Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Silvia Shinta Devi
"The health system in Indonesia has undergone major changes with the enactment of National Health Insurance program. Medical resume have an important role in health insurance claims, so delayed and incomplete medical resume completion will disrupt the process of insurance claims. This study aimed to determine effects of perceived ease of use, perceived usefulness, and attitude on doctor?s acceptance in completing medical resume at Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Psychiatric Hospital based on Technology Acceptance Model (TAM). TAM was used as a model in this study because medical resume is one form of information technologies that is still manual. Data collection for this study was conducted in March 2016 by using questionnaires given to 32 doctors at Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Psychiatric Hospital. The five-level Likert scale was used to measure each of the variables. The data were analyzed using Partial Least Square. The result showed that in general, physician acceptance at Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Psychiatric Hospital againts medical resume charging is in the high category and has perceived usefulness and attitude in both categories, while perceived ease of use is in the medium category.

Sistem kesehatan di Indonesia mengalami perubahan besar dengan diberlakukannya program Asuransi Kesehatan Nasional. Resume medis memiliki peran penting dalam klaim asuransi kesehatan, sehingga resume medis yang terlambat dan tidak lengkap akan mengganggu proses klaim asuransi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat, dan sikap pada penerimaan dokter dalam menyelesaikan resume medis di Dr Radjiman Wedyodiningrat Psychiatric Hospital Lawang berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM). TAM digunakan sebagai model dalam penelitian ini karena resume medis merupakan salah satu bentuk teknologi informasi yang masih dilakukan secara manual. Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada 32 dokter di Rumah Sakit Jiwa Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang. Skala Likert lima tingkat digunakan untuk mengukur setiap item variabel. Data dianalisis dengan menggunakan Partial Least Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum, acceptance dokter di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang terhadap pengisian resume medis masuk dalam kategori ringgi dan memiliki perceived usefulness and attitude yang dalam kategori baik, sedangkan perceived ease of use dalam kategori sedang."
Brawijaya University, Faculty of Medicine, Postgraduate Program in Hospital Management, 2017
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Eko Sunaryanto
"Untuk mengevaluasi terhadap penerapan clinical pathway bagi pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang, dilakukan penelitian menggunakan desain cross-sectional retrospektif dengan pengambilan sampel berdasarkan proporsi kejadian variabel yang diukur. Hasil yang diperoleh adalah indikator kejadian percobaan bunuh diri menurun dari 6% menjadi 2% (p= 0,097). Indikator kejadian pasien lari 6% vs 5% (p = 0,756). Kejadian pasien jatuh menurun dari 2% menjadi nol (p= 0,155). Indikator kejadian pasien yang difiksasi satu kali menurun dari 26% menjadi 12%, sedangkan pasien yang difiksasi lebih dari satu kali menurun dari 12% menjadi 10% (p = 0,028).
Indikator kejadian infeksi nosokomial akibat scabies terdapat peningkatan bermakna dari tidak ada kasus menjadi 19% (p = 0,001). Tidak ada kejadian infeksi nosokomial akibat luka fiksasi. Kejadian re-hospitalisasi sebanyak satu kali mengalami penurunan sesudah penerapan clinical pathway sebanyak 7% (26% menjadi 19%). Kejadian re-hospitalisasi lebih dari satu kali meningkat sebesar 42% (10% menjadi 52%). Interval re-hospitalisasi kurang dari satu bulan menurun dari 2% menjadi 1%. Rata-rata lama rawat menurun dari 80,8 menjadi 59,16 (p = 0,04). Sedangkan indikator kepuasan pelanggan terdapat kecenderungan terjadi peningkatan setelah penerapan clinical pathway, namun pada tahun 2011 terdapat tren yang menurun.
Saran: perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang adanya faktor-faktor selain clinical pathway, yang berpengaruh terhadap perubahan tingkat keselamatan pasien, re-hospitalisasi, efektivitas pelayanan, serta perlunya revisi formulir clinical pathway.

This study was conducted to evaluate the implementation of clinical pathway for patients with schizophrenia in the Dr. Radjiman Wediodiningrat Mental Hospital. This research used cross-sectional design with retrospective sampling events based on the proportion of measured variables. We found that the incidence of suicide attempts decreased from 6% to 2% (p = 0.097). There was no different of run away event ( 6% vs 5%; p = 0.756). The incidence of patient fell decreased from 2% into zero (p = 0.155). The events of one-time fixation decreased from 26% to 12%, while patients who got more than once fixation declined from 12% to 10% (p = 0.028).
The incidence of nosocomial infection scabies increased to 19% (p = 0.001). There was no wound infections from fixation events. The incidence of re-hospitalization, one-time decreased after the implementation of clinical pathways as much as 7% (26% to 19%). But the incidence of rehospitalization for more than one time increased by 42% (10% to 52%). The average length of stay decreased from 80.8 to 59.16 (p = 0,04). In term of customer satisfaction, there was a tendency an increase after the implementation of clinical pathways, but in 2011 there was a downward trend.
The study suggest to asses factor beside clinical pathways that influence patient safety, rehospitalized, care of effectivenes and review the clinical pathway form.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35358
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soebaryo Mangunwidodo, 1941-
Jakarta: Yayasan Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat, 1994
923.2 SOE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aisyah
"Penelitian ini membahas kelengkapan resume medis rawat inap di RS Umum Hermina Depok. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran hasil analisis kelengkapan resume medis rawat inap. mendapatkan gambaran hasil analisis kelengkapan resume medis rawat inap. Jenis penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan desain studi cross sectonal dan kualitatif dengan wawancara mendalam dan terstruktur menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian ini adalah kurangnya pengetahuan, kurang sesuainya sanksi dan insentif, instrumen yang penting, format instrument kolom, huruf, perlengkapan, uji coba, revisi, sosialisasi, kelengkapan, ketidaklengkapan dan dokter penanggung jawab resume medis rawat inap.. Hasil penelitian didapatkan rata-rata resume medis rawat inap lengkap sebesar 84,6% dan yang tidak lengkap sebesar 15,4%. Hal ini menunjukkan bahwa standar kelengkapan resume medis rawat inap masih belum sesuai RS Umum Hermina Depok sebesar ≥ 95%. Kurangnya sosialisasi terkait peraturan resume medis kepada para dokter merupakan salah satu hambatan dalam pengisian resume medis rawat inap masih belum lengkap.

This research discuss about the completeness of Inpatient Medical Resume at Hermina Depok Hospital. The purpose of this research is to get the illustration of analysis the completeness of inpatient medical resume. The research uses quantitative method with cross sectional design and qualitative by in-depth interview and structural interview by using both primer and secondary data. The result of this research are less knowledge, inappropriate sanction and incentive, important items. Column instrument format, character, tools, trial test, revision, socialization, completeness, incompleteness, and physician responsible due to inpatient medical resume. Concludes that the average of completeness inpatient medical resume is about 84,6% and discompleteness medical resume is about 15,4%. It shows that the completeness of inpatient medical resume yet with the standard of Hermina Hospital Depok which is about >95%. The minimum socialization about the rule of medical resume to the physician become one of obstacle when filling inpatient medical resume still not complete."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hikmah
"ABSTRAK
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/Menkes/PER/III/2008
Bab III tentang tata cara penyelenggaraan rekam medis pada pasal 5 ayat 1
menyatakan ? Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek kedokteran
wajib membuat rekam medis?. Askes terhadap rekam medis, termasuk ringkasan
pelayanan (resume) pada setiap pelayanan pasien, meningkatkan peluang untuk
terjadinya kesinambungan pelayanan kesehatan yang diperlukan (WHO, 2008: Word
Health Report 2008). Rekam medis yang bermutu harus memenuhi indikator
kelengkapan isi, keakuratan, ketepatan waktu dan pemenuhan aspek hukum
(Huffman, 1994). Mutu resume medis adalah cermin mutu rekam medis serta
layanan yang diberikan oleh Rumah Sakit (Depkes,1991). Menurut statement salah
satu staf rekam medis di RS Kanker "Dharmais", pengisian resume medis masih
terdapat keterlambatan dan ketidaklengkapan oleh dokter. Berdasarkan hasil
observasi penulis pada bulan september tahun 2010, dari 144 resume medis
kelengkapan pengisian resume medis mencapai 84,7% dan keterlambatan pengisian
resume medis mencapai 81,25 %. Keterlambatan pengisian resume medis terjadi
dikarenakan padatnya aktifitas dokter dan tidak setiap hari dokter berada di RSKD
dan ketidaklengkapan pengisian resume dikarenakan dokter sering lupa mengisi
diantaranya adalah hasil pemeriksaan penunjang dan tanggal pembuatan resume.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu resume medis berdasarkan
kelengkapan, keakuratan, dan ketepatan waktu pengisian resume medis. Serta
mengetahui hubungan antara mutu resume medis dengan aspek hukum penulisan
resume medis. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, dengan data
sekunder pasien jamkesmas dan pasien umum melalui penarikan sampel yang
berjumlah 110 resume medis. hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan
yang signifikan antara mutu resume medis dengan dengan aspek hukum penulisan
resume medis (nilai p-value = 1,0 ). Disarankan kepada pihak rumah sakit perlu
adanya monitor secara berkala dalam pengisian resume medis, sosialisasi resume
medis ke dokter (baik baru maupun lama) tentang pentingnya mutu resume medis,
terutama ketepatan waktu pengisian resume medis mengingat ketapatan waktu
pengisian resume masih rendah dan pengisian resume medis sebaiknya dalam bentuk
komputerisasi yang ditandatangani oleh dokter penanggung jawab pasien.

Abstract
Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number
269/Menkes/PER/III/2008 Chapter III of the procedures of the medical records in
Article 5, paragraph 1 states "Any physician or dentist practicing medicine in the
medical record shall be made". Health insurance to the medical record, including a
summary of services (resume) in each patient care, increase the chances for the
continuation of necessary medical care (WHO, 2008: Word Health Report 2008).
Medical record must meet the quality indicators of the completeness of the content,
accuracy, timeliness and compliance with the legal aspects (Huffman, 1994). Quality
medical resume is a mirror of the quality of medical records and services provided by
the Hospital (MOH, 1991). According to the statement of one of the medical records
staff at the Cancer Hospital "Dharmais", charging medical resume there are still
delays and omissions by the physician. Based on the observation of the writer in
September of 2010, from 144 medical resumes medical resumes charging
completeness reached 84.7% and the delay in charging medical resume reaches
81.25%. Delays occurred due to the filling of medical resume activity density of
doctors and not every day a doctor was in RSKD and incompleteness due to resume
charging doctors often forget to fill them are the results of investigation and creation
date resume. This study aims to determine the quality of medical resume based on the
completeness, accuracy, and timeliness of medical resume charging. And determine
the relationship between the quality of the legal aspects of medical resume writing
medical resumes. This study uses cross sectional approach, Jamkesmas patients with
secondary data and public patients through the withdrawal sample of 110 medical
resume. results showed that there was no significant relationship between the quality
of medical resume with the legal aspects of medical resume writing (p-value = 1,0).
Suggested to the hospital is necessary to periodically monitor the charging medical
resume, medical resumes socialization to the doctor (both new and old) about the
importance of quality medical resume, especially the timeliness of medical resume
charging ketapatan considering charging time is still low, and charging resumes
medical resumes should in computerized form, signed by the physician in charge of
the patient
"
Universitas Indonesia, 2012
S43604
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Feizy Marin Amiroeddin
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen data dalam resume medis RSAUyang tidak lengkap dan untuk mengetahui faktor penyebab ketidaklengkapan.Berdasarkan data awal ditemukan bahwa data rekam medis di setiap ruangan perawatantidak mencapai 100. Berdasarkan data awal tersebut, penelitian diteruskan untukmengetahui data yang lebih spesifik yaitu komponen data dalam formulir resume yangtelah disepakati.
Penelitian ini merupakan penelitian mix methods atau penelitian kuantitatif yangdilakukan secara observasional pada data sekunder rekam medis yaitu formulir resumemedis dan dilanjutkan dengan penelitian kualitatif untuk mengetahui faktor yangberhubungan dengan kelengkapan resume medis melalui pendekatan sistem inputproses-output. Lokasi penelitian di RSAU dr. Esnawan Antariksa, dan sampelditetapkan secara purposive, yaitu 100 data resume dari masing-masing ruangan mulaibulan februari 2016 sampai dengan april 2016. Untuk wawancara mendalam dipilih 4informan yaitu satu dokter dengan persentase pengisian resume paling lengkap, satudokter dengan persentase pengisian resume yang kurang lengkap bukan terburuk , satukepala ruangan, dan satu perwakilan manajemen.
Hasil penelitian dari isian formulir resume medis yang dibagi menjadi 3 kelompokdata, yaitu data identitas pasien, data klinis, dan data adminitrasi, menunjukkan bahwaterdapat beberapa komponen data resume medis yang diisi lengkap dan komponen datayang jauh dari standar persentase kelengkapan. Hanya 9 komponen data yang terisilengkap dari total 28 komponen yang seharusnya diisi dalam formulir resume medisRSAU, meskipun tidak semua dari 9 data tersebut yang konstan terisi dengan lengkap. Sembilan komponen data tersebut adalah: Nama Pasien, Nomor Rekam Medis,Tanggal Masuk, Ruang Rawat, Diagnosa Primer, Diagnosa Sekunder, Indikasi Rawat,Tanda Tangan Dokter, Nama Dokter. Dari 9 data ini, hanya kolom nama pasien dannomor rekam medis yang konstan selalu diisi oleh pengisi formulir. Adapun faktorpenyebab terjadinya ketidaklengkapan adalah formulir resume yang terlalu kompleks,belum adanya SOP terperinci khusus pengisian resume medis, tidak adanya sosialisasidan pelatihan, serta minimnya monitoring dan evaluasi oleh manajemen rumah sakit.

The aim of this study is to determine the incompleteness of component data in themedical resume of RSAU and to determine the causes of incompleteness. Based onpreeliminary data found that medical records in every inpatient does not reach 100 .Based on these preeliminary data, the study continued for more specific data in resumeform.
This study is a mix methods or quantitative research conducted with observation ofsecondary data, namely form of medical records and medical resume, continued withqualitative research to determine the factors related to the completeness of the medicalresume through a systems approach input process output. The research location inRSAU dr. Esnawan Antarika, and the samples were determined purposively 100 datawas taken from each room began in February 2016 until April 2016. Reseacher also doIn depth interviews with four informants, a doctor with the most complete resumepercentage, a doctor with incomplete resume not the worst , head of the room, andmanagement representative.
The results divided into 3 groups of data patient identity data, clinical data, andadminstration data. The result shows that there are data components that fill completelyand data components which far from standard percentage of completeness. Only 9 ofthe completed data component from 28 components that should be filled in the RSAUresume form, although not all of 9 data is costantly filled completely. Nine componentsof these data are Name of Patient, Medical Record Numbers, Dates, Room, Diagnosisof Primary, Secondary Diagnosis, Indications, Signature Doctor, Doctor name. Fromthesee data, only the name of the patient and medical record number constantly filledby applicants. Incompleteness happen because of complicated resume, there is nostandard operational procedure for filling the resume, there is no socialization andtraining, and there`s no monitoring and evaluation by the hospital management."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhaidah
"Resume medis atau disebut juga ringkasan keluar merupakan kesimpulan atau ringkasan yang menjelaskan tentang penyakit pasien, pemeriksaan, pengobatan dan tindakan yang telah dilakukan oieh dokter. Resume medis diisi dan ditandatangani oleh dokter yang merawat. Hasil pemeriksaan pasien akan terlihat secara lengkap, ringkas dan akurat dalam resume, terisi atau tidaknya resume tergantung kepada dokter yang rnerawat pasien, hal ini berkaitan dengan kepatuhan dokter sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kepatuhan dokter dalam mengisi resume medis serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen terhadap resume medis pasien bedah dan non bedah Ruang Topaz bulan April sampai Oktober Tahun 2008.
Hasil penelitian pada formulir resume medis pasien bedah dan non bedah pada bulan April - Oktober Tahun 2008 didapatkan angka ketidaklengkapan resume medis pasien bedah sebanyak 89,47% dengan penilaian dokter bedah tidak mengisi minimal satu item dari I0 item yang ditentukan. Untuk resume medis pasien non bedah didapat angka ketidaklengkapan sebanyak 42.59% dengan penilaian tidak mengisi minimal satu item dari 9 item yang ditentukan. Adapun item-item yang tidak lengkap adalah hasil pemeriksaan, pengobatan selanjutnya/kontrol ulang, pengobatan, nama dokter yang merawat dan tanda tangan dokter yang merawat. Faktor yang berpengaruh dengan kepatuhan dokter adalah status dokter, persepsi mengenai pelaksanaan SOP dan persepsi mengenai format resume medis, sedangkan pengetahuan, masa kerja, persepsi mengenai beban kerja, insentif, motivasi dari pimpinan dan sanksi tidak berpengaruh terhadap kepatuhan dokter.
Saran yang diajukan adalah (1) untuk Depkes mensosialisasikan Permenkes mengenai resume medis, (2) untuk manajemen rumah sakit agar meninjau ulang format resume yang terbaru dan SOP mengenai dokter umum yang harus mengetik formulir resume medis, membuat peraturan khusus untuk dokter visit dan dokter bangsal mengenai kewenangan mengisi resume medis, dan mengadakan rapat rutin untuk membahas dan mengevaluasi mengenai kelengkapan pengisian resume medis (3) Untuk ketua komite medik mengadakan rapat komite medik dan membahas mengenai format resume medis yang baik dengan mengacu pada peraturan yang ada (4) untuk dokter spesialis yang merawat pasien agar mengisi resume medis dengan tulisan yang jelas dan terbaca, bersikap lebih proaktif dan koordinasi dengan perawat, dan mengikuti perkembangan hukum kesehalan. (5) Untuk Peneliti lain mengembangkan penelitian kuantitatif mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dokter dalarn mengisi resume medis dan mengembangkan penelitian kualitatif dan kuantitatif untuk mengevaluasi hasil dan dampak kepatuhan dokter dalam pengisian resume medis.

Medical resume or summary which describe patient illness, examination, treatment and therapy, and measure that have already given. These medical resume, filled and signed by physicians who was taking care. Result of the examination can provide a comprehensive, complete, breaf and accurate description about the patient when he or she needs further medical treatment. Medical resume filling is depend on physicians who taking care the patients, so that the obyective of this research is to analize physicians compliance in filling medical resume, as well as affecting factors. This research is qualitative approach was done using in-depth interview method document study to medical resume of surgical and non surgical patient in Topaz ward on April until October 2008.
Result of this research in medical resume formulir of surgical and non surgical patients on April until October 2008 concluded rate of medical resume absence is 89,47% in appraisal that surgical doctors had not filled minimally one of nine variables identified. Medical resume formulir of non surgical patients concluded is 42,59% in appraisal that nonsurgical physicians had not filled minimally one of nine variables identified. Uncompleted variables of medical resume were examination result, further therapy, therapy, physician?s name and physician's sign. Affecting factors of physicians compliance are physicians status, Perception of Standard Operating Procedure and Perception of medical resume format whereas factors not affected are knowledge, work period, percepcion of work load, motivation, incentive, and sanction.
Suggestion to (1) Health Department to socialize Ministry of Health regulation about medical resume, (2) Hospital management to reform new medical resume and SOP about general physicians who type medical resume formulir and to act routine meeting to discuss and evaluate about filling of medical resume completely, (3) Head of Medical committee to act medical committee meeting and discuss about good medical resume format in following the regulation (4) specialist doctor who taking care the patient to till medical resume in written clearly and readable, to act actively and coordinate with nurse, to follow improvement of health law (5) Another Researcher to develope quantitative research about factors influenced physical compliance in filling medical resume and to develope qualitative and quantitative reasenches to evaluate the result and impact of physical compliance in filling medical resume.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21110
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widia Hitayani
"RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya melakukan implementasi SIMRS GOS 2 untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan kinerja. Penerimaan penggunaan SIMRS merupakan penentu dalam kesuksesan implementasi. Tenaga medis dan nakes merupakan pengguna SIMRS GOS 2 terbanyak di rumah sakit, sehingga dianggap perlu untuk menganalisis penerimaannya. Analisis penerimaan pengguna dilakukan berdasarkan Technology Acceptance Model (TAM) dalam penelitian kuantitatif berdesain cross sectional. Responden penelitian sebanyak 265 tenaga medis dan tenaga kesehatan RSUD dr Doris Sylvanus. Analisis dilakukan dengan uji univariat dan Structural Equation Model (SEM).Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan langsung yang positif dan terbukti secara statistik antara persepsi kemudahan dengan persepsi manfaat. Persepsi manfaat memiliki hubungan yang positif dengan sikap. Sikap memiliki hubungan positif dengan niat menggunakan. Niat menggunakan memiliki hubungan positif dengan penggunaan SIMRS GOS 2 secara nyata. Hubungan tidak langsung dan positif didapatkan antara persepsi manfaat dengan niat menggunakan melalui sikap.Tidak didapatkan hubungan langsung antara persepsi kemudahan dengan sikap, demikian pula antara persepsi manfaat dengan niat menggunakan SIMRS GOS 2 oleh para tenaga medis dan nakes di RSUD dr Doris Sylvanus.

RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya implemented SIMRS GOS 2 to improve efficiency, effectiveness, and performance. Acceptance of the use of SIMRS is decisive in successful implementation. Health workers are the most users of SIMRS GOS 2 in hospitals, so it is considered necessary to analyze their acceptance. User acceptance analysis was conducted based on the Technology Acceptance Model (TAM) in crosssectional quantitative research. The respondents of the study were 265 health workers of Dr. Doris Sylvanus Hospital. The analysis was carried out with univariate tests and the Structural Equation Model (SEM). The results of the study found that there was a positive and statistically proven direct relationship between the perception of convenience and the perception of benefits. The perception of benefits has a positive relationship with attitude. Attitude has a positive relationship with intent to use. The intention to use has a positive relationship with the real use of SIMRS GOS 2. An indirect and positive relationship is obtained between the perception of benefits and the intention to use through attitude. There is no direct relationship between the perception of convenience and attitude, as well as between the perception of benefits and the intention to use SIMRS GOS 2 by health workers at Dr. Dosir Sylvanus Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Burgess, Ann Wolbert
London: Prentice-Hall, 1985
618.920 023 1 BUR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Yati Maryati
"Rekam medis manual (kertas) mempunyai beberapa kelemahan, penggunaan rekam medis elektronik merupakan sebuah solusi mengatasinya. Rumah Sakit Husada mulai ujicoba penerapan Electronic Medical Record (EMR) di Klinik Spesialis pada September 2019, sampai Juni 2021 diketahui penggunaan EMR belum 100%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik, persepsi kemanfaatan, persepsi kemudahan, dan minat perilaku terhadap penggunaan EMR. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan populasi adalah tenaga Kesehatan yang terlibat dalam penggunaan EMR yang berjumlah 288 orang yang terdiri dari Dokter, Perawat, Petugas Rekam Medis, Petugas Radiologi, Petugas Laboratorium, Petugas Farmasi dan Admission. Sampel dalam penelitian sebanyak 80 orang yang dihitung menggunakan rumus Lemeshow dan kemudian dilakukan stratifikasi berdasarkan profesi. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan EMR tertinggi pada unit Admission dengan skor 24,10 dan terendah pada dokter dengan skor 19,04. Pada hasil uji diketahui tidak terdapat hubungan persepsi kemudahan dengan penggunaan EMR, dan terdapat hubungan persepsi kemanfaatan dan minat perilaku dengan penggunaan EMR dengan nilai signifikansi 0,000. Kemanfaatan yang dirasakan oleh pengguna dengan adanya EMR adalah lebih efisien waktu dan tenaga. Pada persepsi kemudahan rata-rata skornya adalah 36,79, masih ditemukan beberapa kendala diantaranya jaringan yang error atau data pasien tidak muncul. Skor minat perilaku penggunaan EMR adalah 20,55 artinya minat untuk menggunakan EMR cukup baik. Saran terhadap Rumah Sakit Husada adalah perlunya perbaikan jaringan secara menyeluruh untuk mengurangi terjadinya gangguan sistem. Back up data secara rutin dan server cadangan merupakan upaya menghindari masalah jika terjadi down sistem.

Manual medical records (paper) have several weaknesses, the use of electronic medical records is a solution to overcome them. Husada Hospital started testing the implementation of Electronic Medical Record (EMR) at the Specialist Clinic in September 2019, until June 2021 it was found that the use of EMR was not 100%. This study aims to determine the effect of characteristics, perceived usefulness, perceived comfort, and behavioral interest on the use of EMR. This type of research is quantitative with a population of 288 Health Workers involved in the use of ESDM consisting of Doctors, Nurses, Medical Record Officers, Radiology Officers, Laboratory Officers, Pharmacists and Admissions Officers. The sample in this study was 80 people who were calculated using the Lemeshow formula and then stratified by profession. The results showed the highest use of EMR in the Admissions Unit with a score of 24.10 and the lowest in doctors with a score of 19.04. In the test results, it is known that there is no relationship between perceived comfort and the use of EMR, and there is a relationship between perceived usefulness and behavioral interest with the use of EMR with a significance value of 0.000. The benefits that users feel with EMR are that it saves time and effort. In the perception of ease of average score of 36.79, there are still several obstacles, including the network that does not appear error or patient data. The behavioral interest score in the use of ESDM is 20.55, which means that the interest in the use of ESDM is quite good. Suggestions for Husada Hospital are the need for a comprehensive network improvement to reduce the occurrence of system disturbances. Backing up data regularly and server backups is an effort to avoid problems if the system goes down."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>