Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116845 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan menjelang
pemilihan gubernur tahun 2013 khususnya dalam aspek kesopanan berbahasa dan bagaimana hubungan antara budaya
tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang secara universal diikuti. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan pragmatik. Data dalam penelitian ini ialah data tertulis,
yakni tuturan para calon gubernur Sulawesi Selatan yang diambil dari media cetak terbesar di Sulawesi Selatan, yakni
Harian Fajar dan Tribun Timur selama 4 bulan, yaitu bulan April, Mei, Juni, dan Juli. Data yang berupa tuturan para
politisi dikaji berdasarkan maksim-maksim yang secara universal diikuti untuk menunjukkan kesopanan berbahasa
terhadap lawan tuturnya. Dalam melakukan pemaknaan, peneliti juga memperhatikan konteks tutur budaya masyarakat
Sulawesi Selatan. Maksim-maksim yang digunakan adalah maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim
penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan, dan maksim simpati. Penelitian ini menemukan bahwa
tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa cenderung mengikuti
maksim penghargaan, tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang melanggar maksim kesopanan berbahasa
cenderung mengikuti maksim kesederhanaan. Berdasarkan berbagai tuturan yang dianalisis, dapat dilihat bahwa tuturan
calon gubernur Sulawesi Selatan cenderung sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa. Beberapa tuturan yang
diinterpretasikan dengan konteks budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan memperlihatkan bahwa terdapat kesesuaian
antara budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang peneliti gunakan.
The research looks into the Governor Candidate of South Sulawesi’s representation of speech acts leading up to the
governor’s election in 2013, in particular into politeness and the relation between cultural speech acts in South Sulawesi
society and universal politeness maxim. The research is qualitative with pragmatic approach. This research uses written
data from the utterances of the South Sulawesi’s incumbent Governors printed in the biggest mass media in South
Sulawesi—Harian Fajar and Tribun Timur—for 4 months, in April, May, June, and July. The data, in the form of
utterances produced by the politicians, are analyzed based on maxims that are universally used to show politeness
towards their addresses. In analyzing meanings, researchers also consider the cultural context in which speech acts
occured in South Sulawesi society. The maxim involved tact maxim, generosity maxim, approbation maxim, modesty
maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. The research finds that the utterances by the incumbent Governors of
South Sulawesi conform to politeness maxim in accordance with approbation maxim, while the utterances by the
governor candidate of South Sulawesi that violate the politeness maxim tend to adhere to modesty maxim. Utterances
that are analyzed show that the utterances produced by the governor candidate of South Sulawesi are more likely to
conform to politeness maxim. Several utterances that are interpreted within South Sulawesi cultural context of speech
acts show that there is appropriateness between cultural speech act in South Sulawesi society and maxim of politeness
used in this research."
Universitas Negeri Makassar. Lembaga Penelitian, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan menjelang pemilihan gubernur tahun 2013 khususnya dalam aspek kesopanan berbahasa dan bagaimana hubungan antara budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang secara universal diikuti. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan pragmatik. Data dalam penelitian ini ialah data tertulis, yakni tuturan para calon gubernur Sulawesi Selatan yang diambil dari media cetak terbesar di Sulawesi Selatan, yakni Harian Fajar dan Tribun Timur selama 4 bulan, yaitu bulan April, Mei, Juni, dan Juli. Data yang berupa tuturan para politisi dikaji berdasarkan maksim-maksim yang secara universal diikuti untuk menunjukkan kesopanan berbahasa terhadap lawan tuturnya. Dalam melakukan pemaknaan, peneliti juga memperhatikan konteks tutur budaya masyarakat Sulawesi Selatan. Maksim-maksim yang digunakan adalah maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim pemufakatan, dan maksim simpati. Penelitian ini menemukan bahwa tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa cenderung mengikuti maksim penghargaan, tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan yang melanggar maksim kesopanan berbahasa cenderung mengikuti maksim kesederhanaan. Berdasarkan berbagai tuturan yang dianalisis, dapat dilihat bahwa tuturan calon gubernur Sulawesi Selatan cenderung sesuai dengan maksim kesopanan berbahasa. Beberapa tuturan yang diinterpretasikan dengan konteks budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan memperlihatkan bahwa terdapat kesesuaian antara budaya tutur masyarakat Sulawesi Selatan dengan maksim kesopanan berbahasa yang peneliti gunakan.

The research looks into the Governor Candidate of South Sulawesi?s representation of speech acts leading up to the governor?s election in 2013, in particular into politeness and the relation between cultural speech acts in South Sulawesi society and universal politeness maxim. The research is qualitative with pragmatic approach. This research uses written data from the utterances of the South Sulawesi?s incumbent Governors printed in the biggest mass media in South Sulawesi?Harian Fajar and Tribun Timur?for 4 months, in April, May, June, and July. The data, in the form of utterances produced by the politicians, are analyzed based on maxims that are universally used to show politeness towards their addresses. In analyzing meanings, researchers also consider the cultural context in which speech acts occured in South Sulawesi society. The maxim involved tact maxim, generosity maxim, approbation maxim, modesty maxim, agreement maxim, and sympathy maxim. The research finds that the utterances by the incumbent Governors of South Sulawesi conform to politeness maxim in accordance with approbation maxim, while the utterances by the governor candidate of South Sulawesi that violate the politeness maxim tend to adhere to modesty maxim. Utterances that are analyzed show that the utterances produced by the governor candidate of South Sulawesi are more likely to conform to politeness maxim. Several utterances that are interpreted within South Sulawesi cultural context of speech acts show that there is appropriateness between cultural speech act in South Sulawesi society and maxim of politeness used in this research."
Universitas Negeri Makassar. Lembaga Penelitian, 2012
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Satria Darmalaksana
"Debat Pilkada DKI Jakarta 2017 merupakan wadah bagi para pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) untuk mengukur kompetensi dan kelayakannya sebagai orang nomor 1 dan 2 di Provinsi DKI Jakarta. Untuk mendapatkan perhatian, dukungan, dan kepercayaan warga DKI Jakarta, para pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur melakukan hal yang disebut tindak tutur performatif dalam menyampaikan gagasan dan programnya ketika beradu pendapat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis dan maksud tindak tutur performatif yang digunakan para pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur. Data penelitian ini adalah seluruh tuturan para pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur pada segmen empat, lima, dan enam dalam debat perdana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat tindak tutur performatif dalam Debat Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan jenis asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi dengan maksud memosisikan penutur dalam kebenaran, memengaruhi mitra tutur untuk melakukan sesuatu, menunjukkan komitmen penutur pada masa mendatang, mengutarakan sikap perasaan penutur, dan mengetahui penyebutan suatu hal.

Jakarta Gubernatorial Election debate 2017 was a stage for governors candidates and vice governors candidates to show their competence and expediency as the number 1 and 2 in DKI Jakarta. To get interest, support, and trust from DKI Jakartas citizens, the candidates did acts in deliver their ideas and programs. This acts are called performative utterance. The purpose of the research is to identify kind and meaning of the performative utterance that the candidates used. The research data are the candidates utterance from segment four, five, and six of first Jakarta Gubernatorial Election debate. The research output are performative utterance in Jakarta Gubernatorial Election debate 2017, with kind assertive, directive, commisive, expressive, and declarative, with meaning to place the speaker as the truth, to influence audience to do something, to show speakers commitment in the future, to explain speakers sentiments attitude, and to know matters mentioning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusup Irawan
Jayapura: Kibas Cenderawasih, 2018
JIKK 15:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Saifudin
"Tesis ini membahas tindak tutur terima kasih dalam hubungannya dengan kesopanan dan faktor sosial budaya masyarakat Jepang. Tujuan penelitian ini adalah membuat identifikasi, klasifikasi, dan memberikan faktor sosial budaya dan kesopanan berbahasa dalam tindak tutur terima kasih. Penelitian ini menggunakan sumber data berupa skenario drama televisi berjudul beautiful life karya Kitagawa Erika. Dengan menggunakan paradigma kualitatif permasalahan tindak tutur terima kasih dibahas melalui kajian pragmatik dengan tujuan untuk mengungkapkan faktor-faktor sosial budaya yang melatarbelakangi pengungkapan tindak tutur terima kasih. Untuk dapat mengungkapkan faktor-faktor tersebut digunakan konsep sosiologi Nakane Chie, konsep perilaku budaya Takla Sugiyama Lebra, dan konsep kesopanan Ide Sachiko dan Okamoto Shigeko.
Hasil penelitian yang berupa analisis deskriptif menyimpulkan bahwa tindak tutur terima kasih adalah tindak tutur penutur yang ditujukan sebagai konsekuensi atas manfaat atau kebaikan yang ia peroleh dan sebagai bentuk penghargaan, empati, atau rasa hutang budi kepada petutur, di samping sebagai ekspresi rasa syukur dan rasa senang di pihak penutur. Pengungkapan tindak tutur terima kasih sangat bergantung pada faktor situasi tuturan. Faktor lain yang berpengaruh adalah faktor peserta tutur dan struktur objek terima kasih. Faktor situasi dan peserta tutur berpengaruh pada ragam kesopanan dan faktor struktur objek terima kasih berpengaruh pada pilihan jenis tindak tutur terima kasih. Adapun aspek-aspek sosial budaya Jepang yang dominan berpengaruh pada situasi tuturan adalah pembedaan uchi/soto-mono dan pembedaan jouge-kankei (hubungan tinggi rendah status sosial)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15217
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adami Chazawi
Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2005
345 ADA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adami Chazawi
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007
345 ADA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adami Chazawi
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007
345 ADA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Dewina S.
"Penelitian mengenai Tindak Tutur, Fungsi Bahasa, dan Alih Kode pada ujaran penyiar radio siaran berbahasa Inggris. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui tindak tutur dan fungsi bahasa apa yang dominan mendorong dilakukannya alih kode dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia oleh penyiar. Setiap ujaran penyiar dianalisis menurut tindak tutur dan fungsi bahasanya kemudian dilihat tindak tutur dan fungsi bahasa apa yang dominan dimiliki oleh ujaran penyiar ketika alih kode dilakukan.
Hipotesis dari penelitian ini ialah bahwa alih kode dilakukan pada fungsi bahasa dan tindak tutur yang bertujuan untuk membuat percakapan lebih akrab dan lebih personal. Pengumpulan data dilakukan dengan merekam di atas pita kaset radio acara siaran percakapan penyiar dengan pendengar yang menelepon ke radio tersebut. Acara ini menggunakan bahasa Inggris dan hanya ada beberapa stasiun radio swasta yang menyelenggarakan acara seperti ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S14224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Alifa Rania
"Iklan merupakan salah satu bentuk strategi pemasaran yang menarik untuk diteliti, terutama dari segi penulisan dan penggunaan bahasa agar penyampaiannya lebih menarik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam brosur iklan. Korpus data yang digunakan untuk penelitian ini adalah brosur milik IKEA Jerman edisi Schlafzimmer (kamar tidur) terbitan tahun 2021 yang diperoleh secara daring melalui situs resmi IKEA (https://www.ikea.com/de/de). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan didukung dengan metode penelitian kuantitatif dan analisis deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori tindak tutur milik John Searle (1983) untuk mengidentifikasi bentuk dan fungsi tindak tutur ilokusi. Hasil penelitian menunjukkan adanya penemuan empat bentuk tindak tutur ilokusi, yaitu asertif, direktif, komisif, dan ekspresif. Kemudian ditemukan juga delapan fungsi dari bentuk tindak tutur ilokusi, yaitu menyatakan, mengklaim, memerintah, menasihati, merekomendasi, menjanjikan, menawarkan, dan berterima kasih.

Advertising is a form of marketing strategy that has been considered an interesting object to study, especially from the way it is written and its use of language. This study aims to identify the forms and functions of illocutionary speech acts found in an advertising brochure. The data corpus chosen for this study is IKEA Germany’s Schlafzimmer online brochure, published in 2021. The brochure is procured through IKEA’s official website (https://www.ikea.com/de/de). This study uses qualitative approach and is supported by quantitative method as well as descriptive analysis method. This study uses John Searle’s (1983) speech act theory to identify the forms and functions of illocutionary speech acts. Results show there are four forms of illocutionary speech act found in the data corpus, namely assertive, directive, commissive, and expressive. Eight types of functions of illocutionary speech are also found, namely stating, claiming, ordering, advising, recommending, offering, and thanking."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>