Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7903 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Musashi, Miyamoto
Jakarta: Kentindo, 1999
335.547 MUS l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen Saputri Kusuma
"Skripsi ini meneliti unsur-unsur pembangun gagasan kecantikan yang dikonstruksikan melalui tokoh utama perempuan dalam dongeng Allerleirauh, Rapunzel, Dornr_schen, Aschenputtel, dan Schneewittchen. Metode yang digunakan untuk menganalisis kelima dongeng tersebut adalah deskriptif analisis. Teori utama yang digunakan dalam skripsi ini adalah Teori Gender serta Konsep Mitos Kecantikan oleh Naomi Wolf. Unsur-unsur pembangun mitos kecantikan yang dapat ditemukan dari analisis adalah unsur-unsur yang berupa penampilan fisik, daya tarik selain fisik, perilaku, dan moral.

This study investigates elements which establishes the beauty concept constructed through the heroines in the five fairytales of Allerleirauh, Rapunzel, Dornr_schen, Aschenputtel, and Schneewittchen. Descriptive Analysis is used to analyze the data. The main theories used for this study are the Gender Theory and the Beauty Myths Concept by Naomi Wolf. The elements establishing beauty myths that were found were elements in form of physical outlook, non-physical outlook attraction, behaviour and moral."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S14679
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wee, Chow Hou
Jakarta: Gramedia Group, 2003
174.4 WEE t (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Setyawan
"Perkembangan industri otomotif di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat hingga pertengahan tahun 1997. Persainganpun tidak lagi terjadi dalam satu kategori melainkan sudah antar kategori. Belum lagi jumlah merek mobil yang beredar dipasaran sangat banyak sehingga alternatif pilihan semakin bervariasi. Namun demikian jenis mobil kategori I sangat banyak diminati pasar, terbukti dengan dikuasainya 68% pangsa pasar mobil di Indonesia. Jumlah tersebut tentu saja menjanjikan keuntungan yang besar sehingga mengundang banyak pemain didalamnya termasuk Toyota Astra Motor ( TAM ) dengan Toyota Kijangnya.
Hingga akhir bulan Agustus 1998 produksi mobil mengalami puncaknya dan kemudian turun terus hingga sekarang. Penurunan penjualan mobil saat ini sudah sangat mengkhawatirkan karena sudah mencapai 80%. Permasalahan yang dihadapi oleh para ATPM yang juga berlaku bagi TAM dalam memasarkan Kijangnya adalah terus menurunnya daya bell masayarakat dan tingginya harga mobil yang disebabkan krisis moneter yang melanda Indonesia. Belum lagi menghadapi tingginya persaingan yang terjadi pada kategori I dan semakin kritisnya pembeli. Berbagai upaya strategi yang dilakukan kerap kali tidak menghasilkan apa-apa.
TAM tidak lagi berorientasi pada profit tetapi terfokus pada mempertahankan pangsa pasar sebesar 25% yang berarti sebagai market leader untuk jenis kategori I.
Penelitian Karya Akhir ini bertujuan untuk dapat menganalisa strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh TAM dan mengidentifikasi faktor eksternal dan internal serta melihat peluang dan ancaman, juga kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kemudian dengan membuat asumsi-asumsi dan melihat sasaran pemasaran perusahaan serta key succes factor yaitu harga , suku cadang, harga jual kembali, purna jual, serta produk mobilnya itu sendiri.
Dari pembahasan yang dilakukan, strategi pemasaran yang telah dijalankan TAM cukup sukses. Hal ini terbukti dengan meningkatnya penjualan Toyota Kijang selama tahun 1998 yang mencapai angka 13.070 unit dan sekaligus menjadikannya sebagai. "Best Seller 1998", yang kemudian diikuti oleh pesaing utamanya Isuzu Panther dengan 5.241 unit. Angka tersebut menjadikan pangsa pasar Toyota Kijang justru naik dari 25% menjadi 28% tahun ini.
Program-program pemasaran yang dianggap dapat sukses menaikkan penjualan antara lain adalah strategi penetrasinya yang meluncurkan 20 model kijang yang menyapu hampir semua segmen, kemudian konsep produknya yang " Multi Comfort Vehicle " dan dukungan after salesnya yang memuaskan pembeli. Tetapi program pemasaran yang utama dapat melesatkan penjualan adalah promosi "gratis asuransi all risk termasuk huru-hara" yang jitu melihat situasi keamanan yang berkembang sekarang.
Beberapa saran yang diharapkan dapat sebagai masukan antara lain menyangkut pergeseran target pasar dari kelas menengah bawah menjadi menengah atas, mulai melakukan eksport ke negara tetangga, konsep product plus agar sesuai dengan targetnya, membuat nilai tambah kendaraan, lebih meningkatkan after salesnya, meningkatkan program social marketing untuk lebih dapat dihargai keberadaannya di masyarakat."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osborne, David
Jakarta: PPM, 2000
350 OSB m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Raisa Olivia
"Kota urban identik dengan heterogenitas karena di dalamnya terhimpun individu dari kelas sosial, etnis, dan jalan hidup yang berbeda. Kota urban juga identik dengan kehidupan masyarakatnya yang individualis dan kontak antar individu yang sekunder yang umum ditemukan dalam ruang publik. Hal ini terkait dengan banyaknya peran yang dijalankan seorang individu. Semua karakteristik tersebut tergambarkan dalam unsur intrinsik lima cerpen Netzliteratur korpus data. Ini semua karena Netzliteratur sering memuat tema tentang kehidupan kota urban melalui penceritaan kejadian sehari-hari. Untuk mengungkap gambaran kehidupan kota urban, akan digunakan pendekatan sosiologi sastra dan analisis unsur intrinsik cerpen yang menonjol.

Urban city characterized by heterogeneity because it?s pooled individuals from any social classes, ethnicities, and different way of lifes. Urban city is also characterized by individuality of its society and the secondary contacts within them which typically found in the city?s public space. This is correlated with roles which run by urban society. All above characteristics are drawn in the intrinsic elements of five Netzliteratur short stories of research datas. It is because Netzliteratur oftenly contains themes of urban city life through stories about daily lifes. Literature sociological approach and short stories intrinsic elements analysis are used to reveal the image of urban city life in texts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S556
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Junita
"Puisi anak adalah puisi yang ditulis untuk anak dengan bahasa lugas dan mudah dipahami anak. Pemahaman anak akan puisi, masih terbatas pada hal-hal yang akrab dengan dunia mereka yaitu permainan dan pendidikan. Pemahaman anak akan puisi belum konkret di pikiran mereka, untuk itu orang dewasa perlu memperkenalkan puisi berikut unsur-unsurnya. Dengan pengetahuan yang cukup akan pentingnya puisi yang diperoleh dari sekolah maupun dari lingkungan sekitarnya, anak dapat mengungkapkan perasaannya ataupun pengetahuannya akan hal-haI yang ia temui dan amati. Selain itu, dengan menulis puisi kepekaan anak terasah tidak hanya melalui bahasa tetapi juga melalui hal-hal yang berada di luar lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur apa yang membangun puisi anak kelas VI SD. Melalui deskripsi tersebut dapat diperoleh gambaran mengenai ciri puisi anak yang diteliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa unsur yang umumnya digunakan anak dalam menulis sajak adalah unsur citraan dan bunyi. Selain itu, dapat diketahui pula bahwa puisi anak adalah puisi yang disampaikan anak secara lugas dengan pilihan kata denotative. Hal-hal yang disampaikan pun akrab dengan dunia mereka, yaitu dunia anak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumpal Hasiholan Agustinus
"Kota Adminitrasi Jakarta Utara merupakan pusat industri, perdagangan, pariwisata dan transportasi, memiliki daya tarik yang kuat bagi pelaku usaha termasuk kaki lima. Berkaitan dengan itu, maka sangat penting untuk membuat rumusan strategi bagi penanganan PKL, dengan melibatkan seluruh stakeholders yang ada dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
Penelitian ini mencoba menawarkan sebuah rumusan strategi yang didasarkan pada usaha untuk mensinergiskan beberapa pandangan dan preferensi para penilai sebagai expert dalam penanganan PKL. Dengan menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP), rumusan strategi penanganan PKL selanjutnya yang dijabarkan dalam pelaksanaan program-program dengan memperhatikan kepentingan stakeholders dapat ditentukan berdasarkan skala prioritas.
Hasil yang diperoleh dari pendekatan AHP, antara lain : aspek sosial menjadi aspek yang paling penting untuk dipertimbangkan dalam menangani PKL di Kota Administrasi Jakarta Utara dengan nilai pembobotan sebesar 0,281 atau 28,1 persen, yang disusul oleh aspek ketertiban umum yang memiliki bobot 0,247 atau 24,7 persen, dan aspek ekonomi yang memiliki bobot 0,233 atau 23,3 persen.
Secara keseluruhan alternatif dengan prioritas tertinggi adalah penentuan lokasi strategis tempat usaha bagi PKL, yang merupakan variabel dari aspek ekonomi, dengan bobot prioritas sebesar 0,071 atau 7,1 persen. Rekomendasi penelitian ini selanjutnya yaitu berkaitan dengan keterbatasan metode ini, meskipun pendekatan berdasarkan penilaian expert ini penting, namun dibutuhkan pendekatan kuantitatif sebagai pembanding. Kedua pendekatan tersebut harus sinergis, sehingga penilaian expert tidak terkesan mengutamakan subjektivitasnya saja, tetapi didasarkan pada pengamatan empiris serta analisis yang mendalam khususnya tentang penanganan PKL.

North Jakarta City is a center of industry, commerce, tourism and transport, has a strong appeal for entrepreneurs including street vendors. In connection with that, then it is very important to make the formulation of strategies for the handling of street vendors, by involving all stakeholders in realizing a prosperous society.
This research tries to offer a formula that is based on strategies to synergize some of the views and preferences of the appraiser as an expert in the handling of street vendors. By using the approach of Analytical Hierarchy Process (AHP), the formulation of management strategies outlined in the next street vendor implementation of the programs by taking into account stakeholders' interests can be determined based on the priority scale.
Results obtained from the AHP approach, among other : social aspects become the most important aspect to consider in dealing with street vendors in North Jakarta City with a weighting value of 0.281 or 28.1 percent, followed by aspects of public order which has a weighting 0.247 or 24.7 percent, and economic aspects that have weight 0.233 or 23.3 percent.
Overall, the alternative with the highest priority is the determination of the strategic location of places for vendors, with a priority weight of 0.071, or 7.1 percent, which is a variable of economic aspects. Recommendations of this study is related to the limitations of this method, although the approach based on expert assessments are important, but it takes a quantitative approach for comparison. Both approaches should be synergistic, so that expert assessments are not impressed priority to subjectivity, but based on empirical observation and in-depth analysis, especially concerning the handling of street vendors.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27614
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tricia Lelonowati Sumarjanto
"ABSTRAK
Kebijakan Pemerintah pada periode tahun 1980-an telah memberi peluang yang sangat luas pada perkembangan pariwisata di Indonesia. Dengan Tap MPR No 11/MPR/1988 telah memberikan dimensi yang lebih luas pada pembangunan, pembinaan dan pengembangan pariwasata. Hasil dari kebijaksanaan pemerintah terlihat dalam peningkatan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia dalam kurun waktu Pelita V dan periode 1989- 1999. Tahun 1990-an jumlah kedatangan wisatawan meningkat secara dramatis, bahkan pernah melewati 30% per tahunnya.
Berbagai kemudahan diberikan pemerintah untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang datang, seperti negara yang diberikan kebebasan visa kunjungan yang sebelumnya hanya 29 negara pada tahun 1983, meningkat hingga 46 negara di tahun 1995. Perkembangan kunjungan wisatawan yang cukup mencolok ini membuat perkembangan industri perhotelan di Indonesia pada masa itu juga meningkat cukup signifikan.
Namun semua pembangunan itu terhenti pada saat Indonesia dihantam krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997. Krisis ini telah menyebabkan multi krisis, termasuk krisis kepercayaan dan politik. Akibat semua itu, kinerja perekonomian pada hampir semua aktivitas ekonomi mengalami penurunan drastis yang belum pernah terjadi sebelumnya, ditambah dengan berbagai kerusuhan di berbagai tempat di Indonesia, akhirnya pariwisata juga mengalami penurunan.
Dampak krisis ini berpengaruh pada hotel semua kelas, dari kelas melati hingga bintang lima. Salah satunya adalah, Hotel Dharmawangsa yang mulai dibangun tahun 1996 dan baru mulai beroperasi di Indonesia tahun 1997 tepat saat krisis terjadi. Hotel ini adalah anggota jaringan internasional Rosewo9d Group, sebuah grup internasional yang terkenal di bidang hotel, resort eksekutif.
Dengan jumlah wisatawan yang menurun drastis, berarti pangsa pasar Dharmawangsa yang memang sudah tidak besar semakin berkurang. Sementara hotel-hotel lain sekelasnya terus melakukan berbagai macam strategi yang tidak saja menjaring pasar asing, tapi juga wisatawan lokal. Salah satu strategi yang dilakukan oleh kebanyakan hotel adalah menurunkan standard harga kamar dengan penghematan di berbagai pos.
Berbeda dengan hotel lain, Hotel Dharmawangsa yang hanya memiliki 100 kamar, memposisikan dirinya sebagai hotel bintang lima plus, strategi yang dilakukan tidak sama dengan strategi hotel-hotel berbintang lainnya. Eksklusifitas hotel dan privacy tamu selalu dijaga. Target market yang sangat selected membuat Hotel Dharmawangsa harus memiliki strategi yang jitu dan mengena sasaran, tanpa merusak image I citra.
Salah satu faktor yang menjadi keunggulan Hotel Dharmawangsa ini adalah lokasinya di daerah pemukiman elit, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Sementara "' kebanyakan hotel bintang 5 lainnya berada di pusat kota atau dekat dengan pusat bisnis dan perbelanjaan. Faktor lainnya adalah layanan personal, jaringan internasional serta Bimasena Club & Spa yang memberikan berbagai layanan dan fasilitas olah raga.
Dalam Nine Cell Matrik GE, Hotel Dharmawangsa memiliki market attractiveness yang tinggi (high). Sedangkan untuk business strengthnya berada di antara medium dan weak akibat krisis, sehingga Hotel Dharmawangsa harus build selectively dengan mencapai strategi yang tepat untuk penetrasi ke pasar yang sangat selected dan jika kondisi politik terguncang kembali lebih baik menunggu saat yang tepat.
Sedangkan dalam Competitive Position, Hotel Dharmawangsa termasuk dalam question mark, karena masih relatif baru dalam industri perhotelan di Jakarta. Hotel Dharmawangsa masih terus berusaha menempatkan posisi sebagai hotel kelas papan atas di Jakarta. Hal ini relatif lebih mudah dilakukan di luar Indonesia, terutama di negara-negara yang telah memiliki hotel dari jaringan Rosewood, seperti Jepang dan Amerika.
Strategi dasar yang digunakan Hotel Dharmawangsa untuk bisa bersaing dalam industri perhotelan yang begitu ketat adalah menggunakan strategi fokus diferensiasi, yaitu dengan narrow target dan uniqueness.
Hotel Dharmawangsa dengan pertumbuhan pasar yang masih lambat namun memiliki posisi persaingan yang kuat, melakukan strategi concentric diversification. Dimana strategi ini mengembangkan produk yang tetap berhubungan dengan produk lama, lebih kepada product development.
Sambil menunggu kondisi market membaik, Hotel Dharmawangsa terus melakukan berbagai usaha untuk memperkuat posisinya di pasar hotel bintang lima. Jika hotel lain memiliki kamar paling tidak 400-an, Hotel Dharmawangsa yang hanya memiliki 1 00 kamar mau tidak mau melakukan pengembangan layanan atau diversifikasi dari produk yang ada selama ini disesuaikan antara visi grup Rosewood dan kondisi masyarakat Indonesia pada umumnya.
Mengingat kondisi industri perhotelan dan pariwisata yang lesu, Hotel Dharmawangsa harus lebih proaktif dalam melihat peluang yang ada secara internal. Terutama melihat bahwa membidik wisatawan lokal tidaklah mudah, akibat berbagai faktor (harga, lokasi, fasilitas, dll). Penduduk Jakarta lebih dapat dioptimalkan melalui restauran dan club & spa. Bagi kalangan tertentu, bisa bersantap di Hotel Dharmawangsa adalah suatu prestis dan menunjukkan golongan mereka. Sayangnya hal ini tidak ditunjang dengan pilihan makanan atau promo di restauran, terutama dalam hal pilihan makanan dan rasa."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Khalimatus Sa`diyah
"Thariq al-Bakrie terkenal sebagai seorang sastrawan anak atau `adib al-`aṭfaal, yang banyak menulis cerita-cerita anak. Selain sebagai seorang penulis yang sangat produktif, ia juga aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi yang berhubungan dengan anak. Skripsi ini membahas mengenai unsur badi’ yang terkandung dalam lima cerita anak karya Tariq al-Bakrie. Lima cerita yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah cerita yang berjudul al-Faraasyah, al-Sirru al-Jamiilu, Azuuz al-Fannaan, al-Himaaru al-Mufakkiru wa al-Himaaru al-Syaa’iru, dan al-Shoiyaadu al-Shoghiiru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis struktural-retoris. Kelima cerita tersebut memiliki unsur retoris yang unik, yang jarang dijumpai dalam cerita-cerita anak pada umumnya. Unsur retoris yang terkandung dalam lima cerita tersebut mencangkup unsur badi’ dan gaya bahasa repetisi atau al-takriir. Hal unik lainnya yang terdapat dalam lima cerita tersebut adalah sulitnya menentukan unsur intrinsik yang dimunculkan Thariq dalam beberapa ceritanya. Keunikan-keunikan tersebut menjadikan cerita menjadi sulit dipahami, sehingga dirasa kurang cocok bila disebut sebagai cerita anak.

Thariq al-Bakrie is well known as a children writer or `adib al-`aṭfaal, who writes many children stories. Other than as a productive writer, he actively participate in various children related activities and organizations too. This research will discuss about badi’ element consist in five children stories by Thariq al-Bakrie. The five stories which will be the primary source in this research are al-Faraasyah, al-Sirru al-Jamiilu, Azuuz al-Fannaan, al-Himaaru al-Mufakkiru wa al-Himaaru al-Syaa’iru, and al-Shoiyaadu al-Shoghiiru. The method used in this this research is analytical-structural-rhetorical method. The five mentioned stories have unique rhetorical element rarely found in common children stories. The rhetorical element consist in the five stories include badi’ element and repetition style or al-takriir. Other unique thing found in the five stories is that it is so hard to determine the intrinsic element appeared in Thariq’s stories. Theses distinctive factors make the story become so elusive that it is not suitable if the story is categorized as a children story.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>