Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136577 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasna Khairiani Mulyana
"Tulisan ini secara umum membahas mengenai penerapan standar pengamanan museum yang dikeluarkan oleh International Council of Museums ICOM di Museum Nasional. ICOM sebagai salah satu organisasi internasional yang bergerak dalam bidang museum telah mengeluarkan berbagai standar pengamanan museum yang dapat diterapkan di museum-museum di seluruh dunia. Salah satu tujuan dari pengamanan museum ialah untuk mencegah terjadinya kejahatan pencurian terhadap benda koleksi. Oleh karena itu, 10 teknik pencegahan kejahatan situasional akan digunakan untuk menganalisis bagaimana peranan standar pengamanan museum yang dikeluarkan oleh ICOM tersebut dalam mencegah terjadinya pencurian benda koleksi. Selanjutnya standar ICOM tersebut akan digunakan untuk melihat apakah pengamanan di Museum Nasional telah sesuai standar atau belum.

This paper generally discusses about the application of the museum security standards issued by the International Council of Museums ICOM in Museum Nasional. ICOM as one of the international organizations which focuses on the museum and its security has issued a variety of museum security standards that can be applied by museums management around the world. One of the goals of securing the museum is to prevent the occurrence of crimes such as theft of a collection of objects. Therefore, 10 situational crime prevention techniques will be used to analyze the role of museum security standards issued by the ICOM in preventing the theft of museum collections. Furthermore, the ICOM standards will be used to analyze whether or not the security at Museum Nasional has met with those standards."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Wibowo
"Makalah proyek akhir ini menganalisis pengaruh crowdsourcing (selanjutnya disebut urun daya) dan representasi terhadap kredibilitas infomasi museum di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh urun daya terhadap kredibilitas, mengidentifikasi pengaruh representasi terhadap kredibilitas, mengidentifikasi pengaruh urun daya dan representasi terhadap kredibilitas. Metode penelitian ini adalah survei dengan menggunakan kuesioner untuk pengumpulan data. Data penelitian dianalisis dengan SPSS 26. Jumlah responden sebanyak 65 pengelola museum yaitu kepala museum, kurator, dan humas (media sosial). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara urun daya dengan kredibilitas pada museum di Indonesia, terdapat pengaruh secara signifikan representasi terhadap kredibilitas, urun daya dan representasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kredibilitas. Kesimpulan penelitian ini adalah 3 variabel yang telah ditentukan semuanya secara langsung dan tidak langsung berpengaruh signifikan antara variabel satu dengan yang lainnya. Dapat dipastikan bahwa urun daya dan representasi koleksi mempengaruhi kredibilitas informasi koleksi museum di Indonesia. Penelitian ini menyarankan agar museum yang telah menerapkan konsep urun daya dapat merancang platform urun daya untuk meningkatkan sosialisasi online sehingga partisipasi serta kontribusi orang banyak (crowd) untuk proyek urun daya warisan dokumenter akan stabil dan meningkat. Kedua adalah dengan mengoptimalkan keterampilan teknis pengelola museum, memungkinkan museum dengan keterbatasan dana untuk menggunakan media sosial guna menekan biaya. Ketiga adalah koefisein determinasi dari urun daya dan representasi secara simultan terhadap kredibilitas sebesar 0,475 masih tergolong rendah, sehingga perlu ditingkatkan dengan penambahan variabel.

This final project paper analyzes the effect of crowdsourcing and representation on the kredibilitas of museum information in Indonesia. The purpose of this study is to identify the effect of urun daya on kredibilitas, identify the effect of representativeness on kredibilitas, identify the effect of urun daya and representativeness on kredibilitas. This research method is a survey using a questionnaire for data collection. Research data were analyzed using SPSS 26. The number of respondents was 65 museum managers, namely museum heads, curators, and public relations (social media). Based on the results of the study it can be concluded that there is a positive and significant influence between urun daya and kredibilitas in museums in Indonesia, there is a significant influence of representativeness on kredibilitas, urun daya and representativeness simultaneously have a significant effect on kredibilitas. The conclusion of this study is that the 3 variables that have been determined directly and indirectly have a significant effect between one variable and another. It is certain that crowdsourcing and collection representation affect the kredibilitas of information on museum collections in Indonesia. This research suggests that museums that have implemented the concept of crowdsourcing can design crowdsourcing platforms to increase online socialization so that the participation and contribution of the crowd to crowdsourced documentary heritage projects will be stable and increase. The second is by optimizing the technical skills of museum managers, enabling museums with limited funds to use social media to reduce costs. Third, the coefficient of determination of urun daya and representativeness simultaneously on kredibilitas of 0,475 is still relatively low, so it needs to be increased by adding variables."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zuhdi Allam
"Kurator dan kegiatannya adalah jantung museum sekaligus menjadi bukti empiris dari perkembangan museologi. Cara kurator melakukan tugasnya menunjukkan pendekatan museologi apa yang dipraktikkan di museum. Mengingat museologi harus beradaptasi dengan konteksnya, diskusi mengenai kegiatan kuratorial menjadi dinamis. Sayangnya, penelitian terkait kegiatan kuratorial di museum-museum di Indonesia masih jarang. Kebanyakan penelitian yang ada fokus pada apa yang seharusnya museum dan kurator lakukan dan sedikit memberi perhatian pada realitas kegiatan kuratorial di museum. Penelitian ini mengeksplorasi beragam kegiatan kuratorial di lima museum di Jakarta, Ibukota Republik Indonesia dan barometer perkembangan permuseuman di negara ini. Lima museum yang terpilih merepresentasikan perbedaan koleksi dan pemilik. Data penelitian diperoleh dengan observasi, wawancara, dan pengumpulan dokumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami kegiatan kuratorial yang dilakukan di museum guna memperkaya perspektif kuratorial dalam diskusi museologi dunia.

Curatorship is the heart of museum the empirical evidence of museology development. The way curator does their duties shows what kind of museology practiced in museum. Since museology should be adapted to its context, either social, political, and historical; the discussion of curator’s job is dynamic. Unfortunately, it is rare to see a study on curator in Indonesian museum landscape. Most voices in museology academic is focusing what should curators do, while give a little attention to the reality of curatorship in museum. This study will explore a variety of curatorial activities in five museums in DKI Jakarta, capital of Indonesia and barometer of Indonesian museology development. The Five museums chosen are different from each other (its collection and its owner). The data is collected through observation and interviews with museum workers (since not every museum has curator). The aim of this study is to understand curatorial works done in Jakarta museums. Thus, the result will enrich the perspectives of museology worldwide. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T52061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"A. MUSEUM
1. PENGANTAR
Masih banyak orang belum mengetahui arti museum secara benar. Orang memandang museum sebagai tempat menyimpan benda bekas, tempat yang angker dan menyeramkan. Oleh karena itu sejak dini anak harus diberikan pengertian yang benar mengenai arti museum.
2. PENGERTIAN
Museum merupakan tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan benda warisan budaya yang bernilai panting bagi sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
TUJUAN
3.1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelajaran ini diharapkan siswa memiliki pemahaman dan pengertian secara benar mengenai arti museum, sehingga tumbuh apresiasinya kepada museum.
3.2. Tujuan Khusus
Siswa diharapkan tumbuh kepeduliannya terhadap museum, sehingga memandang museum sebagai kebutuhan yang penting bagi usaha pengembangan pengetahuannya.
ALAT PERAGA YANG DIPERLUKAN
Alat peraga yang disiapkan antara lain : foto gedung museum, foto ruang pameran, foto ruang gudang koleksi, foto petugas sedang merawat koleksi di laboratorium (konservasi/restorasi koleksi), foto rombongan siswa sedang dibimbing oleh pemandu dan lain-lain.
MUSEUM NEGERI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari enam daerah tjngkat II yaltu Kabupaten Kota Waringin Barat, Kabupaten Kota Waringin Timur, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Barito Utara, dan Kota Hadya Palangkaraya. Diantara empat provinsi di Kalimantan, Kalimantan Tengah termasuk sedikit suku bangsa atau kelompok etnis yang tinggal di wilayah ini.
Suku bangsa atau kelompok etnis di Kalimantan Tengah yang terbesar dan tersebar luas di wilayah Kalimantan Tengah adalah orang Ngaju. Orang Maamyan mendiami daerah Barito. Selain itu ada kelompok orang Punan, kelompok orang Tamanan dan masih banyak lagi kelompok etnis yang lain oleh karena itu penduduk Kalimantan Tengah memiliki banyak ragam budaya daerah, sehingga banyak terdapat peninggalan warisan budaya.
Untuk melestarikan benda-benda peninggalan warisan budaya memerlukan tempat yang disebut museum. Museum adalah suatu tempat menyimpan, merawat, dan mengamankan benda warisan budaya untuk dilestarikan. Selain itu, museum berarti pula tempat pemanfaatan benda warisan budaya.
Museum yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah hanya satu buah dan terletak di Kotamadya Palangkaraya. Museum tersebut dikenal dengan nama Museum Negeri Provinsi Kalimantan Tengah "Balanga". Alamatnya: Jalan Tjilik Riwut Km. 2,5 Palangkaraya. Setiap orang Kalimantan Tengah harus mengerti tentang anti museum itu. Setiap orang dapat memanfaatkan museum untuk kepentingan memajukan kehidupannya, khususnya di bidang ilmu pengetahuan. Jadi orang Kalimantan Tengah dan murid-murid sekolah akan mempelajari warisan budaya suku bangsanya dapat pergi ke museum.
Warisan budaya yang disimpan di museum disebut koleksi . Benda warisan budaya di simpan di museum untuk dilestarikan. Benda itu dilestarikan karena berguna bagi semua orang yang akan mempelajari budaya bangsanya. Selain itu benda yang dilestarikan dapat dilihat oleh siapa pun pada masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Pemerintah menyelenggarakan atau mendirikan museum untuk kepentingan masyarakat atau rakyatnya. Tetapi pemerintah juga mengijinkan badan swasta atau masyarakat menyelenggarakan dan mendirikan museum."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP 1999 157
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Aditya
"Museum dikenal sebagai destinasi wisata yang membosankan dikalangan masyarakat. Tetapi Museum Sejarah Jakarta berhasil mendobrak stigma tersebut. Museum Sejarah Jakarta berhasil menjadi salah satu kawasan destinasi unggulan di DKI Jakarta. Hal ini terbukti dari data jumlah kunjungan Daya Tarik Wisata DKI Jakarta tahun 2013-2015 dimana museum selalu menempati posisi lima besar.
Artikel ini berisi analisis mengenai penerapan salah satu platform integrated marketing communication, yaitu event and experience yang menjadi strategi utama museum untuk meningkatkan jumlah kunjungan. Strategi ini terbukti mampu secara efektif meningkatkan jumlah pengunjung selain karena marketing mix yang kuat yang telah dimiliki oleh Museum Sejarah Jakarta.

Museum has been known as a boring destination in public's perception, but Jakarta History Museum managed to break the stigma. Jakarta History Museum has become one of the leading destinations in the region of Jakarta. This evident data is derived from the number of visitors in Jakarta Travel Attractions periods of 2013-2015 in which the Museum has always placed great five.
This article contains an analysis of the application of one of integrated marketing communication platforms, namely "the event and experience", the museum's main strategy to increase the number of the visitors. This strategy is proved to be able to effectively increase the number of visitors in addition to a strong marketing mix that has been owned by the Jakarta History Museum.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizah Trisno
"Industri pariwisata menjadi salah satu yang menyokong perekonomian suatu negara. Dalam pembentukan sinergi berkelanjutan dalam industri pariwisata, museum merupakan salah satu daya tarik yang mampu menyokong industri pariwisata. Untuk mempertahankan eksistensi museum, marketer generated content merupakan salah satu cara dalam mencapai keberhasilan museum dalam menarik minat pengunjung. Penggunaan internet yang semakin mudah diakses, hal ini memengaruhi perubahan pola intensitas mengunjungi suatu tempat. Pada penelitian ini, menjelaskan peran marketer generated content pada informasi yang dirasakan dan layanan yang dirasakan pada nait berkunjung ke Museum Nasional dan Museum Bank Indonesia. Menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan jumlah responden sebanyak 168 orang menghasilkan marketer generated-content mampu memengaruhi kualitas informasi yang dirasakan dan layanan yang dirasakan pelanggan. Kualitas informasi yang dirasakan pengguna juga mampu mempengaruhi keinginan pengunjung. Namun layanan yang dirasakan pelanggan tidak memengaruhi keinginan untuk berkunjung. Temuan penelitian ini mampu memberikan kontribusi kepada pihak pengelola museum agar memperhatikan konten yang dibuat agar memengaruhi niat berkunjung.

The tourism industry is one that supports the economy of a country. In establishing sustainable synergies in the tourism industry, museums are one of the attractions that can support the tourism industry. To maintain the existence of the museum, marketer generated content is one way to achieve the success of the museum in attracting visitors. The use of the internet that is increasingly accessible, this affects changes in the intensity pattern of visiting a place. This study describes the role of marketer generated content in perceived information quality and perceived customer services from the National Museum and Bank Indonesia Museum. Using Structural Equation Modeling (SEM) with a total of 168 respondents resulted in marketer generated-content capable of influencing the perceived information quality and perceived customer service. However, perceived customer services does not affect to visit intention The findings of this study are able to contribute to the museum management so that they pay attention to the content that is created in order to influence the intention to visit."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deta Andina
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S6469
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Adhitya Rachman
"Tesis ini membahas pengaruh kompetensi dan kepuasan kerja pegawai terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pengunjung museum-museum yang ada di kawasan Taman Mini Indonesia Indah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain survey menggunakan kuesioner penelitian. Penelitian ini membedakan hasil antara museum-museum milik pemerintah dan milik TMII dikarenakan terdapat perbedaan praktik manajemen sumberdaya manusia di antara keduanya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi pegawai dan kepuasan kerja pegawai berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan baik secara keseluruhan, pada museum milik pemerintah, maupun museum milik TMII. Kemudian penelitian ini juga menunjukkan pengaruh dimensi-dimensi di variabel kompetensi pegawai dan kepuasan kerja, terhadap dimensi-dimensi di variabel kualitas pelayanan. Bila dilihat secara keseluruhan, dimensi-dimensi dari variabel kompetensi dan kepuasan kerja pegawai yang berpengaruh terhadap kualitas pelayanan adalah operating conditions (Sig. 0.000 dan 0.000), motive (Sig. 0.004), nature of work (Sig. 0.008), pay (Sig. 0.013), supervisor (Sig. 0.016), co-worker (Sig. 0.016), traits (Sig. 0.020 dan 0.020), communication (Sig. 0.025), dan knowledge (Sig. 0.035). Bila melihat pada museum-museum milik pemerintah saja, dimensi-dimensi dari variabel kompetensi dan kepuasan kerja pegawai yang berpengaruh terhadap kualitas pelayanan adalah operating conditions (Sig. 0.000 dan 0.000), motive (Sig. 0.001; 0.011; 0.044), knowledge (Sig. 0.008), nature of work (Sig. 0.023 dan 0.045), dan supervisor (Sig. 0.040). Bila melihat pada museum-museum milik TMII saja, dimensi-dimensi dari variabel kompetensi dan kepuasan kerja pegawai yang berpengaruh terhadap kualitas pelayanan adalah self-concept (Sig. 0.003), supervisor (Sig. 0.008), co-worker (Sig. 0.017), fringe benefits (Sig. 0.019 dan 0.020), dan traits (Sig. 0.030 dan 0.048). Kualitas pelayanan pada museum-museum yang berada di kawasan TMII sudah tergolong baik, hal ini berarti manajemen museum yang berada di kawasan TMII harus memikirkan strategi bagaimana membuat masyarakat tahu bahwa kualitas pelayanan museum-museum di TMII sudah baik, sehingga jumlah pengunjungnya bisa meningkat lebih banyak lagi. Strategi promosi dalam berbagai media dapat dijadikan salah satu cara membuat masyarakat mengetahui dan mau berkunjung lagi ke museum-museum di TMII.

This thesis discusses the influence between competency and job satisfaction on the quality of service provided to museum visitors in the area of ​​Taman Mini Indonesia Indah. This research is a quantitative research, which uses questionnaire as the data collection tool. This study distinguishes between the results of government-owned museums and TMII-owned museum because there are differences in human resource management practices in between. The results of this study indicate that employee competency and employee satisfaction significantly influence the service quality both in the government-owned museum, the TMII-owned museum, and the total of the two. Furthermore, this research also shows the effect of variable dimensions in the employee competency and job satisfaction, toward the dimensions in the service quality variable. When viewed as a whole, the dimensions of the competency and job satisfaction that affects service quality are operating conditions (Sig. 0.000 and 0.000), motive (Sig. 0.004), nature of work (Sig. 0.008), pay (Sig. 0.013), supervisor (Sig. 0.016), co-worker (Sig. 0.016), traits (Sig. 0.020 and 0.020), communication (Sig. 0.025), and knowledge (Sig. 0.035). When we look only at the government-owned museums, the dimensions of the competency and job satisfaction that affects service quality are the operating conditions (Sig. 0.000 and 0.000), motive (Sig. 0001; 0.011; 0.044), knowledge (Sig. 0.008), nature of work (Sig. 0.023 and 0.045), and supervisor (Sig. 0.040). When we look only at the TMII-owned museums, the dimensions of the competency and job satisfaction that affects service quality are self-concept (Sig. 0003), supervisor (Sig. 0.008), co-worker (Sig. 0.017), fringe benefits (Sig. 0.019 and 0.020), and traits (Sig. 0.030 and 0.048). Overall, the service quality at the museums in the area of ​​TMII can be categorized as good, it means the museum management should think about the strategy of how to make people know that the service quality of the museums at TMII is good, hence the number of visitors could increase again. Promotion strategies using a variety of media may be one of the ways to make people aware and want to visit museums in the area."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levin Yohardi
"Sejarah merupakan tolak ukur berkembangnya sebuah bangsa, termasuk Indonesia. Artefak yang dipajang dalam ruang museum harus mempertimbangkan standar yang berlaku untuk kebutuhan preservasi. Sayangnya, untuk kebutuhan preservasi kenyamanan visual pengunjung menjadi kurang diperhatikan. Di satu sisi, artefak membutuhkan pencahayaan yang spesifik sesuai kebutuhan preservasi, dan di sisi lain, manusia membutuhkan penerangan yang cukup untuk dapat melihat dengan jelas. Museum Seni Rupa dan Keramik, dan Museum Wayang menjadi studi kasus pada penelitian ini. dengan menyeimbangkan kenyamanan pengunjung dan kebutuhan preservasi diharapkan akan menambah antusiasme masyarakat sekitar untuk lebih belajar tentang budaya Indonesia.

Histories mark the making of nations and mankind of a country, nevertheless Indonesia. Artefacts displayed in museum has to follows certain guidelines for preservation purposes. Unfortunately, the visual comfort of visitors is often neglected. On one hand, displayed artefacts require minimal exposure from UV light for preservation and on the other hand human eye need a decent amount of brightness to keep their visual comfort. This paper focuses on maintaining overall brightness for artefacts preservation purposes while at the same time keep the acuity of visitors visual comfort. Museum Keramik; and Museum Wayang in Jakarta were taken as case studies. Lighting intensity towards artefacts will me measured and to be compared with questionnaire with visitors and respondents. Comparisons of both data will be used to determine the effect of perceived brightness towards the use of lighting throughout the artefacts in museums. By presenting visual comfort in museum environment and the same time preserving the artifacts, a substantial increase of visitors satisfaction is to be expected.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Asror
"ABSTRAK
Tesis ini membahas manajemen koleksi yang dilaksanakan di Museum Batik Pekalongan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa manajemen koleksi yang dilaksanakan di Museum Batik Pekalongan masih bersifat tradisional. Pengadaan koleksi yang tidak sesuai dengan visi dan misi museum. Dokumentasi koleksi yang tidak tertata rapi. Konservasi koleksi yang belum maksimal. Restorasi koleksi yang tidak dijalankan. Hasil penelitian menyarankan bahwa Museum Batik Pekalongan perlu menerapkan kebijakan manajemen koleksi. Kebijakan yang mengatur cara kerja aspek-aspek dalam manajemen koleksi, yaitu pengadaan koleksi, dokumentasi koleksi, konservasi koleksi, dan restorasi koleksi.

ABSTRACT
This thesis discusses collections management held at the Batik Museum in Pekalongan. This research is a descriptive qualitative research design. Results of this study showed that collections management held at the Batik Museum in Pekalongan is still traditional. Acquiring collection does not fit with the vision and mission of the museum. Documentation of collection are not well organized. Conservation of collection is not maximized. Restoration of collection are not executed. The results suggest that the Batik Museum in Pekalongan need to implement the collection management policies. Policies that govern the workings of the aspects of collection management, acquiring collection, documentation of collection, conservation of collection, and restoration of collection.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T34873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>