Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136492 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Argunadi Kardjono
"ABSTRAK
Penelitian ini ingin melihat seberapa besar peranan teknologi dalam proses produksi. faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan teknologi serta menentukan alternatif pilihan pengembangan teknologi agar ketahanan nasional meningkat. Untuk keperluan tersebut diambil kasus industri kategori International Standard Industrial Classifìcation atau ISIC-381 di Indonesia antara tahun 1987- 1997. Pada kurun waktu tersebut terlihat adanya peningkatan output industri ISIC- 381 kecuali pada tahun 1997. Penurunan tersebut diikuti penurunan modal capital dan tenaga kerja (labour).
Fungsi produksi yang dipakai sebagai alat analisis ialah fungsi produksi Cobb-Douglas dengan pendekatan ekonometri. Secara teoritis, Cobb-Douglas mengemukakan dua faktor produksi yaitu kapital dan tenaga kerja. Sumbangan teknologi dalam proses produksi dianggap residual dan fungsi produksi Cobb-Douglas Q = A Ka Ll-a . Fungsi produksi di atas diubah dalam hentuk logaritma natural. sehingga ubungan antara variabel output industri (Y). modal (K). dan tenaga kerja (Le) dapat dinyatakan dalam model persamaan regresi linier berganda In? = -1,065 ÷ 1,075 Iii K ÷ 0.035 In L.
Pengujian pada tingkat kepercayaan 95% (a=5%) menunjukkan bahwa variabel modal dan tenaga kerja secara simultan dapat menjelaskan 99,3% variasi output industri. Apabila variabel di luar kapital dan tenaga kerja diasumsikan sebagai variabel teknologi. maka terlihat bahwa peranan teknologi dalam industri kategori ISIC-38 1 sangat kecil yaitu sebesar 0,7%. Secara statistik diduga bahwa hal ini terjadi akibat auto-korelasi antara ketiga variabel. Temuan ini dapat dijelaskan mengingat memang terdapat kesulitan memisahkan faktor teknologi dan faktor tenaga kerja atau modal (piranti keras atau piranti lunak. kecuali tanah).
Dengan menggunakan modifikasi fungsi produksi Cobb-Douglas sebagai penduga. maka selama kurun waktu penelitian pengaruh teknologi dalam industri ISIC 381 (TA) dapat diukur dengan menentukan selisih (residu) antara penduga output dengan realisasi output (? - Y). Selanjutnya akan diteliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan teknologi tersebut.
Dalam penelitian ini perubahan teknologi (TA) dielaskan dengan empat variabel yaitu pendapatan nasional (GDP) jumlah perusahaan sejenis (N). Investasi asing (FS), dan tingkat pendidikan (EL). Hubungan variabel-variabel tersebut dinyatakan dalam persamaan regresi ganda. yakni TA = 73,00952 + 0,0(100451 C1)P + 0.00037 N + 0.005044 F?S - 0.00231 EL.
Pengujian sampai tingkat kepercayaan 95% (a=5%) memperlihaikan bahwa variabel yang signifikan untuk menjelaskan perubahan teknologi adalah (JDP (r.3 93%). Variabel modal asing, jumlah perusahaan, dan tingkat pendidikan tidak signifikan. Variabel pendidikan justru negatif terhadap perubahan teknologi. Koefisien negatif ini dapat dijelaskan dan kenyataan bahwa lebih banyak sarjana (S1, S2, atau S3) yang bekerja pada industri ISIC-318 umumnya bekerja tidak pada bidang teknik rekayasan pengolahan logam, tetapi lebih banyak bekerja pada bidang manajerial.
Mengingat persamaan regresi berganda di atas tidak memadai. maka variabel jumIah perusahaan (N) dan tingkat pendidikan (EL) dikeluarkan dan model, sehingga didapat model baru yaitu TÂ= 88,665 + 0,0000396 GDP + 0,004202 FS. Uji statistik pada x = 5% memperlìhatkan bahwa variabel GDP dan FS signifikan dan mampu menjelaskan peruhahan teknologi (TA) sampai 99,99%. Dengan demikian dapat dipercaya bahwa pertumbuhan ekonomi (PDB) dan modal asing (FS) sangat mempengaruhi perubahan teknologi industri ISIC-381 pada tahun 1987-1997.
Dari sudut pandang ketahanan nasional pengembangan teknologi industri ISlC?381 perlu dikembangkan, untuk memenuhi kebutuhan nyata rakyat dalam jumlah yang besar. Industri yang menyangkut kepentingan rakyat banyak dapat di kategorikan sebagai industri strategis. Di waktu mendatang prioritas Pengembangan teknologi haruslah berorientasi pada kebutuhan nyata rakyat banyak. seperti paku, kawat, besi belon, engsel, panci, dan logam olahan Iainnya. lnilah hakekat ketahanan nasional yang perIu diimplementasikan pada pembangunan teknologi."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T3822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lalu Muhamad Iqbal
"Keterlibatan Indonesia di Timor Timur secara de facto berlangsung sejak tahun 1974 hingga tahun 1999. Namun demikian, periode tersebut bukanlah periode dengan pola kebijakan dan pengambilan kebijakan luar negeri yang konsisten serta teratur. Sekurangnya terdapat lima periode panting dalam kebijakan luar negeri Indonesia terhadap masalah Timor Timur yang memperlihatkan iregularitas serta inkonsistensi dalam pola pengambilan kebijakan serta kebijakan yang dihasilkannya. Periode tersebut adalah periode tahun 1974-1983, 1983-1989, 1989-1991, 1991-1997 serta 1997- 1999. lregularitas yang terjadi pada tiap periode tersebutlah yang menjadi concern dari penelitian ini.
Penelitian ini berusaha untuk mencari jawaban mengenai faktor apakah yang secara dominan mempengaruhi iregularitas tersebut. Diajukannya military industrial complex sebagai unit eksplanasi untuk menjawab pertanyaan tersebut, terutama didasari pertimbangan bahwa belum ada peneliti Iainnya yang melihat persoalan Timor Timur dari sudut tersebut, disamping karena military industrial complex menjanjikan sebuah jawaban yang lebih komprehensif, yang banyak melibatkan story behind the story, bagi persoalan tersebut.
Eksplanasi di dalam penelitian ini diiakukan dengan mengajukan tiga pertanyaan dasar yaitu "siapa(kah)" yang termasuk dalam unsur military
industrial complex, "apa(kah)" kepentingan dari unsur-unsurnya tersebut, dan dengan cara "bagaimana(kah)" unsur-unsur tersebut mempengaruhi proses pembuatan kebijakan luar negeri indonesia dalam masalah Timor Timur?
Sumber yang digunakan dalam peneiitian ini adalah sumber-sumber primer, yaitu wawancara langsung dengan tokoh-tokoh dari berbagai kelompok yang terlibat dalam masalah Timor Timur serta menyaksikan langsung berbagai konstalasi politik yang terjadi di Timor Timur terutama selama periode Juli sampai dengan September 1999, sebeium hingga setelah pelaksanaan jajak pendapat. Sementara itu sumber-sumber sekunder diperoleh dari berbagai buku, majalah, jurnal, dan koran. Untuk menjaga aktualita data, penulis juga banyak menggunakan data-data dari berbagai situs intemet terutama yang berkaitan arm transfer baik kualitas maupun kuantitasnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udsi Siska Widirianti
"Setelah kekalahan Jepang Perang Dunia II, pembangunan Jepang dibidang militer dihentikan dan dipaksa oleh Amerika Serikat untuk fokus hanya pada pertahanan diri. Namun awal abad ke-21, perubahan situasi keamanan dan politik di wilayah seperti China dan Korea Utara telah mendorong Jepang untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan armada militernya. Dalam meningkatkan kapabilitas militer, Jepang melihat Indonesia sebagai negara militer terbesar di Asia Tenggara kemudian mengadakan kerjasama dalam bidang militer. Di bidang pertahanan, Jepang telah menjadi salah satu mitra Indonesia dalam pembangunan kapabilitas pertahanan dan peningkatan profesionalitas prajurit TNI. Indonesia dan Jepang juga mengembangkan kerjasama pendidikan, antara lain pertukaran perwira untuk mengikuti pendidikan pengembangan, pendidikan dan latihan (diklat), pertukaran kunjungan pejabat tinggi pertahanan dan militer Jepang dan Indonesia. Penelitian ini membahas mengenai hubungan Jepang dan Indonesia dalam bidang militer. Jepang dalam ekspansi militernya melihat perkembangan Cina dan Korea Utara khususnya ketegangan di wilayah Laut Cina Selatan. Jepang juga melihat potensi yang dimiliki oleh negara-negara Asia Tenggara khususnya Indonesia yang diyakini oleh pihak Jepang sebagai salah satu negara yang akan berperan besar menjaga keamanan wilayah Asia Tenggara yang juga penting bagi banyak negara maju dari seluruh dunia.

After Japan's defeat of World War II, the Japanese development of military field stopped and forced by the United States to focus solely on selfdefense. But the early 21st century, conversion of the security and political situation in China and North Korea have been encouraging Japan to improve its military and fleet capacity and capability. By enhancing military capability, Japan saw Indonesia as the largest army in Southeast Asia and entered into military cooperation of Japan-Indonesia later. Japan Self-Defense forces (JSDF) has been developing a global partnership for development of Indonesian defense capabilities and professionalization of Indonesian national armed forces, furthermore, conducting other field cooperations such as military personnel exchange, education and training, military-to-military cooperation and exercises, disaster response, and exchange of visits between high-ranking military officers. This research discusses the military relationship of Japan and Indonesia in the military field. Japan's military expansion saw the development of China and North Korea especially the tension in South China Sea Region. Japan also saw the potential possessed by Southeast Asian countries particularly Indonesia, which is believed by the Japanese as one of the Southeast Asian countries that played a major role that was able to maintaining Southeast Asia security.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inka Christie Ningsih
"Tesis ini membahas mengenai reaksi Tiongkok sebagai tanggapan dari peningkatan militer yang dilakukan oleh A.S melalui kebijakan Pivot A.S ke Asia-Pasifik yang dimulai sejak akhir tahun 2011 sampai dengan 2014. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan Tiongkok memberi reaksi dengan menyediakan public goods dalam bidang ekonomi, militer, dan politik kepada negara-negara di kawasan Asia. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendekati dan mempererat hubungan Tiongkok dengan negara-negara di Asia khususnya kawasan Asia Tenggara, agar dapat mempertahankan posisi dan kepentingan di kawasan.

This thesis focuses on China’s response to U.S Pivot to Asia and the Pacific which began at the end of 2011 until 2014. It is a qualitative research using study literature method. The finding shows that China reacts by providing public goods in economy, military, and political areas to Asian countries. It is done in order to approach and deepen China’s relations with Asian region countries, particularly Southeast Asia, to preserve its position and interests in the region.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Defense transformation as the next phase of military reformation has placed the military technology adoption factor as the main determinant to develop Indonesian defense forces. The process of military technology adoption is needed so that Indonesia is able to conduct military technology revolution in order to significantly enhance the components of national defense. TO be able to perform the leap toward the targeted military technology revolution, Indonesia should develop an independent defense industry by forming national aviation consortium and maritime and defense industry consortium."
JPUPI 2:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Samarinda : Balai Riset dan Standardisasi Industri, {s.a.}
338 JRTI
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
R. Tri Hasmoro
"Kajian investasi adalah kegiatan analisa untuk menilai manfaat dan biaya dari suatu investasi, dan dapat dijadikan justifikasi investasi. Penilaian investasi yang tradisional menggunakan pendekatan finansial dimana manfaat dan biaya yang ada dikuantifikasi dalam sejumlah nilai uang dan kemudian dibandingkan besar nilainya. Hal inilah yang dilakukan pada metode penilaian investasi dengan NPV, dan ROI. ROV (Real Option Valuation) adalah sebuah alternatif penilaian investasi secara finansial. Berangkat dari filosofi yang sama dengan financial option, ROV memiliki keunggulan dalam menangani fleksibilitas, resiko dan volatilitas yang mungkin terjadi dari sebuah investasi. Dengan demikian ROV dinilai lebih mampu menghargai sebuah investasi yang memiliki karakteristik tersebut. Pada proyek akhir ini ROV diterapkan untuk menilai investasi push e-mail di PT. Rekind (Rekayasa Industri ).
Hasil yang diperoleh dalam proyek akhir ini menunjukkan bukti dari klaim tersebut di atas. Penghitungan NPV dengan ROV menghasilkan nilai lebih besar daripada NPV biasa, yaitu Rp.169.782.000,- melawan Rp.161.350.000,-. Selisih dari kedua angka tersebut diperoleh dari kemampuan ROV dalam menangani resiko dan fleksibilitas.

Investment study is an analytical activity for assessing benefits and expenses of an investment and can be justification for it. The traditional method of investment study uses financial valuation approach where benefits and expenses are quantified into currency value and then compared. This thing is done in investment valuation using NPV and ROI. ROV (Real Option Valuation) is an alternative financial approach in investment valuation. Coming from the same phylosophy of financial option, ROV has an advantage in managing flexibility, risk, and volatility that probably occur in an investment. Thus, ROV might capture more value from investments that have those characteristics rather than traditional method. In this final project, ROV applied to valuate push e-mail investment in PT. Rekind (Rekayasa Industri).
The result obtained in this final project has shown the proof of the claim mentioned above. The NPV calculation with ROV yielded bigger value than of the traditional NPV, which is Rp.169.782.000,- against Rp.161.350.000,-. The margin of the two figures came up from the ability of ROV in managing the risk and flexibility.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boston: Harvard Business Scholl Press, 1992
600 BEY
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
A.J. Wismono Wignjowinoto
"Pendahuluan
Untuk membatasi pokok pembahasan dan untuk mendapatkan acuan yang jelas dalam pembahasan, terlebih dahulu akan dijelaskan pengertian ungkapan bahan-bahan strategis dari judul tesis. Bahan-bahan strategis adalah bagian dari sumber daya alam yang jumlah cadangannya terbatas, namun sangat dibutuhkan untuk kepentingan negara dan bangsa sebagai sarana pembangunan Nasional. Bahan-bahan strategis semakin menipis jumlah cadangannya karena diskeploitasi sehingga akhirnya akan menjadi bahan kritis bagi suatu negara. Setiap negara mempunyai bahan strategis yang berlainan, tergantung dari macam bahan yang diperlukan untuk pembangunan dan ada tidaknya serta jumlah cadangan bahan tersebut.
Sumberdaya alam pada hakekatnya dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu sumberdaya.alam hayati seperti pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan, mempunyai sifat dapat diperbaharui ("renewable"); dan sumberdaya alam non-hayati seperti air, energi non-air, mineral, yang mempunyai sifat tidak dapat diperbaharui ("non renewable") kecuali air. Sumberdaya alam non-hayati mempunyai peranan penting dalam pembangunan Nasional dan jumlah cadangannya terbatas karena "non renewable", maka sumberdaya alam tersebut merupakan bahan-banan strategis. Sumberdaya alam non-hayati menghasilkan bahan-bahan mineral dan bahan-bahan energi.
Bahan-bahan mineral dan energi merupakan bahan dasar untuk kehidupan suatu masyarakat modern yang berpangkal pada pertumbuhan industri sebagai komponen penting dalam produksi masyarakat. Dalam proses industrialisasi bahan-bahan mineral dan energi mempunyai peranan sangat penting, khususnya bijih besi, batubara dan minyakbumi untuk pembuatan besi baja. Industri besi baja adalah industri hulu yang diharapkan mampu menyuplai bahan baku bagi industri mesin dan aneka industri sehingga untuk kebutuhan bahan baku besi baja tidak tergantung dari luar negeri. Karena itu bahan-bahan mineral dan energi yang sifatnya "non renewable" tersebut dipandang dari negara yang sedang membangun seperti Indonesia, merupakan bahan-bahan strategis.
Bahan mineral adalah segala substansi atau benda mati yang terkandung dalam bumi dan yang dapat digali. Bahan mineral meliputi mineral logam ("metals"), mineral bukan logam, dan mineral energi. Mineral logam terdiri atas logam murni (yang ferrous seperti besi, mangan, nikel, kobalt dan yang non ferrous seperti emas, perak, platina), logam dasar sifatnya non ferrous (tembaga, timah, sang, timbal), dan logam ringan bersifat non ferrous (aluminium, magnesium, titanium). Mineral bukan logam disebut juga bahan galian industri ("industrial minerals") bermanfaat untuk bahan-bahan bangunan (batukapur, kaolin), dan untuk bahan baku industri."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1988
T9662A
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Indonesia telah memilih pembangunan industri untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan industri menyebabkan dampak negatif yaitu pencemaran dan kerusakan lingkungan. Permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah sampai seberapa jauh sertifikasi ISO 14.001 diperlukan bagi pembangunan Industri di Indonesia. "
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, {s.a}
600 JTI
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>