Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149958 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bayu Adhi Nugroho
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi dan menelusuri perilaku unik positif pada balita dengan pendekatan positive deviance di Kelurahan Pasir Putih Kecamatan Sawangan Kota Depok. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan metode penelitian cross sectional dan menggunakan data primer yang diambil pada bulan Mei 2011. Hasil penelitian ini menunjukkan 18,4% balita di Kelurahan Pasir Putih tergolong status gizi kurang dan 2,9% status gizi buruk. Ada hubungan yang signifikan antara perilaku kebersihan dengan status gizi balita (BB/U). Tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah anggota keluarga, kecukupan energi, kecukupan protein, frekuensi makan, frekuensi minum susu formula, variasi lauk, perlakuan ibu ketika anak berceloteh, perilaku pemeliharaan kesehatan dengan status gizi balita (BB/U).
Penelitian ini menemukan perilaku unik positif berupa melarang mengonsumsi makanan ringan kemasan non biskuit, memberikan makanan cemilan sehat, mempraktikkan frekuensi makan tiga kali sehari, rutin memeriksakan balita ke posyandu setiap bulan, memberikan vitamin jika anak sakit, membuat variasi makanan dengan memasukkan irisan sayur ke dalam telur dadar. Penulis menyarankan masyarakat, khususnya keluarga balita dengan status gizi kurang mencontoh perilaku unik positif tersebut sehingga dapat mengikuti keberhasilan menjaga kesehatan dan status gizi balita.

This research is aimed to find out factors that associated to nutritional status and identification unique positive of children under five years old at Pasir Putih village Sawangan district Depok 2011. This research is quantitative and qualitative research with cross sectional method and use primary data which collected in Mei 2011. The results of this research shows that 18,4% of children under five years old at Pasir Putih district is underweight and 2,9% severely underweight. There is significant relationship beetwen hygiene behaviour with nutritional status of children. There is no significant relationship between family size, energy adequacy, protein adequacy, frequency of meals, frequency of drinking milk, variations of dishes, mother`s treat when the child chattering, health behavior with nutritional status of children (BB / U).
This research found a positive unique behavior such as, prohibiting eating non biscuit packaging snacks, providing a healthy snack food, practice the frequency of eating three meals a day, routinely checked every month to posyandu, giving vitamins if child is sick, making a variety of foods by inserting a slice vegetables into scrambled eggs. The author suggests people follow that behaviours so that people especially with children undernutrition could follow the success in maintaining health and nutritional status."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Morika Septie
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
konsumsi mie instan pada balita di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan,
Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross
sectional. Berdasarkan hasil penelitian, paling banyak balita tergolong dalam
tingkat konsumsi tinggi (≥2-3x/minggu) yaitu 58,6%. Terdapat hubungan yang
bermakna antara umur, besar keluarga, dan jumlah anak dalam keluarga dengan
konsumsi mie instan pada balita, namun tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara jenis kelamin, pengeluaran perkapita, pembelanjaan makanan, pendidikan
ibu, dan pengetahuan gizi ibu dengan konsumsi mie instan pada balita. Balita
yang memiliki tingkat konsumsi mie instan tinggi lebih banyak berasal dari
keluarga miskin, memiliki ibu berpendidikan rendah dan berpengetahuan gizi
rendah. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan ibu balita untuk
membatasi pemberian mie instan pada usia balita dengan tidak banyak
memasukkan bumbu agar balita tidak terpapar garam dalam jumlah berlebih sejak
usia dini.

ABSTRACT
This study aimed to determine the factors associated with instant noodles
consumption in chidren under five at Pasir Putih Sub District, Sawangan District,
Depok 2011. This study is a quantitative research with cross sectional design.
Based on the results, most children under five (58,6%) is categorized to the high
consumption levels (≥ 2-3 times/week). There is a significant association between
age, family size, and number of children in families with instant noodle
consumption in children under five, but there is no significant relationship
between gender, per capita expenditure, spending on food, maternal education and
maternal nutritional knowledge with instant noodles consumption in children
under five. Children with high levels of instant noodles consumption more aged >
24 months, from poor families, having mother with low education and low
nutrition knowledge. Based on the results of the study, the author suggest the
mother to restrict the feeding of instant noodles for children under five in order to
not exposed to excessive amounts of salt from an early age."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Ketut Ayu Mirayanti
"Pola asuh pemenuhan nutrisi yang kurang efektif menyebabkan kurang gizi balita. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pola asuh pemenuhan nutrisi dalam keluarga dengan status gizi balita. Desain cross sectional digunakan pada 142 responden. Tidak ada hubungan yang bermakna teridentifikasi antara pola asuh pemenuhan nutrisi dalam keluarga (riwayat nutrisi saat hamil, pemberian ASI eksklusif, persiapan dan penyimpanan makanan, penerapan PHBS rumah tangga, cara komunikasi keluarga dengan balita, peran keluarga dalam pemenuhan nutrisi, nilai dan keyakinan keluarga terhadap pola nutrisi dan kemampuan keluarga untuk memilih makanan sehat) dengan status gizi balita. Namun, upaya pemberdayaan keluarga menjadi hal penting dalam penatalaksanaan kurang gizi balita.

Ineffective nutrition parenting in family may caused under-five year children malnourished. The study aimed to determine the correlation of parenting nutrition with nutritional status. A cross-sectional design applied to 142 samples. There were no significant associations identified between nutrition parenting (nutritional history during pregnancy, breastfeeding, food preparation and storage, households clean and healthy behavior, family communication, family roles of nutrition, family values and beliefs on nutrition patterns and the ability of families to choose healthy foods) with under-five year children nutritional status. However, family empowerment is an important way to manage nutritional problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31000
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Lusiani Anastasia
"ABSTRAK
Di Indonesia, prevalensi stunting pada balita masih cukup tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran, faktor-faktor yang berhubungan, faktor dominan, dan perilaku unik positif kejadian stunting pada balita. Faktor-faktor tersebut adalah jumlah anggota keluarga, keanekaragaman makanan, perilaku pemberian makan, perilaku pengasuhan anak, perilaku kebersihan, dan perilaku pemeliharaan kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif cross-sectional dan kualitatif yang dimulai dari bulan April hingga Juni 2014.
Terdapat 103 responden survei yang telah menyelesaikan pengisian dan wawancara kuesioner, serta pengukuran panjang atau tinggi badan balita. Selain itu terdapat 24 orang informan diskusi kelompok ibu, bapak, dan nenek, serta 5 keluarga balita yang dikunjungi rumahnya. Hasil penelitian survei kuantitatif menunjukkan bahwa proporsi kejadian stunting pada balita di Desa Babelan Kota yaitu sebesar 27.2% (kategori sedang) dan perilaku pengasuhan merupakan faktor dominan stunting. Hasil penelitian menyarankan agar balita dapat mengadopsi perilaku unik positif yang ditemukan yaitu, anak makan sendiri menggunakan sendok, mandi sehari 3 kali, menggunakan alas kaki saat keluar rumah, dan ibu menyuruh anak istirahat saat sakit.

ABSTRACT
In Indonesia, the prevalence of stunting in children under five is still quite high. The purpose of this study to describe factors associated, the dominant factor, and the positive unique behavior of stunting in children under five. These factors are the number of family members, the dietary diversity, feeding behavior, parenting behavior, hygiene and sanitation behavior, and health-seeking behavior.
This study uses cross-sectional quantitative research and qualitative starts from April to June 2014. There were 103 survey respondents who have completed filling questionnaires and interviews, as well as the length or height measurements of under five children. In addition there are 24 discussion group informants of mother, father, and grandmother, as well as 5 families of children whose home are visited. The results of the quantitative survey research shows that the proportion of the incidence of stunting in children under five in the village Babelan Kota is 27.2% (medium category) and parenting behavior is a dominant factor of stunting.
The results of the study suggest that children can adopt positive unique behaviors that was found, child use a spoon to feed themselves, bath 3 times a day, using the footwear when going out of the house, and the mother tells the child to rest whenever ill."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Ardiansyah
"ISPA menjadi salah satu penyebab kematian pada balita di dunia khususnya negara berkembang seperti di Indonesia. ISPA dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan rumah, perilaku hidup bersih dan sehat yang buruk. Tingginya mortalitas ISPA di Kota Depok pada balita menjadikannya perlu dilakukan penelitian terkait kondisi lingkungan rumah dan perilaku dengan kejadian ISPA pada balita di Kota Depok. Tujuannya untuk mengetahui hubungan faktor-faktor serta faktor apa yang paling dominan terkait kondisi lingkungan rumah dan perilaku yang berhubungan dengan kejadian ISPA. Penelitian ini berdesain croos sectional dengan populasi penelitian seluruh balita di Kota Depok. Sampel penelitian ini adalah balita berdomisili di Kecamatan Sawangan, Bojong Sari dan Cipayung. Teknik Sampling dalam penelitian ini adalah multistage sampling dengan jumlah 110 anak balita per kecamatannya secara acak. Total sampel 330 balita. Hasilnya variabel dengan nilai p <0,05 yaitu pencahayaan alami p=0,033 (OR=2,474, 95% CI 1,120-5,469), luas ventilasi p=0,005 (OR=2,987, 95% CI 1,804-4,946) dan memasak sambil menggendong anak p=0,002 (OR=2,459, 95% CI 1,426-4,240). Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada hubungan pencahayaan alami yang tidak masuk kedalam rumah, ukuran ventilasi <10% luas lantai dan kebiasaan memasak sambil menggendong anak dengan kejadian ISPA di Kota Depok tahun 2019. Luas ventilasi <10% luas lantai merupakan faktor dominan.

ARI is one of the leading causes of death in children in the world, especially developing countries like Indonesia. Factors causing ARI are a problem of the house environment, poor hygiene, and healthy behavior. Mortality rate of ARI in Depok is hight, specifically for cildren under-fives years old, requires research about house environment and behavior associated with ARI in children under five years old. This study aimed to determine the associated of the house environment and behavior with ARI and find the dominant factor. This study used cross-sectional design. The population were children under five years old in Depok. The sample were children under five years old at the Bojongsari, Cipayung, and Sawangan District. Sampling technique was multistage sampling with 110 children/district with a random system. The total sample was 330 children. Result is natural lighting p=0,003 (OR=2,474, 95% CI 1,120-5,469), ventilation area p=0,005 (OR=2,987, 95% CI 1,804-4,946), and cooking while holding the children p=0,002 (OR=2,459, 95% CI 1,426-4,240) have p value <0,05. The conclusion is natural lighting, ventilation size, and cooking while holding the children asociated with ARI in Depok 2019. Ventilation size is the dominant factor for the incidence of ARI in Depok."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T55337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumiati
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik penderita pneumonia balita dan faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia balita. Studi ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2014 di 1 Puskesmas kecamatan dan 5 Puskesmas kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Ciracas. Desain Studi yang digunakan adalah desain potong lintang (cross sectional).Jumlah sampel pada studi ini adalah 556 responden. Sampel diambil secara proportional stratified random sampling. Dari studi ini diketahui balita yang menderita pneumonia sebesar 152 balita (27,3%) dan yang tidak menderita pneumonia sebanyak 404 balita (72,7%).
Hasil analisis multivariat menunjukan terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia yaitu, ASI Eksklusif OR 3,630 (95% CI: 2,266-5,818), status gizi balita OR 2,126 (95% CI: 1,191-3,777), riwayat imunisasi campak OR 2,372 (95% CI: 1,326-4,245), pengetahuan ibu OR 2,126 (95% CI: 1,197-3,777), sosial ekonomi OR 1,948 (95% CI 1,216-3,121), dan polusi rumah tangga OR 2,466 (95% CI: 1,405-4,330). Upaya intervensi terhadap perbaikan status gizi balita, promosi ASI eksklusif, status imunisasi campak, polusi dalam rumah tangga, dan peningkatan pengetahuan ibu, mempunyai peranan yang penting bagi pencegahan penyakit pneumonia pada balita.

This study aims to reveal the characteristics of pneumonia on children under five years old and factors associated with the occurrence of pneumonia on children under five years old. This study was conducted from February to March 2014 in six public health centers (Puskesmas) Ciracas sub-district, Eastern Jakarta. Cross sectional design was used in this study with the sample size of 556 respondents (mothers of children). Sample was taken by proportional stratified random sampling method.
It was found that 27.3% among respondent`s children were diagnosed with pneumonia. Result of multivariate analysis showed that there are some factors associated with the occurrence of pneumonia on children under five years old including exclusive breast-feeding with OR 3.630 (95% CI: 2.266-5.818), nutrition status OR 2.126 (95% CI: 1.191-3.777), measles immunization OR 2.372 (95% CI: 1.326-4.245), mother`s knowledge OR 2.126 (95% CI: 1.197-3.777), socio-economy OR 1.948 (95% CI 1.216-3.121), and indoor pollution OR 2.466 (95% CI: 1.405-4.330). Intervention efforts such as enhancing children`s nutritional status, promotion of exclusive breast feeding, measles immunization, mother`s knowledge, socio-economy and indoor pollution play an important role in the prevention of pneumonia on children under five years old.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42325
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Sri Wardani
"Status gizi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kesakitan dan kematian. Balita termasuk dalam kelompok rentan atau rawan gizi. Banyak faktor yang mempengaruhi status gizi balita baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita di RW 06 Kelurahan Pancoran Mas Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Metode yang digunakan bersifat deskriptif sederhana dengan sampel berjumlah 93 balita. Instrumen penelitian berupa kuesioner. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara terstruktur kemudian dianalisa dengan rumus persentase dan proporsi.
Hasil penelitian menunjukan status gizi baik 79,6%, jenis kelamin perempuan 51,6%, berat badan lahir normal 91,4%, tidak memiliki riwayat diare 54,8%, memiliki riwayat ISPA 62,4%, yang diberikan kolostrum 54,8%, yang diberikan ASI eksklusif 55,9%, tingkat pendidikan ibu tinggi 50,5%, tingkat penghasilan keluarga perbulan tinggi 57%, tingkat pengetahuan ibu baik 72%, ibu tidak bekerja 83,9% dan jumlah anak 1-2 orang 75,3%. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah agar menggunakan desain deskriptif korelatif sehingga dapat mengidentifikasi determinan angka kejadian status gizi pada balita dari faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Nutritional status is a risk factor for morbidity and mortality. The children (0-5 years old) belonging to vulnerable groups or cartilage nutrition. Many factors influence the nutritional status of children, both directly and indirectly. This study aims to determine the factors that influence the nutritional status of children in the RW 06 Kelurahan Pancoran Mas Kecamatan Pancoran Mas Depok City. The method used is a simple descriptive with a sample of 93 children. Research instrument in the form of a questionnaire. Sample collecting procedures with a structured interview techniques were analyzed according to the formula percentages and proportions.
The results showed good nutritional status 79.6%, 51.6% female gender, normal birth weight 91.4%, had no history of diarrhea 54.8%, 62.4% had a history of ARI (Acute Respiratory Infection), which is given colostrum 54, 8%, which provided 55.9% exclusive breastfeeding, maternal education level 50.5% higher, the higher monthly family income is 57%, the level of knowledge of good mothers 72%, 83.9% mothers did not work and the number of children 1-2 people 75.3%. Recommendation for next research is using descriptive correlative design so as to identify the determinants of the incidence of nutritional status in children of the factors that influence it.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43277
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnul Hidayati
"Gizi kurang merupakan penyebab sepertiga kematian pada anak. Beberapa tahun terakhir karena meningkatnya harga pangan dan menurunnya pendapatan telah meningkatkan resiko kekurangan gizi terutama dikalangan anak-anak. Penyebab utama masalah gizi kurang adalah kurangnya asupan makanan atau anak menderita infeksi. Sedangkan penyebab tak langsung adalah ketersediaan pangan, pola asuh anak, pelayanan kesehatan, sanitasi dan air bersih. Pada tahun 2009 di Kecamatan Teluk Sampit prevalensi gizi kurus sebesar 21,6%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka kabupaten yaitu 14,6%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu, baduta dan keluarga dengan status gizi baduta (6-23 bulan) di Kecamatan Teluk Sampit, menggunakan metode penelitian non eksperimental dengan pengambilan data secara cross sectional. Pengambilan responden sebagai sampel secara simple random sampling.
Hasil analisis univariat menunjukkan baduta dengan status gizi normal 84%, kurus 14% dan sangat kurus 2%. Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pendidikan, pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga dengan status gizi baduta. Pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan di wilayah Kecamatan Teluk Sampit dengan mengembangkan sarana dan prasarana, meningkatkan pendapatan keluarga dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan, pelatihan manajemen usaha dan penyediaan lapangan kerja sehingga daya beli masyarakat terhadap pangan meningkat.

Undernutrition is an underlying cause of about one third child deaths. Over the past year, rising food prices coupled with falling incomes have increased the risk of malnutrition, especially among children. The general cause of the problem malnutrition in the children are lack of food intake and infection. The indirect cause are the availability of food, child care patterns, health services, sanitation and cleaning water. In the year 2009 prevalence of wasted children in Teluk Sampit was 21.6%, higher when compared to East Kotawaringin district that are 14.6%. This study is aimed to determine the relationship between characteristic of mother, child under two years, and families with a nutritional status of under two years children (6-23 months) in Teluk Sampit sub district. Using non-experimental design where data were collected cross sectionally. Respondents were taken using simple random sampling.
Result showed that children under two years with good nutrient were 84%, wasted were 14% and severely wasted were 2%. Bivariate analysis of the finding showed that there was significant correlation between education, family income and family size with nutritional status. This study suggests that community empowerment needs to be done in Teluk Sampit through developing facilities and infrastructure for increasing family incomes by enhanching, their knowledge and skills, income generating, training and provide employment to increase food purchasing power.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emy Rianti
"Pneumonia adalah infeksi akut jaringan paru-paru yang terjadi akibat menurunnya sistem imunitas tubuh dan biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas atas akut selama beberapa hari sampai dengan 14 hari. Sampai saat ini pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kematian pada bayi dan balita di Indonesia.
Dari data kunjungan rawat inap rumah sakit di kota Depok, kasus pneumonia menempati urutan ketiga pada balita yaitu sebesar 11,45% dan mempunyai kontribusi sebesar 7,78% penyebab kematian (urutan kelima). Sedangkan dari data kunjungan rawat jalan di Puskesmas Sawangan, prevalen pneumonia pada balita adalah sebesar 9,45%, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan kejadian pneumonia. Penilaian status gizi diukur berdasarkan indeks Tinggi Badan menurut umur dengan standar baku nasional di Indonesia (Keputusan Menkes RI No: 920/Menkes/SK/ VIII/2002). Variabel kovariat adalah jenis kelamin balita, umur balita, pemberian ASI eksklusif, status imunisasi, pemberian vitamin A dosis tinggi dan pendidikan ibu.
Desain penelitian menggunakan studi kasus kontrol. Kasus adalah balita umur 6 - 59 bulan yang datang berobat ke puskesmas dan dinyatakan menderita pneumonia oleh dokter dan atau petugas puskesmas terlatih, melalui peniiaian dan klasifikasi MTBS sejak Februari sampai dengan Juni 2006. Kontrol adalah semua balita yang dinyatakan tidak menderita pneumonia dan tidak menderita ISPA oleh petugas yang sama kemudian dilakukan SRS. Dengan menggunakan beberapa variabel penelitian terkait, dari hasil perhitungan rumus diperoleh besar sampel 120 dengan perbandingan kasus dan kontrol = 1 : 1, sehingga total sampei adalah 240. Data dipcroleh dari hasil wawancara, observasi dan pengukuran. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita setelah dikontrol oleh pemberian ASI secara eksklusif dan dapat disimpulkan bahwa balita dengan status gizi baik dan mendapat ASI secara eksklusif akan terlindungi sebesar 68% dari penyakit pneumonia dibandingkan dengan balita yang status gizi kurang dan tidak mendapat ASI eksklusif. Disarankan bahwa upaya untuk menurunkan angka kematian pada balita karena penyakit pneumonia adalah dimulai dengan menurunkan angka kesakitan pneumonia, salah satu cara menurunkan angka kesakitan adalah dengan menurunkan prevalensi gizi kurang dan meningkatkan cakupan pemberian ASI secara eksklusif."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21152
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Nur Maulida Salsabila
"Wasting merupakan kondisi malnutrisi akut yang dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik anak dan keluarga dengan kejadian wasting pada anak usia 6-24 bulan di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok tahun 2020. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kejadian wasting. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi karakteristik anak, karakteristik keluarga, pola asuh, konsumsi protein, dan riwayat diare. Data kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 6,8% anak usia 6-24 bulan mengalami wasting. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi telur dengan kejadian wasting pada anak usia 6-24 bulan [p-value = 0,022; OR = 5,903, 95%CI = (1,315 – 26,490)].

Wasting is an acute malnutrition condition that can lead to morbidity and mortality in children. The aim of this study was to determine the relationship between children and family characteristics with the incidence of wasting in children aged 6-24 months in Pasir Putih Village, Sawangan District, Depok City in 2020. This study used secondary data with a cross-sectional study design. The dependent variable in this study was the incidence of wasting. The independent variables in this study included children characteristics, family characteristics, feeding practices, protein consumption, and history of diarrhea. The data were then analyzed using univariate and bivariate analysis. The results of the study showed that 6,8% of children aged 6-24 months experienced wasting. The bivariate analysis results indicated a significant relationship between egg consumption and the occurrence of wasting in children aged 6-24 months [p-value = 0,022; OR = 5,903, 95%CI = (1,315 – 26,490)]."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>