Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18799 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jashim Uddin Ahmed
"This exploratory study focuses on doctors? perception towards domestic and multinational pharmaceutical products. Doctors can heavily influence drug purchase decisions by performing the roles of users (sometimes), influencer, gatekeepers and deciders, while patients perform the role of buyers and users. The difference in perception was measured in terms of products, brand image and pricing. Data were collected from a sample of 15 doctors (n=15) using a questionnaire comprised of 12 questions measured in Likert scales. The study reveals that brand image is the most influential factor for price of medicines and brand image is highly related to quality and the level of promotion for the underlying product. Furthermore, doctors perceive multinational products to be different and better than domestic products due to their stronger brand image. This study highlights that doctors? preferences are not fully unbiased and can be influenced by pharmaceutical companies. Due to its exploratory nature, findings might need to be validated in a further study with a larger sample.
Studi yang bersifat eksplorasi ini fokus pada persepsi dokter terhadap produk farmasi domestik
dan multinasional . Dokter dapat mempengaruhi keputusan pembelian obat dengan menjalankan
peran sebagai pengguna ( user ), pemberi pengaruh (influencer) , penjaga arus informasi (gatekeeper)
dan pembuat keputusan (deciders), sedangkan pasien melakukan peran sebagai pembeli (buyer) dan
pengguna (user). Perbedaan persepsi diukur dalam hal produk, citra merek dan harga. Data dikumpulkan
dari sampel 15 dokter (n = 15) dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 12 pertanyaan
yang diukur dalam skala Likert . Penelitian ini mengungkapkan bahwa citra merek merupakan faktor
yang paling mempengaruhi harga obat-obatan dan citra merek sangat berkaitan dengan kualitas dan
tingkat promosi untuk produk yang mendasarinya. Selain itu, dokter menganggap produk multinasional
berbeda dan lebih baik dari produk dalam negeri karena citra merek yang lebih kuat . Penelitian
ini juga memberikan kesimpulan bahwa preferensi dokter tidak sepenuhnya bebas bias dan dapat dipengaruhi
oleh perusahaan obat-obatan. Karena penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi, maka
temuan penelitian ini perlu divalidasi dalam studi lanjutan dengan sampel yang lebih besar."
Management Research Center (MRC) Department of Management, Faculty of Economics, University of Indonesia and Philip Kotler Center, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinah
"Obat yang disalurkan oleh Pedagang Besar Farmasi (PBF) harus memenuhi standar dan persyaratan keamanan, khasiat, mutu, dan label. Apabila obat yang telah disalurkan tidak memenuhi standar dan persyaratan tersebut, maka obat terebut harus ditarik dari peredarannya. Pelaksanaan penarikan obat yang dilakukan oleh PBF perlu menerapkan prinsip Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengevaluasi kesesuaian pelaksanaan penarikan obat (recall) di PT Kimia Farma Trading and Distribution Cabang Jakarta 3 berdasarkan aspek Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) 2020. Pengumpulan data terkait pelaksanaan penarikan obat di lapangan dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara dengan narasumber, serta penelusuran SOP terkait penarikan obat. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan kriteria yang terdapat pada CDOB 2020. Hasil memperlihatkan bahwa kriteria penarikan obat yang terdapat pada CDOB 2020 seperti prosedur tertulis penarikan obat, proses penyimpanan obat, serta pendokumentasian penarikan obat secara umum telah dilaksanakan oleh PT KFTD Jakarta 3 secara baik. Kesimpulannya adalah pelaksanaan penarikan obat di PT KFTD Jakarta 3 secara umum telah sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang terdapat pada CDOB 2020.

Drugs distributed by pharmaceutical distributors must meet safety, efficacy, quality, and label standards and requirements. If the drug that has been distributed does not meet these standards and requirements, then the drug must be recalled from circulation. The implementation of drug recalls carried out by pharmaceutical distributors needs to apply the principles of Good Distribution Practice (GDP). The purpose of this special assignment was to evaluate the suitability of carrying out drug recalls at PT Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 3 based on aspects of Good Distribution Practice (GDP) 2020. Data collection related to the implementation of drug recalls in the field was carried out through direct observation, interviews with sources, and tracing SOPs related to drug recall. The data was then compared with the criteria contained in GDP 2020. The results showed that the drug recall criteria contained in GDP 2020, such as written drug recall procedures, drug storage processes, and documentation of drug recall in general, have been carried out properly by PT KFTD Jakarta 3. The conclusion is that the implementation of drug recalls at PT KFTD Jakarta 3 is in general in accordance with the terms and conditions contained in GDP 2020."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Manuela
"Penggunaan sistem komputer dalam pengendalian sediaan farmasi merupakan salah satu upaya dalam menjaga persediaan. Perangkat lunak sangat bermanfaat untuk mendokumentasikan dan memantau seluruh kegiatan. PT SamMarie Tramedifa telah melakukan pembaruan terhadap sistem yang digunakan demi kelancaran pengelolaan dan terdapat hasil temuan yang menunjukkan dampak terhadap pengelolaan obat baik dari sisi pengelola serta performa pengendalian sediaan farmasi. Oleh karena itu, dilakukan analisis pengaruh penggunaan sistem komputer terhadap pengelolaan untuk menjadi bahan evaluasi. Penulisan laporan ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan sistem komputer dalam proses pengelolaan, menelaah dampak penggunaan perangkat lunak terhadap sistem pengadaan hingga penyaluran, mengevaluasi penggunaan perangkat lunak. Penulisan dilakukan dengan studi literatur, pengamatan langsung, pendataan laporan stok obat, pengumpulan hasil pencetakan faktur, diskusi dengan apoteker penanggungjawab, penanggungjawab sistem komputer, dan koordinator gudang. Hasil menunjukkan bahwa terjadi selisih stok antara sistem dengan fisik sebesar 11,94% dengan penyebab terbesar akibat kesalahan pada sistem. Pembuatan faktur juga lebih banyak dilakukan dengan pengetikan manual dibanding otomatis karena lemahnya pembacaan nomor bets dan tanggal kedaluwarsa produk. Dampak yang timbul adalah terhambatnya pengadaan akibat kesalahan pada sistem dan lambatnya sistem untuk mulai bekerja, kurangnya ketepatan dalam menentukan jumlah stok akibat adanya selisih, dan terhambatnya penjualan barang akibat pencetakan faktur yang juga terhambat. Dapat disimpulkan bahwa sistem komputer berpengaruh terhadap jumlah stok, berdampak pada pengadaan dan penjualan. Penggunaan sistem komputer di PT SamMarie Tramedifa sudah dirasa baik namun perlu dikaji kembali setiap informasi yang diperoleh dari sistem. Peralihan sistem yang dilakukan saat sedang tahap pengembangan menjadi faktor utama belum maksimalnya sistem tersebut karena perlunya adaptasi.

Using computer systems to control pharmaceutical products is an effort to maintain inventory. The software is useful for documenting and monitoring all activities. PT SamMarie Tramedifa has updated the system for better management and there were findings showing impacts on product management and control performance of pharmaceutical products. Therefore, an analysis of the computer system on management was important to be an evaluation. This report aimed to analyze the effect of computer system in the management process, examine the impact on procurement to distribution, and evaluate the use of software. The writing was done by literature studies, direct observation, data collection on stock reports and printed invoices, discussions with the responsible pharmacist, the person in charge of the computer system, and the warehouse coordinator. The results showed a difference in stock between the system and the physical of 11.94% with the biggest cause due to system errors. Invoicing was also done by manual typing rather than automatically due to the weak reading of the system. The other impacts were delays in procurement, slowness to start working, lack of accuracy of the amount of stock, and delays in sales of goods. In conclusion, the computer system affected the amount of stock, procurement, and sales. The use of the computer system at PT SamMarie Tramedifa was considered good, but necessary to review any information from the system. The system transition during the development stage was the main factor that the system was not maximized because of the need for adaptation."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Chrisanta Veronica
"Pengelolaan obat secara tidak langsung berkaitan dengan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya pada produk rantai dingin farmasi yang cenderung sensitif terhadap perubahan selama proses penyimpanan dan pendistribusian. Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang dekat dengan masyarakat, Apotek Roxy Cabang Sawangan harus memperhatikan proses pengelolaan tersebut. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisa implementasi sistem pengelolaan produk, data persentasi penjualan, serta peranan apoteker dalam penanganan produk rantai dingin farmasi di Apotek Roxy Cabang Sawangan.
Penelitian dilakukan secara observasional melalui pendekatan kualitatif. Adapun observasi dilakukan melalui studi literatur berdasarkan referensi ilmiah, regulasi nasional, dan dokumen operasional di Apotek Roxy Cabang Sawangan. Selain itu dilakukan penarikan data penjualan produk rantai dingin farmasi selama satu tahun. Analisa data yang diperoleh dilakukan dengan melakukan wawancara lanjutan, pencatatan, dan pengamatan secara langsung. Penelitian menemukan bahwa pengelolaan produk rantai dingin farmasi di Apotek Roxy Cabang Sawangan telah sesuai dengan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Selain itu, diketahui juga bahwa penjualan produk rantai dingin farmasi selama satu tahun didominasi oleh produk insulin. Apoteker memiliki tanggung jawab penuh untuk memastikan seluruh aspek pengelolaan obat di Apotek berjalan dengan benar.

Drug management is indirectly related to the quality of public health, especially for pharmaceutical cold chain products, which tend to be sensitive to changes during the storage and distribution process. As the closest health service facility to the community, the Roxy Pharmacy Sawangan Branch must consider this management process. Therefore, research is needed to analyze the implementation of product management systems, sales percentage data, and the role of pharmacists in handling pharmaceutical cold chain products at the Roxy Pharmacy, Sawangan Branch.
The research was conducted observationally through a qualitative approach. Observations were made through literature studies based on scientific references, national regulations, and operational documents at the Roxy Pharmacy, Sawangan Branch. In addition, sales data for pharmaceutical cold chain products in the Roxy Pharmacy Sawangan Branch were collected for one year. Analysis of the data obtained was carried out by conducting follow-up interviews, recording, and direct observation. The study found that managing pharmaceutical cold chain products at the Roxy Pharmacy, Sawangan Branch followed Good Drug Distribution Methods (CDOB). In addition, the research found that insulin products dominate sales of pharmaceutical cold chain products for one year. Pharmacists are responsible for ensuring that all aspects of drug management in pharmacies run correctly.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Khairunnisa Salsabila
"Industri Farmasi merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang harus memiliki izin untuk dapat melakukan kegiatan produksi atau pemanfaatan sumber daya produksi, penyaluran obat, dan pengembangan. PT. Kalbio Global Medika (PT. KGM) adalah industri farmasi dibawah naungan PT. Kalbe-Genexine biologics Group yang berencana untuk mengembangkan pemasaran produk-produk biologis ke wilayah Australia dan New Zealand. Untuk dapat melakukan ekspor produk ke suatu negara, industri farmasi perlu menyesuaikan SOP yang ada industri farmasi tersebut dengan CPOB di negara tujuan dilakukannya ekspor produk. Hal tersebut dilakukan guna memastikan produk yang diekspor telah diproduksi aman digunakan dan dapat didistribusikan di negara tersebut. Therapeutic Goods Administration (TGA) adalah regulatory authority di Australia yang berwenang dalam menerbitkan sertifikat TGA untuk industri farmasi yang telah mematuhi Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme (PIC/S) Guideline. Gap Analysis merupakan suatu proses identifikasi perbedaan antara suatu hal yang dijadikan acuan/panduan dengan kondisi aktual yang terjadi. Melalui gap Analysis, akan terjadi upaya modifikasi untuk menyesuaikan kondisi aktual dengan hal dijadikan sebagai panduan. Tugas Khusus ini diharapkan mampu menunjukkan kesesuaian dan kesenjangan antara SOP PT. KGM dan PIC/S Guideline. Gap analysis dilakukan terhadap 3 jenis aspek, diantara adalah Pharmaceutical Quality System (PQS), Quality Risk Management (QRM), dan Change Control (CC). Berdasarkan informasi yang diperoleh, diketahui bahwa PT. KGM telah mengimplementasikan prosedur PQS, QRM, dan CC sesuai dengan yang dipersyaratkan pada PIC/S guidelines, namun terdapat beberapa aspek PIC/S guidelines yang kurang sesuai untuk diaplikasikan di PT. KGM, diantaranya adalah folder/penyimpanan file khusus untuk beberapa lokasi proses manufaktur yang berbeda dan penggunaan kombinasi risk assessment tools.

The Pharmaceutical Industry, a legally established entity, necessitates permits for engaging in production, utilizing resources, distributing drugs, and product development. PT. Kalbio Global Medika (PT. KGM), a pharmaceutical enterprise under the PT. Kalbe-Genexine Biologics Group, aims to expand the marketing of biological products to Australia and New Zealand. For exporting goods to a foreign country, the pharmaceutical sector must harmonize its existing Standard Operating Procedures (SOPs) with the Current Good Manufacturing Practices (cGMP) of the export destination. This step ensures the safe production, distribution, and utilization of exported products in that nation. The Therapeutic Goods Administration (TGA) is Australia's regulatory authority, empowered to issue TGA certificates to pharmaceutical companies adhering to the Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme (PIC/S) Guidelines. Gap Analysis entails identifying disparities between a benchmark and actual conditions, leading to adjustments that align the real circumstances with the benchmark. This specific task aims to showcase the concordance and gaps between PT. KGM's SOPs and the PIC/S Guidelines. Gap analysis targets three facets which are Pharmaceutical Quality System (PQS), Quality Risk Management (QRM), and Change Control (CC). As per obtained data, PT. KGM has adopted PQS, QRM, and CC in accordance with the PIC/S guidelines. However, certain aspects of the PIC/S guidelines may not be entirely compatible with PT. KGM's practices, including the requirement for dedicated folders/storage for different manufacturing sites and the use of specific risk assessment tools in combination. This analysis strives to ensure PT. KGM's adherence to globally recognized pharmaceutical standards while pinpointing potential areas necessitating adjustments."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gayatri Indah Pramesti
"Kualitas air yang baik diperlukan untuk memastikan keamanan dan kemurnian produk farmasi. Penelitian ini dilakukan sebagai kegiatan pemantauan mikrobiologi dari sampel air yang merupakan komponen penting dalam industri farmasi. Kualitas air yang baik diperlukan untuk memastikan keamanan dan kemurnian produk farmasi. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel air, inokulasi kultur mikroba, pewarnaan gram, dan identifikasi mikroorganisme dengan API 20E kit. Proses pemantauan dilakukan secara rutin untuk mendeteksi potensi kontaminasi mikroba. Hasil analisis menunjukkan bahwa sampel WFI mengandung mikroba Burkholderia cepacia dengan probabilitas 97%. Burkholderia cepacia adalah bakteri patogen yang dapat menyebabkan infeksi serius pada individu dengan sistem imun yang lemah. Untuk mencegah kontaminasi mikroba, direkomendasikan pengaliran loop sirkulasi secara terus menerus dan penghindaran dead legs yang dapat menyebabkan pembentukan biofilm. Disarankan pula penggunaan metode identifikasi mikrobiologis lain untuk meningkatkan akurasi hasil. Penelitian ini menegaskan pentingnya pemantauan kualitas air dalam industri farmasi untuk memastikan produk yang aman dan berkualitas tinggi serta menjaga kesehatan konsumen.

Good quality water is essential to ensure the safety and purity of pharmaceutical products. This research was conducted as part of microbiological monitoring activities on water samples, which are crucial components in the pharmaceutical industry. High-quality water is necessary to ensure the safety and purity of pharmaceutical products. The research utilized methods such as water sample collection, microbial culture inoculation, gram staining, and microorganism identification using the API 20E kit. Monitoring processes were routinely carried out to detect potential microbial contamination. Analysis results indicated that the WFI sample contained Burkholderia cepacia with a probability of 97%. Burkholderia cepacia is a pathogenic bacterium capable of causing serious infections in individuals with weakened immune systems. To prevent microbial contamination, continuous circulation loop flushing and avoidance of dead legs that can lead to biofilm formation are recommended. Additionally, using alternative microbiological identification methods is advised to improve result accuracy. This study underscores the importance of monitoring water quality in the pharmaceutical industry to ensure safe, high-quality products and protect consumer health.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Buckley, Peter J.
London: Macmillan, 1978
338.88 BUC f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Heenan, David A.
Reading: Addison-Wesley, 1979
338.88 HEE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Averus Sina
"Skripsi ini bertujuan Untuk menganalisis penentuan status BUT pada Multinational Company berbasis Over The Top di Indonesia dan Faktor-faktor yang dapat mendukung penerapan kebijakan penentuan status BUT pada Multinational Company berbasis Over The Top di Indonesia. Analisis penentuan status BUT didasarkan pada kebijakan SE-04/PJ/2017, PMK 35/PMK.03/2019, Perppu 1 Tahun 2020 serta kesesuainnya dengan tax treaty yang berlaku. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan diperoleh dengan cara melakukan wawancara mendalam dengan narasumber yang relevan dengan permasalahan yang diangkat. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa SE-04/2017,PMK-35/2019 dan perppu 1 tahun 2020 belum dapat diterapkan untuk dapat menimbulkan adanya BUT pada MNC berbasis OTT di Indonesia. SE-04/2017 dan PMK-35/2019 masih menjadikan UU PPh sebagai sumber rujukan terkait penentuan BUT dimana UU PPh masih terbatas pada physical presence untuk menentukan BUT, sementara itu regulasi Perppu 1 Tahun 2020 juga belum dapat diterapkan untuk menentukan BUT pada aktivitas bisnis MNC berbasis OTT, karena ketentuan Significant Economic Presence yang merupakan nexus rules untuk menetapkan BUT pada MNC berbasis OTT bertentangan dengan ketentuan BUT yang terdapat dalam tax treaty yang masih berdasarkan pada physical presence. Pemerintah juga perlu mempertimbangkan berbagai faktor pendukung yaitu, global konsensus atas inclusive framework, Renegosiasi tax treaty melalui instrumen bilateral ataupun multilateral, dan adanya sinergisitas antara lembaga pemerintah.

This thesis aims to analyze the determination of the status of PE in Multinational Companies based on Over the Top in Indonesia and the factors that can support the implementation of the policy for determining the status of PE in Multinational Companies based on Over the Top in Indonesia. Analysis of determining PE status is based on policies SE-04 / PJ / 2017, PMK 35 / PMK.03 / 2019, Perppu 1 of 2020 and its compliance with applicable tax treaty. This research uses a qualitative approach. The data used was obtained by conducting in-depth interviews with sources relevant to the issues raised. The results of this study concluded that SE-04/2017, PMK-35/2019 and Perppu 1 of 2020 could not be applied to be able to cause PE in OTT-based MNCs in Indonesia. SE-04/2017 and PMK-35/2019 still make the Income Tax Law as a reference source related to determining BUT where the Income Tax Law is still limited to physical presence to determine PE, meanwhile Perppu 1/2020 regulations also cannot be applied to determine PE in business activities MNC is based on OTT, because the provisions of the Significant Economic Presence which are the nexus rules for establishing PE on OTT-based MNC are in conflict with the PE provisions contained in the tax treaty that are still based on physical presence. The government also needs to consider various supporting factors namely, global consensus on inclusive frameworks, tax treaty renegotiation through bilateral or multilateral instruments, and the existence of synergy between government institutions."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Nurhayati
"Bagian produksi merupakan inti dari pembuatan obat yang melakukan proses produksi dari bahan hingga menjadi produk jadi. Salah satu penunjang dalam berlangsungnya proses produksi adalah tersedianya gudang atau tempat penyimpanan. Tujuan penerapan prinsip 3R (Ringkas, Rapi, dan Resik) adalah untuk mengoptimalkan produktivitas di dalam gudang. Penerapan prinsip ringkas, rapi, dan resik dilakukan dengan cara dikaji dan diobservasi terlebih dahulu kemudian baru dibuat rencana tindak lanjut dan penerapannya. Gudang peralatan dan perlengkapan departemen produksi menjadi lebih terorganisir setelah penerapan prinsip ringkas, rapi, dan resik sehingga diharapkan produktivitas di dalam gudang menjadi lebih optimal.

The production part is the core of medicine manufacturing which carries out the production process from ingredients to finished products. One of the supports in the production process is the availability of a warehouse or storage place. The purpose of applying the 3S principle (Sort, Set in Order, and Shine) is to optimize productivity in the warehouse. The application of the principles of sort, set in order, and shine is carried out by studying and observing first and then making a follow-up plan and its implementation. The equipment and supplies warehouse of the production department becomes more organized after the application of the principles of sort, set in order, and shine, so that it is expected that productivity in the warehouse will be more optimal.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>