Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoyon Mulyana
"ABSTRAK
Solar Water Heater inerupakan suatu produk yang relatif masih
baru di Indonesia, seakan pula dengan anjuran pemerintah tentang
penggunaan energi alternatif, maka Solar Water Heater merupakan
pilihan yang cukup menarik untuk dikembangkan oleh perusahaan di
Indonesia. Disamping makin terbatasnya energi fosil yang semakin
lama semakin sulit karena tidak terbarukan, matahari merupakan
sumber energi yang cukup melimpah di Indonesia. Satu hal yang
sangat menguntungkan Indonesia karena secara geografis terletak
di negara Equator, dimana hampir sepanjang tahun matahari bersi
nar dan memancarkan energinya.
Bisnis Solar Water Heater di Indonesia dimulai pada tahun
1984 yang dipelopori oleh salah satu perusahaan yang mengageni
salah satu produk dan Australia dimana sampai pada tahun 1992
perusahaan yang bergerak dalam bidang ini sudah mencapai ± 6
perusahaan. Kebanyakan dan perusahaan yang ada merupakan agen
dan produk terkenal dan luar negeri. Namun akhir-akhir ini
telah ada pula yang mulai melaksanakan pembuatan produknya di
dalam negeri.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang memasuki bisnis
Solar Water Heater ini menyebabkan iklim usaha semakin kompeti
tif. Kondisi persaingan semakin ketat menempatkan posisi pemasa
ran sebagai hal yang mendapat perhatian dan perusahaan Solar
Water Heater.
Karya akhir ini merupakan suatu studi mengenai strategi
pemasaran bisnis Solar Water Heater di Indonesia yang dilaksana
kan melalui studi kasus pada PT Sinar Surya, Tujuan studi ini
antara lain adalah untuk memperoleh gambaran umum usaha Solar
Water Heater di Indonesia, mempelajari strategi pemasaran yang
diterapkan oleh PT Sinar Surya, mengetahui kekuatan dan kelemahan
perusahaan serta mengetahui peluang dan ancaman dan tingkat
persaingan yang dihadapi. Pada akhirnya diharapkan dapat diformu
lasikan strategi pemasaran yang dapat diterapkan oleh PT Sinar
Surya.
Guna mencapai tujuan diatas, pembahasan yang dilakukan
meliputi Analisis Internal, untuk mengetahui kekuatan dan kelema
han perusahaan, Analisis Eksternal untuk mengetahui peluang dan
ancaman yang mungkin timbul serta Analisis Bisnis Fortofolio
dengan pendekatan Analisis BCG. Adapun metodologi penelitian yang
digunakan merupakan analisa data primer dan data sekunder yang
kami peroleh dan perusahaan PT Sinar Surya ditambah pula dengan
data statistik serta data pendukung lainnya.
PT Sinar Surya meinulai bisnis Solar Water Heater pada tahun
1988. Dasar PT Sinar Surya memilih bisnis ini adalah karena
penggunaan energi alternatif diluar minyak dan gas bumi merupakan
suatu upaya yang menjanjikan untuk jangka panjang. Karena energi
yang berasal dan fosil suatu saat akan ada habisnya dan akan
semakin langka. Disamping Indonesia merupakan negara tropis yang
memiliki energi matahari yang melimpah.
Adapun misi perusahaan PT sinar surya, adalah sebagai berikut :
?Terkemuka dalam bidang usahanya, tumbuh dan berkembang
berkesinambungan sebagai perusahaan yang sehat dengan meme
nuhi harapan dan kepuasan pelanggan serta berperan aktif
sebagai pelaku pembangunan melalui produk konversi energi
dengan pelayan mutu yang ditingkatkan terus menerus dengan
teknologi dan inovasi secara profesional?
Meskipun cakupan misinya yang cukup luas, yang menyangkut
masalah konversi energi namun pida tahap sekarang konsentrasi
bisnis lebih diarahkan pada produk Solar Water heater.
Sejalan dengan misi tersebut PT Sinar Surya telah berupaya
untuk membangun citra yang baik dihadapan konsumennya. Dari hasil
analisis internal perusahaan menunjukan bahwa PT Sinar Surya
mempunyai kekuatan yang cukup tinggi dalam hal kemampuan produk
si, kemampuan rekayasa dan keuangan yang telah dibuktikan oleh
hasil yang cukup baik pada masing-masing fungsi tersebut. Namun
dalam hal strategi pemasaran masih banyak kelemahan diantaranya
saluran distribusi yang masih terbatas, disamping citra produk
yang masih belum terbentuk karena konsumen lebih mengenal Sola-
hart sebagai produk pemanas air tenaga matahari.
Hasil analisis lingkungan eksternal menunjukan bahwa kondisi
ekonomi akan lebih membaik di tahun 1993 yang membawa dampak pada
meningkatnya pembangunan perumahan, baik rumah sederhana, menen
gah maupun rumah mewah. Kondisi ini memberikan peluang pasar
Solar Water Heater yang meningkat. Disamping itu dari analisis
data statistik dapat pula disimpulkan bahwa potensi pasar Solar
Water Heater dan rumah lama yang belum mempunyai pemanas air
masih sangat tinggi. Secara total potensi pasar Solar Water
Heater tahun 1993 baik dan pembangunan rumah baru maupun dan
rumah lama menunjukkan angka 42.778 unit, suatu angka yang sangat
potensial untuk digarap. Sementara itu dan data demografi menun
jukkan pula bahwa meningkatnya jumlah para eksekutif muda akan
menambah pasar potensial Solar Water Heater dimasa yang akan
datang.
Dari hasil analisis industri menunjukan bahwa hambatan
pendatang baru tidak terlalu besar karena kebutuhan investasi
yang relatif kecil dan skala ekonomi yang rendah sehingga memung
kinkan perusahaan dengan skala yang kecilpun sudah dapat mengem
bangkan bisnis Solar Water Heater. Namun hambatannya terletak
pada pengelolaan jaringan distribusinya.
Dalam Lingkungan Operasional PT. Sinar Surya menghadapi
persaingan yang sangat tajam dan Solahart yang merupakan pesaing
utama yang telah ada. Solahart telah melakukan pula strategi
multi branding dengan membawa merk lain dengan jaringan distri
busi yang berbeda. Didalam persaingan ini kelompok Solahart tetap
menguasai pangsa pasar terbesar dengan perolehan sebesar 44,5 %
sedangkan PT Sinar Surya menempati posisi kedua sebesar 28,8 %
dan Posisi ketiga dipegang oleh Solar Edward dengan perolehan
sebesar 13,3 %, sisanya terbagi atas merk-merk lainnya.
Dari Analisis Fortofolio dengan menggunakan pendekatan
Analisis BCG menghasilkan posisi PT Sinar Surya berada pada sel
question mark, tetapi dalam perjalanannya posisi tersebut sejak
tahun 1990 mulai bergeser dan question mark menuju kearah Star.
Posisi ini telah menempatkan PT ?inar Surya sebagai market cha
langer dan yang berhadapan langsung dengan pesaing utamanya yaitu
Solahart. Dan evaluasi pilihan strategi dengan pendekatan grand
strategy selection matrix Pierce & Robinson, diperoleh kesimpulan
bahwa PT Sinar Surya dapat menerapkafl strategi market develop
ment.
Sebagai kesimpulan terakhir yang diperoleh dan studi ini.
adalah bahwa untuk mendukung tujuan utama pemasarannya yaitu
meningkatkan pangsa pasar pada pasar yang sedang tumbuh, maka
strategi utama yang dilaksanakan adalah market development, yaitu
memasarkan produk yang ada kepada pelanggan baru dengan menambah
saluran distribusinya dengan implikasi bauran pemasaran sebagai
berikut :
1. Produk yang dipasarkan adalah sama seperti yang telah dipa
sarkan pada tahun-tahun sebelumnya, yaitu ; type T 150 LX
dan T 300 LX dengan diberikan sedikit sentuhan perbedaan
pada kualitas dan atributnya sehingga terdiferensiasi.
2. Harga jual tetap dipertahankan pada harga lama, hal ini
dapat dilakukan karena skala ekonomi yang semakin membaik
sehingga harga pokok tidak akan naik. Dengan demikian seli
sih harga jual dengan Solahart akan semakin jauh.
3. Prornosi ditingkatkan pada media cetak dan elektronik yang
mempunyai scope Nasional.
4. Adanya penambahan saluran distribusi untuk kota-kota besar
dipropinsi lainnya dengan prioritas diutarnakan pada kota
dengan potensi pasar yang besar, diantaranya ; Ujung Pan
dang, Manado, Pontianak, dan Banjarmasin.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
"Penggunaan Pemanas Air Tenaga Surya (Solar Water Hater - SWH) akan terus tumbuh dan berkembang karena merupakan produk terbarukan yang ramah lingkungan. Perusahaan distribusi pemanas air dituntut mampu mengembangkan strategi mencapai keunggulan bersaing, menjaga pertumbuhan dan meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi Pasar dan Adaptabilitas terhadap Lingkungan dengan mediasi Keunggulan Bersaing terhadap Kinerja Perusahaan Distribusi Pemanas Air Tenaga Surya di Indonesia. Metode penelitian menggunakan diskriptif kuantitatif. Teknik mengumpulkan data dengan penyebaran kuesioner kepada perusahaan distribusi (distributor/dealer). Teknik analisa data memakai software statistik Structural Equation Model (SEM) dan dioperasikan melalui program Analysis Moment of Structure (AMOS). Hasil penelitian menunjukkan: Orientasi Pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing, Inovasi Pasar berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Keunggulan Bersaing, kemampuan Adaptabilitas Lingkungan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keunggulan Bersaing, dan Keunggulan Bersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Perusahaan.

The use of Solar Water Hater (SWH) will continue to grow and develop because it is an environmentally friendly renewable product. Water heater distribution companies are required to be able to develop strategies to achieve competitive advantage, maintain growth and improve company performance. This study aims to determine the effect of market orientation, market innovation and adaptability to the environment by mediating competitive advantage on the performance of solar water heater distribution companies in Indonesia. The research method uses descriptive quantitative. The technique of collecting data is by distributing questionnaires to distribution companies (distributors / dealers). The data analysis technique uses statistical software Structural Equation Model (SEM) and is operated through the Moment of Structure Analysis (AMOS) program. The results showed: Market Orientation has a positive and significant effect on Competitive Advantage, Market Innovation has a positive but not significant effect on Competitive Advantage, the ability of Environmental Adaptability has a positive and significant effect on Competitive Advantage, and Competitive Advantage has a positive and significant effect on Company Performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Shelina Adjani
"Indonesia secara geografis dilalui garis khatulistiwa, sehingga Indonesia menjadi negara yang menerima sinar matahari secara kontinu dan merata. Setidaknya sebanyak 60% panas dari sinar matahari memasuki bangunan gedung melalui atap. Kondisi tersebut menyebabkan ketidaknyamanan penghuni, peningkatan cooling load, dan peningkatan emisi karbon yang dihasilkan oleh bangunan. Konservasi energi termal dari sinar matahari dapat dijadikan solusi tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Energi termal yang berhasil dikonservasi dapat dialokasikan untuk aplikasi pemanasan tepat guna, seperti solar water heater. Penelitian ini menggunakan Closed Loop Pulsating Heat Pipe (CLPHP) sebagai heat exchanger pada sistem solar water heater. Closed Loop Pulsating Heat Pipe (CLPHP)  akan menyerap panas yang diterima atap bangunan. Fluida kerja di dalam Closed Loop Pulsating Heat Pipe (CLPHP)  akan bergerak ke bagian condenser dengan bantuan gaya gravitasi, dan memindahkan jumlah panas tersebut untuk memanaskan air. Eksperimen ini akan menggunakan fluida kerja De-Ionized (DI) Water. Filling ratio dengan variasi 40%, 50%, 60%, 70%, dan 80% menjadi variabel eksperimen. Eksperimen dilaksanakan dengan representasi iradiasi matahari sebesar 1.322 W/m2 sebagai heat input. Hasil eksperimen menunjukan bahwa filling ratio 50% menunjukkan hasil paling optimum dengan nilai resistansi termal (0,35 °C/W), waktu start-up sistem (11,43 menit), dan perolehan suhu akhir air di dalam tangki condenser (41,65 °C).

Indonesia is located near the equator line, making it a country that receives abundant and continuous sunlight. At least 60% of the heat from sunlight enters the building through the roof. These conditions cause occupant discomfort, increased cooling loads, and increased carbon emissions produced by buildings. Conservation of thermal energy from sunlight can be the right solution to overcome these problems. The conserved thermal energy can be allocated for appropriate heating applications, such as solar water heaters. This research will use Closed Loop Pulsating Heat Pipe as the heat exchanger of the system. Closed Loop Pulsating Heat Pipe will absorb the thermal energy from the solar irradiance, and with the help of working fluid and gravitational force the heat will be transferred from evaporator to condenser section to complete the heating process of water. The working fluid used in this experiment is De-Ionized (DI) Water. Filling ratio with variations of 40%, 50%, 60%, 70%, and 80% will be used as variables to obtain the optimum design of the solar water heater system with CLPHP, using representative optimum solar irradiance in Depok, at 1.322 W/m2  as the heat input. The experimental results show that the filling ratio of 50% shows the most optimum results with the lowest thermal resistance value (0.35 °C/W), the fastest system start-up time (11.43 minutes), and the highest final water temperature gain in the condenser tank (41.65 °C)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lunde, Peter J
Canada: John Wiley & Sons, Inc, 1980
697.78 LUN s (1);697.78 LUN s (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Halim Hamid
"PT-X Metal Industry sebaga perusahaan anak dari PT XX Group (holding company) adalah salah Satu perusahaan yang berkecimpung di bidang industri baja konstruksi, dengan spesiaisasi pembentukan baja corrugated yang berlapis bahan anti karat. Beroperasi sejak tahun 1981, perusahaan mengalami pertumbuhan yang baik, dan selanjutnya perusahaan melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha dengan membuka operasi manufaktur peti kemas pada tahun 1990. Kegiatan usaha peti kemas ini ternyata merugi, sehìngga harus ditutup pada tahun 1992. Beban bunga pinjaman dan pokok pinjaman membuat perusahaan secara keseluruhan goyah karena terus menerus rugi. Holding company PT XX Group merencanakan akan menutup seluruh operasi perusahaan. PT X-Metal Industry masih mempunyai produk-produk unggulan seperti E-1001M-Plate, guardrail dan jasa galvanizing.
Pertumbuhan ekonomi yang baik (6%-7% per tahun), khususnya pertumbuhan sektor manufaktur, transportasi/komunikasi dan perdagangan/hotel/restoran (7.57%-l 0.82% per tahun, proyeksi FE-UI) memberi peluang bagi industri baja untuk tumbuh, Melihat hal-hal ini, maka holding company memberii kesempatan bagi PT X-Metal Industry untuk tetap melanjutkan bisnisnya, sambil mengevaluasi berbagai kemungkinan untuk mernulihkan kondisi perusahaan.
Prospek masa depan PT X-Metal Industry dievaluasi Penelitian dilakukan untuk mengerti kompleksitas bisnis baja konstruksi, sehingga bisa menjetaskan peluang pasar yang ada, mengenal faktor-faktor yang niempengaruhi persaingan dan posisi bersaing bagi pcrusnhann dan menyusun alternatif trategi dan rekomendaiì mengenai strategì pemasnran yang cocok.
Penelitian kepustakaan menunjukkan bahwa masalah bisa didekati dengan analisis manajemen strategis. Penelitian lapangan dilakukan dengan mengumpulkan data Iangsung dari perusahaan yang dibahas, seperti laporan keuangan, proses produksi, struktur organisasi dan wawancara staff perusahaan. Metode (Analytic Hierarchy Process)/Expert Choice program digunakan untuk mengkuantifikasi prioritas terhadap faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan.
Hasil analisis memberi gambaran mengenai SWOT (peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan) perusahaan di dalam lingkungan bisnis yang bergejolak saat ini. Studi menunjukkan bahwa kelemahan utama perusahaan adalah di bidang pemasaran, sehingga volume penjualan terus turun. Dengan peluang pasar yang cerah dan keunggulan produk yang dimiliki, strategi utama bisnis perusahaan dirumuskan, lalu díterjemahkan dalam strategi dan rencana operasional pemasaran.
Dengan target pasar proyek-proyek pemerintah (75%) dan pihak swasta (25%), perusahaan harus melakukan market development dan market peneration. Dengan strategi the lowest cosi producer disemua fungsi manajemen operasional, perusahaan harus membangun jaringan distribusi regional dengan skema insentif yang menarik buat para distributor. Dalam mengelola divisi pemasarannya, perusahaan harus memberi perhatian khusus pada masalah SDM, membangun sistem informasi pasar, dan mencakup ke empat dimensi pemasaran meriurut fungsinya, geografinya, produknya dan segmen pasarnya.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kentjana A. Kontutodjeng
"Karya akhir ini membahas mangenai strategi pemasaran produk alat ukur merk Precision buatan Jepang yang dipasarkan di Indonesia melalui PT Presisi indonesia (PT.PI) sebagai Distributor Tunggal dibawah area penjualan Asia Pacific yang berkantor di Singapura sebagai Principal.
Dalam pembahasan mengenai strategi pemasaran suatu perusahaan menyangkut peranan berbagai faktor yang saling mempengaruhi secara dinamis dalam pencapaian tujuan perusahaan. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah lingkungan usaha dimana perusahaan tersebut berada yang umumnya tidak berada dalam kendali perusahaan, terdiri dari remote environment yang meliputi faktor ekonomi, teknologi, ekologi, sosial dan politik; industry envíronmnet meliputi faktor hambatan masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, adanya substitusi ,persaingan; sertaoperating environment meliputi faktor pesaing, kreditur, pelanggan, pemasok dan tenaga kerja. Sedangkan fakior internal adalah sumberdaya, manajemen dan teknologi yang dimiliki yang umumnya masih dibawah kendali perusahaan.
Dari hasil analisa lingkungan eksternal, beberapa catatan yang perlu mendapat perhatian berikut ini. Keberhasilan pemasaran produk alat ukur di Indonesia erat kaitannya dengan perkembangan sektor industri dalam negeri baik yang berupa PMA maupun PMDN/ Indikator sumbangan sektor industri pada PDB makin lama makin besar peranannya yaitu 22% pada tahun 1991 yang berarti Indonesia telah memasuki era negara industri dengan Laju pertumbuhan pada 3 tahun terakhir ini berkisar antara 11-12 % pertahun atau kurang lebih 2 kali tingkat pertumbuhan ekonomi periode 1989 - 1991. Walupun dari segi impor produk alat ukur berdasarkan klasifikasi HS dan SITC berdasarkan data BPS terlihat adanya penurunan jumlah secara bertahap untuk beberapa tahun terakhir ini namun bila dibandingkan dengan jumlah penjualan PT PI sendiri ternyata malah bertambah sekitar 30 s/d 50 % pertahun sejak 1990, hal ini berarti terjadi kenaikan pangsa pasar PT PI dan 3.3 % ditahun 1990 menjadi 10.2 % ditahun 1992.
Berdasarkan temuan tersebut dapat diartikan bahwa pertumbuhan dan ukuran pasar produk alat ukur PT PI masih akan cenderung makin bertambah ditahun-tahun mendatang. Disamping itu pasaran produk alat ukur di Indonesia ternyata cukup banyak variasi produknya dengan kata lain deferensiasi produknya cukup beragam tergantung dari fungsi serta spesifikasi yang dibutuhkan pembeli. Disamping dari segi produk, temyata segi harga juga memegang peranan penting karena sifatnya yang cukup sensitif dalam arti kata pelanggan dapat secara cepat berganti merk lain bila harga penawaran tidak kompetitive.
Kedua hal tersebut diatas tentunya membuat persaingan dipasaran akan makin seru dengan intensitas pesaing yang makin tinggi serta beberapa pesaing mulai mengkonsentrasikan diri khusus untuk golongan sub produk tertentu saja.
Posisi supplier atau principal masih memegang peranan penting terutama dari segi kendala delivery time untuk barang-barang yang sifatnya agak specific (major item/non stock item) melalui indent order dari Indonesia.
Beberapa faktor lain ternyata saling bertentangan antara tingkat laba industri ini yang masih tinggi dengan ancaman naiknya secara drastis nilai tukar Yen terhadap rupiah sebesar 18 % unluk semester 1 tahun 1993 ini saja. Situasi agak tertolong dengan diberlakukannya deregulasi sektor perbankan dan sektor nilai baru-baru ini terutama untuk industri otomotif yang merupakan salah satu segmen pasar PT PI yang cukup potensial.
Dukungan R & D yang kuat sangat menguntungkan posisi produk Precision dan disampìng itu penerapan beberapa sertifikat terhadap produk yang ingin diperdagangkan di pasar internasional seperti ISO-9000 merupakan peluang bagi PT PI dari segi potensi pasar yang lebih terbuka terutama untuk industri exportir.
Setelah diadakan evaluasi internal Perusahan, langkah berikutnya adalah melakukan analisis SWOT serta analisa GE nine cell untuk menentukan grand strategy atau garis besar strategy yang sebaiknya diambil oleh PT PI, yaitu selective invest for growth strategy. Hal ini diartikan agar ditetapkan sub product range yang merupakan produk utama PT Pl yaitu common item yang merupakan 65 % dari total penjualan dengan pemilihan segmen pasar yang lebih terarah dan terkonsentrasi.
Dengan berpedoman pada grand strategy yang telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan strategi fungsional dalam hal ini strategi pemasaran yang meliputi : Pemilihan strategi segmentasi pasar dengan concentrated marketing pada segmen pasar sasaran dengan penekanan terhadap pemakai langsung (end user), dengan pasar sasaran yang dituju yaitu industri Otomotive produsen sparepart mobil & motor, industri Mould & Dice, industri Electronik serta pabrik-pabrik yang baru didirikan.
Penenipatan posisi produk Precision dimata pelanggan yang memerlukan alat dengan fungsi yang dapat diandalkan kwalìatasnya, jaringan yang luas serta dukungan purna jual. Selanjutnya marketing program atau bauran pemasaran yang dapat ditetapkan mulai dan strategi harga yang baru ditetapkan yaitu penetapan harga jual yang lebih fleksible dan Selamanya mengacu kepada situasi pasar, dibandingkan dengan strategi terdahulu yang penetapan harganya sangat kaku dalam arti price range yang dapat dimainkan oleh para manager pemasaran sangat terbatas.
Kemudian disamping kwalitas produk termasuk salah satu terbaik dipasaran, perlu diperhatikan dari segi seleksi item barang yang akan dibeli dan Principal agar tidak terjadi over stock yang mengakibatkan turnover inventory yang rendah.
Dari segi distribusi penekanan ditujukan kepada armada Sales force yang sasaran utamanya pemakai langsung atau end user baik memakai tenaga sendiri maupun melalui tenaga dan Group perusahaan. Sedangkan komunikasi pemasaran sebenarnya tidak harus terlalu ditekankan mengingat produk ini sudah dikenal luas oleh pemakai produk alat ukur, sehingga sasarannya lebih kepada pelanggan baru yang belum pernah memakai prooduk ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harjanti
"ABSTRAK
Sebagai salah satu merek yang dipasarkan oleh perusahaan kosmetika PT
Bunga, Kosmetika Lily menunjukkan kinerja yang terus menurunn, bahkan sudah
mulai merugi.
Untuk mengatasinya, strategi pemasaran yang disarankan adalah berdasarkan
strategi pemasaran terpadu, yang dimulai dengan identifikasí kesempatan
pemasaran yang dipunyai kosmetika Lily, melalui serangkaian analisis terhadap
sumber daya perusahaan, pesaing, pasar, dan pelanggan. Kemudian hal itu
dikembangkan secara sinergis menjadi serangkaian strategi yang membentuk suatu
sistem pemasaran yang berkesinambungan.
Berdasarkan identifikasi kesempatan pemasaran, diketahui bahwa kosmetika
Lily masih mempunyal kesempatan untuk lebih berkembang lagi, sekalipun
persaingan cukup ketat dan perkembangan permintaan terhadap kosmetika di
Indonesia hanya 4,16%, bahkan untuk sediaan yang dijual kosmetika Lily ha.mpir
tídak berkembang.
Untuk itu, sesuai dengan struktur industrinya yang cenderung bersifat
persaingan monopolistik, kosmetika Lily mesti menggunakan kunci sukses
pemasaran kosmetika, yaitu diferensiasi dengan positioning jelas dan tepat serta
promosi atau komunikasi tentang positioning yang dipilih dengan jitu dan agresif
Strategi pengembangan produk merupakan langkah pertama yang mutlak
dilakukan oleh kosmetika Lily, termasuk repositioning produk, terutama mengingat
bahwa produk-produknya bersifat me too.
Adapun repositioning kosmetika Lily harus bersifat unik dan menunjukkan
diferensiasi yang jelas ketimbang para pesaingnya. Sedangkan diferensiasi yang
dipilih adalah diferensiasi produk. Dalam hal ini disarankan agar kosmetika Lily
mengambil ceruk pasar kosmetika modern yang masih kosong, yaitu segmen
kosmetika antialergi, sehingga positioning baru kosmetika Lily adalah kosmetika
yang aman bagi setiap jenis kulit. Di samping itu, Iangkah tersebut juga untuk
menghindarkan pertarungan langsung dengan para pesaing utama, mengingat
perbedaan posisi dan pangsa pasar yang sangat jauh.
Langkah kunci sukses berikutnya adalah promosi yang agresif dan terpadu
antara above dan below the line, yaitu berupa pemasangan iklan di televisi dan
consumer beauty class & demo, publikasi melalui para pakar (dokter kulit), untuk
mengkomunikasikan diferensiasi tersebut di atas.
Melihat posisi harga dan kekuatan distributor kosmetika Lily, maka untuk
strategi pertumbuhan intensif selanjutnya diarahkan kepada penjualan massal (tidak
eksklusif di counter BA saja seperti sekarang), yaitu berupa penetrasi pasar ke toko
toko kosmetika dan kelontong. Langkah ini kemudian dilanjutkan dengan perluasan
pasar ke manca negara, dengan mulai melakukan langkah-langkah berorientasi
ekspor.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Herawaty
"PT. "X" adalah salah satu Produsen vaksin hewan Indonesia yang menganut pola manajemen yang sederhana dan kekeluargaan. Produk yang dihasilkan adaìah vaksin untuk unggas, anjing dan hewan besar seperti sapi dan sebagainya. Adapun pemagaran produk PT. "X" adalah untuk konsumsi dalam negeri. Masih yang dihadapi oleh PT. "X" adaiah bagaimana pangsa pasar di dalam negeri dalam menghadapi persaingan yang tajam dengan produk-produk impor. Untuk mengatasi masalah yang ada harus segera dibentuk pola manajemen yang profesional.
PT. "X" dari sejak berdiri masih sangat tergantung pada pihak penyalur dana yaitu pihak perbankan dalam operasionalnya., berhubung dari hasil operasional belum dapat mengembalikan semua hutang-hutangnya, malah hutangnya bertambah terus. Perusahaan ini merencanakan program penyehatan perusahaan sekaligus dengan program peningkatan aktivitas pemasaran agar volume penjualan dapat meningkat dan mencapai tingkat di mana dengan laba yang diperoleh dapat membayar hutang-hutang, sehingga break even point dapat lekas tercapai.
Kebijakan uang ketat yang dilaksanakan pemerintah Indonesia sejak tahun 1991 juga berpengaruh terhadap aektor peternakan. Akibatnya secara tidak langsung volume penjualan PT."X" juga ikut terpengaruh. Hal ini menjadi hambatan bagi pihak pemasaran untuk mendapatkan hal yang lebih balk. Berarti PT. "X" harus memiliki strategi bersaing yang unggul untuk menghadapi pesalng-pesaIngnya. Tekad untuk meningkatkan penjualan produk harus diimbangi dengan perbaikan di segala hal yang berkaitan dengan produk tersebut. Ada beberapa metode analisis guna pengambilan keputusan untuk membentuk strategi bersaing dalam menghadapi pesaing. Metode analisis yang digunakan dalam tulisan ini adalah analisis lingkungan remut, analisis industri, analisis internal perusahaan, analisis SWOT, analisis matriks BCG.
Dari analisis industri terlihat bahwa dari 5 kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri, yang terutama berperanan besar terhadap PT.?X? adalah : persaingan antar perusahaan dalam industri, kekuatan tawar menawar pembeli dan ancaman pendatang baru. Persaingan antar perusahaan dalam industri, terutama dari perusahaan vaksin impor yang jumlahnya cukup banyak dan masing-masing mempunyai strategi pemasaran yang cukup berhasil merebut pangsa pasar tertentu.
Kekuatan tawar menawar pembeli dan golongan pembeli menengah ke atas
adalah cukup besar mengingat bahwa:
  • Produk vaksin merupakan produk yang termasuk relatif standar (diferensiasi tidak terlalu nyata).
  • Pembeli menghadapi biaya pengalihan yang kecil (kecuall bila terjadi wabah).
  • Pembeli seri gkali termasuk dalam suatu kelompok peruasahaan yang melakukan integresi vertikal, sehingga ada keterbataaan dalam memilih.
  • Produk yang akan digunakan, biasanya Iebih mengutamakan untuk memakai produk dari perusahaan yang termasuk kelompok sendiri. Integrasi vertikal dapat terdiri dari usaha peternakan, usaha pakan ternak, usaha impor dan distribusi obat hewan, termasuk vaksin.
    Ancaman pendatang baru perlu diantisipasi mengingat barrier to entry yang kecil dan kelompok perusahaan di Indonesia untuk melakukan integrasi vertikai maupun horizontal. dengan melihat bahwa persaingan dalam industri adalah cukup tajam dan dengan meflhat sifat?sifat produksi maka pilihan strategi generik bagi PT. "X" adalah strategi biaya rendah-pasar luas.
    Dari hasil analisis SWOT terlihat bahwasanya sekalipun PT. "X" menghadapi ancaman lingkungan yang tidak kecil, tapi peluangnya adalah cukup besar, sedangkan PT.?X? sendiri belum sepenuhnya dapat memanfaatkan peluang yang ada berhubung dengan kelemahan internalnya yang perlu ditangani segera. Dengan demikian strategi yang sesuai adalah strategi turn around, yaitu dengan fokus perbaikan fungsional internal secara terkonsolidasi.
    Dari hasil analisis BCG dapat diambil kesimpulan bahwasanya PT."X" sebagai SBU harus berhati-hati, karena dilihat dari pertumbuhan pasar vaksin (yang relatif tumbuh rata-rata 15 %/tahun) dan pangsa pasar relatif PT.?X? terhadap para pesaingnya (rendah), waka PT. "X" dapat dikategorikan sebagai SBU question mark. SBU seperti ini mempunyai dua kemungkinan, yaltu tumbuh menjadi SBU star atau turun menjadi SBU dog. Bila PT.?X? berhasil membenahi kekuatan ínternalnya, dan perekonomlan Indonesia terus membaik, maka pertumbuhan pasar akan Ieblh dari 10 %, ini memberikan kesempatan kepada PT. "X" untuk tumbuh menjadi star.
    Dari segi pemasaran PT. "X" perlu memiliki strategi pemasaran yang kompetitif baik dalam menghadapl produk-produk impor maupun Lokal. Untuk menghadapi produk impor, PT. "X" pentu memperbaiki kualitas Produk-produknya baik dalam hal efektivitas maupun kenyamanan Pemakaiannya (misalnya : setelah vaksinasi tidak terjadi pembengkakarn di tempat penyuntikan). Selain itu yang perlu diperhatikan lagi adalah masalah harga. PT. "X" harus dapat mencapai skala ekonomi dalam Produksinya, sehingga dari segi harga dapat Iebih kompetitif lagi. Hal ini mengingat akhir-akhir ini produk pesaing dapat menurunkan harganya hingga dapat menurunkan harga produk PT. "X", bahkan ada yang lebih murah dari harga PT. "X". Untuk menumbuhkan brand awareness dan brand image yang balk, promosi yang tepat guna sangat diperlukan. Dengan brand image yang baik akan mempermudah PT "X" dalam usaha memperbesar jumlah permintaan melindungi pangsa pasar dan memperbesar pangsa pasar. Sedangkan distribusi yang perlu diperhatikan adalah Indonesia bagian timur yang belum dicover dengan intensif. Jadi strategi pemasaran kompetitif yang dapat dijalankan antara lain : strategi mutu, efisiensi manufaktur, armada penjual yang agresif, promosi penjualan yang optimal dan efektif, distribusi yang Iuas. Strategi tersebut disesuaikan dengan tujuan dan sumber daya perusahaan."
    Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
    T-Pdf
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    Teddy Kurniawan
    "Televisi saat ini bukan lagi sebuah barang mewah, hal tersebut sudah cukup lama terjadi dalam masyarakat Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang menakjubkan sebesar
    7% pertahunnya dan GNP yang berada pada kisaran US$ 12.000 pertahun menimbulkan pola konsumsi masyarakat indonesia cenderung meningkat. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia yang diawali pada pertengahan tahun 1997 lalu menyebabkan banyak perubahan terhadap perekonomian Indonesia serta kesejahteraan rakyat Salah satu produk dektronìka,yang terkena dampak langsung dan pengaruh krìsis ekonomi sejak tahun 1997 di Indonesia adalah televisi.
    Produksi televisi selama masa krisis mengalami penurunan yang sangat tajam karena lonjakkan harga jual televisi di dalam negeri sebagai dampak dari merosotnya nilai tukar rupiab. Produksi pesawat televisi selama tahun 1993 hingga 1997 tumbuh cukup pesat, rata-rata 16,9 persen per tahun. Angka produksi pesawat televisi pada tahun 1993 mencapai 1,22 juta unit, meningkat menjadi 2,0 Juta unit pada tahun 1996. Suatu hal yang bertolak belakang pada tahun 1997, meskipun kñsis ekonorni telah mulai meneipa Indonesia produksi televisi masjh meningkat selcitar 10 persen menjadi 2,26 juta unit. Tahun 1998 produksi televisi mengalami penurunan tajam yaitu minus 69,8 persen. Sedangkan pada untuk tahun 1999 permintaan akan televisi, khususnya dan ekspor, mengalamj peningkatan yang terutama terjadi selama kwartal tej-akhir tahun 1999.
    Perkembangan yang terjadi pada saat sekarang adalah menjamurnya televisi dari China yang masuk ke pasar Indonesia, dimana televisi China ditawarkan dengan harga
    yang murah. Sebagai perbandingan, tclevisi ukuran 21 Inchi merk Panasonic ditawarkan dengan harga sebesar Rp. 2.100.000,- sedangkan tdevisi Cina dengan merk Hitachi
    Fujian dilepas dengan harga Rp. 1300.000,-. Selisih harga yang besar ini mengakibatkan persaingan dalam industri televisi semakin tinggi.
    Panasonic sebagai salah satu merk yang sudah lama bermain di pasar produk pesawat televisi ¡ni perlu untuk mewaspadai ancaman dart produk-produk televisi Cina. Terdorong hal tersebut diatas, penulis merasa tertazik untuk meneIii Strateg PT National Panasonic Gobel Menghadapi Produk Pesawat Televisi Cina Di Pasar Indonesia, dimana PT National Panasonic Gobel selaku agen tunggal pemegang merk televisi Panasonic. Tujuan diadakannya penilitian ini adalah:
    1. Untuk mengkaji strategi pemasaran yang sebaiknya dilakukan oleh PT. National Panasonic Gobel untuk menghadapi produk-produk televisi Cina di masa yang
    alcan datang.
    2. tlntuk menganalisa tindakan yang sebaiknya dilakukan oleh PT. National Panasonic Gobel untuk mempertahankan dan meningkatkan market share yang dimiliki dalam persaingan di masa yang akan datang.
    Penelitian dilakukan dengan mengolah data primer dan data sekundu yang didapaikan dan hasil studi pustaka, wawancara, observasi serta penyebaran kuisioner.
    Beberapa penemuan yang didapat dari hasil penelitian ini
    . Strategi yang diambil dengan dasar Matrik Daur Kehidupan Industri adalah perusahaan sebaiknya menerapkan strategi yang agresif dan oplimis memandang pasar
    . Segment bagi produk Panasonic adaiah berdasar manfaat sedang segment produk china adalab berdasar demografis dan geografis. Kedua produk tersebut memiliki
    segment yang berbeda."
    Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
    T-pdf
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    cover
    S. Bambang Pamudji; Del Ahmisar
    "ABSTRAK
    pertamina merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik
    negara yang dipercayai untuk menyediakan kebutuhan pelumas
    dalam negeri untuk itu disamping memproduksi sendiri juga
    melaksanakan impor berbagai merek pelumas yang klasifikasinya
    belum dapat dipenuhi. Dalam pengelolaan produk pelumas meng
    gunakan anggaran yang terpisah dengan anggaran BBM, dalam hal
    ini pertamina senantiasa dituntut di satu pihak melaksanakan
    usaha secara profesional bussiness, namun di pihak lain juga
    harus mengemban misi politis.
    Produk pelumas dibagi menjadi 4 linï produk yakni pelu
    mas Lokal, ABRI, Impor serta Penerbangan, dan dikemas baik
    dalam drum maupun kaleng. Produk ini dipasarkan dengan meng
    gunakan strategi pemasaran sebagai berikut :
    1. Strategi harga
    Harga jual merupakan keputusan pemerintah atas usulan
    dari Pertamina. Penjualan kepada dealer dirangsang
    dengan sistem rabat/bonus.
    2. Strategi Distribusi
    Dalam mendistribusikan produk digunakan 8 unit pema
    saran yang tersebar diseluruh Indonesia. Dan setiap
    unit tersebut didistribusikan ke cabang , agen maupun
    dealer. Pendistrjbusjan ini perusahaan ditutt untuk
    memenuhi kebutuhan procluk pelurnas ke seluruh wilayah
    Indonesia tanpa keculai.
    3. Strategi Promosi.
    Berbagai peralatan yang digunakan untuk menunjang
    strategi ini adalah Iklan, Sales promotion, Personal
    selling, dan Publisjtas. Dan ke empat bauran pro
    mosi tersebut pertamina lebih inemprioritaskan pada
    sales promotion.
    4. Strategi Produk
    Produk pelumas diklasifikasikan menjadi 4 lini pro
    duk, dan dilekatkan pula bauran produk yang meliputi
    atribut, merek serta label.
    Sehubungan dengan realisasi penjualan produk pelumas
    merupakan turunan dan omset penjualan BEM yakni berkisar 1.5
    hingga 2 prosen, naka besarnya anggaran biaya promosi Juga
    banyak mengacu pada besarnya hasil penjualan kenaikan BBM.
    Pada hal kenyataannya lajunya kenaikan penjualan produk
    pelumas tidak sebanding dengan kenaikan realisasi penjualan
    BBM. Berbagai skenanio yang menimbulkan kondisi tersebut
    adalah efektivitas dan strategi pemasaran yang ada saat ini.
    Guna mencapai target penjualan produk pelumas sesuai
    dengan perencanaannya diperlukan berbagai penyempurnaan/
    perbaikan atas implementasi strategi pemasaran tentang :
    - Peninjauan ulang sistem rabat/bonus yang diperlakukan
    saat ini.
    - Perlu diadakan evaluasi yang kritis terhadap pengguna
    an dana promo meliputi efektivitas komposisi
    bauran promosi yang ada.
    - Meningkatkan ketahanan daya saing (kompetisi) baik
    dari segi mutu maupun effisiensi internal termasuk
    memerangi kehadiran produk pelumas illegal.
    Karena prospek akan pasar produk ini masih terbuka cukup
    Lebar, selain harus menghadapi berbagai pasaing produk impor
    yang diatas kertas lebih unggul dalam mutu produk, maka
    strategi concentric diversification adalah jauh lebih tepat
    sebagai pokok strategi induk perusahaan.
    "
    1993
    T5337
    UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
    <<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>