Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Giovani
"Penelitian ini bertopik budaya populer Jepang. Dalam penelitian ini, masalah yang dikemukakan adalah perananbudaya kawaii dalam trend mini cooking yang menjadi viral di situs youtube. Metode yang digunakan dalampenelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan teknik penelitian studi pustaka menganalisis fenomena minicooking melalui akun youtube Miniature Space asal Jepang sebagai pelopor mini cooking. Hasil dari penelitian inimenunjukkan bahwa unsur-unsur kawaii bunka telah memengaruhi pembentukan trend mini cooking untuk kemudiandapat disebarkan pada masyarakat dunia.

The topic of this study is Japanese popular culture. This research includes the study of literature that aims tounderstand how kawaii bunka reflects mini cooking that comes a new trend on youtube. This research is usingdescriptyve analytical method with literature study that used to analyze the hype of mini cooking through MiniatureSpace youtube account since he was the pioneer of mini cooking. The result of this study indicated that mini cookinghave been reflected by kawaii bunka as Japanese popular culture then spread the values of this culture over the world."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yelni Rahmawati
"Penelitian ini membahas mengenai fenomena virtual idol dalam kebudayaan populer Jepang dilihat dari Kawaii Bunka dengan studi kasus Hatsune Miku. Penelitian ini meliputi studi pustaka yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana HAtsune Miku yang merupakan figure hologram tida dimensi disejajarkan dengan idola/bintang nyata (real idol) dilihat dari gaya kawaii yang terdapat pada Hatsune Miku dan menunjukkan dimensi baru gaya kawaii pada virtual idol.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat persamaan antara real idol dan virtual idol, seperti pada gaya dan penampilan mereka yang terlihat kawaii. sedangkan perbedaan yang ada adalah suara yang dihasilkan oleh virtual idol terdengar lebih halus dan tinggi merupakan jenis suara kawaii. kemudian dari semua tanda yang dimiliki oleh HAtsune Miku, ia merupakan simbol dari gaya kawaii. dimensi baru dalam mendukung gaya kawaii pada virtual idol ialah dukungan teknologi dan peran aktf penggemar.

This research included the cultural phenomenon of popular virtual idol in Japan viewed from Kawaii Bunka with a case study Hatsune Miku. This research includes the study of literature that aims to understand how the caracter Hatsune Miku is the hologram three dimensional (3D)aligned with the idol/real star (real idol) viewed from kawaii stlye contained in Hatsune Miku and show the new dimensions contained in kawaii stlye of virtual idol.
Results of this study indicate that there are similarities between the real idol and the virtual idol, like the appearance and style of those who look kawaii. The differences is in the sound produced by the virtual idol that more refined. High and smooth voice is a symbol of kawaii voice. Then of all marks owned by Hatsune Miku, she is a symbol of kawaii style. New dimension in support of kawaii style is technology and active roles fans.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Trianto
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas simulacra dalam band-band visual kei Jepang. Pembahasan menggunakan teori simulacra oleh Jean Baudrillard. Penelitian ini difokuskan pada band-band visual kei tahun 2000-an. Menggunakan metode deskriptif analisis dan studi dokumen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana simulacra yang terjadi dalam bandband visual kei Jepang pada tahun 2000-an. Temuan dari penelitian ini adalah terjadi simulacra pada band-band visual kei Jepang tahun 2000-an dan menghasilkan Image atau citra baru melalui empat tahap simulacra. Keterbatasan dari penelitian ini adalah banyaknya jumlah band-band visual kei Jepang pada tahun 2000-an.

ABSTRACT
This research discusses simulacra in Japanese visual kei bands. The main theory used in this research is simulacra theory by Jean Baudrillard. This research focused on visual kei bands in the 2000s, using descriptive analysis and document study methods. The purpose of this research is to explain how simulacra occurred in Japanese visual kei bands in the 2000s. The findings of this research were simulacra occured in Japanese visual kei band in the 2000s
and produced new image through four stages of simulacra. The limitation of this research is the large number of Japanese visual kei bands in the 2000s."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Andam Dewi
"Penelitian ini mengeksplorasi negosiasi gender di kalangan perempuan Indonesia penggemar budaya populer Jepang genre YAOI. Artikulasi negosiasi gender tercermin dalam imaji maskulinitas dan relasi gender doujinshi YAOI karya fujoshi Indonesia. Konsep maskulin hegemonik, heteronormatif, elemen manga dan komik digunakan sebagai landasan pemikiran. Objek penelitian adalah doujinshi YAOI berjudul Love Heat at Tropical Island karya minatu/minataka94. Pengumpulan data melalui analisis panel komik. Penelitian ini menemukan bahwa doujinshi YAOI Love Heat at Tropical Island sebagai bentuk strategi praktek penulisan ulang oleh fujoshi Indonesia dalam menegosiasikan isu-isu tabu dalam masyarakat Indonesia. Isu-isu tersebut antara lain relasi gender alternatif, homoseksualitas, dan pornografi. Doujinshi Love Heat at Tropical Island menawarkan sebuah sarana bagi penulis Indonesia untuk mengapropriasi manga dan anime original untuk mengekspresikan ideologi gender mereka. lebih jauh lagi, dengan kemajuan teknologi komunikasi dan jaringan internet doujinshi tersebut membuka ruang tanpa batas dan waktu bagi fujoshi Indonesia untuk berbagi dan menyebarkan hasil karya mereka di kancah global.
This research explored gender negotiation among Indonesian women who are fans of YAOI genre from Japanese popular culture. The gender negotiation is articulated by the image of masculinity and gender relation in the form of YAOI doujinshi. The study employs hegemonic masculinity, heteronormativity, and element of manga and comic theory as the theoretical groundwork for this dissertation. The object of research is YAOI doujinshi titled Love Heat at Tropical Island created by minatu minataka94. Comic panel analysis is utilized to explore My approach to explore the purpose of this research is through comic panel analysis. This research found that the YAOI doujinshi Love Heat at Tropical Island is a strategy rewriting practice of Indonesian fujoshi in negotiating tabooed issues in the Indonesian society, such as alternative gender relations, homosexuality, and pornography. Love Heat at Tropical Island offers a mean for Indonesian writers to appropriate the original manga and anime to express their gendered ideology. Furthermore, with the advanced of telecommunication technologies and internet networks, the doujinshi opens unlimited space for Indonesian fujoshi to share and connect their works globally."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
D2278
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Pradnya Safeya
"Dalam masyarakat Indonesia yang begitu menabukan homoseksualitas secara hukum maupun agama, justru keberadaan para fujoshi, yaitu para perempuan yang menyukai karya fiksi bergenre homoseksualitas (Boys’ Love), justru semakin banyak. Internet menjadi media tempat mereka berinteraksi dan menikmati produk-produk bergenre Boys’ Love, di mana komunitas mereka berkembang dalam ruang yang disebut sebagai fandom. Skripsi ini membahas mengenai peran cyber community fandom dalam transformasi identitas gender para fujoshi dalam kajian studi gender dan sosiologi budaya dengan menggunakan tahap-tahap yang ada dalam Soft Systems Methodology. Kegiatan para fujoshi di dalam fandom telah mengubah nilai-nilai identitas gender yang dimiliki mereka, mengindikasikan adanya sebuah proses pembelajaran, sosialisasi dan internalisasi di dalam fandom yang kemudian mentransformasi identitas gender para fujoshi. Dengan menggunakan teori female-gendered dan virtual lesbian space, penelitian ini memperlihatkan secara teoritis bagaimana fandom berperan dalam transformasi identitas gender para fujoshi, berkembangnya sense of community yang mereka miliki, serta fandom itu sendiri sebagai sebuah bentuk feminine writing.

In a society that views homosexuality as a taboo matter such as Indonesia, it is surprising that the existence of fujoshi, which is a concept used to describe females who love fictions with the homosexuality genre (Boys’ Love), is strengthening in numbers. Internet has become a media for them to both interact and enjoy products with Boys’ Love genre, where their community grow in a space called fandom. This final paper discusses the role of the cyber community fandom in transforming fujoshi’s gender identity, in the scope of gender study and Sociology of Culture using the steps in Soft Systems Methodology. Various activities done in fandom has changed fujoshi’s values in gender identity, indicating that there is a learning process, a socialization and internalization in fandom, which later helps transforming fujoshi’s gender identity. Using Mizoguchi’s female-gendered and virtual lesbian space theories, this research focuses to explain theoretically how fandom plays a role in transforming fujoshi’s gender identity, the growth of their sense of community, and how fandom itself has become a form of feminine writing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Aisyah
"Skripsi ini membahas rasa memiliki dalam komunitas cosplay. Pembahasan dalam skripsi ini menggunakan konsep fandom atau budaya penggemar oleh Susan. J. Napier. Penelitian ini difokuskan pada komunitas cosplay dengan menggunakan metode kualitatif dengan teknik deskripsi analisis. Komunitas cosplay seperti komunitas-komunitas lainnya dalam subkultur penggemar, memberikan rasa memiliki. Terlebih lagi, adanya stigma sosial yang diterima oleh cosplayer di masyarakat membuat cosplayer tidak dapat terbuka dengan orang lain di luar komunitas. Hal inilah yang menyebabkan mengapa para penggemar anime dan manga begitu tertarik untuk bergabung dalam komunitas cosplay yang merupakan wadah yang menerima siapa pun yang memiliki minat yang sama dan pada saat yang sama, memberikan rasa memiliki. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis rasa memiliki dalam komunitas cosplay yang merupakan salah satu komunitas dalam fandom anime di Jepang.

This study reports about the sense of belonging found in a cosplay community. The study employed a qualitative research method and uses the descriptive analysis technique. Susan J. Napier?s concept of fandom or fan subculture is used as the base of this study. Just like any other communities inside the fan subculture, cosplay community offers a sense of belonging. The existence of a social stigma received by cosplayers, anime and manga fans causes them not being able to open themselves to other people outside the community and share their interests. That is why they are so gravitated to join a community for these communities accepts anyone with the same interest, and most of all offers the sense of belonging fans are looking for. The aim of this study is to analyze the sense of belonging in one of the community inside the Japanese anime fandom which is the cosplay community."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42607
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khaira Imandiena Bahalwan
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang representasi dari nilai-nilai maskulinitas yang terdapat dalam anime berjudul Shuffle! dalam masyarakat kontemporer Jepang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa anime Shuffle! sebagai anime yang ditujukan untuk remaja pria, karakter di dalamnya tidak mencerminkan nilai-nilai maskulinitas tradisional secara umum namun lebih cenderung kepada sifat dan karakteristik herbivore men di Jepang
ABSTRACT
The focus of this study is about the representation of masculinity values in a Japanese anime titled Shuffle!, on Japanese contemporary society. This study is a qualitative research with descriptive method. The result of the study concludes that the characters in Shuffle! as anime for young boys don’t represent the general traditional masculinity values but tend to represent the characteristics and values of Japanese herbivore men."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Priendarningtyas
"Makalah ini membahas mengenai budaya populer Jepang, yakni manga sebagai bentuk keberhasilan soft power Jepang. Penelitian dalam pembahasan ini menggunakan konsep budaya populer oleh Hidetoshi Kato dan konsep soft power oleh Joseph S. Nye Jr, serta difokuskan pada penggunaan metode kualitatif dengan teknik deskriptif analisis. Perhatian dari masyarakat Jepang terhadap budaya populer dapat dimanfaatkan menjadi sumber ‘soft power’, salah satunya keberhasilan komik Doraemon yang berkembang pesat baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan memberikan penjelasan akan keberhasilan soft power Jepang dalam pengaruh perkembangan komik Jepang pada era globalisasi saat ini, serta memberikan gambaran akan peranan penting dalam mendukung dan menyokong perkembangan komik Jepang hingga ke seluruh penjuru dunia.

This thesis discusses about pop culture in Japan, which is called manga as a form of soft power as an achievement for Japan. This research uses the concept of pop culture by Hidetoshi Kato and the concept of soft power by Joseph S. Nye Jr. in addition; this research focuses on qualitative method with descriptive analysis technique. Concern from Japanese people towards the popular culture can be used as a source for 'soft power', one of the most successful works is Doraemon a comic that expands rapidly in Indonesia and worldwide. This research aims to give explaination of Japan's soft power achievment in comic the expansion in globalization era, in particular to illustrate how important it is to give support and reinforcement in comic expansion through out the world."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kartiko Paksi Utomo
"Anime Jepang merupakan salah satu produk budaya populer Jepang yang mengubah gambaran negara Jepang menjadi negara yang dianggap memiliki budaya yang menarik di mata negara lain. Anime Jepang pertama kali ditayangkan di televisi Indonesia sejak tahun 1962. Saat ini meskipun penayangan anime Jepang di televisi Indonesia tidak sebanyak pada tahun 1990-an, melalui film layar lebar, majalah, internet, dan berbagai media lainnya anime Jepang masih digemari di Indonesia. Tugas akhir ini akan membahas mengenai aspek mediascapes dalam penyebaran anime Jepang di Indonesia melalui berbagai macam media. Penelitian ini menggunakan teori globalisasi Arjun Appadurai dengan memfokuskan pada aspek mediascapes. Analisis dilakukan dengan pemaparan media-media yang menyebarkan anime Jepang di Indonesia.

Japanese anime is an example of Japan popular culture which changed Japan image into a country that have a culture that is considered attractive in the eyes of other countries. Japanese anime first aired in Indonesian television since 1962. Even though Indonesia television did not air many Japanese anime after 1990s, through movie theatre, magazine, internet, and various other media, Japanese anime still popular in Indonesia. This final project will discuss about the aspects of mediascapes on the dissemination of Japanese anime in Indonesia through various media. This study uses the theory of globalization from Arjun Appadurai by focusing on the aspects of mediascapes. The research will be carried out by presenting various media that disseminate Japanese anime in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Hayuni Wulandari
"Sejarah Indonesia bisa dikatakan bercorak androcentric, narasi tentang masa lalu di Indonesia hanya berpusat di sekitar kegiatan laki-laki. Sementara itu, studi tentang perempuan masih terbatas dan didominasi dengan tema pemberdayaan perempuan atau gender mainstreaming bukan women history yang lebih mengutamakan perspektif feminisnya daripada gender. Maka dari itu, penelitian ini akan membahas tentang pemberdayaan perempuan pada masa Pendudukan Jepang melalui Fujinkai.
Masalah yang dibahas adalah bagaimana negara mengubah Fujinkai menjadi mesin politik dalam memobilisasi kekuatan rakyat selama masa perang dengan menggunakan ideologi negara pada feminis Jepang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan perspektif baru tentang Fujinkai yang berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu cara otoritas selama pendudukan Jepang menggunakan ideologi. Dalam kasus ini, ideologi negara tentang feminisme Jepang diinternalisasi dan diimplementasikan ke Fujinkai untuk membangun kekuatan masyarakat di daerah pendudukan di Jawa untuk mendapatkan kemenangan dalam Perang Asia Timur Raya.
Teori yang digunakan dalam memahami isu penelitian ini adalah teori ideologi dari Franz Schurmann. Sebagai ideologi praktis, penelitian ini juga menggunakan teori gender oleh Abbot, Moore, dan Suryakusuma. Bahkan, penelitian ini menggunakan pendekatan teori komparatif sebagai alat analisis dalam mengungkapkan permasalahan.

Indonesia history can be considered as having androcentric pattern since it rsquo s past narrations in Indonesia occured and centered solely on the men activity. The women, both as an object and a discourse in history are one of the missing elements in Indonesia history. Therefore, this study will discuss about the empowerment of women during the Japanese Occupation through Fujinkai.
The main issue discussed in this research is the way the state altered Fujinkai to political machine in mobilizing people power during war time by employing the state ideology on Japanese feminity. The objective of this research is to get a new perpective on Fujinkai which differed from previous researches, i.e.the way the authority during Japanese occupation used ideology. In this case, the state ideology on Japanese femininity internalized and implemented into Fujinkai to build people power in occupation area in Java to gain victory in Greater East Asia War.
The theory used in understanding the issue of the research is the ideology theory by Franz Schurmann. As practical ideology, this research also used theory of gender by Abbot, Moore, and Suryakusuma. Moreover, this research used comparative theory approach as analysis tool in revealing the issue."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
D2526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>