Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69650 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jenny Simulja
"Seeking to offer a balanced perspective to gender inequality and the division of household labor among middle-class,
working married men and women in Japan and Indonesia, this paper examines the effects of individual-level
characteristics (relative income, working hours, gender ideology) as well as the country-level factors (e.g. GEM:
Gender Empowerment Measure) on the dynamics of housework distribution between spouses in both countries.
Statistical analyses show a number of significant correlations between these variables, among which gender ideology
seems to be of particular importance. Perhaps the most enlightening finding of all is that despite their lower GEM rank
compared to Japan, the Indonesian respondents have relatively egalitarian division of labor in their households. This
finding provides a new insight that GEM, which emphasizes the political economy aspects of a country, may not be
sufficient to capture gender disparities without considering other socio-cultural factors in the complexity of day-to-day
actual division of housework.
Makalah ini mengkaji dampak-dampak yang ditimbulkan oleh ciri-ciri pada level individu (jumlah pendapatan rata-rata,
jam kerja, pandangan tentang gender) dan juga faktor-faktor pada level negara (seperti GEM atau Ukuran
Pemberdayaan Gender) terhadap dinamika pembagian pekerjaan rumah tangga di antara suami dan istri di kedua
negara. Makalah ini bertujuan untuk menawarkan sudut pandang yang berimbang mengenai ketidaksetaraan gender dan
pembagian pekerjaan rumah tangga di antara laki-laki dan perempuan kelas menengah di Jepang dan Indonesia yang
telah menikah dan memiliki pekerjaan. Analisis statistik menunjukkan adanya sejumlah korelasi yang kuat di antara
variabel-variabel ini, dengan pandangan tentang gender sebagai variabel yang terlihat cukup signifikan. Temuan yang
mungkin paling mencerahkan adalah bahwa ternyata responden Indonesia menerapkan sistem pembagian kerja yang
lebih merata di dalam rumah tangga mereka, sekalipun menunjukkan skor GEM yang lebih rendah daripada orang
Jepang. Temuan ini membuka wawasan baru bahwa GEM, yang cenderung menekankan pada aspek-aspek politik dan
ekonomi suatu negara, mungkin kurang memadai untuk mengukur kesenjangan gender karena tidak memerhatikan
faktor-faktor sosial budaya lain yang terkandung di dalam kompleksitas pembagian pekerjaan rumah tangga sehari-hari."
University of Indonesia. Faculty of Humanities, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jenny Simulja
"Makalah ini mengkaji dampak-dampak yang ditimbulkan oleh ciri-ciri pada level individu (jumlah pendapatan rata-rata, jam kerja, pandangan tentang gender) dan juga faktor-faktor pada level negara (seperti GEM atau Ukuran Pemberdayaan Gender) terhadap dinamika pembagian pekerjaan rumah tangga di antara suami dan istri di kedua negara. Makalah ini bertujuan untuk menawarkan sudut pandang yang berimbang mengenai ketidaksetaraan gender dan pembagian pekerjaan rumah tangga di antara laki-laki dan perempuan kelas menengah di Jepang dan Indonesia yang telah menikah dan memiliki pekerjaan. Analisis statistik menunjukkan adanya sejumlah korelasi yang kuat di antara variabel-variabel ini, dengan pandangan tentang gender sebagai variabel yang terlihat cukup signifikan. Temuan yang mungkin paling mencerahkan adalah bahwa ternyata responden Indonesia menerapkan sistem pembagian kerja yang lebih merata di dalam rumah tangga mereka, sekalipun menunjukkan skor GEM yang lebih rendah daripada orang Jepang. Temuan ini membuka wawasan baru bahwa GEM, yang cenderung menekankan pada aspek-aspek politik dan ekonomi suatu negara, mungkin kurang memadai untuk mengukur kesenjangan gender karena tidak memerhatikan faktor-faktor sosial budaya lain yang terkandung di dalam kompleksitas pembagian pekerjaan rumah tangga sehari-hari.

Seeking to offer a balanced perspective to gender inequality and the division of household labor among middle-class, working married men and women in Japan and Indonesia, this paper examines the effects of individual-level characteristics (relative income, working hours, gender ideology) as well as the country-level factors (e.g. GEM: Gender Empowerment Measure) on the dynamics of housework distribution between spouses in both countries. Statistical analyses show a number of significant correlations between these variables, among which gender ideology seems to be of particular importance. Perhaps the most enlightening finding of all is that despite their lower GEM rank compared to Japan, the Indonesian respondents have relatively egalitarian division of labor in their households. This finding provides a new insight that GEM, which emphasizes the political economy aspects of a country, may not be sufficient to capture gender disparities without considering other socio-cultural factors in the complexity of day-to-day actual division of housework."
University of Indonesia. Faculty of Humanities, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"With the movement of capital, goods, and services, comes the movement of people as a driving force of globalization..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chikako Kanki
"Abstrak
This article aims to analyze the current situation concerning legal regulations prohibiting
unreasonable disparities in terms and conditions of employment (i.e. treatment) between
regular and non-regular employees. Article 20 of the Labor Contracts Act (LCA) has been
the key to those issues. The article prohibits unreasonable treatment of fixed-term employees,
taking into account three factors (content of duties, the extent of changes in the job content
and work locations, and other circumstances). However, there are multiple points for debate
regarding its interpretation, and judicial precedents have also been divided. Administrative
draft guidelines were issued in 2016 to clarify the interpretation, and in June 2018 the Supreme
Court issued its first judgment related to Article 20 of the LCA. In the same month, Article
20 of the LCA and Article 8 of the Part-time Workers Act (PWA) were integrated into Article
8 of the newly amended Part-time and Fixed-term Workers Act (PFWA). As a result, the
framework for identifying unreasonableness based on the nature and purpose of each aspect
of treatment has been established, but questions remain as to how to certify the nature and
purpose particularly of treatment with mixed nature. In this regard, the court decisions on the
substantial unreasonableness will be structurally unpredictable. Judgement of whether the
difference in treatment corresponds to the difference of job will be also difficult in the majority
of actual cases which involve differences in capabilities and experiences among employees.
Actually, the labor and management of each workplace could most properly carry out the
assessment of what is reasonable or unreasonable within the workplace. There is a need for
legal interpretations that contribute to fundamental remedies, such as encouraging non-regular
employees participation in fixing their own working conditions."
Tokyo: The Japan Institute for Labour Policy and Training, 2019
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kaneko, Motohisa
Tokyo: The Japan Institute for Labour Policy and Training, 2019
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harvarindo , 1999,
R 344.01 Ind p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hasballah M. Saad
Jakarta: Komnas Ham, 2005
306.361 HAS p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Herfy Rithuesa Hardiani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan struktur perilaku dan kinerja industri besar sedang dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia
Metode yang digunakan yaitu analisis kuantitatif deskriptif dan estimasi ekonometrika data panel. Analisis struktur perilaku dan kinerja industri dianalisis dengan data panel dengan hasil bahwa konsentrasi rasio empat perusahaan terbesar CR4 dan biaya input advertensi berpengaruh signifikan terhadap profit Kinerja industri juga dianalisis dengan data panel yang menunjukkan bahwa profit upah tenaga kerja riil teknologi dan output berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Koefisien variabel profit 0 05 teknologi 0 04 dan output 0 09 yang bermakna kenaikan satu persen porsi profit atau teknologi atau output akan meningkatkan jumlah penyerapan tenaga kerja sedangkan variabel upah tenaga kerja riil 0 27 yang bermakna jika terjadi kenaikan upah riil sebesar 1 juta maka akan tingkat penyerapan tenaga kerja akan turun.

The focus of this study aims to determine the development of the structure conduct and performance of large and medium industry are employment in Indonesia.
This study used quantitative descriptive methods and econometric of panel data. Analysis of the structure conduct and performance of large and medium industry were analyzed by profit approach with econometric model of the panel which shows that the concentration ratio of the four biggest companies CR4 and input cost advetise significantly influence the profit. Industry performance is also analyzed with panel data showing that profit real wages of labor technology and output have a significant effect on employment in Indonesia.
The coefficient of profit is 0 05 technology is 0 04 and output is 0 09 which indicate if increase 1 percent of the portion profit technology or output will increase the employment rate while the coefficient of wages 0 27 indicate increase 1 million of the portion real wages the employment rate will reduce.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hajati Hoesin
"Dalam rangka penyusunan skripsi ini, ada beberapa hal yang telah mendorong penulis untuk melakukan penelitian terhadap masa Jah-masalah yang dihadapi dalam rangka kegiatan pengerahan tenaga kerja Indonesia ke luar neger1, baik yang dirasakan oleh pengusaha pengerah tenaga kerja maupun tenaga kerja yang dikerahkan, yaitu 1) bahwa pengerahan tenaga kerja ke luar negeri sebagai salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan swasta untuk memperluas kesempatan kerja 2) bahwa pengusaha pengerah tenaga kerja yang melakukan kegiatan pengerahan tenaga kerja ke luar negeri, tidak dapat sepenuhnya membantu usaha pemerintah tersebut, dikarenakan kemungkinan akan dihadapi olehnya 3) bahwa tenaga kerja yang membutuhkan lapangan pekerjaan tidak semmanya dapat dikerahkan ke luar negeri 4) bahwa ternyata masalah-masalah yang terjadi dapat menghambat kegiatan pengerahan tenaga kerja ke luar negeri yang berarti menghambat usaha pemerintah dalam memperluas lapangan kerja, oleh karena itu melalui penelitian dan pengamatan, penulis berharap dapat mengetahui sebab-sebab tinbulnya masalah tersebut, agar dapat ditemukan dan diambil langkah untuk menanggulanginya. Dengan demkian usaha pengerahan tenaga kerja ke luar negeri benar-benar dapat berfungsi sebagai usaha untuk memberi kesempatan kerja bagi yang memerlukannya.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis telah mempelajari hukum perburuhan, khususnya mengenai pengerahan dan pendayagunaan tenaga kerja, hukum perjanjian, perlindungan sosial dan hukum perdata Internasional. Data-data yang diperoleh untuk penulisan ini didapat dari bahan-bahan kepustakaan dan penelitian lapangan. Dari penelitian lapangan memperlihatkan bahwa usaha pengerahan tenaga kerja ke luar negeri mengalami berbagai hambatan, oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran akan hak dan kewajiban para pihak yang terlibat dalam hubungan dengan tenaga kerja yang bekerja di luar negeri, serta kurangnya informasi dan pengetahuan tentang situasi, kondisi dan hukum yang berlaku di tempat tenaga kerja bekerja. Selain itu peraturan-peraturan yang ada belum memberikan kepastian dan jaminan perlinndungan hukum yang cukup. Dengan demikian untuk peningkatannya diperlukan kesadaran dari semua pihak serta peran pemerintah."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>