Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62169 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novi Luthfiana
"Penelitian ini membahas mengenai motivasi penyandang xtra-large body, untuk tetap tampil percaya diri terjun kedunia entertainment, yang biasanya diisi oleh perempuan-perempuan yang memiliki bentuk badan ideal, tinggi, kulit putih dan mulus. Tujuan terjunnya komunitas ldquo;XL rsquo;SO rdquo; ke dunia entertainment yaitu untuk menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa kecantikan tidak hanya dapat diukur secara fisik saja outer beauty melainkan juga dari hatinya inner beauty . Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, wawancara, dan media sosial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi komunitas 'XL SO'; terjun ke dunia entertainment yaitu untuk meningkatkan rasa percaya diri, mengajak anggota lama dan anggota baru komunitas 'XL SO'; yang merasa kurang percaya diri dengan tubuhnya menjadi percaya diri, mengeksplor kelebihan yang dimiliki, dan lebih mencintai serta menyayangi dirinya sendiri.

This research discus about Xtra Large Body community rsquo s motivation for keep in their confidence in entertainment world usually filled by woman who have an ideal body shape, height, white and flawless skin. XL rsquo SO community purpose for entering entertainment world is to show to the society that beauty is not only measured by physically outer body but also by the heart inner beauty. This research use qualitative approach. Data collected through observation, interviews, and social media. The result shows that 'XL SO' Community's motivation for entering Entertainment World is to increase their confidence, to persuade the old or the new member of 'XL SO' who still lack of confidence, to explore their ability, and to love themselves.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S66448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Azahra Prasetyo
"Industri hiburan merupakan sebuah industri yang terlibat dalam penyediaan konten hiburan, seperti radio, film, televisi, dan teater. Di Tiongkok, industri hiburan berkembang dengan pesat sejak adanya kebijakan reformasi dan keterbukaan hingga dapat dikenal di mancanegara, salah satunya di Korea Selatan. Hubungan kerja sama dalam industri hiburan di antara Tiongkok dan Korea Selatan telah terjalin sejak lama, namun hubungan tersebut tidak selalu berjalan dengan lancar. Salah satunya adalah karena terjadinya THAAD pada tahun 2016, yang membuat Tiongkok memberikan sanksi ekonomi terhadap Korea Selatan. Kondisi hubungan dalam industri hiburan di antara Tiongkok dan Korea Selatan dengan adanya THAAD menjadi pokok bahasan dari penelitian ini. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan ilmu sejarah, yang mencakup beberapa tahapan, yaitu menentukan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dampak sanksi ekonomi yang diakibatkan oleh THAAD turut terasa dalam kerja sama di industri hiburan, terutama terkait dengan investasi, penayangan konten hiburan Korea Selatan di Tiongkok, dan kerja sama SDM.

The entertainment industry is an industry involved in providing entertainment content, such as radio, film, television, and theater. In China, since the reform and opening up policy, the entertainment industry has grown rapidly and has become recognized internationally, including in South Korea. The cooperative relationship in the entertainment industry between China and South Korea has existed for a long time, but the relationship has not always run smoothly. One of them is due to the deployment of THAAD in 2016, which made China impose economic sanctions on South Korea. The condition of the relationship in the entertainment industry between China and South Korea with the presence of THAAD is the subject of this research. The method used is a qualitative method with a historical approach, which includes several stages, namely determining the topic, heuristics, verification, interpretation, and historiography. The results of this study indicate that the impact of economic sanctions caused by THAAD is also felt in cooperation in the entertainment industry, especially related to investment, broadcasting South Korean entertainment content in China, and human resource cooperation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Desty Hersiana Mustikaningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang gambaran citra tubuh remaja yang mengidolakan tokoh idola. Citra tubuh merupakan persepsi individu dan orang lain tentang bentuk dan ukuran tubuh individu. Remaja biasanya mengharapkan ukuran dan bentuk tubuhnya menjadi ideal seperti apa yang sering dilihatnya, salah satunya tokoh idola. Metode penelitian deskriptif sederhana dengan teknik pengambilan sampel secara acak sederhana pada 224 remaja dan menggunakan Contour Drawing Rating Scale sebagai instrumen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan 89,3% remaja yang mengidolakan tokoh idola di SMAN 1 Depok memiliki citra tubuh positif. Pemahaman tentang citra tubuh perlu diberikan kepada remaja seperti di lingkungan sekolah agar remaja mengerti perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh beserta dampaknya.

This study aimed to identify the overview of body image in adolescents who idolize idols. Body image is the perception of the individual and others about individual?s body shape and size. Teens usually expect their body shape and size to be ideal as what they used to watched, like idols. Simple descriptive study with simple random sampling technique to 224 students and used the Contour Drawing Rating Scale as an instrument of research. The result showed 89,3% of teens who idolize idols in SMAN 1 Depok have a positive body image. Understanding of body image needs to be given to adolescents in the school environment in order to understand the changes that occur in the body and the impacts."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rokhman Wachid
"Body image didefinisikan sebagai suatu gambaran mental seseorang mengenai bentuk dan ukuran tubuhnya, serta bagaimana individu tersebut mempersepsikan dan memberikan suatu penilaian tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan dengan tingkat prevalensi cukup tinggi di Indonesia.  Adanya masalah obesitas pada remaja tentunya juga dapat dipicu oleh berbagai faktor salah satunya adalah terkait dengan bagaimana seorang remaja mempersepsikan gambaran tubuhnya sendiri (body image). Prevalensi obesitas pada mahasiswa S-1 Reguler  FKM UI angkatan 2019 bisa dikatakan masih cukup tinggi, yaitu sebesar 21 %. Sedangkan pada mahasiswa S-1 Reguler FKM UI angkatan 2022, besar prevalensi obesitas sudah mencapai di angka 18 %. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang memiliki tujuan untuk menggali informasi secara mendalam terkait faktor yang dapat berperan penting terhadap pembentukan persepsi body image pada mahasiswa S-1 Reguler FKM UI Tahun 2023. Informan pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif FKM UI, kerabat/sahabat terdekat mahasiswa FKM UI, ahli gizi, ahli psikologi, serta ahli antropologi. Pemilihan informan pada penelitian  adalah dengan menggunakan  metode purposive sampling yang sudah ditentukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor psikologis (sikap, motif, pengalaman) dan faktor sosial (dukungan sosial, paparan media sosial, pola asuh orang tua) berperan penting terhadap pembentukan persepsi body image pada mahasiswa. Dimana persepsi terhadap tubuh juga berkaitan dengan gaya hidup sehat dan kondisi kesehatan mental mahasiswa itu sendiri. Oleh karena itu, disarankan kepada Klinik Satelit Makara UI dan organisasi kesehatan di UI untuk mengoptimalkan dalam hal mensosialisasikan pentingnya mahasiswa untuk memiliki kesadaran terkait dengan bentuk tubuh ideal.

Body image is defined as a person's mental image of the shape and size of his body, as well as how the individual perceives and gives an assessment of what is thought and felt about the shape and size of his body. Obesity is a health problem with a high prevalence rate in Indonesia. The problem of obesity in adolescents, of course, can also be triggered by various factors, one of which is related to how a teenager perceives his own body image (body image). The prevalence of obesity in FKM UI Regular Undergraduate students class of 2019 can be said to be still quite high, namely 21%. Whereas in FKM UI Regular Undergraduate students class of 2022, the prevalence of obesity has reached 18%. This research is a qualitative research which aims to dig up in-depth information regarding factors that can play an important role in the formation of body image perceptions in FKM UI Regular Undergraduate students in 2023. Informants in this study are active FKM UI students, relatives/closest friends of students FKM UI, nutritionists, psychologists, and anthropologists. The selection of informants in the study was to use a predetermined purposive sampling method. The results showed that psychological factors (attitudes, motives, experiences) and social factors (social support, exposure to social media, parenting patterns) play an important role in the formation of body perceptions in college students. Where it is felt towards the body is also related to a healthy lifestyle and the mental health condition of the students themselves. Therefore, it is suggested to the Makara UI Satellite Clinic and health organizations at UI to optimize it in terms of socializing the importance of students to have awareness related to ideal body shape."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sindi Fatimah Dewantari Nugraha
"Skripsi ini mengkaji tentang pembentukan body image anggota cover dance VERMILION yang mengidolakan SNSD. Melalui wawancara mendalam dan pengamatan saya berusaha mengetahui body image anggota VERMILION yang terbentuk berdasarkan pengetahuan mereka mengenai SNSD. Anggota VERMILION memanfaatkan media untuk mencari informasi tentang SNSD. Pengetahuan tentang SNSD mempengaruhi pandangan anggota VERMILION tentang body image, sehingga kriteria kecantikan mereka mengacu pada gambaran tubuh anggota SNSD. Anggota VERMILION melakukan perbandingan tubuhnya dengan tubuh SNSD, kemudian menyadari kenyataan bahwa bentuk tubuhnya berbeda dengan tubuh SNSD dan menyebabkan mereka mengalami body dissatisfaction. Berbekal pengetahuan yang diperoleh dari orang terdekat, artikel tentang kecantikan, dan film tentang kecantikan mereka melakukan perubahan bentuk tubuh. Anggota VERMILION juga melakukan peniruan penampilan idola ketika menjadi cover dance dan ketika tidak menjadi cover dance. Hal ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa mereka adalah cover dance dan fans dari SNSD.

This study examines the forming of body image of VERMILION cover dance members who love SNSD. In depth Interviews and observations were conducted to reveal the body image of VERMILION members which was formed based on their knowledge regarding SNSD. VERMILION members use media to search information regarding SNSD. The knowledge regarding SNSD affects VERMILION members rsquo s point of view regarding body image. As the result, the beauty criteria of VERMILION members refer to SNSD members rsquo s body image. VERMILION members compare their body with SNSD members rsquo s body. They found the fact that their shape of body is different from SNSD members rsquo s body which causes body dissatisfaction. The knowledge which is gained from relatives, beauty articles, films regarding beauty becomes a base in forming body image. VERMILION members also imitate their idol rsquo s appearance whether they become a cover dance or not. This matter is conducted to show that they are the cover dance and fans of SNSD."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S70038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini membahas Saudi Vision 2030 di Kerajaan Arab Saudi antara tahun 2016-2022. Visi 2030 dirancang untuk melepaskan ketergantungan minyak melalui diversifikasi dengan salah satunya membangun industri hiburan. Namun, pembangunan industri hiburan ditentang oleh beberapa ulama. Mereka menentang hiburan seperti konser musik, bioskop, dan olahraga karena mencampurkan gender dalam satu lokasi. Pemerintah menghadapi penolakan beberapa ulama ini dengan tegas dan terus membangun industri hiburannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami fenomena itu melalui teori kesepakatan elite antara beberapa ulama dan pemerintah yang mulai terurai sehingga mengakibatkan penolakan terhadap pembangunan industri hiburan di dalam program Saudi Vision 2030. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan melakukan tinjauan pustaka. Penelitian ini menemukan pertentangan beberapa ulama terhadap pembangunan industri hiburan Saudi Vision 2030 disebabkan oleh anggapan mengenai adanya beberapa aspek di dalamnya yang melanggar syariah Islam. Penelitian ini juga menemukan kalau pertentangan beberapa ulama itu berpotensi diatasi oleh suatu kompromi dari pemerintah dengan menyesuaikan aspek-aspek industri hiburan Saudi Vision 2030 yang bermasalah supaya tidak melanggar syariah Islam.

This research aims to discuss Saudi Vision 2030 in the Kingdom of Saudi Arabia between 2016-2022. Vision 2030 was designed to relinquish Saudi Arabia dependence on oil through diversification, one of which is building the entertainment industry. However, the development of the entertainment industry was opposed by some clerics. They opposed entertainments such as music concerts, cinema, and sports because it mixes gender in one location. The government sternly faced the refusal of some clergy and carry on the development of the entertainment industry. The purpose of this study is to understand that opposition toward the development of the entertainment industry through the theory of elite settlement between some clerics and the government which began to unravel resulting in rejection of the development of Saudi Vision 2030 entertainment industry. This research finds that violations of the Islamic Sharia by some elements of the entertainment industry which is being developed underpins the opposition to it by some clergy. This research also finds that the conflict between some clergy has the potential to be overcome by means of compromise from the government in the adjustment of the problematic aspects of the entertainment industry so that they do not violate the Islamic Sharia."
[Depok, Depok]: [, ], 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadja Seinda H
"ABSTRAK
Seiring berkembangnya zaman, citra akan bentuk tubuh yang ideal dalam masyarakat juga terus berkembang. Lazimnya, citra tubuh ideal yang terinternalisasi oleh perempuan adalah bentuk tubuh yang kurus atau langsing, layaknya model konvensional dalam periklanan. Tetapi, kampanye lsquo;Real Beauty rsquo; oleh Dove pada tahun 2004 hadir dan menjadi pionir kampanye periklanan yang berusaha memusnahkan citra tersebut. Sejak itu, banyak bermunculan fenomena serupa, salah satunya adalah penggunaan model plus size dalam periklanan. Salah satu model plus size yang cukup berperan adalah Ashley Graham. Jurnal ini akan menganalisis bagaimana penggunaan Ashley Graham dalam periklanan, serta bagaimana implementasi model plus size dalam konteks Indonesia.

ABSTRACT
As the era progresses, the image of the ideal body shape in society also continues to change. Typically, the ideal body image internalized by women is thin or slim shape as promoted by conventional models in advertisements. However, the 39;Real Beauty 39; campaign by Dove in 2004 became a pioneer of advertising campaigns that sought to deconstruct that typical image. Since then, many phenomena with similar purpose emerged, so did the trend of using plus size models in advertising. One of the most phenomenal plus size models is Ashley Graham. This journal analyzes how Ashley Graham is presented in media and the impacts she made in advertising. It also highlights the trend of plus size models in the context of Indonesia."
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arkitra Nura Hismayana
"Media sosial adalah media yang memiliki banyak pengguna dan digemari oleh masyarakat saat ini. Salah satu media sosial yang paling banyak digunakan adalah Instagram. Di Instagram, kita dapat membagikan informasi dan berinteraksi melalui teks, video, foto, dan suara.  Namun, ternyata fungsi Instagram saat ini bukan hanya sebagai media komunikasi saja, tetapi juga dapat membentuk citra diri seseorang. Citra diri ini berkaitan erat dengan self-representation. Para pengguna Instagram seakan-akan merasa mendapatkan bentuk penghargaan diri yang sangat luar biasa karena dapat melakukan representasi diri melalui media sosial yang sesuai dengan ekspektasi mereka. Salah satu bentuk dari self-representation adalah dengan membangun citra tubuh agar dapat menarik lebih banyak pengikut. Karena memiliki daya tarik dan exposure yang tinggi, mereka bisa mendapatkan tawaran dari berbagai brand dan menghasilkan uang. Hal tersebut dilakukan oleh mayoritas selebriti mikro tanah air. Dalam implementasinya, selebriti mikro memiliki kharisma  dan penampilan fisik bukan seperti orang biasa. Hal ini bukanlah hal yang negatif jika media sosial dijadikan self-representation, namun hal ini dapat mempengaruhi persepsi representasi diri bagi pengguna media sosial yang dapat berdampak pada kehidupan yang sesungguhnya.

Social media is the media most favored by the public in the current era. One of the most widely used social media is Instagram. On Instagram, we can share information and interact through text, video, photos and sound. However, it turns out that the current function of Instagram is not only as a medium of communication, but also can shape one's self-image. This self-image is closely related to self-representation. Instagram users seem to feel that they are getting an extraordinary form of self-esteem because they can represent themselves through social media according to their expectations. One form of self-representation is building body image in order to attract more followers. Because they have high traction and exposure, they can get offers from various brands and make money. This is done by the majority of Indonesian micro celebrities. In its implementation, micro celebrities have charisma and physical appearance that are not like ordinary people. This is not a negative thing if social media is used as self-representation, but this can affect the perception of self-representation for social media users which can have an impact on real life."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Deanyta Puspa Dwita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketidakpuasan citra tubuh pada anak usia sekolah di SDI PB Soedirman Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross-sectional pada total responden 137 siswa. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pengukuran antropometri, meliputi pengukuran berat badan menggunakan timbangan dan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise, kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62,8% siswa mengalami ketidakpuasan citra tubuh. Status gizi, distorsi citra tubuh, riwayat diet, pengaruh orang tua, dan pengaruh media massa memiliki hubungan yang bermakna dengan ketidakpuasan citra tubuh. Peneliti menyarankan agar siswa diberikan informasi dan edukasi yang berhubungan dengan status gizi, diet seimbang, dan gaya hidup sehat.

This study aims to determine factors associated with body image dissatisfaction amongst School-Age Children at SDI PB Soedirman Jakarta. This research will be based on a quantitative cross-sectional research method on 137 students. Data were collected from questionnaire and anthropometric measurements, including weight measurement using weight scales and height measurements using microtoise, then analyzed using chi-square test.
The results showed that 62,8% students were dissatisfied with their body. Nutritional status, body image disturbance, weight-loss diet, parental influence, and media influence has a significant association with body image dissatisfaction. Researcher suggests that students could be given information and education related to nutritional status, balanced diet, and healthy lifestyle.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Putri Cahyani
"Konsep citra tubuh terus-menerus digambarkan di media, khususnya dalam film animasi. Studi sebelumnya juga menemukan bahwa sebagian besar film animasi telah menunjukkan penggambaran citra tubuh yang negatif selama beberapa dekade. Namun, penelitian ini berpendapat bahwa penggambaran film animasi terkini lebih baik dari film-film sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk membedah penggambaran body image dalam film animasi terbaru dari tahun 2016 hingga 2019, khususnya Kung Fu Panda 3 (2016) dan How To Train Your Dragon: The Hidden World (2019). Konten analisis dari kedua film tersebut dilakukan dengan kerangka Analisis Wacana Kritis Sara Mills. Temuan mengungkapkan bahwa kedua film tersebut menekankan pada penyampaian pesan positif mengenai citra tubuh, penemuan kontras dengan yang ditemukan di film-film sebelumnya. Mereka memerankan tokoh-tokoh dengan berbagai keunikan fisik dan budaya di mana penampilan fisik tidak relevan, aspek yang tidak sering ditemukan dalam film animasi. Karakter juga digambarkan puas dengan penampilan mereka, terlepas dari ukuran atau bentuknya. Kung Fu Panda 3 (2016) dan How To Train Your Dragon: The Hidden World (2019) menggambarkan konsep citra tubuh secara positif.

The concept of body image has been perceptually portrayed in children’s media, particularly in animated movies.. Previous studies also found that a majority of animated movies have shown a negative portrayal of body image for decades. However, this research argues that the portrayal of recent animated films is better than previous ones. This research aims to dissect the portrayal of body image within recent animated movies from 2016 to 2019, particularly Kung Fu Panda 3 (2016) and How To Train Your Dragon: The Hidden World (2019). A content analysis of the two films was conducted using Sara Mills’ Critical Discourse Analysis (CDA) framework. The findings reveal that both movies emphasized on delivering positive body image, contrasting the ones found in previous films. They portrayed characters with various unique physiques and cultures in which physical appearances are irrelevant, aspects that are not often found in children’s movies. The characters are also depicted to be content with their appearances, regardless of size or shape. Kung Fu Panda 3 (2016) and How To Train Your Dragon: The Hidden World (2019) portrayed body image in a positive manner."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>