, masih berlarijut dengan keadaan pemerintah dan politik yang masih belum stabil, ambruknya sektor perbankan nasional, kekacauan yang timbul di daerah-daerah, dan penegakan hukum yang tidak konsisten.
Kendala lain yang juga mengakibatkan penurunan penjualan produk ini karena penurunan ekspor antara lain disebabkan oleh menurunnya permintaan akibat belum pulihnya beberapa negara di kawasan Asia, terutama Korea dan Jepang, karena knsis ekonomi yang juga berdampak pada negara-negara di kawasan lainnya. Selain itu, adanya masalah-masalah di dalarn negeri yang sering menghambat ekspor ini, antara lain adalah masalah pernbiayaan ekspor serta penunjangnya.
Kendala eksternal di atas yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan P.T. IBI Sebelum dan sesudah krisis ini yang akan dibahas dan dicari jalan keluar sehingga dapat disarankan kepada perusahaan ini dan perusahaan sejenis agar perusahaan dapat meraih keberhasilan kembali.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa industri penunjang ini mempunyai pangsa pasar yang terbatas, namun pembentukan jaringan pemasaran sangat menentukan keberhasilannya untuk menerobos pangsa pasar luar negeri. Untuk peningkatan pangsa pasar balk lokal maupun luar negeri maka kerja sama antara industri penunjang dengan industri Produk akhir harus terjalin erat dan saling menopang satu sama lain.
Dari sisi makro, pemerintah harus berupaya melakukan pembenahan sektor perbankan, karena sektor ini merupakan tulang punggung yang akan dapat mendorong kemajuan industri dalam negeri dan pertumbuhan ekspor untuk peningkatan devisa.
Pemerintah mendorong perbankan untuk melakukan restrukturisasi hutang perusahaan yang dilakukan secara adil dan jujur. Hal ini akan dapat mendorong kemajuan perusahaan agar terjadi peningkatan ekspor sehingga surplus perdagangan meningkat yang akan menambah devisa negara.
Kepercayaan luar negeri harus ditumbuhkan lagi, agar perputaran roda ekonomi berjaian mulus, dengan pelaksanaan supremasi hukum yang transparan dan konsisten. Supremasi hukum harus ditegakkan pemerintah dengan sungguh-sungguh, karena hal ini Merupakan salah satu keadaan yang membuat investor asing ragu untuk melakukan kontak dagang dengan Indonesia.
Keadaan ekonomi, politik, dan hukum di Indonesia sudah merupakan benang kusut yang harus diuraikan dengan sabar dan telaten. Untuk membenahi benang kusut ini harus dimulai dari ujung dan pangkalnya secara bersamaan. Jadi pembenahan ekonomi dan hukum harus dimulai dari atas dan bawah secara bersamaan. Untuk perbaikan ini dlbutuhkan manusia-manusia yang sadar akan keadaan negaranya dan mau berusaha memperbaiki keadaan untuk kesejahteraan bersama."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T1123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir
Jakarta: PPM, 2004
382 AMI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Wishnuwardani
"Dengan dibebaskannya masa kuota dalam perdagangan kopi Internasional, setiap negara produsen kopi diperbolehkan mengekspor sebanyak kemampuan produksi mereka. Terjadinya over supply akibat meningkatnya jumlah ekspor dari tiap negara produsen menyebabkan harga di pasar dunia jatuh, dan secara langsung menurunkan penerimaan devisa bagi negara produsen dan eksportirnya. Dalam menghadapi situasi perdagangan yang kurang menguntungkan ini, tiap eksportir perlu lebih memperhatikan strategi pemasarannya. Analisa dilakukan dengan SWOT Analysis, dan mengembangkan strategi bauran pernasaran berdasarkan posisi perusahaan dalam industri. PT PBAM mempunyai kekuatan internal yang tinggi, tetapi menghadapi ancaman eksternal yang tinggi juga. Strategi yang disarankan pada PT PBAM adalah disamping secara aktif memperhatikan masalah peningkatan mutu, juga melakukan pengembangan pasar ke Scandinavia dan Eropa Timur serta pengembangan produk untuk target pasar yang berbeda."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Hermansyah
"Menggunakan data sekunder dan jenis data tahunan periode tahun 1975 - 1991, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mcmpengaruhi volume ekspor minyak sawit mentah (CPO) Indonesia dengan me - ngambil kasus ekspor ke Belanda sebagai negara konsumen utama CPO Indonesia yang mengkonsumsi rata-rata 55 % dari total ekspor Indonesia periode 1975 - 1991. Dengan metode OLS dan model analisis Regresi ber - ganda serta bentuk fungsi dugaan pada model yang digunakan adalah model linear, hasil analisis menunjukkan bahwa volume ekspor minyak sawit Indonesia dipengaruhi oleh .
Pertama, produksi minyak sawit (CPO) Indonesia berpe - ngaruh positif sebesar 0,25. Hal ini menunjukkan keberhasilan Pemerintah dalam meningkatkan produksi minyak sawit melalui periuasan areal dan penggunaan bibit unggul yang dilakukan sejak tahun 1975. Kedua, harga CPO Indonesia berpengaruh sebesar 0,90. Hal ini menunjukkan I1arg sangat sensitif terhadap permintaankarena sebagai bahan baku industri, produk CPO adalah seragam dengan mutu/komposisi kandungan bahan yang sudah ditetapkan. Ketiga, harga minyak kedele di Belanda berpengaruh sebesar 0,05 terhadap volume ekspor CPO Indonesia. Keempat, harga minyak rape di pasar Belanda berpengaruh negatif sebesar 0,08. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan minyak sawit di Belanda adalah sebagai komplementer bagi minyak kedelei dan sebagai substitusi terhadap minyak rape.
Beberapa saran dari hasil penelitian ini adalah Pertama, perlu segera diambil langkah-langkah kearah jaminan suplai CPO Indonesia kenegara konsumen. Jaminan ml meliputi kesesuaian dalam pemenuhan terhadpap volume permintaan, tepat dalam waktu penerimaan barang dan kualitas produk terjaga sampai ketangan konsumen. Dengan cara ini diharapkan dapat terbentuk jaminan dalam pemasaran produkCPO Indonesia karena industri CPO dinegara konsumen akan merasa aman terhadap pengadaan bahan baku industrinya sehingga bersedia mengadakan kontrak pembelian jangka panjang. Kedua, produsen harus berusaha untuk meningkatkan efisiensi dalam biaya produksi sehingga harga produknya mampu bersaing dengan produk yang sama dari produsen negara lain. Ketiga, Ketiga, produsen CPO harus dapat mengantisipasi perubahan nilai mata uang negaramitra dagangnya terhadap US Dollar. Keempat, perlu diadakan pengembangan pasar melalui diversifikasi produk yaitu mengekspor minyak sawit yang telah diolah ( Processed Palm Oil/ PPO } sehingga dapat memasarkan produk PPO kienegara sedang berkembang yang pada umumnya tingkat pertumbuhan konsumsiminyak nabati dan lemaknya sedang tinggi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardyana Listyowati
"Perdagangan lada dunia saat ini dikuasai oleh 5 negara penghasil lada terbcsar
yaitu Vietnam, India, Indonesia, Brazil dan Malaysia* Sedangkan negara yang permintaan
ekspornya besar adalah Amerika Serikat, Belanda, Jennan, Jepang dan Singapura. Saat
ini lahan tanaman lada makin menurun walaupun potensi dari lada ilu sendiri relatif
bagus. Namun demikian, lada mcrupakan komoditi dari sektor pertan'n yang reiatif
dapat bertahan terhadap guncangan kenaikan harga bahan bakar yang saat ini tenga
melanda dunia, sehingga cukup dapat diandalkan sebagai komoditi potensial.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi dan elastisitas
faktor pendapatan nasional negara tujuan utama ekspor Iada Indonesia (Amerika Senkat,
Belanda, Jerman, Jepang dan Singapura), nilai tukar nominal dan'harga relatif serta posisi
relatif diantara kelima negara tujuan ekspor tersebut.
Model yang digunakan untuk estimasi dalam penelitian ini adalah adopsi dzi
penelitian Goldstein-Khan lentang Respon Penawaran dan Pennintaan ekspor terhadap
perubahan harga dengan Pendapatan nasional riil negara tujuan (GDP), nilai tukar
nominal(NER) dan harga relatif (PXWPI), dengan menggunakan pendckatan analisis data
panel.
Dalam analisis data panel, pemilihan model cstimasi yang efisien dilakukan
melalui uji spesitikasi F-test untuk mengetahui adanya efek individu, kemudian uji
I-Iausmann untuk menentukan Fixed Effect Model (FEM) atau Random Effect Model
(REM). Dalam penelitian ini temyata model yang efisien untuk analisis faktor faktor yang
mempengaruhi permintaan ekspor lada di 5 negara tujuan utama adalah Random Ejkc!
Model.
I-Iasil estimasi sccara keseluruhan menunjukkan bahwa variabel pendapatan riil
negara tujuan (GDP) berpengaruh secara signitikan positif terhadap permintaan ekspor
lada Indonesia, variabel nilai tukar nominal (NBR) berpengaruh sccara signitikan positif
terhadap pcrmintaan ekspor lada Indonesia dan variabel harga relatif (PXWPI)
berpengaruh secara signifikan negatif terhadap perrnintaan ekspor Iada Indonesia
Pendapatan riil (GDP) mitra dagang belpengaruh ncgatif sccara signifikan pada
tingkat kepercayaan 90% dan inelastis positiff terhadap permintaan ekspor lada
Indonesia. Hal ini sesuai dengan karakteristik lada Indonesia dengan indkasi geograiis yang dimiliki sehingga semakin meningkat pendapatan nasional riil negara tujuan utama
ekspor, maka [ada Indonesia makin diminati dan makin banyak permintaan ekspor dari
negara tujuan utama ekspor.
Variabel Harga Relatif {PXWWPl) signifnkan positif terhadap peunintaan ekspor
lada Indonesia dengan tingkat kepercayaan sebesar 99%. Hasil ini mcnjclaskan bahwa
apabila harga relatif komoditi meningkat, maka akan mendorong permintaan ekspor
meningkat pula, karena tidak ada komoditi pengganti (substitusi) untuk lada Indonesia
yag memiliki indikasi gcografis>
Variabel Nominal Exchange Rate (NBR) berpengaruh signifikan positif terhadap
permintaan ekspor lada Indonesia. Hal ini menujukkan bahwa apabila nilai tukar
meningkat maka harga akan murah sehingga lada Indonesia mempunyai daya saing
dinegara tujuan utama ekspor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T34212
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper is a report of a study on factors believed to be the major determinants on export Indonesia. It is
found that foreign direct investment, gross domestic product, exchange rate, are important in explanning the
rise and fall of Indonesia export using the error correction model . The macro economic data 1980 -2011
available from The Bank Indonesia (Central Bank of Indonesia), BPS (Central Statistic Agency) verify the
above presumption. The result of the study, that FDI, GDP and S(IDR/USD) has impact to Indonesia export
very significantly."
330 JUREKO 15:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Sulisiawati
"Fluktuasi ekspor hasil perikanan Indonesia tidak lepas dari pengaruh faktor-faktor yang ada dalam makroekonomi negara mitra dagang Indonesia, Amerika dan Jepang. oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi dan menganalisa variabel-variabel yang mempengaruhi peningkatan ekspor hasil perikanan Indonesia maupun peningkatan ekspor HS 030349 (tunas nes, froxen, livers and roes) ke Amerika dan Jepang. Dalam tahap awal dilakukan uji stasioner dengan Augmented Dicky-Fuller (ADF) terhadap semua variabel yang termasuk dalam satu persamaan. Pengujian ini merupakan keharusan bagi model yang menggunakan deret waktu (time series) karena data tersebut umumnya bersifat random walk atau non stasioner.
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekspor riel hasil perikanan Indonesia dapat dikatakan bahwa nilai tukar riel Indonesia dengan Jepang signifikan memperngaruhi niali ekspor riel hasil perikanan Indonesia ke Jepang dan inflasi yang terjadi di Amerika signifikan mempengaruhi nilai ekspor riel hasil perikanan Indonesia ke Amerika. Namun faktor-fator yang mempengaruhi nilai ekspor riel HS 030349 (tuna) Indonesia dapat dikatakan bahwa nilai tukar riel Indonesia dengan Amerika signifikan mempengaruhi nilai ekspor riel HS 030349 (tuna) Indonesia ke Amerika sedangkan pendapatan riel Amerika dan pendapatan riel Jepang signifikan mempengaruhi penurunan nilai ekspor riel HS 030349 (tuna) Indonesia bai ke Jepang maupun Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T27713
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Faradila
"Kawasan industri diyakini dapat mendukung perkembangan sektor industri dengan memberikan tingkat produktivitas yang lebih tinggi (Barbieri et al., 2012; Hashino and Otsuka, 2013; Santipolvut and Mali, 2015; Nazarczuk, 2017). Selain tingkat produktivitas, kawasan industri juga dapat mendorong aktivitas perdagangan internasional, terutama ekspor (Sabri et al., 2018). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kawasan industri dengan tingkat produktivitas dan kegiatan ekspor pada studi kasus perusahaan manufaktur di Indonesia.
Penelitian ini memperkenalkan penggunaan dari entropy balancing, salah satu teknik matching methods. Unit analis dari penelitian ini adalah level data perusahaan. Treatment (perlakuan) dari penelitian ini adalah ketika perusahaan berada di kawasan industri. Terdapat dua outcome variables yakni tingkat produktivitas dan aktivitas ekspor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berada di Kawasan Industri mendorong tingkat produktivitas, namun gagal untuk mempromosikan kegiatan ekspor. Karenanya, untuk mempromosikan ekspor, pemerintah dapat menginisiasi alternatif kebijakan orientasi ekspor lainnya.

Many believe the industrial estate could encourage industry sector by giving higher productivity level (Barbieri et al., 2012; Hashino and Otsuka, 2013; Santipolvut and Mali, 2015; Nazarczuk, 2017). Besides the productivity level, being the industrial estate could help the country to boost international trade activity, particularly export (Sabri et al., 2018). The paper contributes to the related study by examining the relationship between an industrial estate and both productivity level and export activity in the case of Indonesian Manufacturing Firms.
The paper introduces the practice of entropy balancing, one of matching methods. Unit of analysis of the paper is firm-level data. The treatment is when the firms being in the industrial estate. There are two outcome variables which are productivity level and export activity. The result found that being industrial estate improves firms productivity, yet it fails to promote export activity. Hence, to promote exports, the central authority should take some alternative export-oriented policies.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55258
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>